Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ani Astuti
Abstrak :
Ulkus diabetik merupakan salah satu kondisi pada pasien Diabetes Mellitus (DM) akibat adanya komplikasi angiopati dan neuropati. Keadaaan ini dapat memberi dampak yang luas baik dari segi psikologis maupun sosial. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengalaman psikologis dan dukungan sosial pada pasien DM tipe 2 dengan ulkus diabetik. Enam orang partisipan yang sedang mengalami ulkus terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian mengidentifikasi 5 tema yaitu pengalaman pertama terjadinya ulkus, pengalaman psikologis dan dukungan sosial, pengalaman nyeri ulkus, pengalaman spiritual yang berhubungan dengan ritual keagamaan, persepsi dan harapan terhadap pelayanan keperawatan Salah satu tema baru yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah pengalaman spiritual yang berhubungan dengan ritual keagamaan. Penelitian selanjutnya menggunakan metode kuantitatif dapat dilakukan berbasis pada hasil penelitian ini.
Diabetic ulcer is one of conditions for Diabetes Mellitus patient caused by angiopathy and neuropathy. Diabetic ulcer can have tremendous impact on patient psychologically and socially. Qualitative research method with phenomenological approach used in this research is to explore the lived psychological experiences and social support of diabetic foot ulcer of patient with diabetes mellitus type 2. This research involved six participants with diabetic ulcer. This research discovered five themes: first ulcer experience, psychologic and social support experience, pain experience, spiritual experience related to religious ritual, and perception and hope towards nursing practice The new theme found is spiritual experience related to religious ritual. Further research could be done by utilize the quantitative research method based on these result.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Agustin
Abstrak :
ABSTRAK
Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan kurangnya sekresi insulin, resistensi insulin, atau keduanya. Kondisi hiperglikemia yang kronis dapat menyebabkan berbagai komplikasi salah satunya adalah kaki diabetik yang menjadi penyebab utama dilakukannya amputasi pada klien dengan DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Hasil analisa data menghasilkan enam tema, yaitu: perubahan dalam kehidupan setelah amputasi, respon atau perasaan terkait amputasi, mekanisme koping, dukungan sosial yang diterima, makna hidup, dan pelayanan kesehatan yang diterima. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan melalui peningkatan dukungan rehabilitasi secara fisik, psikososial, dan spiritual pada klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah.
ABSTRACT
Type 2 Diabetes Mellitus (Type 2 DM) is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia as a result of insulin deficiency, insulin resistance, or both. Chronic hyperglycemia conditions can lead complications such as the diabetic foot as a major cause of amputation in clients with type 2 DM. The purpose of this study was to determine the experience of client with type 2 DM following major lower limb amputation. This study used a qualitative method with descriptive phenomenology approach. Result of the data analysis revealed six themes: live changes of amputees, amputation response or related feelings, coping mechanisms, social support received, the meaning of life, and health care received. The results of this research are expected to contribute positively in improving the quality of nursing care through physical, psychosocial, and spiritual rehabilitation support enhancement in client with type 2 DM following major lower limb amputation.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Ichsan Syaini
Abstrak :
Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius akibat setiap tahun terjadi peningkatan dan salah satu kontributor terhadap angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular di seluruh dunia. 90% Diabetes Mellitus yang di diagnosis adalah DM tipe 2. Perubahan pola hidup yang ditandai dengan meningkatnya obesitas khususnya obesitas sentral merupakan salah satu risiko terhadap terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan obesitas sentral terhadap kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kelurahan Johar Baru Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dengan desain Cross Sectional Analitik, dengan menggunakan data Program skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) Direktorat PTM Dirjen P2PL Kemenkes RI tahun 2012. Responden dalam penelitian ini berusia 20 tahun keatas. Analisis data menggunakan stratifikasi dan analisis multivariat menggunakan cox regression. Hasil analisis data diperoleh prevalensi DM tipe 2 sebesar 18,1% dan obesitas sentral sebesar 57,7%. Selain itu, hasil multivariat menunjukkan bahwa orang dengan obesitas sentral (Waist Circumference (WC) P>90 cm, dan W>80 cm) berisiko 1,47 kali (PR= 1,47; 95% CI 0,606 - 3,575) terhadap kejadian DM tipe2 setelah di kontrol variabel jenis kelamin, IMT, dan aktivitas fisik. Namun setelah mengikutkan efek interaksi antara obesitas sentral dan aktivitas fisik diketahui bahwa orang yang obesitas sentral dan beraktivitas rendah (< 300 Mets) berisiko 7,59 (PR=7,59; 95% CI, 1,656 - 34,77) kali terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2. Dengan melakukan intervensi atau mencegah obesitas sentral dapat mencegah 23,98 % kejadian diabetes mellitus tipe 2 di populasi studi. Usaha untuk deteksi dini dengan skrining pada orang obesitas khususnya obesitas sentral membantu dalam menjaring kasus DM tipe 2, dan pola hidup sehat dan peningkatan aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya obesitas sehingga menurunkan angka kejadian diabetes mellitus tipe 2. ......Diabetes Mellitus categorized into serious health problems due to the increasing of its prevalence every year. It is one of the contributors to the global burden of disease and mortality in the world, where 90% of this disease was type II Diabetes. Changing of people lifestyle was one of the risk factors to the increasing of the disease in community. The objective of this study was to investigate the association between abdominal obesity and type II DM in Johar Baru Sub-district, Central Jakarta. This is a cross sectional study, utilized the data from the result of screening by direktorat PTM dirjen P2PL kemenkes RI. The inclusion criteria was Johar baru resident whom their ages more than 20 years. The data analysis was performed with stratification and cox regression multivariate analysis. The results of study showed the prevalence of type II DM was 18,1%, meanwhile the prevalence of abdominal obesity was 57,7%. The result of multivariate analysis showed that the people with abdominal obesity (waist circumference P> 90 CM and W> 80 cm) had 1,47 risk to get type II DM compared to the people who did not, after controlling for covariates, Included: Sex, IMT and Physical activity (PR= 1,47; 95% CI: 0,606-3,575). However, after including the interaction effect between abdominal obesity and physical activity, it is showed the people with abdominal obesity and light physical activity had the risk 7,59 (PR=7,59; 95% CI, 1,656 - 34,77) to get type II diabetes. The result of analysis showed, with intervention or prevention of abdominal obesity can prevent 23,98 % type II DM in community. Screening one of the strategies as the early detection of people with type II DM. Healthy life style and having more physical activity could prevent the obesity and it is expected to reduce the prevalence of type II DM.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T32704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh Olah Sehat Lafidzi 21 terhadap kadar gula darah penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 di Klub Diabetes RS. Islam Jakarta Cempaka Putih. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar gula darah puasa yang signifikan pada kelompok intervensi setelah melakukan Olah Sehat Lafidzi 21 (p=0.00) namun dibandingkan dengan kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0.29). Kesimpulan penelitian ini adalah Olah Sehat Lafidzi 21 tidak dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada penderita DM tipe 2 di Klub Diabetes RS. Islam Jakarta Cempaka Putih.
