Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Umar Al Hafidz
Abstrak :
ABSTRAK Agile adalah sebuah metode pengembangan software yang fleksibel dalam menangani perubahan kebutuhan software. Begitupula scrum sebagai salah satu framework yang populer dari agile juga fleksibel terhadap perubahan kebutuhan software. Namun kelebihan ini ternyata harus diiringi dengan beberapa kekurangan terutama pada bagian dokumentasi software dikarenakan agile lebih mengandalkan komunikasi langsung. Knowledge management pada scrum juga turut dipengaruhi dengan meningkatnya tantangan dalam pengembangan software seperti letak tim pengembang yang berjauhan tempat, atau adanya pergantian pengembang software, penggunaan metode untuk proyek bersakala besar, adanya kebutuhan software dengan kualitas tinggi. Permasalahan ini perlu diselesaikan untuk menghidari banyaknya knowledge loss. Knowledge merupakan salah satu unsur vital dalam meningkatkan kinerja dari suatu organisasi. Sehingga jika knowledge antara anggota tim tidak tertangani dengan baik akan menghambat kecepatan pengembangan dan kinerja tim. Beberapa pendekatan telah dilakukan untuk menangani permasalahan knowledge tersebut salah satunya dengan menggunakan knowledge management system. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui lebih jauh bagaimana pengaruh knowledge management system pada pengembangan software berbasis scrum dan pengaruhnya terhadap kinerja pengembang. Penelitian ini menggunakan pendekatan quasi-experimental dengan penerapan di dunia nyata pada perusahaan startup. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan metode pra-uji dan pasca-uji dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah penerapan knowledge management system. Percobaan ini dilakukan dengan dua minggu menggunakan sistem pendukung scrum standar dan dua minggu dengan knowledge management system. Hasil temuan yang diperoleh dari percobaan tersebut yaitu terjadi peningkatan performa kontesktual sebesar 12%, performa tugas sebesar 5%, performa adaptasi sebesar 8%, serta perbaikan sirkulasi knowledge dari tim pengembang. Knowledge Management System terbukti mampu meningkatkan dan menangani sirkulasi knowledge pada scrum dan memberikan dampak pada pengembang dan proses pengembangan software.
ABSTRACT Agile is a software development method that easily adapts to changing software requirements. Scrum as one of the popular frameworks of agile is also flexible to changing software requirements. But this advantage turns out to be accompanied by several shortcomings, especially in the software documentation section because agile relies more on direct communication. Knowledge management in Scrum was also influenced by the increasing challenges in software development such as the location of the development team that was far apart, or the change of software developers, the use of methods for large-scale projects, the need for high quality software. This problem needs to be resolved to avoid the amount of knowledge loss. Knowledge is one of the vital elements in improving the performance of an organization. So if knowledge between team members is not handled properly it will slow down the development and team performance. Several approaches have been made to deal with the knowledge problems, one of them is by using the knowledge management system. Therefore this research want to find out more about how the knowledge management system influences the development of scrum-based software and its effect on developer performance. This study uses a quasi-experimental approach with the application in the real world with startup companies. The research conducted is research with pre-test and post-test methods by comparing the conditions before and after the implementation of the knowledge management system. This experiment was conducted in two weeks using a standard scrum support system and two weeks with a knowledge management system. The findings obtained from the experiment were 12% increase in contest performance, task performance of 5%, adaptation performance of 8%, and improvement of knowledge circulation from the development team. The Knowledge Management System is proven to be able to improve and handle the knowledge circulation in Scrum and have an impact on developers and the software development process.

