Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 11 Document(s) match with the query
cover
Nadhifah Firyal
"
ABSTRACT
Through movies, we usually reflect our society based on narrative in film and several movies portraying on
women define their femininity. This study examine the portrayal of feminine identity in movies Muriels
Wedding and The Dressmaker in order to find how the females characters defined their femininity in those
films. Using textual analysis, this research focus on the narrative of the movie and the portrayal of femininity,
with the help of social identity theory, this studies also seeing on how femininity that related with self-concept
within social group. This research found that both movies shown different aspect in defining their femininity
which is one defines with how they dress and the other with marriage. Having different background story and
the condition of the society, both movies presenting femininity that influenced by the society.
ABSTRAK
Film merupakan gambaran terhadap relalitas yang terjadi di kehidupan sehar-hari. Beberapa film
meggambarkan bagaimana identitas feminine yang ada di dalam diri mereka. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui gambaran identitas gender feminine didalam film Muriels Wedding dan The Dressmaker dan untuk
mengetahui bagaimana karakter-karakter perempuan dalam film tersebut mendefinisikan identitas perempuan
mereka. Menggunakan metode textual analysis, penelitian ini memfokuskan terhadap jalan cerita dan
penggambaran yang ada di dalam film mengenai identitas feminin, dibantu dengan teori identitas sosial dalam
masyarakat untuk mengetahui bagaimana penggambaran identitas gender feminin yang berhubungan dengan
konsep diri yang dibuat dalam suatu kelompok sosial orang itu berada, Penelitian ini menemukan bahwa
identitas gender feminin yang berada dalam dua film tersebut mendefinisikan identitas feminin mereka dengan
hal yang berbeda yaitu dengan bagaimana mereka perpakaian dan melalui pernikahan. Dengan latar belakang
yang berbeda dan keadaan masyarakat yang berbeda, kedua film tersebut mendiskripsikan identitas feminin
yang terpengaruh oleh masyarakat sekitar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Klein, Viola
London: Broadway House, 1946
301.424 KLE f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine Anabel
"Tesis ini membahas mitos-mitos tentang kecantikan yang beredar di masyarakat kita. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis linguistik dan semiotik. Penelitian terhadap mitos dilakukan dengan mengamati konotasi yang dibangun oleh pengiklan melalui rekayasa tanda-tanda verbal dan ikonis pada lima iklan media cetak produk perawatan kulit wajah wanita. Kelima iklan yang dijadikan korpus penelitian ini adalah iklan pelembap Ultima II Essentials, pelangsing wajah Clarins Shaping Facial Lift, pencerah kulit wajah SK-II Facial Treatment Essence, antipenuaan Clinique Repairware Laser Focus, dan pemulus kulit wajah Sampar Poreless Magic Peel. Dari hasil wawancara dengan pengiklan dan dari hasil diskusi kelompok terfokus dengan kelompok sasaran, diketahui adanya perbedaan dan persamaan konotasi di antara kedua belah pihak. Hasil penelitian menunjukkan mitos-mitos tentang kecantikan yang beredar di masyarakat kita.

This thesis discusses beauty myths that circulate in our society. This research is a qualitative research by means of linguistic and semiotic analyses. This research about myths is conducted by observing connotations built by the advertisers through verbal and iconic signs in five printed advertisements of facial skin care products for women. The five advertisements are Ultima II Essentials moisturizer, Clarins Shaping Facial Lift facial slimming product, SK-II Facial Treatment Essence skin lightening product, Clinique Repairware Laser Focus for anti aging, and Sampar Poreless Magic Peel for flawless skin. From interviews with the advertisers and the results of a focus group discussion with the prospects, it is known that there are differences and similarities in how both parties connote the signs. The results of this research show beauty myths that circulate in our society."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelina Adrianti
"Di dalam iklan perempuan ditampilkan sebagai sosok dengan bentuk fisik yang ideal seperti bertubuh langsing, berkulit putih dan mulus, memiliki kaki yang jenjang dan bulu mata yang lentik. Kedua iklan dari Shot for Slim dan Alli menunjukan bahwa iklan memiliki peranan dalam membentuk mitos kecantikan. Mitos kecantikan yang tersebar di masyarakat sering kali dianggap sebagai sebuah kenyataan yang dijadikan standard dalam menilai kecantikan perempuan. Dengan adanya mitos kecantikan yang tersebar di masyarakat, memunculkan kekhawatiran pada perempuan terhadap kekurangan bentuk tubuh yang dimilikinya.

