Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Gelora Wijayanto
Abstrak :
Di Indonesia, industri kosmetika mulai marak tahun 1980-an bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat pada pemeliharaan kesehatan dan kecantikan akibat membaiknya perekonomian dengan dukungan kebijakan pemerintah. Perkembangan kosmetika tradisional dipengaruhi oleh kecenderungan back to nature, tradisi pemakaian ramuan dari alam, keindahan kecantikan tradisional (exotic oriental beauty), peningkatan kualitas melalui penggunaan bahan baku kimia, mesin-mesin dan R&D, pemanfaatan teknologi pemasaran (direct marketing, professional distributor, teknologi informasi, advertising, sponsorship) dan penyesuaian gaya hidup. Krisis ekonomi yang berkepanjangan diperburuk dengan tragedi World Trade Centre menyebabkan kondisi perekonomian dan dunia usaha di dalam negeri tidak lebih baik, namun PT. Mustika Ratu Tbk. yang telah menekuni bisnis selama 24 tahun (1978-2002) mencatat pertumbuhan dan likuiditas yang baik pada awal krisis tahun 1997 sampai tahun 2001, dimana pada tahun 2001 total penjualan naik sebesar 17,5% dan laba bersih naik 15,9%. Hal tersebut tercermin dari posisi perusahaan berdasarkan analisis SWOT yang dipetakan ke matriks I-E, bahwa perusahaan memiliki lebih banyak kekuatan dibanding kelemahan dan menghadapi lebih banyak ancaman dibanding peluang. Hal ini mencerminkan kondisi bahwa perusahaan yang telah menjalani masa awal pertumbuhan, masa pertumbuhan agresif dan sekarang masa kematangan akan menghadapi masa devensive di masa depan. Perusahaan perlu terns meremajakan diri dengan meneiptakan peluang, misalnya jasa perawatan SPA (Saute Par Aqua), bias nekawarna trend 2002 atau make up crayon 3 in 1 pearly shimmer trend 2001. General strategy alternatives yang dianjurkan berdasarkan posisi perusahaan adalah strategi pertumbuhan yang mendukung diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat dan joint venture. Untuk mengantisipasi masa depan, diperlukan strategi pengembangan berdasarkan kondisi lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Berdasarkan matriks analisis SWOT, strategi pengembangan untuk meningkatkan penjualan adalah akuisisi distributor independen, mempertahankan citra dengan memanfaatkan bangsawan dan lingkungan keraton, meningkatkan aktifitas direct marketing, mengintensifkan aktifitas product positioning khas, meningkatkan advertising produk toiletries, pengembangan dan penetrasi pasar ekspor, penetrasi dan pengembangan pasar SPA, meraih market leader kosmetika tradisional dan proaktif meningkatkan sosialisasi seluruh produk. Untuk pengembangan produk dilakukan pengembangan toiletries dalam kemasan sachet, adopsi strategi pesaing utama, peningkatan diferensiasi produk toiletries khususnya untuk segmen remaja, penyediaan produk dengan kemasan murah, peningkatan kerjasama dengan pemasok serta menawarkan produk yang tidak menonjolkan kesan tradisional untuk konsumen tertentu. Untuk mengembangkan organisasi dan manajemen, keuangan dan SDM dilakukan peningkatan aliansi pengembangan produk dan pasar, penataan organisasi dan manajemen, antisipasi penyerobotan nama oleh pesaing utama, meningkatkan bargaining power produsen secara kolektif terhadap pemerintah, memfokuskan kegiatan dan mengefektifkan alokasi dana serta mempersiapkan penerus yang bercitra sama.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T9828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Yuliany
Abstrak :
Sistem distribusi BBM dalam negeri, mencakup kegiatan mulai dari kilang sebagai penghasil produk BBM, kemampuan tankerlpipa untuk mengangkut BBM ke Depot-Depot dan kemampuan sarana pembekalan BBM yang berfungsi sebagai suplai point baik langsung maupun tidak langsung kepada konsumen. Ketiga lingkup kegiatan yang dirangkai menjadi satu kesatuan operasi disebut sistem distribusi BBM, dimana masing-masing fungsi saling terkait dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Untuk mengidentifikasi Strategi Distribusi BBM digunakan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor-faktornya, sebagai faktor kekuatan adalah faktor yang dapat mendorong terciptanya sistem distribusi yang terintegrasi dan berkesinambungan, faktor kelemahan antara lain kapasitas sarana penyediaan dan pembekalan BBM belum cukup serta usia pakainya sudah tua, dan pola suplai distribusi yang belum optimal. Faktor peluang antara lain kesempatan atau peluang bagi pengembangan usaha untuk bekerja sama dengan pihak lain/pihak asing, faktor ancaman adalah lemahnya PERTAMINA dalam menjamin suplai distribusi BBM. Hasil ini dijadikan dasar untuk menetapkan prioritas strategi dengan menggunakan metode Analisa Hierarki Proses (AHP). AHP adalah suatu analisis yang memerlukan para respondennya adalah orang yang ahli dibidangnya, oleh karena itu yang menjadi subyek penelitiannya adalah para pejabat maupun staf terkait di PERTAMINA, khususnya yang berada dibawah satuan kerja Pemasaran dan Niaga pada UPPDN III Jakarta. Optimalisasi distribusi BBM masing-masing dipengaruhi oleh lima faktor