Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tengku Ezni Balqiah
Abstrak :
PT. Pelita Air Service (PAS) yang berdiri pada tahun 1970, awalnya bergerak pada industri penerbangan carter yang melayani PERTAMINA, pada tahun 1991 mulai mengarah profit oriented dengan menjadi perusahaan angkutan udara borongan (air charter). Pada awal tahun 2000, perusahaan ini mulai melakukan proses perijinan untuk bergerak di penerbangan berjadwal. Sejak 25 Agustus 2000, PAS menawarkan rute penerbangan Jakarta-Yogya-Jakarta dengan menghadirkan konsep nuansa Yogya untuk membungkus program pemasaran dan pelayanan. Penerbangan Jakarta-Yogya dinamakan Malioboro Weekend Flight, yang diyakini manajemen PAS sebagai diferensiasi layanan dengan memberikan sentuhan keunikan yang dapat mengetuk pasar. Apa yang dilakukan PAS ini merupakan penerapan dan Pemasaran Eskperensial (Experiential Marketing), yaitu dengan memberikan pengalaman (experience) kepada penumpang sebagai upaya untuk menarik penumpang menggunakan jasa PAS untuk jalur penerbangan Jakarta-Yogya bahkan memotivasi penumpang untuk melakukan penggunaan ulang (repeat buying). Akan tetapi dengan durasi penerbangan yang hanya 40 menit pada jalur Jakarta-Yogya dan keterbatasan armada pesawat yang dimiliki untuk melayani Elite penerbangan berjadwal ini, membuat PAS kesulitan untuk menghadirkan nuansa Yogya melalui suasana ruangan (spatial environment), yaitu dekorasi di dalam pesawat yang bernuansa Yogya dengan menghadirkan gambar keraton serta musik campursari di dalam pesawat. Mulai bulan Februari 2001, PAS menghentikan iklan Malioboro Weekend Flight, karena konsep ini dirasakan sudah tidak dapat didukung lagi oleh aspek teknis pelaksanaannya dilapangan. Untuk selanjutnya PAS tetap menawarkan petualangan udara (air venture) dengan lebih menekankan kepada pelayanan yang diberikan awak kabin kepada penumpang selama penerbangan berlangsung. Selain itu untuk memberi sensasi kejutan dan lebih memotivasi penumpang melakukan penggunaan ulang, PAS melakukan undian bagi penumpang Jakarta - Yogya atau sebaliknya yang disebut dengan Unique Game Venture, yaitu undian dengan hadiah potongan harga bahkan tiket gratis untuk penerbangan selanjutnya dengan PAS pada penerbangan selanjutnya. Permasalahan yang diuji dalam penelitian ini adalah mengukur afeksi penumpang yang ditimbulkan oleh konsep petualangan di udara (air venture) yang tawarkan PAS pada penumpang jalur Jakarta-Yogya-Jakarta pada saat mempergunakan jasa (in flight) dan bagaimana pengaruh afeksi tersebut terhadap kepuasan yang dirasakan penumpang, penggunaan ulang, serta perilaku keluhan. Secara lebih terperinci tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Mengungkapkan afeksi yang yang muncul pada saat mempergunakan jasa penerbangan Jakarta-Yogya. 2. Mengungkapkan kepuasan pada saat mempergunakan jasa penerbangan Jakarta-Yogya. 3. Mengetahui pengaruh kepuasan terhadap penggunaan ulang dan perilaku keluhan. Afeksi yang diukur adalah arousal, afeksi positif, dan afeksi negatif yang diukur dengan menggunakan 13 indikator (variabel teramati), kepuasan diukur dengan menggunakan 3 indikator, penggunaan ulang diukur dengan 2 indikator, dan perilaku keluhan diukur dengan 2 indikator. Selain afeksi, Oliver (1994) menyatakan bahwa kinerja, kualitas, dan diskonfirmasi juga mempengaruhi kepuasan. Maka demikian perlu dilakukan pengukuran terhadap kinerja, kualitas, dan diskonfirmasi. Kinerja diukur dengan 8 variabel teramati, kualitas diukur dengan 3 indikator, dan diskonfirmasi diukur dengan 3 indikator. Terdapat 34 indikator variabel dalam penelitian ini yang dituangkan dalam bentuk kuesioner yang dibagikan kepada respoenden, yaitu penumpang pesawat Pelita rute Jakarta-Yogya-Jakarta. Pengolahan data dilakukan dengan metoda SEM mengingat Structural Equation Modeling (SEM) menguji suatu rangkaian hubungan saling ketergantungan secara bersamaan (seketika). lni sangat bermanfaat bila satu variabel terikat akan menjadi variabel bebas pada hubungan saling ketergantungan berikutnya. Suatu set hubungan ini, setiap variabel bebas dan terikat, merupakan dasar Structural Equation Modeling. Hasil pengolahan data memperlihatkan terdapatnya hubungan yang signifikan sebagai berikut : 1. Afeksi negatif dengan arousal dan kinerja 2. Afeksi positif dengan arousal dan kinerj a 3. Kualitas dengan kinerja 4. Kepuasan dengan afeksi negatif, kualitas, dan diskonfirmasi 5. Penggunaan ulang dengan kepuasan 6. Perilaku keluhan dengan kepuasan