Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faisal Adrian Zein
Abstrak :
Fatigue is essential in the aviation field because it affects many passenger`s safety. Garuda Indonesia is National Airline which operates as a Flag Carrier, and most importantly as the state owned air transportation provider of the largest archipelago national, which cover three different time zones. The purpose of this study is to analyze factors that affect airline pilot fatigue at Boeing 737 fleet of Garuda Indonesia, which fly domestic and regional flights. While most of the research related to human fatigue in the aviation industry has focused on long-haul pilots since the exposure of their duties towards jet lag, short-haul pilots also experience elevated levels of fatigue caused by their flight operation. As the nature of the Boeing B737 aircraft operation, this study concentrates on short to medium haul, less than 8 hours flight time per flight sector, or multiple flight sectors a day, with the set of two pilots for each rotation pattern. Fatigue is classified into physical decline, mental decline, and rest defects; and pilot fatigue in Boeing 737 pilot of Garuda Indonesia is affected by seven variables Duty Assignment, Personal Lifestyle, Working Environment, Rest Environment, Crew Pairing, Unresolved Stress, Illness. Finding the variables and the phenomenon of factors which contributes to pilot fatigue in Garuda Indonesias Boeing B737 pilot can also contribute to pilot fatigue management.
Kelelahan sangat penting dibidang penerbangan karena mempengaruhi keselamatan banyak orang. Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional yang beroperasi sebagai Flag Carrier, dan juga sebagai BUMN penyedia transportasi udara dari negara kepulauan terbesar di dunia, yang mencakup tiga zona waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan penerbang armada Boeing 737 di Garuda Indonesia, yang menerbangkan penerbangan domestik serta regional. Sementara sebagian besar penelitian yang terkait dengan kelelahan manusia pada industri penerbangan lebih berkonsentrasi terhadap penerbang rute jarak jauh, dikarenakan tugas mereka rentan terpapar jet-lag, penerbang rute jarak pendek juga mengalami peningkatan tingkat kelelahan yang disebabkan oleh karakter operasional dari penerbangan mereka. Sesuai dengan kemampuan operasional dari pesawat Boeing B737, studi ini berkonsentrasi pada penerbang jarak pendek hingga menengah, dengan waktu penerbangan kurang dari 8 jam per sektor penerbangan, atau beberapa sektor penerbangan per hari, dengan komposisi dua penerbang pada setiap rotasi penerbangan. Kelelahan diklasifikasikan menjadi penurunan kemampuan fisik, penurunan kemampuan mental, dan kurang istirahat; dan kelelahan pilot pada pilot Boeing 737 Garuda Indonesia dipengaruhi oleh tujuh variabel-Tugas, Gaya Hidup, Lingkungan Kerja, Lingkungan Istirahat, Rekan Kerja, Stres yang Tidak Terselesaikan, serta Penyakit Medis. Identifikasi dari variabel serta fenomena faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan pilot di pilot Boeing B737 Garuda Indonesia akan dapat berkontribusi untuk manajemen kelelahan penerbang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirsal Picasso
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk menggali faktor determinan yang mempengaruhi kelelahan jemaah haji Provinsi DKI Jakarta tahun 1443 H/ 2022M. Desain studi yang digunakan Kohort retrospektif dari data hasil kuesioner revised- piper fatigue scale (R-PFS) Jemaah haji dan data Siskohatkes Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta tahun 2022 M/ 1443 H. Hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor determinan yang mempengaruhi kelelahan Jemaah haji adalah Tingkat Kebugaran (HR: 1,3; CI 95%:  1,07-1,5) dan Pendidikan (HR:1,3; CI 95%: 1,03-1,6). Disarankan untuk mewajibkan seluruh Jemaah haji melakukan pengukuran dan pembinaan kebugaran secara rutin dan berkala, mengoptimalkan kondisi kebugaran Jemaah haji dan senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengaplikasikan Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) selama masa tunggu dan masa keberangkatan ibadah haji. ......This study aims to explore the determinant factors that affect the fatigue of pilgrims in DKI Jakarta Province in 1443 H/ 2022M. The study design used a retrospective cohort based on data from the revised-piper fatigue scale (R-PFS) questionnaire for pilgrims and Siskohatkes data from the DKI Jakarta Provincial Health Office in 2022 M/1443 H. The results of this study found that the determinant factors affecting the fatigue of pilgrims are Fitness Level (HR: 1.3; 95% CI: 1.07-1.5) and Education (HR: 1.3; 95% CI: 1.03-1.6). It is recommended to oblige all pilgrims to carry out regular and periodic fitness measurements and coaching, optimize the fitness conditions of pilgrims and always apply clean and healthy living behaviors, and apply the Community Movement for Healthy Living (GERMAS) during the waiting period and departure for the pilgrimage
