Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Titi Andayani
Abstrak :
Pengukuran kinerja digunakan secara luas oleh unit-unit bisnis dan industri untuk meng-asses- kemajuan atau progres dari rancangan tujuan dan sasaran secara kuantitatif untuk mencapai keefektifan dan efisiensinya. Pengukuran kinerja memberikan informasi yang dibutuhkan manajemen untuk pengambilan keputusan yang efektif. Pengukuran kinerja maintenance menjadi elemen penting dari pemikiran strategis bagi pemilik aset dan pengelola aset. Maintenance Scorecard adalah suatu pendekatan yang didesain untuk membantu dalam pembuatan dan pengimplementasian strategi dalam pengelolaan asset-aset perusahaan, diaplikasikan melalui suatu hirarki tujuan atau pendekatan yang terstruktur melalui tiga level fundamental yaitu corporate, strategic dan functional. MSC melalui tiap indikator yang kuantitatif dalam tiap level perusahaan mengukur performa dalam asset management tentang apa yang dilakukan, bagaimana kinerja selama ini dan bagaimana performa setiap tindakan yang sudah dilakukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Terdapat 6 perspektif pengukuran performa dalam MSC yaitu productivity, cost effectiveness, safety, environmental dan learning perspective. Penelitian ini dilakukan untuk merancang Maintenance Scorecard pada PT.XY sebagai perusahan percetakan uang. Hasil rancangannya adalah adanya usulan hirarki indikator (KPI) dari setiap level perusahaan yang terbagi dalam tiap perspektif MSC. Dari 6 perspektif pada MSC dihasilkan sebanyak 39 usulan indikator performa yang relevan, yang terbagi menjadi : 14 indikator productivity, 8 indikator cost effectiveness, 4 indikator safety, 8 indikator quality, 3 indikator environmental dan 1 indikator learning perspective. KPI yang dihasilkan dari rancangan MSC kemudian dibobotkan dengan metode Analytic Network Process (ANP) menggunakan software super decision. Keluaran dari software adalah urutan prioritas KPI.
Performance Measurement used widely by business and industrial units for assesing the improvement or progress of designed targets and goals quantitavely to achieve effectiveness and efficiency. Performance measurement give information required by management for the effective decision making. The measurement of maintenance performance has become an essential element of strategic thinking of asset owners and asset managers. Maintenance Scorecard (MSC) is an approach which is designed to assist the strategy development and implementation in company asset management, it is applied through the hierarchical of goals or structured approached into three fundamental level that is corporate, strategic and functional. MSC through its quantitative indicators in every company level measure the asset management performance about what have to do, how is the current performance and how is the performance of the action taken to achieve company goals. There are 6 perspectives of performance measurement in the MSC that is productivity, cost effectiveness, safety, quality, environmental and learning perspectives. This research goal is to design Maintenance Scorecard in PT. XY as banknote printers. The design result is a suggestion of the hierarchical indicators (KPI) in every company level stated in each MSC perspective. Based on the 6 MSC perspective the results 39 suggested relevan performance indicator that is : 14 indicators for productivity perspective, 8 indicators for cost effectiveness perspective, 4 indicators for safety perspective, 8 indicators for quality perspective, 3 indicators for environmental perspective and 1 indicator for learning perspective. The suggested KPI result from MSC design is weighted using Analytic Network Process (ANP) method processed with super decision software. The output is the priority of KPI.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noornissa Sarah Ginanjar
Abstrak :
Thesis ini membahas mengenai hubungan antara variabel Pelatihan (X1) dan variabel lingkungan kerja(X2) sebagai variabel bebas dengan Kinerja Karyawan (Y) sebagai variabel terikat, di Novotel Nusa Dua Bali. Populasi dari penelitian ini adalah para karyawan front office Novotel Nusa Dua Bali, yang berjumlah 31 orang, dan teknik sampling yang digunakan penulis adalah studi sensus. Sedangkan untuk penilaian kinerja yang diambil dari konsumen akan menggunakan Sample random sampling dimana jumlah konsumen yang digunakan sebagai sampel adalah 31 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dan wawancara. Skala pengukuran penelitian ini menggunakan skala likert. Untuk melihat adanya hubungan antara variabel X1 dengan Y, dan X2 dengan Y, digunakan uji spearman rank. Penulis menggunakan analisis deskriptif dari jawaban responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil analisis rank spearman diperoleh hasil, nilai hubungan sebesar 0.516 antara variabel X1 dengan variabel Y, dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003, dan hasil analisis antara X2 dengan Y diperoleh hasil, nilai hubungan sebesar 0.575 