pada strategi distribusinya. Strategi distribusi minyak tanah dipengaruhi oleh lima faktor yaitu : Kebutuhan minyak tanah dengan bobot 0.281, disusul dengan, Kebijakan PERTAMINA dengan bobot 0.228, Sistem distribusi dengan bobot 0.188, Production Cost dengan bobot 0.175, Delivery cost dengan bobot 0.129. Strategi distribusi minyak tanah dibuat beberapa alternatif strategi distribusi minyak tanah dengan urutan prioritas sebagai berikut: Depot Plumpang dengan bobot 0.213, Depot Tasikmalaya/Ujung Berung dan Depot Padalarang mempunyai bobot yang sama yaitu 0.202 Depot Balongan dan Terminal Tg. Gerem dengan bobot yang sama yaitu 0.191 Berikutnya diketahui bahwa Strategi distribusi minyak solar dipengaruhi oleh lima faktor dengan urutan: Kebutuhan minyak solar dengan bobot 0.358 , Kebijakan PERTAMINA dengan bobot 0.214, Sistem distribusi dengan bobot 0.192, Production Cost dengan bobot 0.126, Delivery cost dengan perolehan bobot 0.102. Strategi distribusi minyak solar dibuat beberapa alternatif strategi distribusi minyak solar dengan urutan prioritas sebagai berikut: Depot Tanjung Periok dan Depot Plumpang dengan masing-masing bobot 0.172, Depot Balongan, Tg. Gerem, Depot Tasikmalaya/Ujung Berung dan Depot Padalarang mempunyai bobot yang sama yaitu masing-masing 0.164.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlan
Abstrak :
Brand equity is a company asset that gives whacking advantages for company has it. This matter also applies at mass media industry. Beside that, brand equity also gives whacking advantages for publisher. For segmented newspaper like as Bisnis Indonesia daily, market should be clear and growth, even so small ought to remain positive. But in facts, the growth is stagnant. Therefore we require observing do brand equity of Bisnis Indonesia daily has relationship with consumers' motivation who buy Bisnis Indonesia at retail. Beside that we describe above, we also require to know what brand equity's element of Bisnis Indonesia daily, which have powerful relationship with retail consumers motivation. Descriptive statistic method we use to describe about facts that occurred in population. We get observed data from questionnaire. We use Spearman-Brown correlation to determine whether brand equity has correlation and/or has not with consumers' motivations that buy Bisnis Indonesia at retail. Brand equity is a set both assets and liabilities of brand that related to a brand, name, and symbol, which add or lessen the value given by product or service in both a company and customer. In other definition, brand equity is the sum of brand perception including relatively quality of product and service, financial performance, customer loyalty, satisfaction, and all brand awards. The observation shows that the relationship between brand equity with motivation to buy of retail customers of Bisnis Indonesia daily is weak. It is showed by coefficient of correlation is less than 0.500. The result also shows negative and in other hand, some element we observed has opposite sign. The elements of brand equity of Bisnis Indonesia that have strong relationship with consumer motivation are quality perception, other brand asset, brand association, and brand loyalty respectively. But brand awareness is a main key to enter to other brand equity elements. To face the mentioned above, we suggest to brand owners of Bisnis Indonesia to improve their top of minds of Bisnis Indonesia and strengthen their positioning as business daily and the owners also should be improving their promotion activity whether in public sphere or in mass media.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permatasari
Abstrak :
Perusahaan multinasional (MNE) menjalankan perusahaan lebih kompleks dibandingkan perusahaan domestik, maka penting penerapan strategi yang dapat mengefisienkan kegiatan perusahaan sehingga dapat membentuk keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Supply chain orientation (SCO) merupakan startegi yang dibangun dari pengelolaan aset tangible dan intangible perusahaan. Penelitian ini bertujuan meneliti variabel yang membangun konsep model SCO dan bagaimana hasil penerapan kinerja SCO. Enam variabel yang membangun konsep SCO adalah customer orientation, competitor orientation, supplier orientation, value chain coordination, logistic orientation, dan operations orientation. Selanjutnya penerapan SCO dievaluasi berdasarkan perspektif balanced scorecard, yang terdiri dari perspektif customer performance, financial performance, internal process performance, innovation &learning performance. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, peneliti menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive, yaitu para manajer di gerai-gerai perusahaan XYZ, salah satu MNE di Indonesia yang bergerak di bidang restoran cepat saji yang merupakan perusahaan terbesar di dunia. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa konsep model SCO dibangun atas lima konstruk, yaitu customer orientation, supplier orientation, value chain coordination, logistic orientation, dan operations orientation. Nilai paling signifikan adalah customer orientation dan supplier orientation. sedangkan dari sisi hasil kinerja balanced scorecard terbukti dipengaruhi oleh SCO, variabel financial performance dan innovation &learning performance yang paling signifikan dipengaruhi oleh SCO. ......Multinational Enterprise (MNE) has more complicated operational activities compare to domestic enterprise, therefore MNE is advised to be more efficient in order to create competitive advantage sustainably. Supply chain orientation (SCO) is one of the method which is built based on company’s tangible and intangible assets to achieve that goal. The research will discover any variables that formed SCO model and how it is implemented. Six variables that formed SCO model are customer orientation, competitor orientation, supplier orientation, value chain coordination, logistic orientation and operations orientation. Furthermore, its implementations will be evaluated in several perspective based on balance scorecard which consists of customer performance, financial performance, internal process performance, innovation and learning performance. Qualitative methods and non-probability sampling are used as its purpose to get most suitable sample. The sample or respondents are in managerial level at XYZ company’s outlets which is known as the largest fast-food restaurant chains in the world. The results of this study has proven that the concept of the SCO model is formed by five variables which is called as customer orientation and supplier orientation as the most significant variables and along with value chain coordination, logistical orientation, and operations orientation. Meanwhile, balance scorecard performance is proven to be influence by SCO especially on financial performance and innovation & learning performance that become most significant among others.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feriska Ajeng Anantri
Abstrak :
Penelitian ini berdasarkan pada penerapan Orientasi Kewirausahaan, Daya Serap, dan Kinerja Inovasi sebagai tolak ukur prespektif Bisnis berkelanjutan UKM (Usaha Kecil Menengah) yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan implementasi selama masa pandemi Covid 19. Penelitian ini dilakukan pada seluruh UKM (Usaha Kecil Menengah) yang ada di kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap perspektif berkelanjutan UKM (Usaha Kecil Menengah) Kota Malang Di Masa Pandemi Covid 19; (2) Pengaruh daya serap dapat memoderasi hubungan antara orientasi kewirausahaan terhadap perspektif berkelanjutan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Kota Malang di masa pandemi Covid 19.; (3) efek moderasi dari daya serap pada hubungan antara orientasi kewirausahaan dan kinerja inovasi terhadap perspektif berkelanjutan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Kota Malang di masa pandemi Covid 19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang datanya bersumber dari isian 100 kuesioner UKM Kota Malang di masa pandemi Covid 19. Model analisis yang digunakan adalah model Moderated Regression Analysis (MRA). Penelitian ini menemukan Orientasi Kewirausahaan, Daya Serap, dan Kinerja Inovasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Bisnis Berkelanjutan. ......This research is based on the application of Entrepreneurial Orientation, Absorption, and Innovation Performance as a benchmark for the sustainable business perspective of SMEs (Small and Medium Enterprises) in the hope it will be increase the success of implementation during the pandemic Covid 19. This research was conducted on all SMEs (Small and Medium Enterprises) in the city of Malang. This study aims to determine: (1) The effect of entrepreneurial orientation on the sustainable perspective of SMEs (Small and Medium Enterprises) in Malang City during the Covid 19 Pandemic; (2) The effect of absorption can moderate the relationship between entrepreneurial orientation and the sustainable perspective of SMEs (Small and Medium Enterprises) in Malang City during the Covid 19 pandemic; (3) the moderating effect of absorption on the relationship between entrepreneurial orientation and innovation performance on the sustainable perspective of SMEs (Small and Medium Enterprises) Malang City during the Covid 19 pandemic. This research is a quantitative study whose data is sourced from 100 questionnaires from Malang City SMEs during the Covid 19 pandemic. The analytical model used is the Moderated Regression Analysis (MRA) model. This study found that Entrepreneurial Orientation, Absorption, and Innovation Performance have a significant influence on Sustainable Business.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puncky Purdatiningrum
Abstrak :
Bisnis Eceran/Ritel dinilai memiliki pertumbuhan mengesankan, dan mencapai hasil yang pesat dalam perkembangannya. Dalam waktu relatif singkat, muncul pusat perbelanjaan baru, toserba, pasar swalayan, yang kira-kira sepuluh tahun lalu masih menjadi barang yang langka.

