Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitanala, Frans
Abstrak :
Telah dilakukan survey terhadap penglaju yang berdomisili di enam kecamatan di Kota Depok untuk mengetahui tempat kerja, moda transportasi yang digunakan dan interaksi ruang antara kota Depok dengan DKI Jakarta dan wilayah sekitar Bogor, Tangerang, Bekasi (Botabek). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas penglaju tersebut menuju wilayah DKI Jakarta sebagai tempat kerja. Tempat kerja di wilayah DKI Jakarta menjadi mayoritas tujuan penglaju di setiap kecamatan. Moda transportasi yang digunakan penglaju didominasi oleh angkutan umum non-kereta api. Interaksi ruang terbesar terjadi antara kota Depok dengan wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dan terkecil antara kota Depok dengan Tangerang.
Depok's Resident Movement to Their Workplace in 2001. The data of commuters from Depok town were taken from six Depok?s subdistricts to get the information of their work location, their transportation and the interaction between Depok town with DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi regions (Botabek). The results show that majority the commuters went to DKI Jakarta as their workplace which was dominant in all subsdistrics. The commuters dominantly used non-train public transports. The strong interaction were happened between Depok town and South Jakarta and East Jakarta, the weak one was happened between Depok town with Tangerang.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2005
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Bararah Nurhaqiyati
Abstrak :
ABSTRAK
Gerbong khusus wanita memberikan pelaju wanita keamanan & kenyamanan dari potensi kejahatan di ruang publik. Namun, berdasarkan pengakuan beberapa pelaju wanita, acap kali terjadi perilaku tidak menyenangkan. Skripsi ini bertujuan untuk memahami perilaku pelaju wanita akibat hadirnya gerbong khusus wanita. Untuk itu dilakukan observasi kondisi gerbong khusus wanita, wawancara, serta pengumpulan data melalui kuisioner. Temuan skripsi ini mengungkapkan bahwa pelaju wanita menunjukkan respon berbeda terhadap ketersediaan hal-hal yang dibutuhkan pelaju untuk bertahan terhadap pengaruh mobilitas kereta selama perjalanan (sumber daya). Ketersediaan sumber daya ini juga dipengaruhi oleh dominasi ruang akibat pembedaan gerbong berdasarkan jenis kelamin. Karena itu ketersediaan sumber daya, dan dominasi ruang penting menjadi pertimbangan dalam desain gerbong untuk wanita.
ABSTRACT
Women-only carriage provides women commuters a safer and comfortable feeling against the feared crime in public space. However, several women commuters confess that annoying behavior frequently happened in women-only carriage. This thesis objective is to understand women commuters behavior that appear to be the effect of women-only carriage present. Methods of this research are observations, interviews, and collecting datas from online questionaires. The findings show that women commuters respond to the adequacy of resources around them. The resources adequacy is influenced by the space domination as the effect of genderbased carriage distinction. From this findings it is clear that resources adequacy and space domination are important consideration for designing carriage for women.