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.001,oleh karena hasil keduanya lebih kecil dari nilai α yang ditetapkan yaitu 0.05, maka hasil ini menunjukkan terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y. Diperoleh kesimpulan adanya pengaruh secara signifikan antara pelatihan dan lingkungan kerja dengan kinerja. ......This research aim to know is there any positif correlation between training and work environment variable with employees performance in Novotel Nusa Dua Bali. The responden for this research was taken from two population, frist from all front office employees and for the sample technique writer used sensus. Second population was teken from the customer for adjust the performance of the employees. The sample technique dor this population used sample random sampling. From each population will be taken 31 person for the reasearch. This data has been collected by using close questionnaire method and interview. The measurement scale for this research using likert scale. To see the correlation between X1 with Y, and X2 with Y writer using rank spearman method, and using descriptive analysis and frequency table for analyzing the result. According to rank spearman the result are , correlation value between X1 with Y is 0.516 with significance 0.003, and correlation value between X2 with Y is 0.575 with significance 0.575 and the result shows that between X1 with Y and X2 with Y have a strong significant correlations. The conclusion there is a significant impact from Training variable (X1) and Work environment variable (X2) to Employee Performance variable (Y).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25839
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldine Inez
Abstrak :
Sebelum tahun 2008, PT. XYZ tidak memiliki suatu sistem penilaian kinerja untuk menilai kinerja para karyawannya. Khususnya di Departemen Penjualan dan Pemasaran, kinerja hanya diukur berdasarkan pada prestasi pegawai dalam mencapai target penjualan yang telah ditetapkan setiap tahun. Sebagai penghargaan terhadap prestasi tersebut, diberlakukan sistem pemberian imbalan berupa bonus atas target penjualan tertentu. Namun, sistem ini dirasakan tidak selalu menjamin karyawan untuk termotivasi mencapai target penjualan yang lebih tinggi atau memperbaiki kinerja yang kurang. Oleh karena itu, pada tahun 2008, disusun dan diterapkanlah suatu sistem penilaian kinerja oleh manajer lini di Departemen Penjualan dan Pemasaran tersebut. Namun, penerapan sistem baru ini juga masih dirasakan belum memperlihatkan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan. Maka, dari kasus tersebut, dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan terhadap sistem penilaian kinerja yang diterapkan tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap penentuan kompensasi, sehingga dapat diketahui juga apakah ada permasalahan atau kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dalam sistem tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat analisa eksploratif, dimana data kuantitatif yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner akan diterjemahkan ke dalam angka yang dianalisa secara statistik, dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa kualitatif untuk hasil laporan. Pada akhir penelitian, hasil laporan juga akan merekomendasikan prinsip-prinsip sistem penilaian kinerja dan kompensasi/rewarding yang baik bagi karyawan di bagian penjualan dan pemasaran untuk pertimbangan perusahaan. ......Prior to 2008, a performance appraisal system had not been applied at PT. XYZ in order to evaluate the performance of its employees. The performance of sales and marketing forces was only assessed based on their achievement of certain levels of sales targets, which had been set up every year. In order to reward such achievement, the employees were given a certain amount of bonuses of each target levels. However, this kind of system was not good enough to motivate their employees in order to achieve a higher sales target level or at least to improve their performance. Furthermore, in 2008, the new manager of sales and marketing department had decided to develop a performance appraisal system for the sales forces. Unfortunately, the system has not showed a significant result in improving the employees? performance or motivating the forces. Therefore, based on the case, this research is conducted to seek employee?s perception on the current performance appraisal system and how it influences the ompensation system in order to find out if there is a problem in the system to be solved or the needs of revision. This research uses a quantitative method with an explorative analytical design. The data obtained from the questionnaires would be interpreted in numbers for statistic analysis purpose, and later they would be converted again into the qualitative form to describe the overall results. At the end of the research, a recommendation containing some principals of the performance appraisal system and compensation/rewarding for the sales and marketing forces would be proposed to the company for their consideration.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25837