In an advertisement woman published as someone who has an ideal physical form like having a slim body, flawless and white skin, has a ladder feet and tapering eyelashes. Both advertisements from Shot for Slim and Alli shown that advertisement has role in making a beauty myth. Beauty myth that spread in community is often considered as a reality that become a standard for rating a woman beauty. As is beauty myth that spread in community, show concern on woman to deficiency a body form that they owned."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Amalia Roza
"Tulisan ini mengangkat permasalahan standar kecantikan yang tidak dapat menyeimbangkan keberagaman kecantikan hingga membawa perempuan pada keadaan narsis dan melankolis sebagai penyebab rasa sakit, serta menarik tawaran terhadap ragam persepsi kecantikan. Hal itu yang disebut sebagai penyebab rasa sakit dalam feminine jouissance, perempuan memperoleh kebahagiaan semu yang akhirnya akan menghasilkan rasa sakit. Muncul banyak kekeliruan dalam memahami konsep kecantikan sehingga mewajarkan rasa sakit dalam memenuhi standar yang ada. Perempuan membutuhkan jalan keluar agar terbebas dari represi yang dialaminya. Penelusuran dalam tulisan ini menggunakan data yang dikumpulkan dari iklan-iklan, sejarah, dan mitos-mitos. Saya menggunakan pendekatan dari tawaran Luce Irigaray terkait subjektivitas feminin. Metode yang digunakan dalam tulisan ini yaitu kajian literatur dan analisis filosofis menggunakan teori subjektivitas Luce Irigaray. Hasil dari tulisan ini menguatkan penggunaan subjektivitas feminin Luce Irigaray bahwa setiap perempuan harus dapat menjelaskan kecantikan yang ada pada dirinya dan terbuka dengan segala ragam kecantikan yang ada.

This paper raises the standard of beauty that cannot balance the diversity of beauty so as to bring women into a state of narcissism and melancholy as the cause of pain, and draws offers on various perceptions of beauty. This is what is called the cause of pain in feminine jouissance, women get a false happiness that will eventually produce pain. There are many mistakes in understanding the concept of beauty so that it is natural to feel pain in meeting existing standards. Women need a way out to be free from the repression they experience. The search in this paper uses data collected from advertisements, history, and myths. I use the approach of Luce Irigaray's offer of feminine subjectivity. The method used in this paper is literature review and philosophical analysis using Luce Irigaray's theory of subjectivity. The results of this paper reinforce the use of Luce Irigaray's feminine subjectivity that every woman must be able to explain the beauty that exists in herself and be open to all kinds of beauty that exist."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fildza Ghassani Huwaina
"Jurnal ini membahas mengenai sikap para tokoh perempuan dalam menghadapi tuntutan akan penampilan pada webtoon Nae IDneun Gangnammiin. Penampilan merupakan hal yang dianggap penting dalam suatu masyarakat dan tuntutan akan penampilan yang cantik dan menarik pun cukup tinggi bagi perempuan. Perempuan diharapkan untuk dapat mencapai standar yang tumbuh di dalam masyarakat. Meskipun begitu, terdapat negosiasi antar perempuan untuk menyikapi tuntutan tersebut, yaitu dengan melakukan konformitas atau tidak.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang konsekuensi dari tuntutan sosial dalam kaitannya dengan sikap para perempuan berdasarkan korpus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan konformitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh-tokoh perempuan yang ada di dalam webtoon Nae IDnenun Gangnammiin mendapatkan tuntutan juga tekanan akan penampilan dari sekitarnya dan memutuskan untuk melakukan konformitas atau menolak untuk mengikuti tuntutan tersebut.