2014
S56103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Azizi
Abstrak :
Dalam menyelenggarakan suatu pelayanan publik tertentu terdapat tarif yang dibebankan, salah satunya pelayanan berupa jasa publik, tarif tersebut harus dapat dijangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan publik berupa transportasi umum sebagai jasa pelayanan publik pun harus dapat terjangkau bagi masyarakat. Hal ini termasuk pula mengenai penerapan tarif layanan KRL Commuter Line sebagai bentuk Public Service Obligation (PSO) haruslah memenuhi keterjangkauan. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis bagaimana penyelenggaraan pelayanan publik di bidang transportasi di Indonesia berupa layanan KRL Commuter Line oleh PT KCI serta menganalisis terkait dengan penerapan tarif tiket terhadap penyelenggaraan KRL Commuter Line oleh PT KCI serta bagaimana implikasi yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian berupa yuridis normatif yang dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Adapun data sekunder diperoleh melalui penelusuran literatur serta bahan kepustakaan atau mendalami informasi yang relevan kepada pihak tertentu. Dalam rangka menunjang data sekunder terkait, maka dilakukan wawancara dengan narasumber dan informan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa penyelenggaraan KRL Commuter Line dapat digolongkan ke dalam bentuk pelayanan publik, dikarenakan tujuan utamanya adalah untuk memudahkan warga negara memenuhi hak-hak dasarnya. Dengan adanya KRL Commuter Line masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Ini sejalan pula dengan amanat Pasal 34 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 serta Alinea Keempat UUD NRI Tahun 1945. Penerapan asas keterjangkauan terhadap tarif KRL Commuter Line, dapat dilihat dengan upaya Pemerintah memberikan dana PSO kepada PT KAI (Persero) selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penyelenggara sarana perkeretaapian. Dengan diterapkannya kebijakan PSO tersebut, maka Pemerintah berupaya untuk menjamin keterjangkauan atas tarif layanan KRL Commuter Line. Saran, Pemerintah seharusnya dapat menyusun regulasi yang berkaitan dengan PSO khususnya di bidang angkutan kereta api tidak berbelit-belit. Dengan demikian, pelaksanaan PSO dapat dijalankan dengan baik dan lancar oleh PT KAI (Persero) bersama dengan PT KCI selaku operator. ......In organizing a certain public service, there are tariffs that are charged, one of which is in the form of public services, these tariffs must be affordable by the community. The implementation of public services in the form of public transportation as a public service must also be affordable for the community. This also includes the application of KRL Commuter Line service rates as a form of Public Service Obligation (PSO) must fulfill affordability. This research is intended to analyze how the implementation of public services in the field of transportation in Indonesia in the form of KRL Commuter Line services by PT KCI and analyze related to the application of ticket rates to the implementation of KRL Commuter Line by PT KCI and how the resulting implications. This research uses normative juridical research methods carried out descriptively using secondary data. Secondary data is obtained through literature searches and library materials or exploring relevant information to certain parties. In order to support the related secondary data, interviews with sources and informants were conducted. The results of this study found that the implementation of KRL Commuter Line can be classified into a form of public service, because its main purpose is to facilitate citizens to fulfill their basic rights. With the KRL Commuter Line, people are able to fulfill their needs. This is also in line with the mandate of Article 34 paragraph (3) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia and the Fourth Paragraph of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. The application of the principle of affordability to the KRL Commuter Line tariff can be seen with the Government's efforts to provide PSO funds to PT KAI (Persero) as State-Owned Enterprises (BUMN) organizing railway facilities. With the implementation of the PSO policy, the Government seeks to ensure the affordability of KRL Commuter Line service rates. Suggestions, the Government should be able to compile regulations relating to PSO, especially in the field of rail transportation is not complicated. Thus, the implementation of PSO can be carried out properly and smoothly by PT KAI (Persero) together with PT KCI as the operator.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Farhan Noor
Abstrak :