 

Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Ilham Pribadi
Abstrak :
Inovasi menentukan daya saing suatu bangsa, untuk meningkatkan daya saing bangsa yang mandiri melalui penyelenggaraan keantariksaan merupakan upaya bersama yang tidak mudah, karena bangsa Indonesia masih menghadapi permasalahan di dalam Riset & Inovasi di Indonesia. Tingkat inovasi di LAPAN masih dirasa rendah, struktur organisasi yang belum hierarchyless dan belum boundaryless. Tesis ini mencoba untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Ekosistem Inovasi dan Budaya Inovasi di LAPAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mix Method (Kualitatif dan Kuantitatif), mengambil lokus di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Teknik pengumpulan datanya melalui penyebaran kuesioner dan wawancara mendalam. Pemilihan responden hanya pada Peneliti/Perekayasa dengan Non-Probability Sampling. Pengolahan data penelitian Budaya Inovasi menggunakan Analisis Kuantitatif Statistik Deskriptif dengan aplikasi SPSS versi 22. Analisis proses bisnis melalui BPMN (Bussiness Process Modeling Notation) menggunakan Software Sybase Power Design 16.0. Untuk penelitian Ekosistem Inovasi menggunakan wawancara mendalam dan Social Network Analysis (SNA) serta menggunakan aplikasi UCINET versi 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek budaya inovasi di LAPAN ada 2 variabel yang mempengaruhi budaya inovasi yaitu Struktur dan Budaya Organisasi. Sedangkan pada penelitian Ekosistem Inovasi didapat hasil bahwa Kepala LAPAN memiliki peran yang penting dalam penciptaan sebuah inovasi sekaligus sebagai pembangkit ide. Aktor yang berperan dalam komersialisasi adalah Pusispan, sedangkan yang berperan sebagai peran sentral serta aktor riset dan pengembangan adalah Pusat Teknis yang dibantu oleh Peneliti/Perekayasa. ......nnovation determines the competitiveness of a nation, to increase the competitiveness of an independent nation through the implementation of space is a joint effort that is not easy, because the Indonesian people are still facing problems in Research & Innovation in Indonesia. The level of innovation at LAPAN is still considered low, the organizational structure is not hierarchyless and boundaryless. This thesis tries to analyze the factors that influence the Innovation Ecosystem and Innovation Culture at LAPAN. This study used a Mix Method (Qualitative and Quantitative) approach, taking the locus at the National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN). The data collection technique is through distributing questionnaires and in-depth interviews. The selection of respondents is only for Researchers / Engineers with Non-Probability Sampling. Research data processing Innovation Culture using descriptive quantitative statistical analysis with SPSS version 22 application. Business process analysis through BPMN (Business Process Modeling Notation) using Sybase Power Design 16.0 software. Research on Innovation Ecosystems uses in-depth interviews and Social Network Analysis (SNA) and uses the UCINET application version 6. The results show that in the aspects of innovation culture in LAPAN there are 2 variables that affect the culture of innovation, namely organizational structure and culture. Meanwhile, the research on Innovation Ecosystems showed that the Head of LAPAN has an important role in creating an innovation as well as generating ideas. The actor who plays a role in commercialization is Pusispan, while the actor who plays a central role as well as research and development actors is the Technical Center assisted by Researchers / Engineers.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tessa Meichi Amelia
Abstrak :
Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi merupakan penyedia jasa orang persorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bangunan atau bentuk fisik lain. Saat ini, pelaku jasa pelaksana konstruksi melihat sistem manajemen mutu merupakan suatu keharusan demi suksesnya proyek konstruksi dan dapat memenuhi kepuasan dari pemilik. Sehingga tidak sedikit perusahaan jasa pelaksana konstruksi ingin mendapatkan sertifikasi ISO 9001. Masalah yang terjadi di industri konstruksi merupakan budaya mutu yang kurang baik. Sertifikasi mungkin bukan jalur yang terbaik untuk membentuk budaya mutu terpadu dan perbaikan mutu. Rendahnya kesadaran dan kesadaran akan budaya mutu merupakan salah satu penyebab utama kegagalan atau lambatnya implementasi sistem manajemen mutu pada perusahaan konstruksi. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran budaya mutu yang berkaitan dengan budaya profesi dan budaya nasional yang saling mempengaruhi pada perusahaan kontraktor khususnya di Indonesia. Faktor-faktor yang akan menentukan proses pengembangan diidentifikasi menggunakan Structural Equation Modeling. Dari hasil Analisis mendapatkan bahwa budaya profesi, budaya nasional dan sistem manajemen mutu dapat meningkatkan upaya pengembangan budaya mutu pada Perusahaan BUMN. Variabel budaya profesi dengan indikator waktu dan tim, variabel budaya nasional dengan indikator indivualisme / kolektivisme dan power distance, dan variabel sistem manajemen mutu dengan indikator konteks organisasi dan operasional berpengaruh signifikan terhadap pengembangan budaya mutu. Untuk dapat meningkatkan upaya pengembangan budaya mutu pada perusahaan jasa pelaksana konstruksi BUMN maka harus meningkatkan budaya profesi, budaya nasional, dan sistem manajemen mutu secara efektif. Penelitian ini bisa menjadi bahan ataupun masukan untuk