Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marisa
Abstrak :
Bifidobacterium merupakan salah satu mikrobiota yang memberikan manfaat bagi kesehatan manusia termasuk pada kehamilan, dan penting pada proses kolonisasi mikrobiota usus bayi baru lahir. Jumlah Bifidobacterium usus pada dewasa relatif stabil, namun belum diketahui jumlahnya pada ibu hamil trimester ketiga, terutama di Indonesia. Asupan makanan termasuk serat dapat mempengaruhi pertumbuhan Bifidobacterium, termasuk serat. Stimulasi serat terhadap pertumbuhan Bifidobacterium dapat berupa stimulasi langsung sebagai prebiotik, atau secara tidak langsung sebagai substrat yang dapat difermentasi dan menurunkan pH kolon dan meningkatkan enzim intestinal alkaline phospatase (IAP). Dua mekanisme terakhir secara tidak langsung menurunkan jumlah bakteri patogen sehingga jumlah Bifidobacterium meningkat. Penelitian potong lintang di seluruh Puskesmas Kecamatan di Jakarta Timur pada bulan Maret-Juni 2015 dilakukan untuk menilai korelasi asupan serat dengan jumlah Bifidobacterium usus ibu hamil trimester ketiga. Lima puluh dua subjek menyelesaikan prosedur penelitian. Asupan serat dinilai dengan Food Frequency Questionnaire semikuantitatif, dan kuantifikasi Bifidobacterium dengan real time PCR. Nilai asupan serat adalah 18,9 (5,6?43,0) g/hari, dan 92,3% subjek tidak memenuhi AKG. Jumlah Bifidobacterium usus adalah 7,7 (5,12?9,50) log sel/g feses. Tidak terdapat korelasi bermakna (p >0,05) antara asupan serat total, serat larut dan tidak larut, dengan jumlah Bifidobacterium usus (r = 0,223; r = 0,245; r = 0,2).
Bifidobacterium is one of the beneficial microbiota in human health, including in pregnancy and important for first intestinal microbiota colonization in newborn. The number of intestinal Bifidobacterium in adults is relatively stable, but still unknown in the third trimester of pregnancy, especially in Indonesia. Dietary intake is one of the factors influencing the growth of Bifidobacterium, including dietary fiber. Dietary fiber stimulation act directly as a prebiotic, or indirectly as a fermentation substrate that promote the decreasing of colonic pH, and increasing intestinal alkaline phospatase (IAP) enzyme, resulting a decrease of the amount of pathogenic microbiota. A cross-sectional study in all district public health care in the East Jakarta, March until June 2015 was performed to assess the correlation between dietary fiber intake and the amount of intestinal Bifidobacterium in third trimester of pregnancy women. Fifty-two subjects completed the study procedures. Dietary fiber intake was assessed using semiquantitative Food Frequency Questionnaire, and instestinal Bifidobacterium was quantified using real time Polymerase Chain Reaction (rPCR). Dietary fiber intake in this study was 18.9 (5.6?43.0) g/day and 92.3% subjects did not meet the Dietary Reference Intake. The intestinal Bifidobacterium count is 7.7 (5.12?9.50) log cell/g faeces. The results show that there is no significant correlation (p > 0.05) between dietary fiber, dietary soluble fiber, and dietary insoluble fiber intake with the amount of intestinal Bifidobacterium in third trimester of pregnancy (r = 0.223; r = 0.245; r = 0.2).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Marisa
Abstrak :
ABSTRAK
Berhasilnya pembangunan di Indonesia berdampak positif pada usia harapan hidup, sehingga jumlah warga lanjut usia semakin meningkat. Kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsional, pada kelompok usia tersebut telah mengalami kemunduran, oleh karena itu dengan bertambahnya warga lanjut usia akan menimbulkan berbagai masalah termasuk masalah kesehatan. Dari kepustakaan diketahui bahwa penyakit kardiovaskuler dan hipertensi merupakan penyakit yang frekuensinya meningkat dengan bertambahnya usia. Warga lanjut usia merupakan kelompok resiko tinggi untuk mengalami defisiensi magnesium, disebabkan oleh masukan makanan yang kurang, gangguan saluran pencemaan, penggunaan diuretika dan diabetes mellitus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status magnesium serum pada warga lanjut usia dan faktor-faktor yang berhubungan seperti faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, tingkat penghasilan, pengetahuan gizi, sumber informasi, perilaku gizi, masukan makanan dan keluhan serta penyakit seperti gangguan nafsu makan, keadaan gigi geligi, diare, diabetes mellitus dan penggunaan diuretik.

