Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Putri Adam
Abstrak :
Direktorat Rumah Khusus sebagai Direktorat Teknis dibawah Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR berperan serta dalam penyelenggaraan rumah khusus bagi MBR dan sekaligus diseminator inovasi produk perumahan Litbang berupa RISHA. Pembangunan rumah khusus RISHA yang telah diselenggarakan sejak tahun 2016, memiliki catatan sejarah keterlambatan penyelesaian pekerjaan serta capaian kualitas pembangunan yang tidak maksimal. Salah satu faktor penyebab terjadinya fenomena tersebut adalah berasal dari proses pengadaannya yang belum sempurna. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis penerapan Sistem Manajemen Mutu pada setiap tahap proses pengadaan pekerjaan Pembangunan Rumah Khusus RISHA tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan dokumen sistem manajemen mutu pengadaan rumah khusus RISHA berbasis Risiko di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder berupa arsip dan kuesioner. Metode penelitian menggunakan Analisa Risiko Kualitatif untuk menentukan risiko tertinggi, kemudian berdasarkan respon risiko dilakukan Analisis Tindakan Pengembangan SMM. Hasil penelitian yang akan didapatkan adalah bentuk organisasi dan jobdesk dalam proses pembangunan rumah khusus, Bisnis Proses pengadaan, Aktivitas, Sasaran Mutu Proses pengadaan pembangunan Rumah khusus RISHA, risiko tertinggi dalam proses tersebut, selanjutnya tindakan Pengembangan SMM berbasis risiko. ......The Directorate of Special Houses as the Technical Directorate under the Directorate General of Housing Provision of the Ministry of Public Works and Housing (PUPR) participates in the administration of special housing for the MBR and at the same time disseminates the innovation of housing products in the form of RISHA. The construction of a special RISHA house that has been held since 2016, has a historical record of delays in completing work as well as not achieving maximum quality of construction. One of the factors causing the phenomenon is derived from the procurement process that has not been perfect. Therefore it is necessary to analyze the implementation of the Quality Management System at each stage of the procurement process of the RISHA Special House Construction. The purpose of this study is to develop a document on the quality of the risk-based RISHA special house procurement system at the Ministry of Public Works and Public Housing. This study uses primary and secondary data in the form of archives and questionnaires. The research method uses Qualitative Risk Analysis to determine the highest risk, then based on the risk response the SMM Development Action Analysis is performed. The results of the research that will be obtained are the form of organization and jobdesk in the process of building a special house, the procurement process business, activities, quality objectives The process of procuring a special RISHA house construction, the highest risk in the process, then the risk-based SMM Development action
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romadona
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Andalan
Abstrak :
[Masalah utama pada penelitian ini adalah terbatasnya lahan di Indonesia khususnya wilayah perkotaan dan perumahan yang didominasi oleh rumah tapak yang memakan banyak lahan. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 1989 ? 2007 rumah tapak cenderung mendominasi dan bahkan mengalami kenaikan dari 75.36% di 1989 menjadi 86.91% di 2007 dibandingkan jenis rumah lainnya. Tentunya hal ini akan mengurangi penggunaan lahan lain seperti untuk keperluan pertanian ataupun pembangunan infrastruktur seperti transportasi publik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor lokasi serta faktor sosial ekonomi rumah tangga terhadap preferensi status kepemilikan dan tipe bangunan rumah. Penelitian ini menggunakan data SUSENAS 2007 khusus modul kor serta perumahan dan lingkungan. Metode estimasi yang diapakai adalah regresi multinomial logit dan regresi tobit untuk mengatasi kelemahan multinomial logit. Hasil regresi multinomial logit menunjukan bahwa umur kepala rumah tangga, jumlah anggota keluarga, total pengeluaran rumah tangga bulanan, tingkat pendidikan kepala rumah tangga, keapal rumah tangga bekerja di sektor jasa dan industri, adanya anak berumur 9 tahun atau kurang, jarak ke pasar tradisional dan jarak ke kantor berpengaruh signifikan dalam beberapa kemungkinan memiliki atau menyewa rumah tapak dan rumah vertikal. Akan tetapi, variabel pendidikan tertinggi