This journal discusses about women character rsquo;s attitude towards demands on appearance in Nae IDneun Gangnammiin webtoon. Appearance is something that is considered to be important in a society and women are given high demands to look beautiful and attractive. Women are expected to achieve a growing standard in society. Nevertheless, there are negotiation between women to address this issue, by doing conformity or not.
This research aims to explain the consequence of the social demands in relation to the attitude of women characters based on the corpus. This research use qualitative method with conformity approach.
The results of this research show that women characters in Nae IDneun Gangnammiin webtoon get demands and pressure about appearance from their surroundings and decided to conduct conformity or refuse to follow these demands.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syemmikah Mahasya Dygia
"Artikel ini menjelaskan tentang bagaimana media massa membentuk standar kecantikan ideal, khususnya pada masyarakat Indonesia. Masyarakat cenderung mendefinisikan kecantikan hanya dari penampilan fisik (Dian, 2021). Hal ini beresiko menimbulkan dampak merugikan dari sisi mental, terutama ketika individu berupaya keras untuk memenuhi ekspektasi standar kecantikan yang berlaku di masyarakat (Destiana, 2021). Media turut andil dalam membentuk standar tersebut melalui berbagai produk yang dihasilkan dan kemudian dikonsumsi oleh masyarakat (Nureesha et al., 2020). Media sosial adalah salah satu produk media yang paling banyak berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Alhasil, paparan masyarakat terhadap penggambaran bentuk tubuh melalui internet sangat tinggi (Tiggemann, M., & Slater, A. (2014). Meski demikian, bagaimana media membentuk informasi juga tak bisa lepas dari pengaruh media lainnya, seperti iklan. Studi ini hendak menganalisis bagaimana intermedia agenda setting (Wallsten, K. (2007) terjadi antara iklan dengan konten Youtube dalam membentuk standar kecantikan. Studi ini mengangkat argumen bahwa organisasi media, dengan pengaruh dari iklan, turut melanggengkan standar kecantikan yang cenderung berfokus pada elemen-elemen fisik yang berpihak pada kelompok masyarakat tertentu.

This article describes how the mass media establish ideal beauty standards, especially in Indonesian society. Society defines beauty only from physical appearance (Dian, 2021). Such has the risk of having a detrimental
impact on the mental side, especially when individuals strive to meet the expectations of beauty standards that
apply in society (Destiana, 2021). The media contribute to shaping these standards through various products
produced and consumed by the public (Nureesha et al., 2020). Social Media is one of the media products most
closely intertwined with people's daily lives. As a result, public exposure to the depiction of body shape via the
internet is very high (Tiggemann & Slater, 2014). However, news organisations are also affected by other media
and advertisements. This study aims to analyse the intermedia agenda-setting (Wallsten, 2007) between
advertisements and Youtube content, particularly in constructing beauty standards. The article argues that
advertisements influence how online media organisations perpetuate beauty standards that focus on physical
elements favouring particular groups of people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tilaar, Astrid Fabiola
"Pemasaran produk pencerahan kulit mengalami peningkatan terutama di daerah Asia Pasifik. Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya menganggap bahwa kulit putih itu cantik, sehingga memotivasi wanita Indonesia untuk memakai produk pencerah kulit.
Tujuan dari penelitian ini untuk mencari bahan baku yang bermanfaat sebagai pencerah kulit yang berasal dari tanaman Indonesia dengan mengetahui potensi ekstrak etanol daging buah salak varietas Bongkok (Salacca edulis Reinw) terhadap aktivitas pencerahan kulit. Salak varietas Bongkok mengandung flavonoid yang diduga memiliki kemampuan dalam proses depigmentasi kulit. Studi in vitro yang dilakukan adalah uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH dan uji penghambatan tirosinase.
Dari hasil uji in vitro didapatkan bahwa ekstrak etanol daging buah salak memiliki aktivitas antioksidan pada konsentrasi 1%, 3% dan 5%, sedangkan kemampuannya menghambat tirosinase diperoleh pada konsentrasi 3% dan 5%, tidak pada konsentrasi 1%. Pada uji manfaat dengan analisis univariat, krim uji yang mengandung ekstrak etanol daging buah salak 3% dengan uji T-test terbukti ada penurunan yang signifikan pada indeks melanin kulit (p<0,001).
Dengan analisis bivariat, krim uji yang mengandung ekstrak etanol daging buah salak 3% mengalami penurunan indeks melanin yang baik dibandingkan dengan basis krim dengan signifikansi 0,001(p<0,05). Dengan hasil yang diperoleh diharapkan ekstrak etanol daging buah salak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk pencerahan kulit sehingga dapat mengurangi ketergantungan industri kosmetik dalam negeri terhadap bahan baku impor.

