Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fayi Firjatullah Widyadhana
"TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial terbesar di dunia yang mengubah cara kita bersosialisasi di internet. Dorongan untuk tetap mendapat informasi tentang apa yang dilakukan orang lain adalah karakteristik yang menentukan dari rasa takut ketinggalan (FOMO), yang didefinisikan sebagai kekhawatiran berulang bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga dimana individu tersebut tidak terlibat di pengalaman tersebut (Przybylski et al., 2013). Sedangkan menurut Dictionary of Psychology yang diterbitkan oleh American Psychological Association (n.d.), materialisme adalah seperangkat keyakinan yang mengutamakan kesuksesan dan kenyamanan finansial. Penelitian ini membahas hubungan antara mengonsumsi TikTok dengan FOMO, dan materialisme. Peserta (n = 381) direkrut melalui diseminasi online. Data dihitung menggunakan Korelasi Pearson untuk menentukan signifikansi korelasi. Berdasarkan analisis, penelitian menemukan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara FOMO dan mengonsumsi TikTok dan korelasi positif yang signifikan antara materialisme dan mengonsumsi TikTok. Ini menunjukkan bahwa mengonsumsi TikTok yang tinggi mungkin dapat meningkatkan FOMO seseorang dan membuat individu tersebut lebih materialistis. Oleh karena itu, intervensi yang mungkin diperlukan untuk menangani FOMO dan materialisme sebagai efek negatif dari penggunaan TikTok sangat dibutuhkan.

TikTok has become one of the biggest social media platforms in the world, and it has changed how we socialise on the internet. The urge to stay informed about what others are doing is a defining characteristic of the fear of missing out (FOMO), which is defined as the recurrent worry that others may be having valuable experiences. At the same time, one is absent (Przybylski et al., 2013). According to the Dictionary of Psychology published by the American Psychological Association (n.d.), materialism is a set of beliefs that sets a premium on financial success and comfort. This study discusses the relationship between TikTok consumption FOMO, and materialism. Participants (n = 381) were recruited through online dissemination. The data was calculated using Pearson Correlation to determine the significance of the correlation. Based on the analysis, the study found significant data supporting the hypothesis. It was found that there is a significant positive correlation between FOMO and TikTok consumption and a significant positive correlation between materialism and TikTok consumption. This suggests that higher TikTok consumption may increase people’s FOMO and might become more materialistic. Therefore, possible intervention might be needed to handle FOMO and materialism as adverse effects of TikTok usage."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Valensia
"Tujuan dari riset studi ini adalah untuk menganalisa pengaruh dari faktor-faktor yakni information overload, fear of missing out, dan privacy concern terhadap munculnya social networking services (SNS) fatigue dan discontinuous intention. Sampel dari riset ini mencakup para anak muda Indonesia yang merupakan pengguna Instagram yang bertempat tinggal di area Jabodetabek. Data yang didapatkan dari para responden kemudian di proses menggunakan analisis Structual Equation Modelling (SEM).
Hasil penemuan dari riset ini menunjukan bahwa variabel information overload dan fear of missing out memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap munculnya SNS fatigue yang kemudian juga dapat mempengaruhi discontinuous intention dari para pengguna Instagram. Kemudian, terdapat juga pengaruh langsung yang positif dan signifikan dari variabel information overload kepada variabel discontinuous intention. Sementara itu, ditemukan pengaruh yang tidak signifikan dari variabel privacy concern pada variabel SNS fatigue dan juga discontinuous intention.