kepala rumah tangga dan jarak ke toko hanya signifikan pada beberapa kategori di regresi multinomial logit. ......Limited land in Indonesia, especially urban areas and housing which is dominated by landed house that takes up a lot of land. According to the National Socioeconomic Survey (SUSENAS) 1989-2007, landed houses tend to dominate and even increased from 75.36% in 1989 to 86.91% in 2007 compared to other types of homes. Surely this will reduce land use for agricultural purposes, construction or infrastructure such as public transport. This study aims to look at the influence of the location as well as socio-economic factors on the preferences of domestic ownership status and the type of house building. This study uses data CORE SUSENAS 2007 as well as MODULE SUSENAS 2007 which is special for housing and the environment. Estimation method that is used is multinomial logistic regression and Tobin logistic regression to overcome the weaknesses of multinomial logistic. Multinomial logistic regression results showed that the age of family head, the number of family members, total monthly household expenses, the main work status and field of household head, the distance to the traditional markets and the distance to the office have significant effect in some possibility to own or rent a landed house or vertical house. In spite of those variables, there are some significant variables such as highest education of household head, the distance to supermarkets or stores. Nevertheless, those variables are just significant in several categories in multinomial logistic regression.;Limited land in Indonesia, especially urban areas and housing which is dominated by landed house that takes up a lot of land. According to the National Socioeconomic Survey (SUSENAS) 1989-2007, landed houses tend to dominate and even increased from 75.36% in 1989 to 86.91% in 2007 compared to other types of homes. Surely this will reduce land use for agricultural purposes, construction or infrastructure such as public transport. This study aims to look at the influence of the location as well as socio-economic factors on the preferences of domestic ownership status and the type of house building. This study uses data CORE SUSENAS 2007 as well as MODULE SUSENAS 2007 which is special for housing and the environment. Estimation method that is used is multinomial logistic regression and Tobin logistic regression to overcome the weaknesses of multinomial logistic. Multinomial logistic regression results showed that the age of family head, the number of family members, total monthly household expenses, the main work status and field of household head, the distance to the traditional markets and the distance to the office have significant effect in some possibility to own or rent a landed house or vertical house. In spite of those variables, there are some significant variables such as highest education of household head, the distance to supermarkets or stores. Nevertheless, those variables are just significant in several categories in multinomial logistic regression., Limited land in Indonesia, especially urban areas and housing which is dominated by landed house that takes up a lot of land. According to the National Socioeconomic Survey (SUSENAS) 1989-2007, landed houses tend to dominate and even increased from 75.36% in 1989 to 86.91% in 2007 compared to other types of homes. Surely this will reduce land use for agricultural purposes, construction or infrastructure such as public transport. This study aims to look at the influence of the location as well as socio-economic factors on the preferences of domestic ownership status and the type of house building. This study uses data CORE SUSENAS 2007 as well as MODULE SUSENAS 2007 which is special for housing and the environment. Estimation method that is used is multinomial logistic regression and Tobin logistic regression to overcome the weaknesses of multinomial logistic. Multinomial logistic regression results showed that the age of family head, the number of family members, total monthly household expenses, the main work status and field of household head, the distance to the traditional markets and the distance to the office have significant effect in some possibility to own or rent a landed house or vertical house. In spite of those variables, there are some significant variables such as highest education of household head, the distance to supermarkets or stores. Nevertheless, those variables are just significant in several categories in multinomial logistic regression.]
