Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Montolalu, Ivan Adrian
"Pengemudi sepeda motor ojek online bekerja tanpa mengenal shift atau jam kerja. Mereka juga bekerja pada posisi statis dalam waktu yang lama, ditambah lagi berada pada kondisi lingkungan jalan raya yang suhunya cenderung berubah-ubah dari panas ke dingin, juga perubahan waktu kerja dari siang ke malam hari. Pengemudi ojek online juga terkena getaran dari sepeda motor, juga ukuran dan berat helm, jenis baju yang dipakai dapat meningkatkan risiko terkena WMSDs. Faktor usia, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, indeks massa tubuh juga berpengaruh terhadap risiko terkena WMSDs. Tesis ini membahas tentang risiko terkena WMSDs pada pengemudi ojek online di Monas, Jakarta Pusat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran WMSDs pada pengemudi ojek online di Monas, Jakarta Pusat. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan cross sectional potong lintang menggunakan kuesioner, Nordic Body Map, dan Rapid Entire Body Assessment REBA. Hasil penelitian adalah sebanyak 13 orang responden mengeluhkan keluhan subjektif WMSDs dengan skor REBA sebesar 7 dimana risiko pekerjaan berada pada tingkat menengah dan membutuhkan penanganan dan penelitian lebih lanjut.

Online motorcycle taxi drivers work without knowing shifts or working hours. They also work in static positions for a long time, plus they are in a highway environmental condition where temperatures tend to change from hot to cold, as well as changes in working time from day to night. Online motorcycle taxi drivers are also exposed to vibrations from motorcycles, as well as the size and weight of helmets, the type of clothing worn that can increase the risk of WMSDs. Age factors, smoking habits, exercise habits, body mass index also affect the risk of exposure to WMSDs. This thesis discusses the riskof exposure to WMSDs on the online motorcycle taxi drivers in Monas, Central Jakarta. The purpose of this study is to see the description of WMSDs on the online motorcycle taxi drivers in Monas, Central Jakarta. The research method used was survey with cross sectional approach using questioner, Nordic Body Map, and Rapid Entire Body Assessment REBA. The results of the study were 13 respondents complained about subjective complaints of WMSDs with REBA score of 7 where the occupational risk wasat intermediate level and required treatment and further research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Budi Utama
"Industri informal lis gipsum rentan terhadap risiko ergonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat risiko musculoskeletal disorders. Penelitian ini merupakan penelitian semi kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan metode Quick Exposure Check (QEC) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA). Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan QEC ditemukan level tindakan 3 (investigasi lebih lanjut dan perubahan) pada 1 proses yaitu pengukuran dan level tindakan 4 (laksanakan investigasi dan perubahan segera) pada 4 proses kerja yaitu pencampuran, pencetakan, pengiriman, serta pemasangan. Berdasarkan REBA ditemukan level tindakan 4, yaitu risiko tinggi, harus dilakukan investigasi dan perubahan pada kelima proses yang diteliti. Rekomendasi yang diberikan adalah merubah desain tempat kerja, peregangan, sebelum dan setelah bekerja serta setiap 2 jam bekerja, dan promosi tentang ergonomi.

Gypsum list informal industry is susceptible to ergonomic risk. This study aims to describe the level of musculoskeletal disorders risk. This study is a semiquantitative and cross-sectional study design using Quick Exposure Check ( QEC) and Rapid Entire Body Assessment (REBA ) methods. The results showed that by QEC found action level 3 (further investigation and change soon) in one work process that is measurement proses and action level 4 (investigations change immediately) in 4 process those are mixing, stamping, delivery, and installation. Then by REBA found all working process are at action level 4 (high risk, investigate and implement change). The recommendation given those are change the design of the workplace, stretching before and after work and on the sidelines every 2 hours, and the promotion of ergonomic."