Hasil pengolahan juga memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan yaitu : 1. Kepuasan dengan afeksi positif dan kinerja 2. Perilaku keluhan dengan afeksi negatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian dari model Oliver (1994) dan apa yang disampaikan Day (1984) tidak terbukti. Oliver (1994) menyatakan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari afeksi positif, afeksi negatif, kualitas, kinerja, dan diskonfirmasi, sedangkan Day (1984) menjelaskan bahwa sumber utama perilaku keluhan sebenarnya bukan pada ketidakpuasan tetapi kepada emosi negatif yang rnuncul sebagai akibat ketidaksesuaian dengan hasil yang diperoleh dari mengkonsurnsi produk / jasa.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novy Husaeny
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah proses optimasi terhadap sejumlah penerbangan dengan suatu periode waktu yang dilakukan secara berurutan (sequential) antar satu penerbangan dengan penerbangan berikutnya sesuai dengan prinsip first come first serves. Metode optimasi didasarkan pada prinsip pemilihan rute terpendek antara titik awal dan akhir pergerakan pesawat di area taxiway, dengan mempertimbangkan waktu tunggu yang mungkin dihasilkan akibat menghindari terjadinya konflik dalam pergerakan di area taxiway. Rute terbaik dipilih berdasarkan total waktu taxiing dan waktu tunggu yang paling minimum diantara sekumpulan alternatif rute dengan waktu tunggu yang diakibatkan. Kumpulan rute ditentukan berdasarkan prinsip shortest path dimana penerbangan setelahnya akan menyesuaikan proses pergerakan terhadap penerbangan yang telah dioptimasi sebelumnya. Optimasi dibatasi oleh jumlah waktu tunggu maksimal dan batasan separasi minimum antar pesawat di area taxiway. Proses optimasi pergerakan pesawat terbang pada area taxiway ditampilkan dalam bentuk algoritma. Algoritma diujikan pada contoh kasus penerbangan di Bandar Udara Ngurah Rai Bali. Hasil optimasi dari 10 (sepuluh) nomor penerbangan menghasilkan nilai total pergerakan sejumlah 384 detik lebih baik daripada proses pembebanan penerbangan berdasarkan adjustment dari pengontrol lalu lintas udara (ATC) dengan menggunakan jadwal dan nomor penerbangan yang sama.
ABSTRACT
The purpose of this study is the optimization of the number of flights to a time period that is done sequentially between one flight to the next flight in accordance with the principle of first come first serves. Optimization method based on the principle of choosing the shortest route between the start and end of the movement of aircraft on the taxiway area, taking into account the waiting time may result due to avoid any conflict in the movement in the taxiways area. Best route selected based on total time Taxiing and the minimum waiting time between a set of alternative routes to the waiting time caused. Set of the shortest path is determined based on the principle of cost thereafter which will adjust the movement of the flight which was previously optimized. Optimization is limited by the amount of the maximum waiting time and the minimum limited separation between aircraft on the taxiway area. Process optimization aircraft movements on taxiways area displa yed in the form of algorithms. The algorithm was tested on a sample case of flight at Bali's Ngurah Rai Airport. Optimization results of ten flight number produces a total value of 384 movements a second better than the imposition of cost based adjustment of ATC using the schedules and the same flight number.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Glorius Atma Tiopan
Abstrak :
This paper analyses challenges and opportunities EU faces through investing Airbus in developing countries, specifically through strategic alliance between Airbus and China. Why is China chosen as their destination to expand their businesses ? Is this a positive step towards a better mutual understanding ? How the external factors such as : IPR, sharing technologies, etc affect the two entities whether it's a positive or negative manner in terms of EU-China cooperation.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T32392
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khrisna Mahendra Arifin
Abstrak :
Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia transportasi termasuk di dunia penerbangan saat ini, menuntut PT. Air Asia untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Kualitas adalah segala sesualu yang, mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). Dengan kondisi yang menuntut adanya peningkatan kualitas pelayanan tersebut maka diadakan penelitian terhadap faktor - faktor apa saja yang dapat membuat PT. Air Asia berkembang dan mampu menghadapi persaingan. Penelitian yang, dilakukan ini scbagai upaya peningkalan kualilas pelayanan jasa penerbangan PT. Air Asia, dcngan menggunakan metode gabungan Servqual, Kano Model dan Quality Function Development (QFD). Penelitian dilakukan dengan cara metode observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada pelanggan. Hasil penelitan kemudian dianalisa sehingga di dapat langkah - langkah apa saja yang perlu diambil PT. Air Asia untuk dapal terus meningkatkan kualitas pelayanannya agar dapat terus bersaing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reiner Agastya
Abstrak :
ABSTRAK
Area komersial telah semakin berkembang dan berkontribusi pada pendapatan perusahaan industri transportasi masal. Pengelola industri tersebut menyewakan kios kepada para pelaku bisnis di bandar udara dan stasiun yang kemudian akan memberikan pendapatan non-tarif (non-fare box revenue). Pendapatan dari area komersial ini akan segera diimplementasikan juga oleh PT MRT Jakarta pada stasiun – stasiun yang sedang dibangun. Di sisi lain kelancaran aliran penumpang dan kenyamanan penumpang di dalam area stasiun tetap menjadi prioritas utama PT MRT Jakarta. Keberadaan area komersial pada stasiun MRT Jakarta kemudian diperkirakan akan berdampak pada peningkatan kepadatan penumpang di sekitar area komersial, sehingga aliran penumpang mengalami perlambatan. Dampak tersebut akan menyebabkan turunnya kepuasan dan kenyamanan para penumpang. Perbaikan dan renovasi area komersial pada stasiun MRT (terutama stasiun bawah tanah) akan menelan biaya yang besar jika sampai terjadi masalah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan desain area komersial sebagai usaha mengurangi dampak negatif tersebut dengan pendekatan pemodelan berbasis agen. Hasil simulasi menunjukkan bahwa usaha pengurangan dampak negatif area komersial terhadap aliran penumpang yang diusulkan dapat mengurangi perlambatan pergerakan penumpang dan peningkatan kepadatan penumpang di sekitar area komersial.
ABSTRACT
Commercial area has been increasingly developing and contributing to the company's earnings of mass transportation industry. The industrial business renting stalls to businessman at airports and stations which will then give the non - fare box revenue. Revenue from the commercial area will soon be implemented also by PT MRT Jakarta at the stations being built. On the other hand the smooth flow of passengers and passenger comfort in the station area remains a top priority of PT MRT Jakarta. The existence of a commercial area on the MRT station then expected to result in increased passenger densities around commercial areas , thus slowing the flow of passengers. The impact will cause a decrease in the satisfaction and comfort of the passengers. Repair and renovation of commercial area on the MRT (subway stations especially) would cost big if the problem occurs. Therefore , this study propose the design of a commercial area as efforts to reduce the negative impact of the agent -based modeling approach. The simulation results indicate that efforts to reduce the negative impact of the commercial area of the passenger flow is proposed to reduce the deceleration movement of passengers and an increase in the density of passengers around the commercial area.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrah Nuryanti Devi
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
S25633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Asyiah Bilqis
Abstrak :

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pengendalian intern atas perencanaan kebutuhan dan pengadaan Barang Milik Negara berdasar e-procurement pada Lapan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, tesis, peraturan pemerintah dan artikel internet yang berhubungan dengan topik serta penelitian lapangan dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang terkait dengan kegiatan perencanaan kebutuhan dan pengadaan Barang Milik Negara di Lapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengendalian intern atas perencanaan kebutuhan dan pengadaan berdasar e-procurement belum seluruhnya berjalan baik sehingga perlu dilakukan beberapa perbaikan untuk memenuhi lima unsur pengendalian intern yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.