Penelitian cross sectional ini melibatkan 88 orang warga lanjut usia. Data didapatkan dari wawancara, pemeriksaan fisik termasuk antropometri dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar magnesium dalam serum dan bahan makanan.

Hasil penelitian menunjukkan 54.5% menderita defisiensi magnesium. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna (p> 0.05) antara faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, tingkat penghasilan, pengetahuan gizi, perilaku gizi, sumber informasi gizi, masukan energi, masukan protein baik hewani maupun nabati, keadaan gigi geligi, dan diare dengan status magnesium serum. Sedangkan subyek yang menderita penyakit diabetes mellitus dan menggunakan diuretik cenderung mempunyai status magnesium yang rendah. Di samping itu ditemukan hubungan yang kuat antara gangguan nafsu makan dan masukan magnesium dengan status magnesium serum.
The successful development in Indonesia has a positive impact on the life expectancy at birth, leading to the increasing number of elderly. The physical condition of this age group either anatomically as well as functionally is declining with age. With the increasing number of this elderly group several health problems will emerge including, the high frequency of cardiovascular disease and hypertension. Some authors described the aetheology of these diseases to magnesium deficiency. Elderly are at high risk of suffering magnesium deficiency caused by deficient food intake, altered gastrointestinal function, use of diuretics and diabetes mellitus.

Therefore it is considered necessary to study serum magnesium status in the elderly, to know the serum magnesium status and related factors such as age, gender, level of formal education, income, knowledge of nutrition, nutritional information source, nutritional behavior, nutrient intake, complains and problems regarding anorexia, teeth condition, diarrhea, diabetes mellitus and use of diuretics.

This cross sectional study involved 88 elderly. Data were collected through interviews, physical examination, including anthropometrical measurements and laboratory assessments were done to determine magnesium content in serum and food.

From the 88 examined elderly, 54.5% were magnesium deficient. There was no significant association (p>4.05) between age, gender, level of formal education and income, knowledge of nutrition, nutritional behavior, nutritional information source, energy intake, animal and plant protein intake, teeth condition, diarrhea, and serum magnesium status. The subjects with diabetes mellitus and those using diuretics tend to have low serum magnesium status. There was strong association between anorexia and magnesium intake with serum magnesium status.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhaila Marisa
Abstrak :

Beberapa negara mencoba untuk lebih terlibat dalam perdagangan internasional
untuk menjadi bagian dari jaringan global. Penanaman Modal Asing (PMA) diharapkan
menjadi salah satu cara untuk meningkatkannya. Perdagangan intra industri (IIT)
mengukur ekspor dan impor dalam kategori industri yang sama. Kajian ini mencoba
menganalisis hubungan antara PMA sektor manufaktur di Indonesia dan bilateral IIT
antara Indonesia dengan masing-masing Jepang, China, dan ASEAN-9, khususnya pada
level industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua PMA di semua industri
mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan IIT. Keterkaitan FDI dan IIT berbeda
di setiap lokasi dan industri.