The whitening skin product market has been growing significantly in Asia Pacific. Indonesia is one of those countries which mainly thinks that having a white color skin is simply beautiful. Therefore, it motivates Indonesian women to buy more whitening product to satisfy their beauty needs.
The purpose of this research is to find raw material for whitening product from Indonesian plants that can be useful as skin lightening agents. This study investigate the potential of ethanolic extract from snake fruit in the activity as skin enlightenment. Salacca edulis Reinw (Snake fruit Bongkok varieties) contains flavonoids which have been reported to play a part in skin depigmentation. The study conducted in vitro antioxidant activity assay using DPPH and tyrosinase inhibition assay.
The test results showed that in vitro, snake fruit ethanolic extract have antioxidant activity at concentration of 1%, 3% and 5%. The ability to inhibit tyrosinase is observed at a concentration of 3% and 5%. The univariate analysis from the efficacy test, using cream containing 3% extract to T-test proved that there was a significant reduction in skin melanin index (p <0,001).
In bivariate analysis, cream containing 3% extract decrease melanin index which compares favorably with the base cream with significance 0,001 (p <0,05). The results obtained strongly suggest that snake fruit ethanol extract can be used as raw material for skin lightening so as to reduce dependence of the domestic cosmetics industry on imported raw materials."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T33129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaili Oktaviani Faozan
"Tulisan ini membahas komodifikasi nilai religiusitas pada tubuh perempuan berhijab sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan ditinjau dari perspektif kriminologi dan feminisme radikal. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough untuk melihat unsur kekerasan terhadap perempuan dalam teks. Dengan penelitian ini, peneliti berupaya menunjukkan bahwa budaya populer merupakan arena terjadinya media misogini yang lekat dengan kekerasan terhadap perempuan. Annisa Magazine menghadirkan komodifikasi nilai religiusitas yang dilekatkan dengan komodifikasi tubuh perempuan sebagai bentuk objektifikasi, komodifikasi, dan pemenuhan unsur male gaze pada tubuh perempuan. Mitos kecantikan juga dibentuk untuk melanggengkan kekuasaan patriarki dalam segala aspek. Hal ini merupakan kekerasan terhadap perempuan dan bagian dari objek studi kriminologi yang membahas mengenai korban.

This thesis discusses the commodification of religiosity value on the body of women who wear hijab as a form of violence against women in criminological and a radical feminism perspective. This study uses the critical discourse analysis method by Norman Fairclough to see the elements of violence against women in text. Within this study, the researcher attempted to show that the popular culture is the arena of media mysogyny that is inherently related with violence against women. Annisa Magazine presents the commodification of women’s body as a form of objectification, commodification and compliance of male gaze’s elements on the women’s body. Beauty myth is also set up to preserve the power of patriarchy in all aspects. It is violence against women and a part of the object of criminology that discuss the victim."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurhalisah
"Dalam diskusi mengenai gender, terdapat perbedaan konsep di masyarakat dari berbagai penjuru dunia. Sebagian memaknai gender sebagai hal yang tetap, laki-laki dengan maskulin dan perempuan dengan feminin. Sedangkan Judith Butler mendefinisikan gender sebagai suatu tindakan oleh seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga gender tersebut terbentuk, atau gender itu adalah performatif. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji performativitas gender yang dilakukan oleh tokoh utama Makoto Hanaoka dalam anime Senpai wa Otokonoko. Dengan menggunakan teori performativitas gender oleh Butler, penelitian ini menganalisis bagaimana Makoto memainkan peran feminin dan maskulin sehingga membentuk identitas gendernya. Metode yang digunakan yaitu analisis sinematografi, yang tidak hanya berfokus pada teknik shot, tetapi juga memperhatikan elemen visual lainnya dan analisis teks juga berfungsi untuk mendukung proses analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Makoto menampilkan performativitas gender yang dinamis melalui ucapan serta tindakan-tindakannya. Makoto lebih cenderung menampilkan performa gender ke arah aspek feminin yang membuat dia akhirnya menemukan identitas dirinya dan memberikan pemahaman yang subversif terhadap konstruksi gender, yaitu bahwa mengekspresikan gender yang tidak sesuai dengan stereotip gender yang berlaku di masyarakat itu tidak apa-apa.

In the discussions about gender, there are different concepts in societies from all over the world. Some interpret gender as a fixed thing, men with masculine and women with feminine. Meanwhile, Judith Butler defines gender as an action by someone that is done repeatedly so that gender is formed, or gender is performative. Thus, this study aims to examine the gender performativity performed by the main character Makoto Hanaoka in the anime Senpai wa Otokonoko. Using Butler's theory of gender performativity, this research analyzes how Makoto plays feminine and masculine roles to form his gender identity. The method used is cinematographic analysis, which not only focuses on shot techniques, but also pays attention to other visual elements and text analysis also serves to support the analysis process. The findings indicate that Makoto displays dynamic gender performativity through his words and actions. Makoto is more likely to display gender performance towards the feminine aspect that makes him finally find his identity and provide a subversive understanding of gender construction, namely that it is okay to express gender that does not match the gender stereotypes prevailing in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>