meningkatkan uapaya pengembangan budaya mutu pada pesuahaan konstruksi BUMN di Indonesia pada masa mendatang. ......Construction Implementing Service Company is a service provider for individuals or business entities declared professional experts in the field of implementing construction services who are able to carry out their activities to realize a planning result into a building or other physical form. Currently, construction contractors see that a quality management system is a must for the success of a construction project and can meet the satisfaction of the owner. So that not a few construction service companies want to get ISO 9001 certification. The problem that occurs in the construction industry is a culture of poor quality. Certification may not be the best path for establishing an integrated quality culture and quality improvement. The low awareness and awareness of the quality culture is one of the main causes of failure or slow implementation of the quality management system in construction companies. The purpose of this study is to provide an overview of quality culture related to professional culture and national culture that influence each other in contracting companies, especially in Indonesia. The factors that will determine the development process are identified using Structural Equation Modeling. From the results of the analysis, it is found that professional culture, national culture and quality management systems can increase efforts to develop a quality culture in BUMN companies. The variable of professional culture with time and team indicators, variables of national culture with indicators of individualism / collectivism and power distance, and the variable quality management system with indicators of organizational and operational context has a significant effect on the development of quality culture. To be able to increase efforts to develop a quality culture in state-owned construction service companies, it is necessary to improve the professional culture, national culture, and quality management system effectively. This research can be used as material or input to improve efforts to develop a quality culture in BUMN construction companies in Indonesia in the future
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilatifah Nur Hidayat
Abstrak :
Knowledge merupakan aspek penting di dalam suatu perusahaan. Knowledge juga menjadi dasar yang dalam proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan knowledge yang buruk dapat berdampak pada kinerja perusahaan. Divisi Information Technology (DIT) merupakan salah satu divisi di Telkom yang menyadari akan pentingnya pengelolaan knowledge. Saat ini pengelolaan knowledge di DIT belum dilakukan secara merata dan terstruktur. Hal tersebut berakibat pada banyaknya pengetahuan yang hilang, sulitnya mencari dan mengakuisisi pengetahuan, tidak ada repositori pengetahuan, dan proses pembelajaran terhambat. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukanlah penelitian ini dengan tujuan untuk merancang KMS yang sesuai dengan kebutuhan DIT Telkom. Penelitian ini menggunakan KMS design method dari Becerra Fernandez untuk mengidentifikasi KM solution. Kemudian untuk mendapatkan kebutuhan fungsional dan non-fungsional KMS, penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait. Setelah requirement didapatkan, penulis merancang KMS dengan menggunakan teknik prototyping. Untuk analisis gamification, penulis menerapkan kaleidoskop gamification. Hasil rancangan KMS dievaluasi dengan menggunakan teknik PSSUQ. Penulis juga merancang arsitektur KMS dengan menerapkan seven-layer arsitektur KMS dari Tiwana. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses KM yang dibutuhkan oleh DIT Telkom adalah socialization (for knowledge discovery), direction, routines, dan combination. Kemudian elemen gamification yang dibutuhkan adalah point, reward, dan leaderboard. Hasil evaluasi rancangan KMS menunjukkan nilai PSSUQ sebesar 2,783 yang berarti rancangan dapat diterima oleh pegawai DIT. ......Knowledge is a fundamental component within a corporation. Insufficient management of knowledge can adversely affect firm performance as it serves as the foundation for the decision-making process. The Information Technology Division (DIT) is a division within Telkom that recognizes the significance of knowledge management. Presently, the implementation of knowledge management in DIT lacks uniformity and organization. Consequently, there is a significant loss of knowledge, challenges in locating and obtaining knowledge, absence of a knowledge repository, and hindered learning process. In order to address this issue, a study was carried out with the objective of developing a Knowledge Management System (KMS) that is tailored to the specific requirements of DIT Telkom. This study employs Becerra Fernandez's KMS design methodology to discern appropriate Knowledge Management (KM) solutions. To obtain the functional and non-functional requirements of KMS, the author conducted interviews with relevant stakeholders. Once the requirements were acquired, the author developed the KMS utilizing prototyping methodologies. The author utilized kaleidoscopic gamification for the purpose of analyzing gamification. The outcomes of the KMS design were assessed utilizing the PSSUQ methodology. The author implemented the KMS architecture by utilizing Tiwana's seven-layer KMS architecture. The research findings indicate that the KM processes required by DIT Telkom include socialization (for knowledge discovery), directions, procedures, and combination. The necessary gamification components are points, awards, and leaderboards. The evaluation findings of the KMS design indicate a PSSUQ value of 2.783, signifying that the design is acceptable to DIT personnel.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zulkifli