Many countries try to engage more in the international trade to be part of global
networks. FDI is expected to be one of ways to improve it. Intra industry trade (IIT)
measures export and import in the same categorize of industry. This study tries to examine
the relationship between manufacturing FDI in Indonesia and bilateral IIT between
Indonesia and each Japan, China, and ASEAN-9, especially in the industry level. The
result shows that not all FDI in all industries have positive and significant relationship
with IIT. The linkage of FDI and IIT differs across location and industries.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Rifqa Marisa
Abstrak :
Jalan kaki merupakan transportasi mendasar untuk manusia. Oleh sebab itu, walkability sebagai sebuah gagasan mengenai lingkungan dan kegiatan jalan kaki menjadi penting untuk dibahas. Namun, pembahasan mengenai konsep ini dengan pendekatan persepsi masih jarang diliput, sedangkan persepsi memiliki peran yang sama pentingnya dengan penilaian secara objektif lingkungan karena memengaruhi pengalaman pedestrian secara langsung saat jalan kaki. Didasarkan hal tersebut, studi ini mengeksplorasi persepsi pedestrian terhadap ruang jalan kaki dengan tujuan untuk memotret ruang jalan yang walkable dan dipersepsikan walkable, serta atribut-atribut yang memengaruhinya, dengan memerhatikan aspek-aspek walkability seperti keamanan, kenyamanan, ketergunaan, dan daya tarik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, studi ini menggunakan studi kasus di kawasan Suryakencana. Studi ini memanfaatkan wawancara semi-terstruktur dengan bantuan pemetaan, serta observasi untuk menangkap pengalaman jalan kaki pedestrian. Kemudian, data dianalisis dengan analisis tematik untuk mengungkap persepsi pedestrian serta atribut yang terlibat. Didapatkan lima kategori persepsi pedestrian terhadap ruang jalan kaki mereka yaitu enjoyable, functional, habituated, unexciting, dan cautious. Selain itu, terdapat 17 atribut ruang jalan kaki yang terlibat dalam pembentukan persepsi tersebut yang berasal dari lingkungan dan eksternal pedestrian. Studi ini diakhiri dengan pemahaman bahwa atribut dari lingkungan jalan kaki memengaruhi persepsi pedestrian dengan cara intervensi terhadap keterbacaan ruang, kebutuhan ruang jalan kaki, dan kemampuan ruang dalam mengakomodasi kegiatan jalan kaki. Diharapkan melalui studi ini dapat membantu memberi masukan terhadap perencana kota dalam merencanakan kawasan yang walkable. ......Walking is a fundamental transportation for humans. Therefore, walkability as a concept about walking environment is essential to be discussed. However, discussion on this concept through perception is still overlooked, while perception has an equally crucial role as objective quality of an environment for walking because it affects how the environment is being experienced by pedestrian while walking. Grounding on that condition, this study explored pedestrian perception on walking space with aim to portray a walkable walking space and related attributes from the walking space that is not only considered walkable objectively, but also subjectively through pedestrian perception, by considering walkability aspects such as safety, comfort, attractiveness (interest) and usefulness. To comply with that aim, this study use a study case in Suryakencana area and utilize semi-structured interview, complemented by mapping, and observation to capture pedestrian’s walking experience and perception. All those information is analysed using thematic analysis to reveal pedestrian perception and its related attributes. This study revealed five pedestrian perception on their walking space, which are enjoyable, functional, habituated, unexciting, and cautious. There are 14 external attributes from the walking environment and 3 internal attributed from pedestrian characteristics that are involved in the making of pedestrian perception. This study concluded that attributes from walking space affect pedestrian perception by intervening the legibility of the walking space, walking needs, and ability of the space in accommodating walking. Hopefully, this study can provide input to urban planners when planning walkable area.
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margareta Marisa
Abstrak :
ABSTRACT
Secara umum, ada pemahaman bahwa ruang berkesenian di Jakarta problematik bagi produktivitas suatu kelompok teater, mulai dari keterbatasan infrastruktur, kesulitan pendanaan, sampai tak adanya khalayak penonton teater. Dalam kondisi ruang tersebut, Teater Pandora berhasil menyelenggarakan empat judul pementasan pada tahun 2018. Penelitian saya mengkaji produktivitas tersebut dalam konteks ruangnya, yaitu dalam interaksi antara praktik produksi Teater Pandora dengan ruang berkesenian di Jakarta pada tahun 2018. Sesuai kerangka MediaSpace milik Couldry (2004), saya melihat interaksi tersebut bekerja dua arah; kondisi ruang membentuk Teater Pandora dan Teater Pandora juga membentuk ruangnya. Dengan etnografi sebagai metode, saya memaparkan bagaimana Teater Pandora memetakan, merespon, dan akhirnya membentuk ruangnya. Penelitian saya menemukan bahwa kuasa Teater Pandora adalah produktivitas itu sendiri yang terjadi dalam interaksi dengan ruang berkesenian di Jakarta pada tahun 2018.