Fenomena urban sprawl menjadi salah satu faktor yang memunculkan fenomena komuter di wilayah Jabodetabek, kondisi dimana individu melakukan perjalanan dari tempat tinggal ke tempat bekerja yang melintasi batas administrasi kabupaten/kota untuk melakukan kegiatan hariannya. Penelitian ini menganalisis data dari Survei Komuter Jabodetabek tahun 2014 dan 2019 untuk mengurai karakteristik pekerja komuter yang menempuh waktu tempuh ekstrem (lebih dari 90 dan 120 menit). Dengan menggunakan model logit biner, ditemukan bahwa pada batas 90 menit variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, moda transportasi dan sektor pekerjaan berpengaruh signifikan, dan pada batas 120 menit variabel umur, tingkat penghasilan, dan moda transportasi berpengaruh signifikan terhadap pekerja komuter untuk menjadi komuter ekstrem. Namun studi ini belum mencakup keseluruhan komuter yang ada seperti pelajar dan kursus komuter. ......The urban sprawl phenomenon is one of the factors that gives rise to the commuting phenomenon in the Jabodetabek area, a condition where individuals travel from their place of residence to their place of work which crosses district/city administrative boundaries to carry out their daily activities. This study analyzes the data from the 2014 and 2019 Jabodetabek Commuter Surveys to describe the characteristics of commuter workers who take extreme travel times (more than 90 and 120 minutes). By using the binary logit model, it was found that at the 90 minute limit the variables of gender, education level, income level, mode of transportation and occupation sector had a significant effect, and at the limit of 120 minutes the variables of age, income level, and modes of transportation have a significant effect on commuter workers to become extreme commuters. However, this study does not cover all existing commuters such as students and commuter courses.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodorus Pandhu Bhaskoro Pradonoputro
Abstrak :

Pilihan transportasi saat ini telah berkembang dan menjadi lebih bervariasi. Di antara berbagai moda transportasi, angkutan jalan raya merupakan salah satu moda transportasi yang paling umum karena kenyamanan dan kemudahan nya dalam melakukan perjalanan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika angkutan jalan raya telah menjadi pengguna energi utama, yang juga secara signifikan menyumbang tingkat polusi yang semakin mengkhawatirkan. Jakarta sebagai ibu kota Indonesia, tidak dapat disangkal lagi merupakan salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia, dan dengan masalah transportasinya yang kompleks menyebabkan kota ini menduduki peringkat tertinggi dalam emisi CO2. Salah satu penyebab utama masalah transportasi di Jakarta adalah rendahnya persentase penggunaan angkutan umum. Oleh karena itu, tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengetahui alasan di balik keputusan masyarakat komuter dalam memilih opsi perjalanan, khususnya adopsi perilaku green commuting seperti transportasi umum; analisis secara eksplisit diambil dari perjalanan sehari-hari. Hasil estimasi menunjukkan bahwa di Jabodetabek, baik tingkat pendidikan maupun kepadatan penduduk memiliki korelasi negatif dengan keputusan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum, karena sistem transportasi saat ini yang tidak andal mengurangi manfaat penggunaan angkutan umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Hasil studi ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pilihan perjalanan komuter yang menghasilkan informasi tentang faktor-faktor yang dapat membantu mempromosikan dan mempertahankan perilaku penggunaan angkutan umum.

 


The choice of travel is expanding and is therefore becoming more varied. Among the various modes of transportation, road transport is one of the most common modes of transport due to the comfortability and ease of commute. It is no wonder that road transport has become the primary energy consumer, which also significantly contributes dangerous levels to the ever-increasing pollution. Jakarta as of the capital city of Indonesia, is undeniably the most massive contributor to pollution in the world, and its complex transportation problems led to the city ranks highest in CO2 emission. One of the leading causes of transportation problems in Jakarta is the low percentage utilization of public transport. Therefore, the primary purpose of this study is to explore the reasons behind the people's decision in selecting travel options, especially the adoption of green commuting behavior like public transportation; the analysis of which was explicitly taken from daily commuting. The estimation results reveal that in Greater Jakarta, both educational attainment and population density have negative correlation with the people’s decision to utilize mass transportation, since the unreliability of the transportation system lessens the benefit of using public transport in comparison with that of private transport. The results of this study provide a better understanding of commuters’ travel options that produces insights on factors that can help promote and maintain public transit behaviours. 