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of Olah Sehat Lafidzi 21 on blood glucose level of type 2 diabetic patients in Diabetes Club Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih. This research was a quantitative study with quasi-experimental design with a control group. The results showed a significant decrease in fasting blood glucose level in the intervention group after performing Olah Sehat Lafidzi 21 (p=0.00) but there was no significant difference compared with the control group who did DM gymnastics once a week (p=0.29). The conclusion was Olah Sehat Lafidzi 21 could not lower the blood glucose level significantly in type 2 diabetic patients in Diabetes Club Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetra Saktika Adinugraha
Abstrak :
Swedish massage merupakan teknik masase berfokus pada relaksasi dan meningkatkan sirkulasi darah dengan melibatkan otot. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Swedish massage terhadap nilai ankle brakial index pada pasien diabetes tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment dengan kelompok kontrol, pemilihan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah diberikan masase selama 3 minggu pada nilai ABI kanan (p = 0.015) dan ABI kiri (p = 0.045) antara kelompok kontrol dengan intervensi. Penelitian ini menyarankan perawat melakukan masase di layanan klinik untuk meningkatkan nilai ABI pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Swedish massage is a massage technique involving the muscles which focuses on promoting relaxation and blood circulation. This research aimed to investigate the effects of Swedish massage on Ankle Brachial Index (ABI) in type 2 diabetes mellitus patients. This study was quasi experimental with a control group and employed purposive sampling. There was a significant difference of intervention group and control on the right side of ABI (p = 0.015) and on the left side of ABI (p = 0.045) in three weeks of massage. This study suggests that nurse should perform massage in clinical practice to increase the ABI score for type 2 diabetes mellitus patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Agustin
Abstrak :
Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan kurangnya sekresi insulin, resistensi insulin, atau keduanya. Kondisi hiperglikemia kronis dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang salah satunya adalah kaki diabetik yang menjadi penyebab utama dilakukannya amputasi pada klien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil analisis data menghasilkan enam tema, yaitu: perubahan dalam kehidupan setelah amputasi, respon atau perasaan terkait amputasi, mekanisme koping, dukungan sosial yang diterima, makna hidup, dan pelayanan kesehatan yang diterima. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan melalui peningkatan dukungan rehabilitasi secara fisik, psikososial, dan spiritual pada klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah.

Experiences of Type 2 Diabetes Clients Following Major Limbs Amputation. Type 2 Diabetes Mellitus (type 2 DM) is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia as a result of insulin deficiency, insulin resistance, or both. Chronic hyperglycemia conditions can lead to complications such as a diabetic foot as a major cause of amputation among clients with type 2 DM. The purpose of this study was to determine the experiences of clients with type 2 DM following major lower limbs amputation. This study used a qualitative method with phenomenology approach. Six themes revealed: live changes of amputees, amputation response or related feelings, coping mechanisms, social support received, the meaning of life, and health care received. The results of this research are expected to contribute positively in improving the quality of nursing care through physical, psychosocial, and spiritual rehabilitation support provided to clients with type 2 DM following major lower limbs amputation.
Rumah Sakit Pertamina ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Galia Wardha Alvita
Abstrak :
Dukungan keluarga diperlukan untuk meningkatkan perawatan diabetes mellitus pada lansia karena dapat meningkatkan motivasi lansia untuk bersikap dan berperilaku sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perawatan diabetes pada lansia di rumah di Kelurahan Cisalak Pasar Kota Depok dengan menggunakan metode descriptive correlational dan desain cross sectional, melibatkan sampel 81 responden dengan tekhnik total sampling. Analisis menggunakan chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara dukungan emosional, dukungan penghargaan, informasi dan instrumental dengan perawatan diabetes pada lansia (p < 0,05). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa dukungan emosional merupakan faktor yang dominan terhadap perawatan diabetes pada lansia setelah dikontrol dengan jenis kelamin dan pendapatan lansia dengan nilai OR: 14,402. Dukungan yang diberikan keluarga kepada lansia dapat meningkatkan motivasi lansia dalam melakukan perawatan DM sehingga perawat perlu meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat lansia DM khususnya dengan memberikan dukungan emosional. ...... Family support is needed to maintain elderly with DM because of improving encourage elderly motivation to healthy behaviour. This study aimed to determine the correlation between family support and diabetes care of elderly at Cisalak Pasar, Depok, using descriptive correlation method and cross sectional design. A total of 81 respondent participant in this study. Statistical analyzed used chi-square and multiple logistic regression. The result showed that there was correlation between emotional, prestige, information, and instrumental with diabetes care of elderly (p < 0,05). The dominant factor is emotional support controlled by sex and financial (OR: 14,042). Nurse have to increase family role for managing DM of elderly with emotinal support.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Hamzah
Abstrak :
Peran Puskesmas sebagai ujung tombak pelayananan kesehatan dalam implementasi rujuk balik Diabetes menjadi sangat penting. Penelitian ini untuk mengetahui implementasi kebijakan rujuk balik Diabetes Melitus di Puskesmas Pamulang tahun 2014 dari aspek komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Desain Studi melalui content analisis dan metode triangulasi. Data primer didapatkan dengan wawancara mendalam, Diskusi kelompok terarah, dan pengamatan di lapangan. Untuk data sekunder dari dokumen kebijakan dan literatur. Dari hasil penelitian : menunjukkan bahwa dalam implementasi kebijakan rujuk balik Diabetes Melitus di Puskesmas Pamulang masih berjalan optimal. Untuk itu perlu menyempurnakan kembali regulasi yang ada selama ini agar tidak terjadi kesenjangan dalam implementasi kebijakan rujuk balik diabetes di masa mendatang ......Increased prevalence of diabetes mellitus will have an impact on the high health financing in the Era of National Health Insurance . The role of PHC as a spearhead in the implementation of health pelayananan refer back Diabetes becomes very important . Study is to examine the implementation of policies refer back Diabetes Mellitus in PHC Pamulang 2014 from aspects of communication , resources, disposition , and organizational structure . This study used a qualitative approach to the study design through content analysis and triangulation methods . Primary data obtained by in-depth interviews , focus group discussions , and field observations . For secondary data from policy documents and literature . From the results of research : indicates that the implementation of policy refer back Diabetes Mellitus in PHC Pamulang still running optimally . For that we need to revise the existing regulations for this so as not to there are gaps in the implementation of the reconciliation policy behind diabetes in the future next .