Abstrak :
Dengan ketidakpastian lingkungan, peran ekstra dari para pemimpin tingkat menengah dalam operasi lapangan menjadi kekuatan pendorong dalam memediasi kemampuan operasional internal untuk meningkatkan kinerja unit lapangan khususnya di negara-negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk menangkap pemahaman tentang pengaruh komitmen tim manajemen puncak dan pengembangan ketangkasan kepemimpinan terhadap pemimpin tangkas lapangan, kemampuan, orkestrasi sumber daya dan kinerja mereka di sektor minyak dan gas Indonesia. Studi ini mengintegrasikan tiga bidang utama penelitian di bidang manajemen sebagai berikut: (1) manajemen stratejik; (2) kepemimpinan; dan (3) manajemen operasi dan proyek. Model penelitian baru yang dikembangkan terdiri dari enam variabel dan sembilan hipotesis. Variabel-variabel tersebut adalah: (1) komitmen manajemen puncak (TMC); (2) pengembangan kepemimpinan yang agile (LAD); (3) pimpinan lapangan yang Agile (FAL); (4) orkestrasi sumber daya eksternal (ERO); (5) kapabilitas operasional internal (IOC); dan (6) kinerja unit lapangan (FUP). Instrumen penelitian dikembangkan dan didistribusikan di seluruh unit operasi lapangan di sektor minyak dan gas Indonesia, menghasilkan 175 data dari para pemimpin operasi lapangan di seluruh perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di Indonesia. Paket Perangkat Lunak untuk Ilmu Sosial (SPSS25) dan pemodelan persamaan struktural (SEM) LISREL digunakan untuk memeriksa hipotesis yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya enam hipotesis yang didukung oleh data. Menariknya, FAL tidak berpengaruh secara langsung pada FUP. FAL berpengaruh lebih besar dengan faktor yang agile terhadap kinerja unit organisasi hanya apabila dimediasi oleh IOC. Penelitian yang akan datang bisa direflesikan pada lebih dari satu industri agar model peneiltian ini lebih vaild. ......With the environmental uncertainty, the extra roles from middle-level leaders in the field operations are becoming a driving force in mediating internal operational capabilities to improve field unit performance, particularly in developing countries. This study aims to seize the understanding of the effect of top management team commitment and leadership agility development on field agile leader, capabilities, resources orchestration, and its performance in the Indonesia oil and gas sector. This study integrates three main areas of research in the management field as follow: (1) strategic management; (2) leadership; and (3) operation and project management. A new model is developed, which consists of six variables and nine hypotheses. The variables are: (1) top management team commitment (TMC); (2) leadership agility development (LAD); (3) field agile leader (FAL); (4) external resources orchestration (ERO); (5) internal operational capabilities (IOC); and (6) field unit performance (FUP). Research instruments were developed and distributed throughout field operation units in Indonesia oil and gas sector, resulting in 175 data from field operation leaders across operating oil and gas companies in Indonesia. Software Package for Social Sciences (SPSS25) and structural equation modeling (SEM) LISREL were used to examine the developed hypotheses. The results of the study show that the data support only six hypotheses. Interestingly, FAL has no direct effect on FUP. The FAL can gain more advantages by understanding the agility factors that lead to unit organization performance with IOC plays as a mediating role. Future research should replicate the study in more than one industry to validate the model.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rista Nur Aini
Abstrak :

Kekeringan merupakan keadaan dimana kurangnya pasok air yang cukup lama. Bencana alam kekeringan juga ditimbulkan akibat dari keragaman curah hujan dibeberapa wilayah, dan faktor alam lain.  Kekeringan merupakan bencana yang sering melanda di beberapa wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Serang sehingga dapat mengancam wilayah pertanian khususnya sawah. Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana Pola sebaran kekeringan dan luasan kekeringan lahan pertanian Kabupaten Serang beserta dengan hubungan kondisi fisik. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 8 OLI periode lima tahun pada bulan kering yang menggunakan aplikasi penginderaan jauh dengan analisis algoritma Normalized Difference Drought Index (NDDI). Normalized Difference Drought Index (NDDI) yang mana merupakan hasil rasio antara Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan Normalized Difference Water Index (NDWI) yang menggabungkan nilai indeks kehijauan vegetasi dan kelembaban lahan. Pola sebaran kekeringan kekeringan lahan pertanian lebih dominan menyebar di Kecamatan Bandung, Binuang, Carenang, Cikande, Cikeusal, Jawilan, Kopo, Pamarayan dan Tunjung Teja dengan luas wilayah kekeringan lebih dari 500 ha. Hubungan kondisi fisik yang amat berpengaruh terhadap kekeringan lahan pertanian Kabupaten Serang ialah curah hujan dengan rata-rata curah hujan 145-148 mm per bulan selama lima tahun,  diikuti dengan ketinggian wilayah yang landai, pada jenis tanah sedimen dan dengan jarak buffer sungai rerata lebih dari 1000 meter.


