Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feber Suhendra
"Penelitian ini akan melakukan analisis pengaruh perbedaan kebijakan. makro yang terdiri atas kebijakan moneter, inflasi dan pertumbuhan ekonomi dengan aspek-aspek fundamental antara lain Deviden Payout (DPO), Debt to Equity Ratio (DER) dan Deviden Per Share (DPS) pada Price Earning Ratio (PER). Periode Penelitian yang digunakan adalah 1993 - 1996 sebagai periode sebelum krisis sedangkan 1998 - 200i sebagai periode selama krisis. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur sebesar 88 emiten, Pada tahap awal pengujian dilakukan secara regresi dengan metode cross section untuk setiap tahun pengamatan, selanjutnya untuk melihat konsistensi nilai variabel tersebut dilakukan pengujian secara pooled section dengan metode data panel untuk periode sebelum dan selama krisis. Sebelum melakukan pengujian diatas terlebih dahulu melakukan pengujian casewisediagnostic, multikolinearitas, while heteroskedastis dan autokorelasi.
Untuk menguji pengaruh perbedaan efek kebijakan makro menggunakan uji Mann-Whitney U dan regresi linear secara dummy variabel. Adapun asumsi dummy yang diajukan Kebijakan Moneter (KM) sama dengan 1 jika Bank Indonesia menurunkan tingkat diskon mulai sebelum awal tahun hingga sesudah akhir tahun pendapatan. KM sama dengan 0 jika BI menaikkan tingkat diskon mulai sebelum awal tahun hingga sesudah akhir tahun pendapatan; Inflasi tinggi sama dengan 1 jika tingkat inflasi dalam satu tahun lebih dari 10 %, dan rendah jika kurang dari 10 %; Pertuinbuhan ekonomi yang meningkat diberi kode 1 dan menurun sama dengan 0.
Pada pengujian regresi yang konsisten signifikan mempengaruhi PER adalah DPO, sedangkan DER tidak signifikan pada tahun 1995, 1999, 2000 dan 2001 karena adanya pengaruh stock split. Pengujian secara pooled section baik sebelum maupun selama krisis menghasilkan DPO, DER, dan LnDPS secara bersama-sama signifikan berpengaruh terhadap PER. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh DPO dan DER terhadap PER adalah positif, sebaliknya pengaruh DPS terhadap PER adalah negatif.
Pada pengujian Mann Whitney U, variabel PER secara konsisten selalu signifikan. Untuk pengujian regresi secara dummy variabel diperoleh apabila bank sentral menurunkan tingkat suku bunga pada periode sebelum dan selama krisis maka diperkirakan PER akan bertambah; dan apabila terjadi efek inflasi yang tinggi periode sebelum dan selama krisis maka diperkirakan PER akan turun; serta apabila terjadi efek pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada periode sebelum dan selama krisis maka diperkirakan PER akan meningkat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamuji Wahyu Widodo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang signifikan terhadap Price Earning Ratio (PER) dan pengaruhnya secara konsisten dari waktu ke waktu. Model yang dipergunakan merupakan modifikasi dari model Whitbeck-Kisor (1963) dengan model Mpaata dan Sartono (1997). Dengan mengambil contoh seluruh saham yang tercatat di BEJ antara tahun 1997-2002, diperoleh 229 perusahaan yang memenuhi syarat dan 23 perusahaan yang tidak lengkap datanya.
Faktor GROWTH (setelah memperhitungkan faktor-faktor lainnya dalam model) untuk tahun 2001 terbukti berpengaruh terhadap PER secara positif dan signifikan, sedangkan tahun 2002 pengaruhnya negatif dan tidak signifikan. Faktor SIZE untuk tahun 2001 (setelah memperhitungkan faktor-faktor lainnya dalam model) terbukti berpengaruh secara positif dan signifikan, sedangkan tahun 2002 pengaruhnya negatif dan tidak signifikan. Faktor STDEV (setelah memperhitungkan faktor-faktor lainnya dalam model) terbukti berpengaruh terhadap PER secara signifikan dan arah pengaruhnya positif untuk tahun 2001. Sedangkan untuk tahun 2002 arch pengaruhnya positif namun tidak signifikan. Faktor FIXED (setelah memperhitungkan faktor-faktor lainnya dalam model) untuk tahun 2001 terbukti berpengaruh terhadap PER secara negatif dan signifikan. Untuk tahun 2002 arah pengaruhnya positif dan signifikan. Faktor ROE (setelah memperhitungkan faktor-faktor lainnya dalam model) untuk tahun 2001 dan 2002 arah pengaruhnya positif dan tidak signifikan.