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan Shot Yen
Abstrak :
Pola makan tinggi serat, khususnya asupan sayur hijau diketahui erat hubungannya dengan rendahnya risiko diabetes tipe 2 dan perbaikan kontrol glikemik, namun perubahan pola makan yang merupakan perubahan gaya hidup menuntut modifikasi perilaku. Model Pemberdayaan bagi petugas kesehatan yang terdiri dari keterampilan coaching berdasarkan metode motivasional Porter and Lawler, Kotter’s leadership model dan creative kitchen telah dikembangkan, dan telah diujicobakan dengan disain mix method. Efektivitas model ini dibuktikan dengan melakukan penelitian kualitatif sebagai embedded design dalam studi kuantitatif yang merupakan randomised controlled trial. Subyek penelitian adalah karyawan atau keluarga karyawan PT Telkom Indonesia. Sampel diambil secara randomisasi kluster, 84 subyek yang memenuhi kriteria inklusi penelitian dibagi menjadi 42 orang di kelompok intervensi dan 42 orang di kelompok kontrol. Selama 12 minggu subyek kelompok intervensi mendapat Model Pemberdayaan dalam pertemuan seminggu sekali dengan petugas kesehatan. Subyek kelompok kontrol mendapat konseling konvensional seminggu sekali. Di akhir penelitian, terdapat 3 subyek drop out, 2 orang dari kelompok intervensi dan 1 orang dari kelompok kontrol. Terdapat perbedaan bermakna peningkatan asupan sayur pada kelompok intervensi dibanding kelompok kontrol (p<0.001). Demikian pula penurunan HbA1c pada kelompok intervensi berbeda bermakna dibanding kelompok kontrol (p=0.009). Di akhir penelitian terjadi perbedaan bermakna antara kelompok intervensi dan kontrol untuk penurunan kadar gula puasa (p=0.034), kadar gula darah 2 jam postprandial (p=0.006), dan penurunan lingkar pinggang (p=0.044). Studi kualitatif menunjukkan bahwa sikap petugas kesehatan yang positif menentukan sikap subjek sehingga menghasilkan sesi coaching dengan ciri-ciri: adanya dorongan dan penghargaan, hal-hal yang dipelajari oleh subjek, penghargaan atas proses, keterlibatan pasangan, rasa percaya diri, regulasi diri serta kemampuan untuk menjangkau keluar sebagai tokoh panutan agar orang lain terdorong ikut mengonsumsi sayur lebih banyak. ......Dietary pattern high in fibre and green leafy vegetable in particular have shown inverse association with lower risks of Type 2 Diabetes Mellitus and improved glycemic control. However dietary change is also considered as lifestyle change that requires behaviour modifications. The Empowerment Model for health provider consisting of coaching skill based on Porter and Lawler motivational method, Kotter’s leadership model and creative kitchen has been developed, established and pre-tested using a mix method study design. Qualitative study was an embedded design within the quantitative study which was a randomised controlled trial. Subjects of the study were employees of PT Telkom Indonesia or their family members. 84 subjects who met the inclusion criteria working in 8 office groups following clustered random sampling were divided into intervention and control groups with 42 subjects each. Subjects of the intervention group received the Empowerment Model in weekly meeting with trained health providers for 12 weeks. Conventional counselling was applied on the control group weekly for 12 weeks. At the end of the study, there were 3 drop-out subjects, 2 subjects from the intervention group and 1 subject from the control group. There was significant difference in change of vegetable intake of the intervention group compared to the control group (p<0.001). HbA1c decreased significantly in the intervention group compared to the control group (p=0.009). At the end of the study, the significant differences shown in the intervention group compared to the control group were: decreased fasting blood glucose (p=0.034), postprandial blood glucose (p=0.006), and decreased waist circumference (p=0.044). Qualitative study demonstrated that health provider’s positive attitudes defined subject’s attitudes in creating adherence during coaching sessions with the presence of encouragement and acknowledgment, learned lessons, process honouring, buddy’s involvement, confidence and self regulation, also outreaching ability being role model to enrol others in consuming more vegetables.