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Frizalda
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola waktu tempuh mobilitas ulangalik di Jabodetabek menurut karakteristik demografi, ekonomi dan lainnya. Hasil analisis regresi logistik biner dari data Survei Komuter Jabodetabek 2014 menunjukkan bahwa pekerja yang berpeluang lebih tinggi untuk melakukan waktu tempuh yang lama adalah pekerja laki-laki, berumur lebih dari 60 tahun, berpendidikan SMA, menggunakan moda transportasi kendaraan umum beroda empat atau lebih dan menempuh jarak lebih dari 20 km. ......The purpose of this study is to analyze the pattern of commuting time by demographic, economic and other characteristics in Jabodetabek Area. The result of binary logit regression shows that workers with high probability in longer commuting time is male, aged more than 60 years old, high school educated, use four-wheels and more wheels public transportation and has more than 20 km in length.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T46174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unun Khamida Qodarina
Abstrak :
Studi bertujuan untuk mengkaji stres yang dialami oleh pekerja dari lamanya waktu menuju tempat kerja dan ketersediaan informasi berdasarkan pengalaman saat perjalanan. Pengalaman menghadapi kemacetan parah dan gangguan moda transportasi merupakan informasi yang digunakan pekerja komuter saat berada dalam ketidakpastian tiba di tempat kerja. Studi menggunakan data dari Survei Komuter Jabodetabek tahun 2014 dianalisis dengan regresi logistik. Studi menunjukkan bahwa stres yang dialami oleh pekerja komuter Jabodetabek dipengaruhi secara signifikan oleh lamanya perjalanan menuju tempat kerja. Pekerja komuter Jabodetabek memperoleh utilitas jika perjalanan mobilitas ulang-alik menuju tempat kerja membutuhkan waktu satu jam. Tambahan waktu setelah batas satu jam meningkatkan risiko kecenderungan pekerja komuter Jabodetabek untuk mengalami stres akibat perjalanan. Selain itu, informasi berdasarkan pengalaman perjalanan saat menghadapi kemacetan parah dan ganguan moda transportasi juga meningkatkan risiko untuk pekerja mengalami stres akibat perjalanan. Penelitian ini menunjukkan bahwa harapan pekerja melakukan mobilitas ulang-alik untuk memperoleh utilitas baik dari tempat tinggal atau penghasilan berkurang karena adanya disutilitas yang semakin meningkat dari aspek non finansial. Stres yang harus dihadapi karena adanya ketidakpastian waktu tiba di tempat kerja dan kemacetan serta gangguan moda transportasi yang tidak dapat diprediksi mengurangi utilitas yang diharapkan dari mobilitas ulang-alik.
This paper attempts to assess commuter workers risk of being stress related to travel time across Jabodetabek administrative boundaries and the availability of information based on their commuting past experiences. Traffic congestion and vehicle malfunction experiences were treated as an invaluable information for commuter workers when dealing with uncertainty during commuting to work. Data from Jabodetabek Commuter Survey 2014 by Indonesia Central Bureau Statistics BPS has been analyzed using logistic regression to estimate risk of being stress. Finding shows that an increasing commuting duration especially after an hour escalating risk of being stress among Jabodetabek commuter workers. The disutility coming from psychological pressure due to time addition will increase rapidly after an hour of commuting. The availability of information based on their experience about traffic congestion and vehicle malfunction multiply their risk of being stress. It indicates that their experiences might force them to add more additional time budget due to late arrival. For some workers it might worse than the others due to unfinished emotions such as frustations, anger, and feeling no control of the situation. This study shows that the expectation of commuter workers to earn utility either from housing or income might not being able to be fulfilled. It because disutility coming from psychological pressure will exacerbate as an increasing of commuting duration due to uncertainty and unpredictability of traffic congestion or vehicle malfunctions.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Akbar Riyadi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan perilaku berkomuter yang ditangkap dengan waktu tempuh terhadap kecendrungan terkena stres dengan menggunakan survei komuter Jabodetabek oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014. Hasil estimasi menunjukkan bahwa setiap kenaikan waktu tempuh dalam berkomuter sebanyak 10 menit berasosiasi pada kencendrungan seseorang untuk terkena stres sebesar 0,7-1,7%, relatif sama dengan negara lainnya. Hasil estimasi ini konsisten terhadap subgrup sampel komuter berjenis kelamin perempuan, penduduk non-migran, pengguna motor dan para pekerja. Hasil estimasi ini juga mendorong pemerintah membuat kebijakan untuk mengurangi stres.