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalita Sindy Hapsari
Abstrak :
Hunian sementara saat ini banyak diminati oleh masyarakat dengan mobilitas yang tinggi. Apartemen dianggap menjadi salah satu solusi hunian sementara bagi mereka yang mempunyai mobilitas tinggi, termasuk kalangan mahasiswa. Dalam proses pemilihan apartemen, teori perceived risk digunakan untuk menjelaskan tahap pre-purchase behavior. Teori tersebut berfungsi untuk mengurangi risiko kerugian saat mengkonsumsi barang dengan biaya beli yang tergolong tinggi. Faktor yang diperhatikan saat hendak membeli apartemen, yaitu harga hunian, lokasi, jarak tempuh menuju lokasi tertentu, fasilitas, dan lingkungan. Biaya perawatan yang dikeluarkan pun lebih banyak jika mereka membeli satu unit apartemen. Mereka harus mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan sinking fund, keamanan, perawatan gedung, dan kebersihan. Pada skripsi ini dibahas mengenai preferensi dan personalisasi dalam pemilihan apartemen sebagai hunian sementara. Diperoleh hasil bahwa mahasiswa pada umumnya memprioritaskan jarak hunian menuju kampus, biaya sewa ataupun beli, keamanan, privasi, lalu lingkungan bertetangga. Mahasiswa melakuka proses personalisasi karena adanya housing deficit dalam hal teknis dan rasa akan rumah yang dimilikinya.  ......Temporary housing are currently demanded by people with high mobility. Apartments are considered to be one of many temporary housing solutions for them, including college students. In the process of apartments selection, the perceived risk theory are used to explain the pre-purchase behavior stage. Its used to reduce the risks of deficits in terms of consuming stuffs with high purchase value. The factors that must be considered during the process of apartments selection are the purchase costs, location, distance from certain location, facilities, and environments. The maintenance costs will be increasing when people purchase apartments. They have to invest more money for the sinking fund maintenance, security, building maintenances, and sanitation. This research explains about the preferences and personalization in apartment selection as students temporary housing. The obtained results are students in general are taking the distance from certain location, rent or purchase cost, security, privacy, and neighboring environments factor as priorities. They personalize their unit to overcome housing deficit in technical terms and to overcome the feeling of home. 
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrean Eka Lucianto
Abstrak :
Pertumbuhan penduduk di Indonesia senantiasa diikuti oleh peningkatan kebutuhan hunian. Permasalahan yang timbul adalah adanya gap antara indeks Green Neighborhood untuk kawasan perumahan dengan kondisi riil perumahan bersubsidi, sehingga integrasi antara Affordable Housing dengan konsep keberlanjutan khususnya untuk kawasan perumahan bersubsidi dalam kerangka indeks Green Neighborhood menjadi tantangan utama. Riset ini bertujuan untuk merumuskan indeks Green Neighborhood pada perumahan bersubsidi. Metode riset menggunakan analisis spasial, site analysis, scoring/penilaian indeks, wawancara dan wawancara mendalam. Penilaian menggunakan variabel dalam Definisi Operasional Variabel memperoleh poin 16 dengan tingkat penilaian Kurang Baik. Besarnya prosentase perbandingan variabel dari aspek ekonomi 3,31%, aspek sosial 22,55% dan aspek lingkungan 68,14%. Rumusan indeks Green Neighborhood khusus untuk perumahan bersubsidi variabel aspek lingkungan: Ekologi Lahan, Pergerakan dan Konektivitas, Manajemen Air dan Konservasi, Limbah Padat dan Material. Variabel pada aspek sosial: Fasilitas Sosial Komunitas, Kesejahteraan Sosial Komunitas. Variabel pada aspek ekonomi: Keterjangkauan Harga, Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat, Inovasi dan Pengembangan. ......Population growth in Indonesia has always been followed by an increase in the need for housing. The problem that arises is that there is a gap between the Green Neighborhood index for housing areas and the real conditions of subsidized housing, so that the integration between Affordable Housing and the concept of sustainability, especially for subsidized housing areas within the framework of the Green Neighborhood index, is a major challenge. This research aims to formulate a Green Neighborhood index on subsidized housing. The research method uses spatial analysis, site analysis, scoring / index assessment, interviews and in-depth interviews. The assessment using variables in the Variable Operational Definition gets 16 points with a Poor rating level. The magnitude of the percentage comparison of variables from economic aspects is 3.31%, social aspects are 22.55% and environmental aspects are 68.14%. Green Neighborhood index formulation specifically for subsidized housing with variable environmental aspects: Land Ecology, Movement and Connectivity, Water Management and Conservation, Solid Waste and Materials. Variables in social aspects: Community Social Facilities, Community Social Welfare. Variables in economic aspects: Affordability, Community Economic Welfare, Innovation and Development.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Dianesdhika Jasrul