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Saekhu
Abstrak :
Penelitian ini adalah mengenai pengukuran kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia jasa outsourcing di Departemen TI pada Bagian Telecom & Network, pada team Service Area & Transmision Operation Chevron Indonesia Company wilayah operasi Kalimantan. Pengukuran kinerja outsourcing yang dilakukan selama ini lebih didasarkan pada kesepakatan tingkat layanan atau service level agreement yang lebih terfokus pada kinerja teknis. Pengukuran kualitas layanan ini didasarkan pada konsep kepuasan pelanggan dengan menggunakan model adaptasi SERVQUAL untuk pelayanan TI. Metode ini sebelumnya banyak digunakan pada industri penjualan, namun sudah diadaptasi untuk pengukuran kualitas layanan lainnya seperti pada layanan TI. Pengukuran ini melengkapi pengukuran kinerja TI yang selama ini lebih bertumpu pada kinerja teknis dan belum mengukur kualitas layanan dari sisi pengguna. Survei ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner SERVQUAL yang dimodifikasi kepada pengguna layanan TI di wilayah operasi Kalimantan. Kuesioner menggunakan format tiga kolom yang akan mengukur tingkat harapan ideal dan minimum serta persepsi yang diterimanya. Kemudian konsep zona toleransi digunakan untuk melihat item atau dimensi mana dari kualitas layanan yang memiliki nilai yang sama, melebihi atau kurang dari persepsi pelanggan. Penelitian ini menganalisa layanan yang diharapkan oleh pelanggan dengan menggunakan gap analisis berdasarkan dimensi SERVQUAL yang diadaptasi untuk layanan teknologi informasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa layanan dari penyedia jasa outsourcing operasioanl TI masih berada dibawah harapan ideal dari pengguna layanan. Namun hasil dari zona toleransi layanan menunjukan semua item dari persepsi kualitas layanan masuk dalam zona toleransi, artinya pengguna masih bisa menerima layanan dari penyedia jasa outsourcing meskipun belum mencapai harapan yang ideal. ......This research is about measurement of the quality of services provided by IT outsourcing providers in the Department of Information Technology on Telecom & Network section, the team Transmision & Service Area Operation Chevron Indonesia Company Kalimantan Operation region. Measuring the performance of the outsourcing provider of IT Operation is currently almost done based on service level agreements or SLA and it's more focused on technical performance. This study of the quality of service measurement is based on the concept of customer satisfaction by using the SERVQUAL model where is already the adapted for information technology. This method has been used in many previous industry such marketing, but have been adapted for the measurement of quality of service on other services such as information technology. Survey was conducted with distributed of modified SERVQUAL questionnaire to users in Chevron Indonesia Kalimantan Operation Area. The questionnaire format using the three-columns that will measure the level of ideal and minimum expectations and perceptions of service. Then the zone of tolerance concept is used to view the items or dimensions of service quality which has the same value, or less than the perception of customers. This study analyzes the service expected by customers using a gap analysis based on the SERVQUAL service dimensions that was adapted for IT. Results this research indicate that the service quality of IT operation outsourcing providers still under ideal expectations of users. However, results from the zone of tolerance shows all the items is in the zone of tolerance, those means users can still accept quality of services were delivered by outsourcing service providers even that service have not reach the ideal yet.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26202
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Antonius
Abstrak :
Tulisan ini merupakan suatu ekspresi untuk memahami lebih jauh apakah rendahnya kinerja pelayanan publik di Indonesia disebabkan oleh kegagalan melakukan transformasi suatu paradigma atau model ke dalam proses penyelenggaraaan pemerintahan atau sekedar ketidakmampuan melakukan pengaturan sistem pelayanan yang profesional atau karena kegagalan dalam mengembangkan pola hubungan kerja antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Dari kajian berbagai literatur manajemen publik klasik hingga kontemporer sementara penulis berkesimpulan bahwa problem pelayanan publik di tanah air dapat ditelusuri pada dua level sekaligus, yaiotu level paradigmatis maupun lebel praksis. Level paradigmatis berkaitan dengan kegagalan melalukan transformasi paradigma baru yang dikenal dengan paradigma atau model new governance adalam proses penyelenggaraaan pelayanan publik yang diikuti kegagalan menyusupkan kerangka kerja baru tersebut ke dalam praksis penyelenggaraan pelayanan publik di lapangan.