Drought is a condition where there is a lack of sufficient supply of water. Natural drought disasters are also caused by a variety of rainfall in several regions, and other natural factors. Drought is a disaster that often strikes in several regions of Indonesia, including Serang Regency, so that it can threaten agricultural areas, especially rice fields. The problem of this research is how the pattern of distribution and extent of drought in agricultural land of Serang Regency along with the relationship of physical conditions. This study uses five-year period Landsat 8 OLI image data in the dry month using remote sensing applications by analyzing the Normalized Difference Drought Index (NDDI) algorithm. Normalized Difference Drought Index (NDDI) which is the result of the ratio between the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) and the Normalized Difference Water Index (NDWI) that combines the vegetation density index value and soil moisture. The pattern of distribution of drought in agricultural lands is more prevalent in Bandung, Binuang, Carenang, Cikande, Cikeusal, Jawilan, Kopo, Pamarayan and Tunjung Teja Subdistricts with a drought area of more than 500 hectares. The relationship of physical conditions that greatly affect the dryness of Serang Regency's agricultural land is rainfall with an average rainfall of 145-148 mm per month for five years, followed by a sloping area height, on sedimentary soil types and with an average river buffer distance of more than 1000 meters.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yasil Farabi
Abstrak :
Penelitian ini didasari oleh banyaknya pegawai Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DTKTE) yang akan pensiun dalam waktu dekat, penugasan pegawai yang bukan pada bidangnya saat masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan terhambatnya komunikasi antar pegawai akibat penerapan kerja dari rumah/work from home (WFH). Knowledge Management (KM)/manajemen pengetahuan dapat membantu mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan hilang akibat banyaknya pegawai yang akan pensiun dalam waktu dekat. KM dapat dapat menjadi solusi dalam memberikan arahan kepada pegawai bagaimana melaksanakan pekerjaannya selama masa PSBB. KM juga dapat membantu kolaborasi saat penerapan WFH. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat rancangan model dan sistem manajemen pengetahuan untuk diimplementasikan di DTKTE. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pegawai di lingkungan DTKTE. Selain dari kuesioner, penentuan kebutuhan sistem juga berdasarkan kebutuhan fitur teknologi informasi yang mendukung sistem kerja jarak jauh. Wawancara semi terstruktur dengan Kepala Dinas juga dilakukan untuk mendukung data yang telah didapat dari kuesioner dan analisis dokumen. Sistem manajemen pengetahuan dirancang menggunakan teori pandangan kontingensi menurut Becerra-Fernandez, arsitektur sistem manajemen pengetahuan yang digunakan menurut Tiwana, dan model sistem manajemen pengetahuan menurut Le Dinh. Dari hasil analisis yang dilakukan, sistem manajemen pengetahuan DTKTE untuk mendukung sistem kerja jarak jauh dirancang dengan metode prototyping dengan mengintegrasikan aplikasi-aplikasi open-source menggunakan single sign on, yang terdiri dari fitur pengelolaan dokumen, alat pencarian dokumen/artikel pengetahuan, pengelolaan pengetahuan, forum diskusi, chatting/video conference, dan alat kolaborasi tim. Hasil perancangan sistem manajemen pengetahuan tersebut kemudian dilakukan uji coba kepada pegawai DTKTE menggunakan metode black box testing sehingga didapat rancangan sistem manajemen pengetahuan untuk mendukung sistem kerja jarak jauh yang teruji untuk diimplementasikan di DTKTE.