ABSTRACT
There is a general understanding that Jakartas space of artistic production is problematic for a theater grous productivity; in terms of lack of infrastructure, financing problems, and the non-existent market of theater-goers. Amidst those spatial conditions, Teater Pandora succeeded in staging four performances in 2018 alone. My research is a study of that productivity in its spatial context, through analysis of interaction between Teater Pandoras production practices and Jakartas space of artistic production in 2018. With Couldrys MediaSpace (2004) perspective, I argue that the interaction works both ways; the conditions of its space shapes Teater Pandora while Teater Pandora shapes that space also. Using ethnography as my method, I elaborate on how Teater Pandora maps, responds, and ultimately shapes its space. My research finds that Teater Pandoras power is the productivity itself, which takes place in its interaction with Jakartas space of artistic production in 2018.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Grace Marisa
Abstrak :
Bahasa iklan merupakan bahasa persuasif atau bahasa yang bersifat membujuk. Dengan demikian, para pembuat naskah iklan dituntut agar menciptakan iklan-iklan yang dapat menarik perhatian konsumen. Berlandaskan pada teori-teori yang dikemukakan dalam skripsi ini, dianalisis 35 iklan kosmetika sebagai korpus data. Melalui analisis korpus data, dapat disimpulkan bahwa karena tuntutan daya tarik iklan, maka bahasa iklan kosmetika memiliki ciri-ciri seperti penyimpangan kaidah tata bahasa, penggunaan istilah-istilah, penggunaan singkatan-singkatan, penggunaan bahasa asing, permainan bunyi, penggunaan gaya bahasa dan permainan makna.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S15761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Destiny Marisa
Abstrak :
ABSTRAK
Tidak dapat dipungkiri, dalam suatu kota yang terus berkembang tentunya akan selalu ada ruang-ruang kota yang kehilangan fungsi dan identitasnya, atau dapat juga disebut lost space. Kehadiran lost space membuat berbagai elemen yang ada dalam suatu kawasan menjadi kurang terintegrasi dan mengakibatkan orang-orang yang tinggal di dalamnya kehilangan kesempatan untuk beraktivitas secara efektif dan berinteraksi dengan penduduk lainnya. Secara khusus pada kawasan neighborhood, kehadiran suatu ruang publik sangat berpengaruh terhadap terbentuknya ikatan sosial (neighborhood social ties) yang memiliki sense of community. Berdasarkan fenomena tersebut, para perancang urban menggunakan konsep placemaking untuk memanfaatkan lost space pada kawasan neighborhood sebagai ruang publik untuk meningkatkan interaksi sosial dan ikatan sosial dalam suatu kawasan neighborhood. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan, ruang sisa pada kawasan neighborhood dapat dimanfaatkan menjadi ruang terbuka publik melalui konsep redesign dan placemaking. Hal tersebut dilakukan dengan melihat potensi konteks tidak hanya dari segi dua dimensi, tapi juga tiga dimensi serta kondisi masyarakat sebagai pengguna ruang. Selain itu, karakteristik neighborhood juga mempengaruhi penggunaan serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu ruang publik.