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christoper Bagus Rijadi
Abstrak :
Kelelahan kerja merupakan salah satu masalah kesehatan pekerja yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan produktivitas menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menhetahui faktor internal yang paling dominan diantara jenis kelamin, aktivitas fisik, lama tidur, kualitas tidur, IMT, persen lemak tubuh, asupan energi, dan kebiasaan merokok yang dihubungkan dengan kelelahan kerja pegawai pengemasan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari pengumpulan data mengenai kelelahan yang dilakukan oleh bagian quality control PT. X Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni -Juli 2016. Penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode pendekatan potong lintang. Hasilnya menunjukkan bahwa 13% respondonden mengalami kelelahan kerja ringan, 47% responden mengalami kelelahan kerja sedang, dan 40% responden mengalami kelelahan kerja berat. Hasil perhitungan statistik chi - square diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik, kualitas tidur, dan persen lemak tubuh dengan kelelaham kerja. Hasil analisis regresi logistik ganda menyatakan bahwa kualitas tidur merupakan faktor paling dominan terhadap kelelahan kerja. Maka dari itu pegawai dan manajemen PT. X Tangerang perlu memperhatikan aktivitas fisik , persen lemak tubuh, dan khususnya kualitas tidur pekerja untuk mengurangi terjadinya kasus kelelahan kerja ......Work fatigue is one of the workers’ health problems that can cause accidents and decreased productivity. This research aims to determine the most dominant factor among gender, physical activities, sleep duration, sleep quality, IMT, percent of body fat, energy intake, and smoking habits which related with work fatigue of employee. This research is using secondary data from the data collection about fatigue which conducted by quality control section PT. X Tangerang. This research was held on June – July 2016. This research is a quantitative which uses approach method. The result shows that 13% of respondents had a small work fatigue, 47% of respondents had a medium work fatigue, and 40% of respondents had a heavy work fatigue. The result of statistic calculations chi-square shows that there is a significant relationship between physical activities, sleep quality, percent of body fat, and work fatigue. The result of double logistic relation analysis chi-square shows that there is a significant relationship between physical activities, sleep quality, and percent of body fat with work fatigue. The result of double logistic regretion analysis shows that sleep quality is the most dominant factor against work fatigue. Therefore, employee and management PT. X Tangerang need to be concerned about physical activities, percent of body fat, and especially sleep quality of the employee to decrease the number of work fatigue cases.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agni Syah Sutoyo Putro
Abstrak :
Pekerja proyek konstruksi PT. X memiliki bahaya dan risiko kerja yang relatif tinggi, terutama saat bekerja dalam situasi pandemi COVID-19. Karena proyek konstruksi harus berjalan, para pekerja memiliki risiko lebih tinggi terpapar COVID-19. Ketika beberapa pekerja secara langsung atau tidak langsung terpapar COVID-19, pekerjaannya diambil alih oleh rekan kerja. Hal ini mengakibatkan kelelahan bagi pekerja konstruksi. Kelelahan kerja merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja karena kelelahan mengurangi fokus, kemampuan mengambil keputusan, kekuatan otot, keterampilan komunikasi, produktivitas, kewaspadaan, kinerja fisik dan psikologis dan motivasi kerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap kelelahan pekerja PT. X. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian potong lintang. Sampel diambil dari total populasi pekerja pengecoran pada proyek konstruksi sebanyak 100 pekerja dengan menyebarkan kuesioner menggunakan Multidimensional Fatigue Inventory Questionnaire. Analisis data dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson dengan nilai signifikan p < 0,05, variabel yang berhubungan dengan variabel kelelahan adalah usia (p = 0,048), waktu tidur (p = 0,040), penyakit penyerta (p = 0,004) dan pandemi COVID-19 (p = 0,001). ......Company X construction project workers have relatively high work hazards and risks, particularly while working under the COVID-19 pandemic situation. As construction projects must go on, the workers likely have a higher risk of the COVID-19 exposure. When some workers directly or indirectly are exposed to the COVID-19, their jobs are taken over by co-workers. This case results in fatigue for construction workers. Work fatigue is one of the causes of occupational accidents as the fatigue reduces their focus, decision-making abilities, muscle strength, communication skills, productivity, alertness, physical and psychological performance and work motivation. This study aimed to determine the impact of the COVID-19 pandemic on fatigue in the Company X workers. This study applied an observational analytic method with a cross-sectional study design. Samples were taken from the total population of concreting workers in construction projects as many as 100 workers by distributing a questionnaire using Multidimensional Fatigue Inventory Questionnaire. Data analysis with a quantitative approach used univariate and bivariate analyses. Based on the results of the Pearson correlation analysis with a significant level of p < 0.05, variables that had a relationship with fatigue variable were age (p = 0.048), sleep time (p = 0.040), comorbid (p=0.004) and the COVID-19 pandemic (p=0.001).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Taufik Zulfiqor
Abstrak :
Penelitian ini untuk mengetahui gambaran kelelahan dengan melihat faktor risiko bukan terkait pekerjaan dan risiko terkait pekerjaan pada pekerja manufaktur di PT Z. Penelitian dilakukan pada 270 pekerja dengan desian cross-sectional, dilakukan observasi, pengisian kuesioner, pengukuran pencahayaan dengan lux meter, pengukuran kebisingan dengan sound level meter, pengukuran indeks masa tubuh dengan timbangan badan & staturmeter. Faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, indeks masa tubuh, jarak komuter, pendidikan, jenis kelamin, pendapatan, status kesehatan, kebiasaan merokok, status pernikahan, jumlah anggota keluarga, kebiasaan olahraga, kualitas tidur, sleep hygiene), dan faktor terkait pekerjaan (shift, masa kerja, posisi / jabatan, durasi kerja, kebisingan, pencahayaan, getaran, iklim kerja panas, postur kerja janggal, tuntutan pekerjaan, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan rekan dan atasan di tempat kerja, kepuasan kerja, konflik pekerjaan-keluarga, stres). Dua set kuesioner yang divalidasi digunakan untuk menilai kelelahan akut dan kronis. Tiga set kuesioner lainnya yang telah divalidasi digunakan untuk menilai kualitas tidur, psikososial, dan sleep hygiene. Sebuah model regresi logistik dikembangkan untuk setiap hasilnya. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pekerja yang mengalami kualitas tidur buruk (2.84, 95% CI 1.249 - 6.481) memiliki hubungan signifikan terhadap terhadap munculnya kelelahan akut. Sedangkan kondisi pencahayaan (2.84, 95% CI 1.399 - 5.802) tempat kerja yang tidak standar dan adanya konflik pekerjaan-keluarga (3.86, 95% CI 1.086 - 13.769) berpengaruh signifikan terhadap kelalahan kronis yang dialami pekerja. Intervensi untuk mengurangi gejala kelelahan akut harus diterapkan pada faktor bukan pekerjaan (kualitas tidur), sedangkan intervensi pada kelelahan kronis harus dilalukan dengan berfokus pada faktor terkait pekerjaan (pencahayaan dan konflik pekerjaan-keluarga) ......This study was conducted at PT Z whereas all workers at PT Z as the object of research. The purpose of this study to determine the description of fatigue by focused on risk factors which not related to work and work-related risks to manufacturing workers. The study is conducted on 270 workers using a research design. cross-sectional by making observations, filling out questionnaires, measuring lighting with a lux meter, measuring with a sound level meter, measuring body mass index with a scale & staturmeter. Non-occupational risk (age, body mass index, commuting distance, education, gender, income, health status, smoking habit, marital status, number of family members, exercise habits, sleep quality, sleep hygiene), and work-related factors (shift, length of service, job title, duration of work, lighting, vibration, work climate, work posture, work heat, towards work, peer support and control over the workplace, job satisfaction, work-family conflict, stress). Two sets of validated questionnaires were used for acute and chronic fatigue. Three other sets of validated questionnaires were used to assess sleep quality, psychosocial, and sleep hygiene. A logistic regression model was developed for each outcome. In this study, workers who experienced poor sleep quality (2.84, 95% CI 1.249 - 6.481) had a significant relationship with the emergence of acute fatigue. Meanwhile, non-standard lighting conditions (2.84, 95% CI 1.399 - 5.802) and work-family conflict (3.86, 95% CI 1.086 - 13.769) had a significant effect on chronic fatigue experienced by workers. Interventions to reduce fatigue symptoms should be applied to work factors (sleep quality), while interventions for chronic fatigue should be implemented with a focus on work-related factors (lighting and work-family conflict).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Herawati