This research is based on a large number of Jakarta Capital Special Region’s Department of Manpower, Transmigration and Energy (DTKTE) employees who will retire in the near future, the assignment of tasks for employees who are not in their fields during the Large-Scale Social Restrictions (PSBB), and the limitation of communication between employees due to the implementation of work from home (WFH). Knowledge Management (KM) can help gather knowledge that will be lost due to the large number of employees who will retire in the near future. KM can be a solution in giving direction to employees on how to carry out their work during the PSBB period. KM can also help collaboration when implementing WFH. The purpose of this research is to design a model and knowledge management system (KMS) to be implemented at DTKTE. Data was collected by distributing questionnaires to employees in the DTKTE environment. Apart from the questionnaire, the determination of system requirements is also based on the needs of information technology features that support remote work systems. Semi-structured interview with the Head of Department was also conducted to support the data obtained from the questionnaire and document analysis. The KMS is designed using the theory of contingency views according to Becerra-Fernandez, the architecture of the KMS according to Tiwana, and the model of the KMS according to Le Dinh. From the results of the analysis conducted, DTKTE's KMS to support remote work systems is designed using system prototyping by integrating open-source applications using single sign-on, which consists of the document management system, document search tools/knowledge articles, experience management, forum discussion, chatting/video conference, and team collaboration tools. The results of the KMS design are then tested by DTKTE employees using the black box testing method so that the tested KMS design is obtained to support remote work systems to be implemented at DTKTE.

Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nugraha Salim
Abstrak :
Dalam penelitian ini, penerapan teknologi virtual reality yang diamati adalah pada industri real estate. Beberapa perusahaan real estate di Indonesia mulai menggunakan teknologi ini sebagai media untuk mendukung kegiatan promosi produk mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi immersive, presence dan authenticity virtual reality sebagai media promosi produk real estate. Peneliti menggunakan metode empiris dengan pengumpulan data dengan metode accidential sampling. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan structural equation modeling partial least square SEM-PLS sebagai metode analisis data. Hasil pengukuran menunjukan bahwa media virtual reality memiliki potensi mempengaruhi persepsi konsumen sebagai media promosi yang baru dalam industri real estate, dimana dengan menggunakan virtual reality, faktor dari immersive, personal presence, environment presence dan authenticity dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap produk real estate yang ditawarkan sehingga membuat mereka seperti mengunjungi secara langsung sehingga dapat membentuk eskpektasi konsumen yang akan membawa mereka pada pengambilan keputusan. ......In this study, the application of virtual reality technology observed is in the real estate industry. Some real estate companies in Indonesia are beginning to use this technology as a medium to support their product promotion activities. This study aims to analyze the perception of immersive, presence and authenticity of virtual reality as a media promotion of real estate products. Researchers use empirical method by collecting data with accidential sampling method. In analyzing the data, researchers used structural equation modeling partial least square SEM PLS as a method of data analysis. The measurement results show that virtual reality media has the potential to influence consumer perception as a new promotional media in the real estate industry, where by using virtual reality, the factors of immersive, personal presence, environment presence and authenticity can provide a clear picture of the real estate product on offer thereby making them like visiting directly so as to shape consumer expectations that will lead them to decision making.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zam Yusuf
Abstrak :