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Henderiawati
Abstrak :
Pendahuluan: Ulkus diabetik masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, penurunan kualitas hidup pasien dan membutuhkan sumber daya kesehatan yang besar. Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki pasien Diabetes Mellitus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan merawat kaki dengan kejadian ulkus diabetik. Metodologi: Penelitian kasus kontrol dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo periode April-Mei 2019. Total sampel 316 pasien diabetes terdiri dari 115 kasus dan 201 kontrol. Kasus merupakan semua pasien ulkus yang berobat periode Oktober 208-Mei 2019, kontrol merupakan pasien tanpa ulkus yang berobat periode April-Mei 2019 dan diambil secara random. Variabel yang diperiksa adalah Ulkus diabetik, merawat kaki, umur, lama menderita DM, kadar gula darah, hipertensi, obesitas, penggunaan alas kaki, merokok dan aktifitas fisik. Analisis menggunakan regresi logistik dengan backward procedure model. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 316 pasien sebagian besar mengalami ulkus derajat 2(50%) kemudian derajat 3(34%). Responden yang melakukan perawatan kaki dengan baik sebesar 61.71%, dengan distribusi kasus sebesar 45.22% dan kelompok kontrol sebesar 71.14%. Hasil analisis menunjukkan merawat kaki berhubungan dengan kejadian Ulkus diabetik dengan OR 2.71(CI 95% 1.67-4.41). Kesimpulan: Merawat kaki dengan baik dapat mengurang risiko terjadinya ulkus diabetik. Pasien yang tidak merawat kaki dengan baik berisiko 2.71 kali mengalami ulkus diabetik dibandingkan pasien yang merawat kaki dengan baik setelah dikontrol merokok dan obesitas.
Introduction: Diabetic ulcer is a major health problem in the world, impairment of the quality of life and consume a great deal of health system resources. Foot care is the primary prevention of diabetic ulcers. Foot care is an effort to prevent primary injuries in the legs of patients with Dianetes Melitus. The aim of this study was to determine the relationship of foot care with the incidence of diabetic ulcers. Methods: Case control studies were conducted at the Pasar Rebo District Health Center for the period April-May 2019. A total of 316 studies with 115 case and 201 kontrol. The cases were all ulcer patients for the period October 2018-May 2019, controls were patients without ulcer and taken randomly. The variables studied were diabetic ulcers, foot care, age, diabetes duration, blood glucose levels, hypertension, obesity, footwear use, smoking and physical activity. A backward logistic regression model was used for analysis. Results: The study showed that of the 316 patient most experienced grade 2 ulcers (50%) than grade 3(34%). Respondents with good foot care were 61.71%, with case distribution of 45.22% and controls 71.14%. The results of the analysis showed that foot care was correlations with diabetic ulcers. OR 2.71(CI 95% 1.67-4.41). Conclusion: Foot care can reduce the risk of diabetic ulcers. Patients who poor foot care have 2.71 times experiencing diabetic ulcers compared with patient who get good foot care after being cotrolled by smoking and obesity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>