2014
S53551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rapiko Anggraini
"Bekerja merupakan aktivitas untuk memenuhi fungsi ekonomi keluarga. Memahami masalah kesehatan pekerja di dalam ruang lingkup keluarga dapat meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Pekerja merupakan bagian dari komunitas masyarakat yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja seringkali disebabkan oleh bahaya/hazard di lingkungan kerja. Nyeri merupakan gangguan pada muskuloskeletal dan seringkali disebabkan oleh hazard ergonomi. Nyeri telapak kaki pada pekerja biasanya disebabkan oleh posisi berdiri yang lama dan salah satu keadaan yang mendasarinya adalah plantar fasciitis. Massage dengan teknik Deep Tissue Massage merupakan salah satu penanganan pada nyeri telapak kaki yang berhubungan dengan plantar fasciitis. Intervensi Deep Tissue Massage diberikan kepada Bapak S seorang pekerja petugas keamanan dengan masalah nyeri akut yang berhubungan dengan plantar fasciitis. Intervensi dilakukan sebanyak 7 kali dengan durasi 10 menit. Intervensi Deep Tissue Massage efektif untuk mengatasi masalah nyeri akut pada Bapak S dengan penurunan skor FFI dan skala nyeri VAS setelah diberikan 7 kali intervensi. Intervensi Deep Tissue Massage dapat diterapkan pada pekerja dengan masalah nyeri akut.

Work is an activity to fulfill the family's economic function. Understanding workers' health problems within the family scope can improve the health status of workers. Workers are part of the community at risk of experiencing health problems. Accidents and occupational diseases are often caused by hazards in the work environment. Pain is a musculoskeletal disorder and is often caused by ergonomic hazards. Foot pain in workers is usually caused by a long standing position and one of the underlying conditions is plantar fasciitis. Massage with the Deep Tissue Massage technique is one of the treatments for foot pain associated with plantar fasciitis. The Deep Tissue Massage intervention was given to Mr. S, a security worker with acute pain problems related to plantar fasciitis. The intervention was carried out 7 times with a duration of 10 minutes. Deep Tissue Massage was effective in dealing with the acute pain problem in Mr. S with a decrease in the FFI score and the VAS pain scale after being given 7 interventions. Deep Tissue Massage can be applied to workers with acute pain problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Innosensius Ibnu Ishwara
"ABSTRAK
Nama :Innosensius Ibnu IshwaraProgram Studi :Magister Kedokteran Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaJudul :Hubungan Gerakan Berulang Lengan Atas Terhadap Intensitas Nyeri Bahu Pada Pekerja Pengemasan Bagian Produksi Manufaktur Dengan Belt ConveyorLatar Belakang :Nyeri muskuloskeletal menjadi penyebab utama gangguan kerja pada usia produktif. Nyeri bahu merupakan penyebab terbanyak ketiga penyakit nyeri muskuloskeletal. Keluhan nyeri bahu kebanyakan bersifat simptomatik tanpa diagnostik secara klinis, namun menurut beberapa penelitian lain hal tersebut dapat menjadi prediktor terhadap suatu dampak terjadinya penyakit bahu di masa depan. Kriteria nyeri bahu yang dipakai oleh peneliti adalah keluhan nyeri bahu subyektif dan pengukuran nyeri dengan Visual Analogue Scale.Metode :Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Penelitian dilakukan di perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pangan di Bekasi pada bulan Desember 2016. Sampel dihitung menggunakan uji dua proporsi dengan kelompok terpapar dipilih secara total sampling dan kelompok tidak terpapar dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner, pemeriksaan fisik dan rekaman video. Variabel yang diteliti adalah umur, tinggi badan, panjang lengan, kebiasaan merokok, olahraga, masa kerja, lama kerja, frekuensi gerakan berulang lengan atas, posisi sudut lengan atas terhadap bahu.Hasil :Dari total 80 orang responden, didapatkan prevalensi kejadian nyeri bahu sebanyak 38 responden 47,5 . Faktor masa kerja ge; 1 tahun OR=3,30 dengan 95 CI 1,25 ndash;8,74 , lama mini breaks < 5 menit dalam 1 jam OR=2,70 dengan 95 CI 1,07 ndash;6,81 dan gerakan berulang lengan atas dengan median 1140 180-4800 OR 1,002 dengan 95 CI 1,001 ndash;1,003 memiliki hubungan bermakna dengan kejadian nyeri bahu.Kesimpulan dan saran :Faktor risiko paling dominan terhadap kejadian nyeri bahu adalah gerakan berulang lengan atas dengan p=0,002 dan nilai OR 1,002 95 CI 1,001 ndash; 1,003 . Perlu dilakukan pengaturan terkait dengan rolling kerja dalam tim pada pekerja dengan gerakan berulang. Pekerja dianjurkan dan diajarkan mengenai gerakan relaksasi setelah bekerja.Kata kunci :Nyeri bahu, gerakan berulang