This study aims to analyze the relationship of commuting behaviour captured with travel time to a tendency to be stress. This study used Jabodetabek Commuter Survey conducted by Badan Pusat Statistik (BPS) in 2014. Estimation results show that each increase in commuting time by 10 minutes is associated with a person`s tendency to be stressed by 0.7-1.7%, relatively same as other countries. These estimation results are consistent with a subgroup samples of female, non-migrant peoples, motorbike users and workers. Our result also encourage the government to make policies to reduce stress.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54989
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Rahma Arriani
Abstrak :
Pelecehan seksual di ruang publik merupakan fenomena produksi ruang yang terjadi akibat adanya perbedaan interaksi sosial yang saling bersinggungan yang akhirnya berdampak pada hak atas ruang aman dari pelecehan seksual. Komuter sebagai pelaku aktivitas di ruang publik memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memproduksi ruang rawan pelecehan seksual. Sebagai area dengan pergerakan komuter terbesar di Indonesia, kejadian pelecehan seksual di Jabodetabek tidak bisa terelakkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif menggunakan tabulasi silang dan inferensial. Penelitian ini melihat kejadian dari pelecehan seksual di Jabodetabek menggunakan Data Survei Komuter 2019 yang dikaitkan dengan faktor individu meliputi jenis kelamin, usia, dan keterbatasan fisik serta faktor perjalanan meliputi aktivitas utama, moda transportasi, jarak tempuh, waktu keberangkatan, dan waktu kepulangan. Dari hasil penelitian ini, sebanyak 1% perempuan di Jabodetabek mengalami pelecehan seksual dan memiliki peluang 2,6 kali dibandingkan laki-laki. Secara hasil inferensial keseluruhan, komuter yang memiliki peluang terbesar untuk mengalami pelecehan seksual adalah perempuan, komuter usia 26-39 tahun, komuter dengan keterbatasan fisik parsial atau tidak terlihat, komuter dengan aktivitas utama bekerja, komuter yang berangkat dan pulang pada waktu non-rush hour, dan komuter yang menggunakan transportasi umum. Pengurangan kejadian pelecehan seksual dapat didorong apabila korban berani untuk melawan kejadian pelecehan seksual yang didukung dengan perubahan nilai dan norma, dasar hukum yang memberikan efek jera, serta infrastruktur yang layak agar terproduksinya ruang kota tanpa pelecehan seksual dan hak aman bagi komuter di Jabodetabek. ......Sexual harassment in public spaces is one of the space production that occurs due to discrepancies of gender norms in social interactions. Commuters have higher risks to encounter sexual harassment as they spend more time in public spaces. Greater Jakarta has the largest number of commuters movement in Indonesia thus the incidents of sexual harassment in Greater Jakarta are inevitable. This study uses a descriptive quantitative approach using cross-tabulation and inferential methods. This study uses the 2019 Commuter Survey Data to analyze sexual harassment with individual factors including gender, age, and physical limitations as well as travel factors including main activity, mode of transportation, travel distance, time of departure, and time of arrival. From the results of this study, 1% of women in Jabodetabek experienced sexual harassment and has a higher probability than men by 2.6 times. From the inferential analysis, commuters who have the greatest probability to experience sexual harassment are women, commuters with age between 26 to 39 years, commuters with a partial or invisible disability, commuters with work as the main activity, commuters who depart and arrive during non-rush hours, and commuters using public transportation. Encouraging the victim to stand up against sexual harassment with the support of changing norms and values towards gender, the legal basis with deterrent effect, and also the proper infrastructure can help the production of urban space without sexual harassment and gain the safety rights for commuters in Jabodetabek.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Elex Media Komputindo , 1996
621.39 HOG d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>