Abstrak :
Handover atau serah terima pasien merupakan proses kegiatan penyerahan pasien dari satu perawat ke perawat selanjutnya yang dilakukan secara lisan dan tertulis di dalam memberikan informasi tentang keadaan umum kondisi pasien serta tindakan yang dilakukan dan rencana program pengobatan selanjutnya dikatakan handover efektif apabila informasi yang diterima mendukung dari kontinuitas dan pengobatan pasien. Kesalahan dalam pelayanan keperawatan khususnya dalam menjaga keselamatan pasien. dapat mengakibatkan hal yang sangat fatal yaitu kematian dan kecacatan pasien yang di rawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kelelahan dan stress kerja dengan persepsi perawat terhadap pelaksanaan handover. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling dengan jumlah sampel 130 perawat di Rumah Sakit X di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara karakteristik usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, jabatan, lama kerja di unit dengan persepsi perawat terhadap pelaksanaan handover. Hasil juga menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara stress kerja dengan persepsi perawat terhadap pelaksanaan handover, kelelahan kerja berhubungan bermakna dengan pelaksanaan handover (p = 0,036 ). Kesimpulan dari penelitian ini hanya kelelahan kerja yang mempengaruhi persepsi perawat pada pelaksanaan handover di rumah sakit. Rekomendasai diperlukan peran manajer untuk meminimalkan kelelahan perawat didalam melaksanakan peran dan tugas nya agar dapat melaksanakan handover dengan maksimal. ......The handover or handover of the patient is a process carried out by the patient from one nurse to the next which is carried out verbally and in writing in providing information about the general condition of the patient's condition as well as the actions taken and the treatment program plan. patient. little in service, especially in maintaining patient safety. This can result in very fatal things, namely death and death of patients being treated. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between fatigue and job stress with nurses' perceptions of the implementation of handovers. The design of this study used a cross sectional approach. Sampling in this study used nonprobability sampling with a simple random sampling technique with a sample of 130 nurses at X Hospital in Jakarta. The results showed that there was no significant relationship between the characteristics of age, gender, education, years of service, length of service with nurses' perceptions of the implementation of handovers. The results also showed that there was no significant relationship between stress and nurses' perceptions of the handover implementation, work fatigue was related to the handover implementation (p = 0.036 ). The conclusion of this study is that only work fatigue affects nurses' perceptions of the implementation of handovers at the hospital. Recommendations are needed for the role of managers for work fatigue while carrying out roles and tasks in order to carry out the handover to the maximum.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa
Abstrak :
Kelelahan merupakan kontributor utama dalam 60-70% insiden yang disebabkan oleh kesalahan manusia di sektor pertambangan. Kelelahan dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dan merupakan dampak yang sering terjadi akibat dari stres dan shift kerja. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kelelahan pada operator tambang batubara. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh karakter individu (usia, Indeks Massa Tubuh, kualitas tidur, kuantitas tidur dan tempat tinggal) dan faktor pekerjaan (durasi shift) terhadap kelelahan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode systematic literature review dengan memasukkan 10 literatur terkait topik penelitian untuk dianalisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa stres merupakan faktor dengan kontribusi tebesar yaitu 33,6% pada kejadian kelelahan. Kelelahan juga berkaitan dengan usia, kualitas tidur, kuantitas tidur, tempat tinggal dan durasi shift. Namun, penelitian ini belum bisa membuktikan pengaruh Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap kelelahan. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah stres memiliki potensi untuk meningkatkan kelelahan pada pada operator tambang batubara. ......Fatigue is the main contributor factor on 60-70% incident that caused by human factor in mining industry. Fatigue can affect workers health and workplace safety and is a frequent impact resulting from stress and shift work. The aim of this study is to assess the impact of stress towards fatigue on coal operators. This study also assess the impact of individual character (age, body mass index, sleep quality, sleep quantity and recidence) and work-related factor (shift duration) towards fatigue. Methods of this study is systematic literature review with a total of 10 literature that related to the topic were included. Result showed 33,6% of fatigue related incident is caused by stress. Fatigue also attributed with age, sleep quality, sleep quantity, recidence and shift duration. However, the study cant prove the impact of Body Mass Index (BMI) towards fatigue. In conculsion, stress has the potential to increase fatigue on coal operators.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Elizabeth
Abstrak :
Kelelahan atau merupakan perasaan dimana seseorang merasa sangat lelah, letih atau mengantuk yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko seperti jam tidur yang kurang, tuntutan kerja yang tinggi, periode tugas yang lama, adanya tuntutan sosial dan kemasyarakatan, atau mengalami stres dan depresi yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur saat masa pandemi COVID-19. Adapun faktor – faktor yang diteliti antara lain faktor karakteristik individu (jenis kelamin, usia, dan status kesehatan) dan faktor pekerjaan (jam istirahat, shift kerja, kuantitas tidur, pekerjaan sampingan dan commuting times). Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online. Dari 131 tenaga kesehatan yang menjadi responden dalam penelitian ini, didapatkan 50.4% tenaga kesehatan merasakan kelelahan. Selain itu, terdapat hubungan antara status kesehatan (P value = 0,041) dan commuting times (P value = 0,039) dengan kejadian kelelahan. ......Fatigue is a feeling where a person feels very tired or sleepy caused by various risk factors such as insufficient sleep hours, high work demands, long periods of work, social demands, or experiencing prolonged stress and depression. This study aims to analyze the factors related to fatigue among healthcare workers working at the East Jakarta District Health Center during the Pandemic COVID-19. The factors studied included individual characteristics (gender, age, and health status) and occupational factors (rest hours, work shifts, sleep quantity, side jobs and commuting times). This study used a cross sectional research design and data was collected by distributing online questionnaires. Among 131 healthcare workers who were respondents in this study, it was found that 50.4% of healthcare workers felt fatigue. In addition, there is a relationship between health status (P value = 0.041) and commuting times (P value = 0.039) with the incidence of fatigue.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhelina Zulfiana, autho
Abstrak :
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor industri yang pekerjanya berisiko mengalami fatigue. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan fatigue pada pekerja wanita di PT. X. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Juli 2021 dengan melibatkan 5 orang responden yang terdiri dari pekerja wanita di PT. X yaitu 2 orang pekerja di bagian manajemen dan 3 orang pekerja di bagian produksi di PT. X. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain studi deskriptif kualitatif dengan pengambilan data berupa data primer yang dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan data sekunder yang didapatkan dari PT. X. Faktor risiko fatigue yang diteliti terdiri dari faktor risiko terkait kerja dan faktor risiko tidak terkait kerja. Faktor risiko terkait kerja terdiri dari shift kerja, waktu istirahat, jam kerja lembur, commuting time, beban kerja, jenis pekerjaan, pekerjaan sampingan, dan stress kerja. Faktor risiko tidak terkait kerja terdiri dari usia, status kesehatan, kualitas dan kuantitas tidur, status kehamilan dan menyusui, peran dan tanggung jawab dalam keluarga, stress dan konflik peran ganda, kebiasaan konsumsi alkohol dan kafein. Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden mengalami kelelahan dengan keluhan kelelahan fisik dan emosional atau mental. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian lebih lanjut dalam mencegah dan menangani masalah fatigue di PT. X. ......The manufacturing industry is one of the industrial sectors whose workers are at risk of experiencing fatigue. The purpose of this study was to identify and analyze the factors associated with fatigue in female workers at PT. X. The research was conducted in June – July 2021 involving 5 respondents consisting of women workers at PT. X, namely 2 workers in the management section and 3 workers in the production section at PT. X. The research design used in this study is a qualitative descriptive study design with data collection in the form of primary data conducted by in-depth interviews and secondary data obtained from PT. X. The fatigue risk factors studied consisted of work-related risk factors and non-work-related risk factors. Work-related risk factors consist of work shifts, rest periods, overtime hours, commuting time, workload, type of work, side work, and work stress. Non-work related risk factors consist of age, health status, sleep quality and quantity, pregnancy and lactation status, roles and responsibilities in the family, stress and dual role conflict, alcohol and caffeine consumption habits. The results showed that all respondents experienced fatigue in physical and mental fatigue. Therefore, it is necessary to carry out further control in preventing and dealing with fatigue problems at PT. X.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Hazzrah Medinah
Abstrak :
Kelelahan atau fatigue pada pekerja tambang memiliki dampak yang besar terhadap tingkat absenteisme, penurunan produktivitas, biaya kesehatan, dan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan kelelahan pada pekerja di PT X serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan. Faktor risiko yang diteliti yaitu faktor terkait pekerjaan (beban kerja, masa kerja, waktu istirahat, area kerja, shift kerja, dan stres kerja) dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, kualitas dan kuantitas tidur, kebiasaan merokok, commuting time, pekerjaan sampingan, konsumsi kafein, status pernikahan, status gizi, dan olah raga). Untuk mengukur kelelahan menggunakan kuesioner Occupational Fatigue Exhaustion Recovery Scale (OFER), mengukur stres kerja menggunakan kuesioner Survei Diagnosis Stres (SDS), mengukur kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), mengukur beban kerja mental menggunakan NIOSH Generic Job Stress Questionnaire (GJSQ), mengukur karakteristik responden menggunakan The Self-administered Questionnaire, dan untuk mengukur beban kerja fisik menggunakan alat Fingertip Pulse Oximeter. Penelitian ini dilakukan kepada 156 pekerja tambang di PT X dengan menggunakna desain penelitian crosssectional. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja, waktu istirahat, usia, dan beban kerja mental dengan kelelahan. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengembangan program pencegahan dan pengendalian kelelahan (fatigue management) di tempat kerja dan melihat hubungan faktor terkait pekerjaan yang lebih dominan terhadap kelelahan dibandingkan faktor tidak terkait pekerjaan. ......Fatigue in mining workers has a huge impact on absenteeism rates, decreased productivity, medical costs, and accidents. This study aims to describe the level of fatigue in workers at PT. X and analyze the associated risk factors. The risk factors studied included work-related factors (workload, period of work, rest time, mining area, work shifts, and work stres) and non-work related factors (age, sleep quality and sleep quantity, smoking status, commuting time, side work, caffeine consumption, marital status, body mass indeks, and exercise). To measure fatigue, the Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) questionnaire was used, Survey Diagnostic Stress (SDS) was used to measure job stress, the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire was used to measure sleep quality, NIOSH Generic Job Stress Questionnaire (GJSQ) was used to measure mental workload, the Self-administered Questionnaire was used to measure respondent characteristics, and Fingertip Pulse Oximeter was used to measure physical workload. This research was conducted on 156 mining workers at PT. X by using a crosssectional research design. Descriptive and inferential logistic regression was used to analyze the data. The results showed that there was a significant association between period of work, rest time, age, and mental workload. Therefore, it is necessary to develop a fatigue management program in the workplace and refers to see the result that the relationship between work related factors and fatigue is more dominant than non-work related factors.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>