Abstrak :
Implementasi program perumahan sederhana yang terjangkau adalah upaya yang lazim oleh pemerintah Indonesia untuk menghasilkan perumahan yang terjangkau, yang dapat dibeli oleh keluarga yang berpenghasilan 30% hingga 80% dari pendapatan median komunitas menurut program perumahan federal Amerika Serikat ((Chatfield, Melissa, & Warnock) , 2000) dikutip dalam (Salama & Alshuwaikhat, 2006)). Namun, aspek keberlanjutan perumahan sering diabaikan. Keterjangkauan dalam perumahan umumnya dipertimbangkan melalui biaya konstruksi saja, yang sama tidak tepat secara mendalam. Keterjangkauan perumahan harus dipertimbangkan melalui desain, lokasi, kondisi, lingkungan, akses transportasi, dll. Pendekatan keterjangkauan perumahan ini secara tidak langsung berkaitan dengan keberlanjutan perumahan, di mana sebuah konsep yang menguntungkan keseluruhan biaya perumahan dalam kinerja jangka panjangnya. Sehubungan dengan pernyataan ini, konstruksi perumahan harus direkayasa agar terjangkau tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan. Rekayasa yang tepat untuk metode konstruksi perumahan dapat diimplementasikan untuk mencapai keterjangkauan perumahan tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan. ......Simple affordable housing program implementations are prevalent attempts by Indonesian government to produce affordable housing, which can be purchased by families earning 30% to 80% of the community median income according to The United States federal housing programs ( (Chatfield, Melissa, & Warnock, 2000) cited in (Salama & Alshuwaikhat, 2006)). However, the sustainability aspect of housing is often overlooked. Affordability in housing is generally considered through the construction cost which is utterly not the case. Affordability of housing is should be considered through the design, location, condition, neighborhood, transportation access, etc. These housing affordability approaches are indirectly related to housing sustainability, in which a concept that benefits the overall housing cost within its long-term performance. With respect to this statement, housing construction should be engineered to be affordable without ignoring the aspect of sustainability. The proper engineering for the construction method of the housing can be implemented in order to achieve housing affordability without ignoring sustainability aspect. 
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fauzia
Abstrak :
Kehadiran arsiteinur dalam menghadirkan mang bagi manusia tidaklah tak terbatas. Kebutuhan mendasar manusia berupa ruang bernaung, mempakan tanggungjawab moral profesi seorang arsitek, sejak ilmu ini ditelunran. Arsitektur seharusnya dapat menciptakan ruang berkegiatan yang nyaman bagi segenap golongan manusia dalam segala benluk kegiatannya, tanpa memandang dari tingkatan kelas dan golongan mana ia brasal. Arsiteklur berbicara dan berkomunikasi kepada manusia, hadir sebagai ilmu yang manusiawi, yang kehadirannya akan utuh bile dapal menjawab kekurangan akan kebutuhan fisiologis akan naungan yang mendasar, yang hadir dari segaia fenomena di dunia. Kehadiran bencana alam dan bencana dalam masyarakat adalah fenomena tak terelakkan yang antara lain melahirkan golongan manusia yang kita sebut pengungsi_ dimana dalam segaia kalerbatasannya membutuhkan ruang untuk bemaung, yang seringkali terabaikan.

Berkaitan dngan itu, dunia arsilektur mempunyai tanggungjawab sosial dan tantangan untuk merealisasikan ruang bagi para pengungsi tersebut. Keterbatasan, kedaruratan, ketidak permanenan dan massa, yang biasanya berjumlah besar membutuhkan perhatian dan penelaahan lebih lanjut agar dapat tencipta ruang bernaung yang dapat menawarkan kenyamanan bagi meneka, dimana dituntut pula tercipta bentuk ruang yang responsif yang mampu mengatasi kecemasan psikologi para pengungsi tersebut dan memberikan rasa aman dan terlindungi.