Para pengusaha ritel tidak sekedar menjual saja namun mereka berusaha berpacu dalam hal melayani sistem distribusi untuk memberikan nilai lebih. Mereka ingin menjadi yang utama dan memiliki keunggulan yang kompetitif, terutama dalam melayani kebutuhan pelanggannya.

Atas dasar itulah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh faktor-faktor keberhasilan bisnis ritel dengan studi kasus PT Hero Supermarket.

Penelitian dan pengumpulan data dilakukan melalui telaah pustaka dan teknik wawancara (in depth interview). Analisis data dilakukan secara kualitatif. Temuan penelitian menunjukan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, Bisnis Ritel ini merupakan ritel nasional yang cukup memiliki prestasi yang membanggakan sejak didirikan tahun 1971 dan telah mampu menunjukkan kemampuan bersaingnya dengan pendahulunya dan peritel baru bahkan peritel asing.

Kedua, Bisnis Ritel Multi Grosir Hero, saling timbal balik menjalankan usahanya dengan pengembangan usaha lainnya yang cukup ekspansif dapat menunjang Hero dalam mempertahankan kelanggengan usaha diantara pesaingnya.

Ketiga, Hero dalam beberapa hal dapat dikategorikan cukup berhasil, karena sebagai riteler nasional Hero menunjukkan hasil penjualan yang cukup baik, dan menempatkannya sebagai riteler yang ekspansif.

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Pertama, Hero sebagai sebuah riteler menganut bermacam-macam tipe yaitu bentuk Supermarket, Convenience Store, Specialty Store, dan memiliki sistim distribusi yang canggih dengan memperpendek rantai distribusi.

Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa yang terbesar yang terbaik tidak dapat disebut sebagai ukuran sukses, karena tanpa efisiensi dan kontrol yang ketat hal ini menjadi tidak berguna. Hero harus mempertimbangkan keinginan ekspansinya untuk menekan biaya pengeluaran umum hingga kondisi perekonomian membaik.

Untuk masa mendatang disarankan agar Hero tetap konsisten dengan bisnis intinya (core business) di bidang pasar swalayan dan tetap unggul di bidangnya. Selain itu Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia juga harus memainkan perannya agar dapat menentukan batasan dan kebijakan bagi ritel asing sehingga tidak mengancam keberadaan ritel nasional.