Kebutuhan akan teknologi dewasa ini tidak dapat dielakkan lagi, sehingga menyebabkan semakin maraknya proyek-proyek berbasis teknologi. Namun nyatanya, banyak proyek berbasis teknologi yang mengalami kendala saat menjalankan proyek, terutama soal kualitasnya. Sistem Manajemen Mutu (QMS) adalah salah satu kerangka proses kualitas yang telah digunakan untuk memantau dan memastikan implementasi kualitas pada proses untuk membuat dan menyampaikan produk. Namun demikian, penerapan QMS pada proyek berbasis teknologi menghadapi tantangan efektivitas dalam meningkatkan kualitas. Tantangan tersebut karena kompleksitas dinamis yang muncul dalam implementasinya. Mengungkap kompleksitas dinamika seperti itu dapat memberikan wawasan tentang strategi untuk perbaikan. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini menyajikan model konseptual untuk memahami kompleksitas penerapan QMS di perusahaan berbasis teknologi dengan menggunakan pemodelan dinamika sistem. Melalui Causal Loop Diagram (CLD) dan diagram sistem, model konseptual menunjukkan faktor-faktor kunci yang diperlukan untuk meningkatkan proses QMS agar lebih efektif, seperti tenaga ahli dan kemampuan beradaptasi QMS. ......The need for technology nowadays is inevitable, leading to the increased growth of technology-based projects. But in fact, many technology-based projects facing problems when executing projects, especially about their quality. Quality Management System (QMS) is one quality process framework that has been used for monitoring and ensuring quality implementation on a process for creating and deliver a product. Nevertheless, the QMS implementation in the technology-based project faces a challenge of its effectiveness in improving quality. Such a challenge is due to the dynamic complexity that arises in the implementation. Uncovering such dynamics complexity can provide insights on strategy for improvement. In this regard, this study presents a conceptual model to understand the complexity of the QMS implementation in a technology-based company by using system dynamics modeling. Through Causal Loop Diagram (CLD) and system diagram, the conceptual model shows the key factors needed to improve the QMS process to be more effective, such as expert workforce and QMS adaptability.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignasius Harvey Pratama Gunawijaya
Abstrak :
Pemasaran email digunakan berbagai industri untuk berkomunikasi dan menjaga hubungan dengan pelanggannya. Untuk menjaga performa pemasaran email dan relevansi, personalisasi untuk setiap individu diterapkan. Personalisasi ini seringkali dibuat dengan data transaksional untuk mencerminkan perilaku dan ketertarikan setiap pelanggan. Akan tetapi, tidak semua industri memiliki jumlah data transaksional yang cukup untuk setiap pelanggan. Salah satu contoh adalah industri perhotelan yang memiliki frekuensi transaksi lebih jarang dibandingkan dengan sektor industri seperti retail dan e-commerce. Tantangan yang muncul adalah bagaimana memanfaatkan data non-transaksional untuk mencari tahu ketertarikan dan preferensi pelanggan. Penelitian ini mengusulkan untuk memodelkan preferensi pelanggan dan membangun segmentasi pelanggan pada pemasaran email berdasarkan topik dari kampanye beserta interaksi historis dengan pelanggannya. Biterm topic model digunakan untuk memodelkan topik judul email yang dianggap sebagai preferensi pelanggan. Segmentasi dibangun dengan menggabungkan topik yang telah dimodelkan dengan interaksi historis pelanggan. Penelitian ini mengevaluasi performa pemodelan topik dan segmentasi menggunakan data kampanye 6 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 69% pembuka email dalam 6 bulan terakhir memiliki preferensi yang sesuai dengan interaksi historisnya. Segmentasi berdasarkan topik juga mampu meningkatkan performa tingkat buka email sampai hampir 2 kali lipat. Keluaran dari penelitian yang berupa segmentasi berdasarkan topik dapat digunakan oleh pemasar untuk membangun strategi dan mencapai performa pemasaran email yang lebih tinggi. ......Email marketing is widely used in many industries to communicate and maintain the relationship with their existing customers. In order to keep high email marketing performance and relevance, personalization is applied for each customer. This personalization is often built using transactional data to reflect each customer’s behavior and interest. However, not all industries may have a sufficient amount of transactional data on each customer. One example would be the hotel industry which has less transaction compared to other industries such as retail and e-commerce. The challenge is how to make use of non-transactional data to discover user interests and preferences. This study proposes to model customer preference and build user segmentation in email marketing based on email topics and its customers’ historical interaction. Biterm topic model is used to model the topics from email subjects which are assumed as customers’ preference. Segmentation is built by combining the topics generated with the customers’ historical interaction. This study evaluates both the topic modeling and segmentation using email campaign data in the last 6 months. The result shows that 69% of email openers in the last 6 months have a matching preference with their historical interaction. Topic-based segmentation can also improve the open rate by almost 2 times on average. The output of the study in the form of topic-based segmentation can be used by email marketers to design new strategies and achieve higher email marketing performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>