ABSTRAK
It is undeniable that in a developing city there will always some city spaces which lose their function and identity, called as lost space. Lost space presence makes city elements become less integrated and causes the people who lives there to lose their opportunity for doing their activities effectively and interacting with other people. Especially in inner-city neighborhood, the presence of public space is highly influential to the formation of neighborhood social ties which have sense of community within it. Due to those phenomenon, urban designers use placemaking concept to utilize lost space in inner-city neighborhood as public space to increase neighborhood social interaction and social ties. Based on the analysis of case studies, lost space in inner-city neighborhood can be utilized as public open space through redesigning and placemaking concepts. The concepts are performed by analyzing the potential of context not only two dimentionally but also three dimentionally and observing the condition of the people who lives in there. Moreover, the neighborhood characteristics also determine the usage of public space and social interaction within it.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Elizabeth Marisa
Abstrak :
ABSTRAK
Undang-Undang tentang merek yang berlaku di Indonesia, mulai dari UU No. 19 Tahun 1992 hingga UU No. 15 Tahun 2001, belum ada yang mengatur secara jelas mengenai kriteria merek terkenal yang dapat diberi perlindungan di negara ini. Akibatnya, banyak terjadi kasus tindakan pemboncengan merek atau praktik passing off yaitu dengan mendaftarkan merek atas dasar itikad tidak baik terhadap merek yang sudah terkenal dengan cara mendaftrakan merek yang memiliki persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek terkenal. Dalam hal ini Indonesia merupakan negara anggota Paris Convention dimana hal ini mewajibkan agar peraturan di Indonesia turut sejalan dengan konvensi tersebut dimana konvensi tersebut mengakui mengenai keberadaan merek terkenal di suatu negara harus juga dilindungi di setiap negara anggota lainnya. Penelitian ini bertujuan agar Indonesia memberikan perlindungan hukum yang jelas bagi pemilik hak atas merek terutama merek terkenal yang telah mendaftarkan mereknya atas dasar itikad baik.
ABSTRAK
Trademark Law in Indonesia, from Law No. 19 of 1992 until Law No. 15 of 2001, none of them giving the clear criteria regarding the well-known trademark that can be protect in Indonesia. As a result, there are a lot of cases about passing off practice where someone registered their trademark based on bad faith against well-known trademark. In this case, they registered their trademark which has similar in principal or in its entire with well-known mark. In fact, Indonesia is a member of Paris Convention which obligate Indonesia to adapt their Trademark Law with Paris Convention where this convention recognize and admit the existence of well-known trademark in a country should be protected in any other country members. This study aims Indonesia to provide a clear legal protection for the owner of trademark, especially for the well-known trademark, who registered their trademark based on good faith
2015
S60811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Marisa
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas proses pengambilan keputusan badan usaha dalam keikutsertaan pada program JKN di wilayah Jakarta Selatan tahun 2016. Jenis penilitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara mendalam. Variabel yang diteliti menggunakan teori pengambilan keputusan konsumen dan teori perilaku konsumen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan badan usaha dipengaruhi oleh cara pendekatan, motivasi, keinginan dan kebutuhan badan usaha, dan sanksi yang berlaku. Alasan badan usaha yang sudah mendaftar menjadi peserta yaitu karena sanksi dan kewajiban dari peraturan. Alasan badan usaha yang belum mendaftar menjadi peserta yaitu karena perusahaan sudah memiliki asuransi komersial dan merasa keberatan dengan beban iuran JKN. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman badan usaha terhadap prinsip BPJS Kesehatan yang berlandaskan kegotongroyongan.
ABSTRACT
This research discusses the decision making process of company in the participation of National Health Insurance program in South Jakarta area in 2016. This type of research is qualitative by using in depth interview techniques. The variables studied use consumer decision making theory and consumer behavior theory. The results of the research indicate that the decision making process of companies is influenced by the approach, motivation, desire and needs of companies, and applicable sanctions. The reason for the company that has signed up to participant is because of sanction and obligation of regulation. The reason for the company that has not signed up is because the company already has commercial insurance and object to the contribution fee that must be paid. This happens because the lack of understanding in the company against the principle of BPJS Kesehatan which is based on mutual cooperation.
2017
S68838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bartolucci, Marisa
Bartolucci: Thames & Hudson, 2003
747.883 14 BAR l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>