Di samping itu keberhasilan Hero dapat menjadi contoh yang baik bagi riteler nasional lainnya, termasuk PD Pasar Jaya dalam mengelola pasar-pasar tradisional mau belajar dari cara-cara pengelolaan pasar modern seperti Hero Supermarket ini.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Fezantino
Abstrak :
Banyaknya media yang muncul setelah era reformasi membuat persaingan antar media makin ketat dan memaksa perusahaan media melakukan berbagai cara untuk bertahan dalam persaingan, termasuk dalam memperoleh dana. Masuk ke pasar modal merupakan salah satu caranya. Sampai saat ini, dimulai oleh Tempo awal tahun 2001 sudah hanyak perusahaan media yang mencari dana dengan melepas saham ke Bursa Efek Jakarta. Namun sayang kinerja mereka ternyata tidaklah begitu bagus, karena harga saham perusahaan-perusahaan media terus merosot dan imbal hasil (return) saham perusahaan media yang diperoleh tidak menarik bagi para investor. Penelitian ini memfokuskan pada empat perusahaan media, dua perusahaan media cetak (PT Tempo Inti Media Tbk dan PT Abdi Bangsa Tbk) dan dua perusahaan media eleklronik (PT Indosiar Visual Mandiri Tbk dan PT Surya Citra Media Tbk), dan bertujuan meneliti seberapa jauh pengaruh kapitalisasi pasar dan volume perdagangan saham perusahaan media terhadap imbal hasil saham perusahaan media. Penelitian-penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Ying, Karpoff, Fama & French, Gallant, Rossi & Tauchen dan Lin, menunjukkan adanya pengaruh dari volume perdagangan dan kapitalisasi pasar terhadap imbal hasil saham. Namun menurut Schwert, untuk beda kala harian tingkat imbal hasil investasi saham besok hari ditentukan oleh tingkat imbal/hasil investasi saham hari ini. Hasil penelitian yang dilakukan dengan metode Vector Autoregression (VAR) menunjukkan bahwa ternyata pengaruh lag kemarin lebih besar daripada lag dua hari yang lalu untuk PT Tempo Inti Media Tbk dan PT Indusiar Visual Mandiri Tbk, sementara untuk PT Abdi Bangsa Tbk dan PT Surya Citra Media Tbk berlaku scbaliknya. Ini menunjukkan bagaimana pengaruh kedatangan informasi perdagangan bagi para investor terhadap keempat perusahaan media yang diteliti. Terhadap variabel bebas yang diteliti, volume perdagangan dan kapitalisasi pasar ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri untuk PT Tempo Inti Media Tbk, PT Indosiar Visual Mandiri Tbk dan PT Surya Citra Media Tbk. Sementara untuk PT Abdi Bangsa volume perdagangan dan kapitalisasi pasar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap imbal hasil saham.
The rising number of mass media since reform era makes media companies compete tighter. Listing into capital market is one of the common ways to solve the problem. At this moment, started by Tempo in early 2001, there are many media companies sitars their stocks to Jakarta Stock Exchange. Unfortunately. their performance is not as good as expected, because their stock price tends to decrease. Ii implies their stock return does not interest the investors. This research focused on four media companies, two printed media companies, namely PT Tempo Inti Media Tbk and PT Abdi Bangsa Tbk and two television companies, namely PT Indosiar Visual Mandiri Tbk and PT Surya Citra Media Tbk. The objective was to find out the influence of market capitalization and trading volume to stock return of media companies. Previous researches. such as done by Ying, Karpoff, Fama & French. Gallant, Rossi & Tauchen and Lin, found that there was significant influence from trading volume and market capitalization to stock returns. On the other hand, according to the research done by Sehwert, in Daily time lag stock return rate for tomorrow influenced by today stock return rate. This research, processed by Vector Autoregression (VAR) method, found that first lag had more influence than second lag for PT Tempo Inti Media Tbk and PT Indosiar Visual Mandiri Tbk. Meanwhile, for PT Abdi Bangsa Tbk and PT Surya Citra Media Tbk forted the other way. It showed the influence of thud coming of trading information of all four media companies for investor. It also found that trading volume and market capitalization had no significant influence to stock return, neither simultaneously nor stand alone for PT Tempo Inti Media Tbk, PT Indosiar Visual Mandiri Tbk and PT Surya Citra Media Tbk. Meanwhile, they had significant influence to stork return for PT Abdi Bangsa Tbk, either simultaneously or stand alone.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Raharjo
Abstrak :
Sifat lingkungan bisnis yang dinamis membuat perusahaan penting untuk menerapkan manajemen stratejik agar waspada terhadap perubahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen stratejik terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors. Penelitian kuantitatif ini bersifat eksplanatif dengan menggunakan perhitungan Structural Equation Modeling SEM . Sampel dalam penelitian ini adalah 90karyawan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara manajemen stratejik terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan secara signifikan.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanako Fatimah Pertiwi
Abstrak :