This research is a descriptive qualitative research that aimed to describe the implementation of internal control on the requirements planning and e-procurement of State-Owned Assets at Lapan. The research methodologies used are literature study by reading and studying books, literature, journals, thesis, government regulation and internet articles related to the topic and field research by conducting interviews with the interviewees that related to the activity of requirenments planning and procurement of State-Owned Assets at Lapan. The results showed that the implementation of internal control on the requirements planning and e-procurement has not entirely run well so necessary to do some improvements to meet five elements of internal control, namely the control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Monika Ramli
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan hubungan antara pengaturan tarif jasa angkutan penerbangan sejak diberlakukannya Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan dengan persaingan serta perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa penerbangan dalam menghadapi ketatnya persaingan tarif antar maskapai. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dan dengan metode pengumpulan data studi kepustakaan. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa undang – undang penerbangan yang baru menerapkan sistem yang lebih liberal sehingga memunculkan banyak perusahaan penerbangan baru dalam industri penerbangan Indonesia. Ketatnya persaingan membuat masing – masing perusahaan penerbangan semakin kreatif dalam menerapkan strategi penjualan tiket, salah satunya dengan menawarkan promo dengan harga murah. Persaingan tarif jasa angkutan penerbangan ini pada perkembangannya tidak diimbangi oleh meningkatnya standar perlindungan terhadap penumpang sebagai pengguna jasa yang terlihat dari begitu banyaknya terjadi keterlambatan, penolakan ataupun pembatalan penerbangan yang merugikan konsumen. Standard pelayanan jasa yang diberikan juga menurun seiring dengan penghematan biaya operasional yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan untuk menghindari kerugian. Oleh karena itu, pengawasan terhadap pelaksanaan penegakkan hukum menjadi hal yang penting agar perusahaan penerbangan lebih menaati hukum yang berlaku dan lebih memperhatikan kepentingan konsumen.
ABSTRACT
This thesis aims to analyze and find the relationship between The Regulation of Tariff in the aviation industry since the enactment of Act - Act No. 1 of 2009 with the competition and consumer protection laws against aviation service users in the face of intense fare competition among airlines’ company. This research using a judicial and normative method with the collection methods of literature study. The focus of this thesis is about tariff competition in the aviation industry that is increasingly tight after the enactment of Act No 1 of 2009 on Aviation. This new Aviation Act is applying a liberal system that led to a lot of Airlines Companies appearance in the industry where they have to compete with each other in order to attracting the consumer. An intense competition among these airlines companies is making them to be more creative in ticket selling strategy. One of many ways is making an offer with a lot of promotion and lowest fare. The Tariff competitions that happen in aviation industry do not balance with the growth of the protection standard for the passenger. As we know that there are so many delayed flights, denied boarding or cancellation which is harming the passenger. The standard of the service in the airlines is also lower than it should be. These things happen because of the airlines companies have to press the daily operational budget to survive in the industry with the low fare offer. This issue is not fair for consumer and has to be solved. Therefore, the role of Indonesia’s government is very important in terms of monitoring the implementation the rule of law in order to make the airlines company more comply with the law and pay close attention to the consumer’s need.
Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizwan Noor Hasfrian
Abstrak :
Efisiensi merupakan salah satu parameter dalam mengukur kinerja Bandara. Upaya efisiensi dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan mengidentifikasi alokasi input dan output, maka dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisienan. Kegiatan dibandara terbagi atas aspek produksi dan pelayanan baik dari airside maupun landside, Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bandara Soekarno Hatta dengan tingkat produksi yang tinggi, tingkat efisiensinya masih rendah bila dibandingkan dengan bandara lain di dunia. Hasil pengolahan data juga menunjukan bandara yang melakukan pengembangan usaha bisnis dalam meningkatkan pendapatan non aeronautika memliki tingkat efisiensi yang lebih baik. Hasil proyeksi pendapatan, dengan asumsi terdapat peningkatan pendapatan dari pengelolaan konsesi pada infrastruktur terminal penumpang, menunjukkan bahwa proyek pengembangan Bandara Soekarno Hatta dapat dikatakan layak tanpa perlu menaikkan tarif yang berlaku saat ini. Peningkatan pendapatan non aeronautika melalui sisi konsesi di Bandara Soekarno Hatta dapat dilakukan dengan meningkatkan pelayanan, waktu tunggu penumpang, variasi produk, serta tingkat harga pada fasilitas konsesi, yang terdapat di Bandara Soekarno Hatta. ......Efficiency is one of the parameters to measure the performance of the airport. Efficiency efforts made to achieve maximum results by using available resources, or get the minimum input level to the specified level of output. By identifying the allocation of inputs and outputs, it can be analyzed further to look at the causes of inefficiency. Research carried out by using a case study at Soekarno Hatta Airport, indicate that they are less efficient when compared to other airports in the world. Airport operations efficiency is decomposed into production and service efficiency, decomposed into airside and landside aspects. The findings show that efficiency in airport production may not guarantee efficiency in the service process of Soekarno Hatta Airport. The finding also showed the positive contribution of aircraft size and non-aeronautical revenues on the efficiency. By doing financial analysis, assuming that there are revenue increased from infrastructure concession management in the passenger terminal, indicates that current airport development project at Soekarno Hatta may be feasible. Increase in non-aeronautical revenue through concessions at the Soekarno-Hatta airport can be done by improving the service, passenger dwelling time, the variety of products, as well as the price level at the concession facility.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>