The purpose of this research is to understand the significant factors that influence Price Earning Ratio (PER) from time to time. The model that used in this thesis was modified model from Whitheck-Kisor (1963) and Mpaata-Sartono (1997). The data that used in this model based on the listing companies from Jakarta Stock Exchange between 1997-2002. There were 229 companies compiled with criteria and 23 companies were not complete.
Growth factor (after estimated the other factors in the model), for the year 2001 proved influence PER significant and positive direction. In the year 2002 the influence toward negative direction and did not significant. SIZE factor (after estimated the other factors in the model), in 2001 proved influence PER toward positive direction and significant. In the year 2002 the influence toward negative direction but not significant. STDEV factor (after estimated the other factors in the model), in 2001 proved influence PER significant and in positive direction. In the year 2002 the influence were positive direction but not significant. FIXED factor (after estimate the other factors in the model), for the year 2001 proved influence PER in negative direction and significant. For the year 2002 the influences were positive and significant. ROE factor (after estimate the other factors in the model), for the year 2001 and 2002 the influence were positive direction and did not significant.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Adhariani
"Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik spesifik perusahaan yang mempengaruhi hubungan antara laba dan imbal hasil saham. Dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, penelitian ini menguji pengaruh karakteristik perusahaan berupa tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan terhadap hubungan tersebut. Secara khusus, penelitian ini menguji pengaruh variasi tingkat pengungkapan di laporan tahunan terhadap relevansi nilai dari informasi laba yang tercermin dalam current stock returns.
Penelitian ini menggabungkan dua topik penelitian yang sebelumnya diuji secara terpisah pada penelitian-penelitian terdahulu: koefisien respon laba (earnings response coefficients-ERC) dan pengungkapan sukarela yang diberikan perusahaan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bukti tambahan mengenai perbedaan yang bersifat cross-sectional dalam current ERC akibat adanya pengungkapan sukarela perusahaan yang terdapat pada laporan tahunan.
Penelitian ini mengembangkan hipotesis bahwa keinformatifan laba dan pengungkapan sukarela bersifat komplementer. Hipotesis ini secara implisit menganggap bahwa investor akan menggunakan informasi yang diberikan pada pengungkapan di laporan tahunan bersama-sama dengan informasi laba sebagai salah satu pedoman berinvestasi. Untuk menguji hipotesis tersebut, current stock returns diregresikan dengan perubahan current earnings. Sampel penelitian terdiri dari 90 laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakrata per 31 Desember 1998.
Tingkat pengungkapan di laporan tahunan diukur dari butir-butir pengungkapan dan skor terbobot yang telah dikembangkan oleh Botosan (1997), Sitanggang (2002), dan Suripto (1999). Sebelum skor terbobot digunakan, terlebih dahulu diuji perbedaan antara skor terbobot dan skor tanpa bobot. Hasil uji beda mendukung hipotesis bahwa dua jenis pengukuran tersebut berbeda secara statistik, artinya investor memberikan tingkat kepentingan atau penilaian yang berbeda untuk tiap-tiap butir pengungkapan.
Hasil uji regresi mendukung hipotesis adanya hubungan yang komplementer antara informasi laba dan pengungkapan sukarela. Hasil ini tetap konsisten setelah ditambahkan faktor-faktor pengendali lainnya yang diduga ikut mempengaruhi ERC, yang telah diteliti pada penelitian-penelitian terdahulu. Hasil penelitian juga cenderung kuat pada holding period return yang berbeda dan pengukuran laba yang berbeda.

Many studies have attempted to identify firm spec f c characteristics that influence the return-earnings relationship. Using companies listed in the Jakarta Stock Exchange, this study examines whether voluntary corporate disclosure level that is published in annual report affects the relationship. Specifically, this study investigates whether the variances in corporate disclosure level published in annual report affects the value-relevance of earnings information reflected in current stock returns.