ABSTRACT
Name Innosensius Ibnu IshwaraStudy Program Postgraduate Program Occupational Medicine, Faculty of Medicine, University of IndonesiaTitle The relation of repetitive motion of upper arm with the intensity of shoulder pain among packing workers at manufacture company that using belt conveyor. Background Muscle pain is the most caused of disruption due to work relation at productive ages. Shoulder pain is the third common in muscle pain. Mostly, the shoulder pain is symptoms only without specific diagnostic. But in many researches, that symptom can be useful for shoulder pain predictor in the future. The shoulder pain criteria is subjective symptom and self pain measurement with Visual Analogue Scale.Method This study uses cross sectional design with total sampling and simple random sampling. It was conducted in manufacture company in Bekasi during December 2016. Data collection was conducted by interview with subject, questionnaire, physical examination and video recording. Variables studied are age, height, length of arm, smoking habit, sport habit, phase of work, duration of work, repetitive motion of upper arm and the maximum angle of upper arm to shouder. Result The studied recruited 80 workers, with the prevalence of shoulder pain is 38 workers 47,5 . A risk factor identified, were length time of work ge 1 years OR 3,30 , minibreaks duration "
2017
T55699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Liza
"PT. GI adalah suatu perusahaan "rubber" yang memproduksi berbagai macam ban. Kegiatan produksi di perusahaan ini sebagian telah menggunakan mekanisasi, namun sebagian lagi masih dilakukan secara manual. Salah satu pekerjaan yang sering dilakukan oleh pekerja adalah mengangkat beban dalam berbagai posisi. Dari data kesehatan kerja terlihat bahwa sakit pinggang merupakan salah satu keluhan yang cukup banyak dirasakan oleh pekerja. Ditambah lagi dengan adanya kasus HNP yang pernah ditemukan pada jenis pekerjaan tertentu. Oleh karena itu dirasakan perlu diketahui perkiraan risiko dari suatu pekerjaan terhadap kemungkinan terjadinya CTD.
Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan, maka dilakukan upaya identifikasi faktor risiko ergonomi dan prioritas masalah ergonomi. Data yang dikumpulkan adalah data survei gejala, survei data medik, SIDFRE dan rangking prioritas dengan metode EASY . Selanjutnya dilakukan pula perhitungan RWL dan LI sesuai rekomendasi NIOSH. Penelitian dilakukan terhadap empat jenis pekerjaan di Business Team PTGL yaitu Pekerjaan I (Booker Extruder), Pekerjaan II (Put-up Rubber di Banbury), Pekerjaan HI (Mengangkat greentire ke sling truck di Radial Builder), dan Pekerjaan IV (Mengangkat greentire ke tempat pemasakan ban di bagian Curing Light Truck).
Hasil analisis dengan metode EASY dan juga melalui perhitungan RWL dan LI, didapat kesimpulan bahwa pada jenis pekerjaan I, II, III dan IV ternyata mempunyai risiko tinggi terhadap kemungkinan terjadinya CTD, dan mempunyai skala prioritas tinggi dalam masalah ergonomi pada Pekerjaan I, IL dan IV. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan perhitungan RWL dan LI, dapat disimpulkan bahwa dari beberapa jenis pekerjaan dengan tingkat risiko tinggi, pemecahan masalah yang paling baik ternyata melakukan "control engineering" dengan cara melakukan mekanisasi pada pekerjaan tersebut. Bila dalam hal ini belum dapat dilakukan maka alternatif lain adalah dengan cara menyesuaikan postur kerja, mengatur jarak horizontal dan vertikal dari beban mesin dan pekerja, sesuai dengan rekomendasi dari Humantech maupun NIOSH.