This research study aims to analyze the influence of factors namely information overload, fear of missing out, as well as privacy concern on social networking services (SNS) users experience of SNS fatigue. In addition to that, this research as well discover the particular influence of the preceding factors on the subsequent emergence of SNS users discontinuance intention to utilize the platforms services that in the case of this study focuses on Instagram. The samples in this research are young and educated Indonesian Instagram users who reside in the area of greater Jakarta. The data from the fellow respondents was processed by utilizing the technique of Structural Equation Modelling (SEM).
The findings of this study have discovered that information overload and fear of missing out have a positive and significant influence on the construct of SNS fatigue which then as well can positively and significantly influence the users discontinuance intention. Next, this study also found that there is a direct positive and significant influence of information overload to users intention to discontinue their SNS utilization. On the other hand, privacy concern however is found to not significantly influencing both the experience of SNS fatigue as well as SNS discontinuance usage intention.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Early Melati Daliilah Putri
"Dengan total 1,5 milyar pengguna di tahun 2022, Instagram adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. Instagram memfasilitasi penggunanya untuk mengikuti kegiatan orang lain kapan saja dan dimana saja. Adapun, populasi yang paling banyak menggunakan Instagram adalah mahasiswa S1 yang berusia 18-25 tahun. Seiring dengan hal tersebut, muncul Fear of Missing Out (FoMO) yang membuat individu takut tidak mendapatkan pengalaman yang berharga ketimbang orang lain. Sehingga, individu semakin terdorong untuk menggunakan Instagram untuk melihat kegiatan orang lain. Temuan sebelumnya menunjukkan bahwa FoMO berdampak pada tiga aspek psikologis individu yaitu afektif, kognitif, dan perilaku. Salah satu dampak FoMO terhdadap aspek afektif dan kognitif individu adalah kepuasan hidup. Terdapat 373 responden mahasiswa S1 pengguna Instagram yang terlibat dalam penelitian. Adapun, alat ukur yang digunakan adalah FoMOs dari Przybylski et al. (2013) dan SWLS dari Diener (1985). Hasil analisis dengan Spearman Correlation menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara FoMO dan kepuasan hidup pada mahasiswa S1 pengguna Instagram. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya dapat mencoba melihat hubungan antara FoMO dan aspek kehidupan lainnya yang lebih spesifik terhadap mahasiswa, misalnya FoMO dan perilaku penggunaan media sosial yang mendistraksi pembelajaran.

With a total of 1.5 billion users in 2022, Instagram is one of the most used social media. Instagram facilitates users to see other people's activities anytime and anywhere. Meanwhile, the population that uses Instagram the most is undergraduate students aged 18-25 years. Along with this, there is a Fear of Missing Out (FoMO) where individuals are afraid of not getting valuable experience compared to others. Thus, individuals are increasingly encouraged to use Instagram to view other people's activities. Previous findings show that FoMO impacts three individual psychological aspects: affective, cognitive, and behavioral. One of the impacts of FoMO on individuals affective and cognitive aspects is life satisfaction. There were 373 respondents from undergraduate students using Instagram who were involved in the research. The measuring tools used are FoMOs from Przybylski et al. (2013) and SWLS from Diener (1985). The Spearman Correlation analysis shows no significant relationship between FoMO and life satisfaction in undergraduate students who use Instagram. For the upcoming research, researchers should outlook the relationship between FoMO and other aspects of life that are more specific to undergraduate students, such as between FoMO and the problematic usage of social media that distracts learning."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Azzahra
"
Fear of Missing Out adalah kecenderungan psikologis yang dirasakan seseorang ketika merasa khawatir akan kehilangan pengalaman atau hubungan sosial. Pesan daya tarik FoMO dapat mendorong individu untuk melakukan pembelian. Selain itu, emosi yang dirasakan oleh konsumen dapat memoderasi pengaruh seruan FoMO terhadap niat beli konsumen. Pada penelitian ini menunjukan bahwa fear of missing out dapat mempengaruhi niat beli konsumen. Daya tarik fear of missing out dapat memperkuat niat beli dengan meningkatkan anticipated elation, self enhancement atau melemahkan niat pembelian dengan meningkatkan anticipated expense regret.