2003
MUIN-XXXII-02-Feb2003-28
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Salsabila
Abstrak :
Perkembangan teknologi yang pesat dan hadirnya fenomena pandemik COVID- 19 memaksa usaha restoran untuk memanfaatkan teknologi seperti self-service technology (SST) untuk beradaptasi dengan kondisi yang ada. Adopsi SST berupa selfservice kiosk juga dilakukan oleh perusahaan retail furnitur dalam menjalankan bisnis restoran mereka. Namun, pengguna menghadapi masalah terkait desain interface nya seperti layout yang tidak umum, tulisan sulit terbaca dan tombol yang sulit ditemukan saat mengoperasikan mesin self-service kiosk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengalaman menggunakan self-service kiosk dan memberikan rekomendasi perbaikan desain sesuai dengan hasil evaluasi yang didapatkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi User-Centered Design (UCD) dan usability testing agar rekomendasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Evaluasi yang dilakukan didasarkan pada performance metrics berupa task success, time on task, time-based efficiency, dan error. Kuesioner System Usability Scale (SUS), Single Ease Question (SEQ) dan in-depth interview juga digunakan untuk mendapatkan data kualitatif dan mengidentifikasi masalah yang ada. Saat melakukan performance measurement, responden mengalami kesulitan menyelesaikan task, terutama untuk task 2, 3, dan 4. Penggunaan kiosk makanan juga dinilai sulit berdasarkan hasil Single Ease Question (SEQ), terutama untuk task 2, 3 dan 4. Hasil dari System Usability Scale (SUS) berada di nilai 47.5, yang dimana masuk ke dalam kategori 'not acceptable'. Rekomendasi perbaikan desain dibuat berlandaskan prinsip-prinsip Law of UX dan Shneiderman's Eight Golden Rules. Berdasarkan hasil evaluasi rekomendasi perbaikan desain, ditemukan bahwa nilai metrik untuk semua task mengalami peningkatan dengan skor SEQ dan SUS secara keseluruhan masing-masing adalah 6,74 dan 89,8. ...... The rapid development of technology and the presence of the COVID-19 pandemic phenomenon have forced businesses to utilize technology such as Self- Service Technology (SST) to adapt to existing conditions. The adoption of SST in the form of self-service kiosk is also carried out by furniture retail companies in running their restaurant business. However, users face problems related to its interface design such as unfamiliar layouts, hard-to-read text and hard-to-find buttons when operating the self-service kiosk machine. The purpose of this research is to evaluate the experience of using the self-service kiosk and provide recommendations for design improvements according to the evaluation results obtained. This research was conducted using the User-Centered Design (UCD) methodology and usability testing so that the recommendations given are in accordance with user needs. The evaluation is based on performance metrics such as task success, time on task, time-based efficiency, and error. The System Usability Scale (SUS) questionnaire, Single Ease Question (SEQ) and indepth interviews were also used to obtain qualitative data and identify existing problems. When conducting performance measurement, respondents had difficulty completing tasks, especially for tasks 2, 3 and 4. The use of the food kiosk was also considered difficult based on the results of the Single Ease Question (SEQ), especially for task 2, 3, and 4. The results of the System Usability Scale (SUS) were 47.5, which falls into the 'not acceptable' category. Design improvement recommendations were made based on the principles of Law of UX and Shneiderman's Eight Golden Rules. Based on the evaluation results of the design improvement recommendations, it was found that the metric scores for all tasks had improved with the overall SEQ and SUS scores being 6.74 and 89.8 respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Lesmana
Abstrak :
Pengukuran kinerja adalah suatu alat yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi implementasi strategi perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur dari sisi keuangan dan non keuangan. Penelitian ini melakukan pengukuran kinerja dari sisi keuangan perusahaan. Metode pengukuran yang digunakan antara lain Economic Value Added (EVA), EVA Momentum, dan Market Value Added (MVA). Selain itu, penelitian ini juga melihat nilai pasar EVA Momentum yang tersirat serta melihat hubungan antara EVA Momentum dengan Market Value Added (MVA). Objek penelitian yang digunakan adalah empat perusahaan go public pada industri properti dan real estat dari tahun 2009-2013. Hasil penelitian menunjukan kinerja yang berbeda dari setiap pengukuran yang digunakan. Berdasarkan pengukuran EVA dan EVA Momentum, kinerja perusahaan yang baik diperoleh PT Alam Sutera Realty Tbk. Sedangkan dengan menggunakan pengukuran menggunakan Market Value Added (MVA), kinerja perusahaan yang terbaik diantara keempat perusahaan di industri properti dan real estat adalah PT Lippo Karawaci Tbk.
Performance measurement is a tool to evaluated the implementation of corporate strategy. Company performance can be measured in terms of financial and non-financial. This study was to measure of the company financial performance. The method of measurement used are Economic Value Added (EVA), EVA Momentum, and Market Value Added (MVA). In addition, this research also see the Market Implied EVA Momentum and the relationship between EVA Momentum with Market Value Added (MVA). The writer choose four companies in the property and real estate industry from the year 2009 to 2013. The results showed different performance of each measurement used. Based on the measurement of EVA and EVA Momentum, good performance obtained by PT Alam Sutera Realty Tbk. While using the measurements using the Market Value Added (MVA), the best performance among the four companies in the property and real estate industry is PT Lippo Karawaci Tbk.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library