PT Goodyear Indonesia is rubber company that produce various type of tire. Some production activity already use mechanization; but any activity in the manual way. One of activity which often doing obtain employee is manual lifting inside various position. From ambulatory care visit record found back pain is one of complaint which sufficient much among employees. HNP cases have found during in 1992 -1998 periods, and some cases have laminectomy operation. Obtain reason that need to know risk assesment for any activity towards possibility that caused Cumulative Trauma Disorders ( CTD ).
To be sucessfully must have identification for ergonomic risk factors and ergonomic priority to solve the problems. Applied operation research methodes with symptom survei. medical survey, Baseline Risk Identification of Ergonomic Factors (BRIEF ) Survey, and ranking priority with Ergonomic Assesment Survey ( EASY ). Also RWL equation and Lifting Index from NIOSH recomendation. Survey towards four type of work in Business Team PTGI, there are Work type I (Booker Extruder), Work type H (Put-up Rubber in Banbury). Work type III (Lift greentire to sling truck in Radial Builder), and Work type IV (Lift greentire to place on Curing Light Truck).
Analysis with EASY methode and also RWL equation and Lifting Index, had concluding that work type I, II, III and JV high risk to caused CTD, which ergonomic high priority on Work type L, H, and IV. Analysis used RWL equation and Lifting Index, have recommendation to do "engineering control" through mechanization."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Julia Kusumawardani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas analisis faktor risiko ergonomi dan keluhan
musculoskeletal disorder di PT X tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan disain cross sectional. Dari penilaian risiko ergonomi dengan
mengunakan metode Quick Exposure Checklist (QEC) didapatkan pekerjaan
menggunakan komputer di office termasuk ke dalam level 3 atau risiko tinggi dan
pekerjaan manual di workshop dan di warehouse termasuk ke dalam level 4 atau
risiko sangat tinggi. Postur janggal yang terbentuk saat melakukan pekerjaan
dipengaruhi oleh disain workstation dimana dari hasil pengukuran diketahui
beberapa workstation pada masing-masing area kerja belum sesuai. Hasil survey
Nordic Body Map (NBM) menunjukan sebanyak 88,4% responden memiliki
keluhan MSDs dengan persentase area kerja yang mengalami keluhan tertinggi
pada area warehouse 100%, area workshop 94,4%, dan area office 83,7%. Bagian
tubuh yang paling banyak mengalami keluhan MSDs pada area office adalah pada
bagian pinggang 48,8%, leher bagian atas 46,5%, bahu kanan 30,2%, dan bahu kiri
27,9%, pada area workshop adalah pada bagian pinggang 50%, leher atas 50%,
punggung 38,8% dan pinggul 38,8%, dan pada area warehouse adalah pada bagian
pinggang 50%, leher atas 50%, punggung 38,8% dan pinggul 38,8%. Disarankan
adanya perbaikan disain workstation dan program edukasi kesehatan kerja terkait
ergonomi.

ABSTRACT
This study discuss the analysis of ergonomic risk factors and musculoskeletal
disorder complaints in X company at the year of 2016. this research is a quantitative
research with cross sectional design method. From the ergonomic risk assessment
using Quick Exposure Checklist (QEC) the result is indicate that works in the office
that uses computers is included in level 3 or high risk category and manual work at
the workshop is included to a level 4 or very high risk category. Awkward working
posture that adopted by the worker is influenced by the design of the workstation
that the result of workstation measurement shows several workstation in each
working area is not appropriate. The survey result of Nordic Body Map (NBM)
shows that 88.4% respondent have a complaint about MSDs which the highest
percentage of complaints lies at the warehouse area with 100% complaints rate,
while in the workshop the percentage of complaint is 94.4% and office area 83.7%.
The part of body with the highest complaint of MSDs of office worker is waist
(48.8%), upper neck (46.5%), right shoulder (30.4%), and left shoulder (27.9%),
and for the workshop worker the highest complaint of MSDs is on waist (50%),
upper neck (50%), upper back (38.8%), and hip (38.8%), and for the werehouse
worker the highest complaint of MSDs is on waist (50%), upper neck (50%), upper
back (38.8%), and hip (38.8%). Suggested of improvement in workstation design
and education regarding occupational health in ergonomics."
2016
S65561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library