Fear of missing out is a psychological tendency refers to a person’s concern over losing out on relationship or social interaction. FoMO appeal messages have the power to persuade people to buy. Furthermore, the impact of FoMO appeals on consumer’s purchase intentions can be mitigated by the emotions they experience. This study demonstrates how consumer’s intentions to buy might be influenced by their fear of losing out. The appeal of fear of missing out can strengthen purchase intention by increasing anticipated elation, self – enhancement or weaken purchase intention by increasing anticipated expense regret."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Nadhira Dwi Maharani
"Dewasa ini, TikTok merupakan salah satu platform jaringan sosial yang paling banyak digunakan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengguna TikTok memilik kecenderungan lebih tinggi terhadap Fear of Missing Out (FoMO) dan orientasi perbandingan sosial. Namun, terdapat perbedaan hasil dalam studi sebelumnya yang menekankan perlunya penelitian ini untuk dilakukan. Studi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara Fear of Missing Out (FoMO) dan orientasi perbandingan sosial, serta konsumsi TikTok. Studi ini melibatkan 381 partisipan (M = 29.0 tahun, SD = 14.0) melalui penyebaran survey online yang dilakukan di Australia dan luar negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi TikTok berkorelasi positif dengan FoMO dan orientasi perbandingan sosial. Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan usaha untuk mengurangi dampak buruk dari tingkat FoMo yang tinggi dan orientasi perbandingan sosial ke atas pada penggunaan TikTok.

Nowadays, people seem unable to live without social media. The same applies to TikTok, one of the most widely used social networking platforms. Previous research has indicated that people who consumed TikTok regularly have a higher tendency to Fear of Missing Out (FoMO) and Social comparison orientation. However, there are inconsistencies in these studies that underscores the necessity for this research to be undertaken. This study aims to examine the relationship between Fear of Missing Out (FoMO) and social comparison orientation and TikTok consumption. The study was conducted in Australia, which involved 381individuals from the community (M = 29.0 years, SD = 14.0) that were recruited using a convenience sample via online survey dissemination. The results showed that TikTok consumption was positively correlated with FoMO and Social Comparison Orientation. Based on this study, further efforts are needed to mitigate the harmful impact of high levels of FoMO and upward social comparison orientation on TikTok users.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Gabriella Emmas
"Era Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan banyak inovasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia, salah satunya media sosial. Di bidang periklanan sendiri, kehadiran media sosial memudahkan brand untuk mengajak selebritas dari Korea Selatan sebagai brand ambassador dalam kampanye digitalnya. Contohnya adalah Nu Green Tea, brand minuman teh hijau kemasan siap minum yang mengajak grup idola K-Pop NCT 127 sebagai brand ambassador untuk kampanye barunya, #FixEnak. Namun, strategi ini menimbulkan sejumlah implikasi pada kondisi psikologis audiens dan konsumen, seperti perasaan FoMO. Terlebih apabila perasaan FoMO ini sengaja diciptakan oleh perusahaan guna mendorong perilaku pembelian impulsif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan strategi penggunaan K-Pop brand ambassador dalam menciptakan perasaan Fear of Missing Out pada konsumen Indonesia yang kemudian mendorong pembelian produk Nu Green Tea X NCT 127 secara impulsif. Analisis dilakukan dengan mengaitkan temuan dari media sosial Nu Green Tea @nuteaid dengan konsep daya tarik eksternal FoMO, konsep kelangkaan dalam pemasaran, serta faktor internal dan eksternal yang mendorong pembelian impulsif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kolaborasi ini berhasil memicu FoMO pada konsumen hingga menciptakan pembelian impulsif melalui kombinasi dari produk yang bersifat impuls, pesan iklan dan promosi di media sosial, pembagian pengalaman, serta strategi stok terbatas.