This study combines two research issues which have been separately investigated in previous studies: the earnings response coefficients and the voluntary disclosures provided by companies. The findings are expected to give additional evidence about cross-sectional differences in current ERC as an effect of voluntary corporate disclosure level published in annual report.
This study hypothesizes that the in formativeness of earnings and voluntary disclosure is complementary to each other. This hypothesis implicitly presumes that investor- will use the information provided in annual report disclosures together with information in earnings as one of the guidance?s in investment decisions. To test the hypothesis, current stock returns are regressed against current earnings changes. The sample consists of 90 annual reports of companies listed on the JSX as of December 31. 1998.
The amount of voluntary disclosure provided in annual reports is measured by disclosure items and weighted scores developed by Botosan (1997), Sitanggang (002), and Suripto (1999). Before deciding to use the weighted score, this study examines first, the differences between weighted scores and the equally weighted ones. The findings of the test of differences support the hypothesis that the two kinds of score measurement is statistically different, meaning that investors place different interests to each disclosure items.
The findings of regression rest support the hypothesis of complementary relationship, which remain consistent after controlling for other factors that have been identified in previous studies influence the earnings response coefficients. The findings are also robust in respect to different holding period returns and different earnings measurement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rimi Gusliana Mais
"Investasi dalam saham dinilai mempunyai risiko lebih besar dibanding investasi bentuk lain seperti obligasi, tabungan dan deposito. Hal ini disebabkan return yang diharapkan dari saham tidak pasti, dimana return saham diperoleh dari dividen dan capital gain. Kesanggupan perusahaan untuk membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba, sedang capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham (perbedaan harga beli dan harga jual).
Penelitian ini mencoba melihat berbagai rasio-rasio keuangan utama perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan. Rasio-rasio tersebut diwakili oleh net profit margin, return on assets, return on equity, Debt equity ratio, earning per share perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang konsisten di sektor Jakarta Islamic Index, Bursa Efek Jakarta tahun 2004.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut secara bersama-sama berpengnaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham adalah Net Profit Margin earning per share ,return on assets dan return on equity. Variabel yang berpengaruh signifikan dan negatif terhadap harga saham adalah debt equity ratio. Hal ini sesuai dengan teori yang mendukungnya dan penelitian yang terdahulu.
Dengan demikian keputusan untuk melakukan investasi dalam saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index ternyata telah dilakukan oleh investor dapat berpedoman kepada laporan keuangan melalui rasio-rasio keuangan utama perusahaan.

Stock investment is predicted has bigger risk than investment in other form such as saving bond and bank deposit because we can not certainty expected then return of the stock which gained from dividend and capital gain is determined by fluctuation of stock price rate (differentiation of buying and selling price)
Through this research I try to see various of the company stock price of the main financial ratios that influence company the factors are net Net Profit margin, Return On Assets, Return On Equity, Debt To Equity ratio and Erring Per Share. As the sample of this research is the company who consist in Jakarta Islamic Index at Jakarta stock exchange period 2004.
According to the result of this research showed that all of the factors in the same times influenced significantly to the stocks price, Variable are give significant and poisitive influenced to the stock price are Earning Per Share, Net Profit Margin, Return On Assets, and Return On Equity. Debt Equity Ratio significant and negative influenced to the stock price. This result shows us fit to the teoretical and researched in the past.
It means that the decision of doing investment in stock of the company which is included in ill based on financial report trought the main of financial ratios of the investor decision.