Sebagai jawaban atas keadaan yang ada, arsitektur dengan bentuk dan citranya, dengan segala penyesuaian yang adaptif untuk manusia berstatus pengungsi, hams dapat bersinergi dengan mang dan waktu yang tersedia. Dibutuhkan peninjauan ulang atas tipe ruang beninggal yang sudah ada, baik itu yang berupa usulan maupun yang telah dipergunakan. Analisa atas peninjauan ruang bertinggal dmarapkan memherikan masukan dasar pertimbangan adaptasi arsitektur yang manusiawi mengenai kebutuhan ruang bemaung dan berkegiatan bagi pengungsi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48472
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Kustono
Abstrak :
Di kota-kota besar dunia, termasuk Jakarta, fenomena permukiman kumuh (slum) merupakan realitas yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Sebuah idiom yang melekat pada perkotaan; sebuah persepsi sebagian besar masyarakat tentang lingkungan pemukiman yang kualitasnya buruk, tidak teratur, dan jelek yang menurut sebagian pihak sebaiknya disembunyikan atau dihilangkan keberadaannya. Di Jakarta, tindakan penggusuran yang dilakukan pemerintah terhadap pemukiman ini dengan memindahkan penduduk ke tempat lain yang dianggap layak. Dalam hal ini solusi yang diambil pemerintah adalah dengan menempatkan mereka di rumah susun atau rumah sederhana. Namun solusi ini memiliki kendala dengan adanya penolakan penduduk untuk dipindahkan ke rumah susun atau rumah sederhana dengan berbagai alasan dan pertimbangan di antaranya masalah lapangan pekerjaan, jarak tempuh ke tempat kerja yang terlalu jauh atau penjualan unit rumah baik itu rumah susun maupun rumah sederhana kepada pihak lain (masyarakat berpenghasilan menengah maupun berpenghasilan tinggi) yang sering terjadi karena desakan ekonomi dan permasalahannya. Aspek pengawasan setelah masyarakat dipindahkan dan bertempat tinggal di rumah susun atau rumah sederhana merupakan faktor penting untuk mencegah terjadinya pengalihkuasaan unit rumah yang seharusnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah kepada pihak Iain yang tidak berhak. Dengan demikian banyaknya kasus penjualan unit rumah oleh masyarakat berpenghasilan rendah diharapkan dapat diminimalisasi sekecil mungkin. Hal ini perlu ditunjang dengan kebijakan pemerintah yang lain seperti perangkat hukum (aturan) yang jelas, aparatur pemerintah yang berdedikasi tinggi, dan peningkatan taraf hidup masyarakat melalui perluasan Iapangan kerja. Seringkali solusi yang diambil pemerintah kurang menyentuh akar permasalahan sebenarnya karena ada rangkaian proses yang terlupakan seperti masalah keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan. Hal ini memiliki peranan yang cukup penting terhadap keberhasilan program perumahan yang akan diterapkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Suatu langkah yang selama ini disadari atau tidak disadari terabaikan oleh pemerintah. Masalah perumahan masyarakat berpenghasilan rendah bukan masalah yang mudah dipecahkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Solusi yang telah diterapkan pemerintah terhadap permasalahan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah baik tiu rumah susun dan rumah sederhana mempunyai sisi positif dan sisi negatif. Dari sisi positif dan sisi negatif tersebut dapat diambil langkah yang dianggap tepat dan bijaksana dengan mempertimbangan aspek politik,ekonomi, sosial, budaya dan nilai kemanusiaan untuk mengatsi permasalahan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Hanifah
Abstrak :
ABSTRAK
Generasi milenial diisukan sulit untuk memiliki tempat tinggal. Hal ini terjadi karena mereka cenderung menunda major life events. Kenaikan nilai harga properti di tengah kota pun menjadi salah satu faktor mereka sulit untuk memiliki tempat tinggal. Skripsi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan mempelajari preferensi dan pilihan hunian generasi milenial serta penyesuaian hunian yang dilakukan oleh mereka akibat perubahan preferensi dan pilihan yang mereka miliki.
ABSTRACT
The issue behind millennials cant afford to buy a home is because they tend to delay major life events, marriage, childbearing, besides there is an external factor of the increases price of the property particularly happens in the city. This paper intended to learn the factor behind the issue with the study of millennials housing preferences and choices and housing adjustment they do as their housing preferences and choices changing.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristiawan Immanuel
Abstrak :
Kalau kita meiihat hunian-hunian liar yang banyak terdapat di daerah pinggir rel kereta di kota Jakarta ini, maka kesan pertama yang kita dapatkan ialah kekumuhan, ketidakteraturan dalam lingkungan yang tidak layak huni. Tetapi sebenarnya para penghuni hunian tersebut, yang kebanyakan merupakan para pendatang telah dapat menata hunian mereka dan ruang-ruang yang ada semaksimal mungkin dan juga dapat mengantisipasi lalu Iintas kereta yang sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan mereka. Dan dalam keadaan yang serba terbatas baik secara ekonomi, maupun luas Iahan yang ada, mereka mampu mewujudkan hunian yang menurut mereka cukup Iayak untuk ditinggali walaupun sangat minim. Dalam keadaan seperti itu mereka juga dapat melakukan kegiatan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>