Many inventions have emerged in numerous fields of human lives during the Industrial Revolution 4.0 era, one of those is social media. In terms of advertising, the presence of social media makes it easier for brands to invite celebrities from South Korea, to act as brand ambassadors in their digital campaigns. One of the examples is Nu Green Tea, a ready-to-drink tea company in Indonesia, who chose K-Pop idol group NCT 127 as their brand ambassadors for its new #FixEnak campaign. However, using K-Pop brand ambassadors has a variety of implications for the audience and consumers' psychological well-being, one of which is the feeling of FoMO. Especially if the brand intentionally stimulated this FoMO feeling to encourage impulsive buying. The objective of this paper is to describe how K-Pop brand ambassadors are used to create FoMO in Indonesian consumers, leading them to buys Nu Green Tea X NCT 127 goods impulsively. The research was conducted by connecting the findings from the Nu Green Tea @nuteaid social media account to the concept of FoMO's external appeal, the concept of scarcity in marketing, as well as internally and externally factors that stimulate impulsive buying. The results indicate that through a mix of impulse products, advertising messages and promotions on social media, shared experiences, and limited availability tactics, this collaboration proved successful in triggering FoMO in consumers, resulting them to do impulsive buying."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadjilah Fatin
"Adanya penggunaan media sosial pada mahasiswa belakangan ini diketahui membuat mahasiswa rentan terhadap Fear of Missing Out (FoMO) khususnya yang berkaitan dengan akademik. Adanya FoMO ini bisa memberikan pengaruh pada perolehan performa akademik pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran motivasi akademik sebagai mediator dalam hubungan antara FoMO dan performa akademik pada mahasiswa. Pada penelitian sebelumnya, hubungan antara FoMO dan performa akademik diketahui tidak konsisten meskipun dimediasi oleh penggunaan media sosial. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah IPK, Fear of Missing Out Scale (FoMOs) (Przybylski dkk., 2013), dan Academic Motivation Scale (AMS)-versi Bahasa Indonesia (Natalya, 2018). Data diambil dari 430 mahasiswa aktif berusia 18-25 tahun yang menggunakan media sosial, dengan perolehan mayoritas partisipan perempuan (N = 342, 79,5%) dibandingkan laki-laki (N = 88, 20,5%). Hasil analisis PROCESS Macro simple mediation menunjukkan bahwa motivasi akademik secara penuh memediasi hubungan antara FoMO dan performa akademik (B= 0,0006, 95% CI [0,0001/0,0015], p = 0,004). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki FoMO akademik perlu memunculkan evaluasi atau refleksi diri terkait tujuan melanjutkan pendidikan agar motivasi akademik mereka tetap bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama dan berdampak baik pada performa akademik mereka.

The recent use of social media by students is known to make students vulnerable to Fear of Missing Out (FoMO), especially those related to academics. The existence of this FoMO can have an influence on the acquisition of academic performance in students. This study aims to examine the role of academic motivation as a mediator in the relationship between FoMO and student academic performance. In previous research, the relationship between FoMO and academic performance was found to be inconsistent even though it was mediated by the use of social media. The measuring tools used in this study were the GPA, Fear of Missing Out Scale (FoMOs) (Przybylski et al., 2013), and the Academic Motivation Scale (AMS)-Indonesian version (Natalya, 2018). Data were taken from 430 active students aged 18-25 years who used social media, with the acquisition of the majority of female participants (N = 342, 79.5%) compared to men (N= 88, 20.5%). The results of the PROCESS Macro simple mediation analysis show that academic motivation fully mediates the relationship between FoMO and academic performance (B= 0.0006, 95% CI [0.0001/0.0015], p = 0.004). The results of this study indicate that students who have academic FoMO need to bring up self-evaluations or reflections regarding the purpose of continuing their education so that their academic motivation lasts for a longer period of time and has a positive impact on their academic performance."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Friztyana Putri
"Perkembangan teknologi membuat individu menggunakan media sosial untuk dapat terhubung dengan orang lain, salah satunya mahasiswa baru yang sedang beradaptasi dan memenuhi kebutuhan relatedness dengan interaksi sosialnya. Hal tersebut dapat membuat mahasiswa baru merasakan fear of missing out (FoMO). Penelitian dengan desain korelasional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan relatedness dalam kebutuhan psikologis dasar dan FoMO pada mahasiswa baru. Sampel pada penelitian ini memiliki karakteristik pengguna aktif media sosial dengan jumlah 115 mahasiswa baru S1 di Indonesia. Hasil menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara pemenuhan kebutuhan relatedness dan FoMO pada mahasiswa baru. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian kualitatif mengenai pengalaman individu di media sosial yang berhubungan dengan tingkat FoMO dan pemenuhan kebutuhan relatedness.