Maraknya pertumbuhan e-commerce dan pengguna media sosial di Indonesia telah menggeser penjualan barang fashion dari offline ke online. Konten seringkali dibuat melalui dari perusahaan saja, namun sekarang penting memahami persepsi pelanggan mengenai sebuah merek berdasarkan konten dari orang lain yang dibagikan di media sosial. Banananina merupakan e-commerce yang menjual barang mewah yang memanfaatkan Instagram sebagai media untuk memasarkan produk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi media sosial Instagram baik oleh pengguna (user-generated content) maupun perusahaan Banananina (firm-generated content) yang dapat membentuk e-WOM terhadap minat beli konsumen pada produk merek Banananina. Kuesioner disebarkan kepada 162 pengikut Instagram Banananina di Jakarta dan belum pernah membeli produk Banananina. Kemudian data hasil penelitian diolah dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan analisis Partial Least Square (PLS). Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah bahwa user-generated content dan firm-generated content memiliki pengaruh signifikan terhadap e-WOM. Kemudian e-WOM secara signifikan memengaruhi minat beli dan juga ekuitas merek. E-WOM yang dimediasi oleh ekuitas merek memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen pada merek Banananina di media sosial Instagram. ......The rapid growth of e-commerce and social media users in Indonesia has shifted sales of fashion goods from offline to online. Content is often created through the company alone, but now it is important to understand customer perceptions of a brand based on content from other people shared on social media. Banananina is an e-commerce that sells luxury goods that use Instagram as a medium to market products. This study aims to analyze the influence of Instagram social media communication both by users (user-generated content) and the Banananina company (firm-generated content) which can form e-WOM on consumer purchase intention in Banananina products. The questionnaire was distributed to 162 Banananina Instagram followers in Jakarta and had never bought a Banananina product. Then the research data were processed by Structural Equation Modeling (SEM) analysis using Partial Least Square (PLS) analysis. The results found in this study are that user-generated content and firm-generated content have a significant effect on e-WOM. Then e-WOM significantly affects buying interest and also brand equity. E-WOM which is mediated by brand equity has a significant effect on consumer purchase interest in the Banananina brand on Instagram social media.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Karnida
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan pertumbuhanberkelanjutan pada dua perusahaan asuransi serta strategi yang digunakan olehkedua perusahaan asuransi tersebut untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.Metode yang digunakan adalah analisis rasio keuangan dan analisis deskriptifkualitatif. Untuk analisis rasio keuangan adalah menggunakan pendekatan EarlyWarning System, penghitungan tingkat pertumbuhan berkelanjutan atausustainable growth rate (SGR), dan penghitungan economic value added (EVA)yang dihubungkan dengan strategi keuangan matriks dalam rangka mencaristrategi keuangan yang tepat. Adapun analisis deskriptif kualitatif adalahmenggunakan metode sustainability competitive advantage dalam upayamendapatkan keunggulan kompetitif berkelanjutan pada kedua perusahaan asuransi tersebut. Hasil yang diperoleh adalah pada dua perusahaan asuransi sebagai objek studi yaitu PT Asuransi Bintang Tbk dan PT Lippo General Insurance Tbk, berdasarkan lima tahun periode penelitian, tingkat SGR adalah cenderung untuk lebih rendah dari AGR atau pertumbuhan penjualan. Kedua perusahaan tersebut lebih memilih peningkatan profit margin ketimbang strategi lainnya pada saat kondisi AGR yang lebih besar ketimbang SGR. Sedangkan strategi yang digunakan untuk menciptakan keunggulan kompetitif agar dapat bertumbuh secara berkelanjutan adalah dengan strategi fokus-diferensiasi yaitu strategi menargetkan segmen tertentu dengan mengandalkan diferensiasi pada produk asuransi yang ditawarkan.
The objective of this study is to analyze and compare the sustainable growths in two insurance companies and the strategies used by the companies to obtain them. The methods used in this study are financial ratio analysis and qualitative descriptive analysis. To find the suitable financial strategy, a financial ratio analysis which refers to early warning system approach and calculations of sustainable growth rate (SGR) and economic value added (EVA), which is related to financial strategy matrix, is used. To get the competitive advantage of the two insurance companies, sustainable competitive advantage method is used. The objects of this study are two publicly listed insurance companies in Indonesia representing two levels of asset values, Rp 1 trillion and above (PT Lippo General Insurance), and below Rp 1 trillion (PT Asuransi Bintang). Based on five-year research period, 2009 - 2013, the level of SGR has a lower value than AGR which represents the sales growth. Both companies prefer increasing their profit margin rather than others such as lowering assets requirement ratio, lowering dividend, increasing leverage ratio, right issue, exiting loss business unit, and merging or taking over other company. To achieve competitive advantages, focusdifferentiation strategy is found to be the best strategy chosen by both companies.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library