Technological development makes people use social media to be connected with others, one of them is first-year undergraduate students who are adapting and trying to fulfill relatedness need with their social interactions. This can make first-year students feel fear of missing out (FoMO). This correlational research aims to determine the relationship between relatedness need in basic psychological needs of satisfaction and FoMO in first-year students. The sample are 115 first-year undergraduate students in Indonesia who are active social media users. The result shows that there is a significant negative relationship between the relatedness need satisfaction and FoMO in first-year students. Future research can conduct qualitative research on individual experiences on social media related to FoMO and relatedness need satisfaction."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Hani Megasari
"Kontrol diri sebagai suatu kemampuan membimbing tingkah laku yang impulsif dalam penggunaan media sosial sehingga mencegah gangguan psikososial seperti terjadinya perilaku Fear of Missing Out (FoMO). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kontrol diri dengan perilaku FoMO pada remaja pengguna media sosial di Kuningan Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 413 remaja SMA dengan rentang usia 15-18 tahun di empat sekolah di Kota Kuningan, Jawa Barat. Metode pengambilan sampel probability sampling dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Brief Self-Control Scale(BSCS) 10 item dan kuesioner Fear of Missing Out Scale (FoMOS) 12 item. Hasil penelitian yang dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Chi-square menunjukkan ada hubungan antara kontrol diri dengan perilaku FoMO pada remaja pengguna media sosial (=0,001; ±<0,05). Penelitian ini merekomendasikan sekolah untuk merencanakan sosialisasi tentang kontrol diri dan meningkatkan produktivitas di kalangan remaja. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel seperti manajemen waktu, kecanduan media sosial, dan pengaruh lingkungan.

Self-control as an ability to guide impulsive behaviour in the use of social media thus preventing psychosocial disorders such as the occurrence of Fear of Missing Out (FoMO) behaviour. This study was conducted to determine the relationship between self-control and FoMO behaviour in adolescent social media users in Kuningan, West Java. This research is a quantitative study with a cross sectional approach. The research sample amounted to 413 high school adolescents with an age range of 15-18 years in four schools in Kuningan City, West Java. The sampling method was probability sampling with simple random sampling technique. This study used a 10-item Brief Self-Control Scale (BSCS) questionnaire and a 12-item Fear of Missing Out Scale (FoMOS) questionnaire. The results of the study analysed using the Chi-square correlation test showed that there is a relationship between self-control and FoMO behaviour in adolescent social media users (ρ=0.001; ±<0.05). This study recommends schools to plan socialisation about self-control and increase productivity among adolescents. Future research can add variables such as time management, social media addiction, and environmental influences."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniya Mufida Zahra
"Dalam dinamika media sosial, tekanan mempertahankan citra positif dapat memicu perasaan rendah diri, sementara ketakutan tertinggal mendorong keterlibatan berlebihan, berpotensi memengaruhi kesejahteraan mental pengguna. Pemahaman mendalam terhadap interaksi kompleks ini esensial untuk mengembangkan pendekatan yang seimbang dan positif terhadap penggunaan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara Fear of Missing Out (FoMO) dengan harga diri pada dewasa awal (usia 18-25 tahun) pengguna media sosial di DKI Jakarta. Desain penelitian menggunakan metode cross-sectional dengan sampel sebanyak 108 responden dewasa awal pengguna media sosial di DKI Jakarta, yang dipilih secara purposive sampling melalui media social. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dan Fear of Missing Out Scale (FoMOs). Analisis statistik chi-square pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat harga diri dengan perasaan FoMO dalam konteks penggunaan media sosial kelompok dewasa awal di wilayah DKI Jakarta (p = 0,120; α = 0,05). Penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih mengidentifikasi faktor yang berkaitan dengan FoMO seperti alasan penggunaan media sosial, jenjang pendidikan terakhir, status ekonomi dan sosial, ketergantungan pada penilaian orang lain, dan keterbatasan dalam penggunaan media sosial.

In social media, efforts to maintain a positive image can lead to low self-esteem, while the fear of missing out (FoMO) may drive excessive usage, potentially affecting mental well-being. This study aims to explore the relationship between FoMO and self-esteem in early adults using social media in DKI Jakarta (ages 18-25). A cross-sectional method was employed with a sample of 108 respondents, selected through purposive sampling on social media. The research instruments included the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) and Fear of Missing Out Scale (FoMOs). Chi-square analysis indicates no significant influence between self-esteem and FoMO levels among early adult social media users in DKI Jakarta (p = 0.120; α = 0.05). The subsequent research is suggested to delve into the respondents' identities, such as occupation, education level, and reasons for using social media, as well as exploring the extent to which variables may be interconnected."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>