"
2006
T20207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Abidin
"Penelitian ini yang bertujuan untuk melihat hubungan antara return saham dan PER, seberapa jauh PER yang ditentukan oleh tiga faktor fundamental : dividend payout ratio (DPO), EPS growth (GR) dan leverage (risiko) yang mencerminkan nilai intrinsiknya. Di samping itu, penelitian ini mengetahui apakah rata-rata return dari portofolio saham yang high PER lebih kecil dibandingkan dengan portofolio saham low PER. Pengambilan sampel berjumlah 45 perusahaan yang selalu listing di BET sejak tahun 1993 sampai dengan 1999, kecuali pada periode selama krisis untuk menguji hipotesa kedua, ketiga dan keempat diambil 29 perusahaan. Penelitian ini menghasilkan suatu hubungan negatif yang tidak signifikan antara PER dengan return saham pada periode krisis dan positif signifikan pada periode selama krisis. Arah korelasi yang diperoleh antara PER dengan ketiga faktor fundamental (DPO, leverage, dan growth) baik pada model II maupun III berturut-turut positif, positif, dan negatif, kecuali pada model II yang memiliki hubungan tidak signifikan pada periode sebelum krisis. Disamping itu model II pada periode selama krisis, variabel growth berkorelasi positif dan pada periode gabungan variabel DPO berkorelasi negatif. Pada model II, variabel leverage mempunyai hubungan yang signifikan pada periode selama krisis dan gabungan sebelum dan selama krisis. Pada model III, variabel leverage mempunyai hubungan yang signifikan pada periode selama krisis dan gabungan sebelum dan selama krisis. Sedangkan DPO signifikan pada periode selama krisis dan growth signifikan pada periode gabungan sebelum dan selama krisis. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa rata-rata return saham dari portofolio saham high PER lebih kecil dibandingkan dengan portofolio saham low PER pada periode sebelurn krisis maupun selama krisis adalah tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Basuki
"Tesis ini disusun untuk meneliti pengaruh beberapa faktor fundamental terhadap Price Earning Ratio pada industri properti di Bursa Efek Jakarta. Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Pertama, untuk meneliti pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan pertumbuhan earning Per-Share (g.EPS) terhadap nilai Price Earning Ratio (PER) dalam industri properti. Kedua, untuk meneliti pengaruh faktor fundamental yang paling dominan terhadap Price Earning Ratio (PER) dalarn industri properti.
Metode yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis-hipotesis yang terdapat di dalam tesis ini adalah Metode regresi berganda dengan SPSS 12.0. Hipotesis yang akan diuji adalah apakah DER, ROE, dan pertumbuhan EPS mempunyai pengaruh terhadap PER.
Penelitian ini menghasilkan beberapa hal. Pertama, Debt to Equity Ratio merupakan faktor fundamental yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap nilai PER. Kedua, Return on Equity (ROE) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER. Ketiga, Pertumbuhan EPS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER.

This thesis is made arrangements for to check influence some fundamental factor to Price Earning Ratio at industry of property in Jakarta Stock Exchange (JSX). There are some target of which will reach in this research. First, to check influence of Debt Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), and growth of Earning Per-Share (g.EPS) to value of Price Earning Ratio ( PER) in industry of property. Second, to check influence of basal factor which most dominant to Price Earning Ratio ( PER) in industry of property.
Method used to examination of hypothesiss which there are in this thesis is Method of regression doubled with SPSS 12.0. Hypothesis to test what is DER, ROE, and growth of EPS have influence to PER.
This research yield several things. First, Debt To Equity Ratio represent fundamental factor which have influence most dominant to value PER. Second, Return on Equity ( ROE) do not have influence which signifikan to PER . Third, Growth of EPS do not have influence which signifikan to PER.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlifah
"Investasi dalam saham dinilai mempunyai risiko lebih besar dibanding investasi bentuk lain seperti dalam obligasi, tabungan, dan deposito. Hal ini disebabkan karena return yang diharapkan dari saham tidak pasti, dirnana return saham diperoleh dari dividen dan capital gain. Kemampuan perusahaan dalam membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalarn menghasilkan laba, sehingga capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham (perbedaan antara harga bell dan harga jual).
Price earning ratio adalah model valuasi yang sering digunakan pars analis untuk menentukan harga saham. Perbandingan antara harga saham dan earning per share yang ditunjukkan dengan price earning ratio adalah pertumbuhan dividen yang berarti laba. Semakin tinggi pertumbuhan dividen maka semakin tinggi price earning ratio. Husnan (1996, h.279-280).
Penelitian ini mencoba melihat beberapa faktor fundamental yang mempengaruhi price earning ratio perusahaan. Faktor-faktor tersebut diwakili oleh dividend payout, return on equity, earning growth, dan kurs rupiah. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang konsisten di kelompok Jakarta Islamic Index dan LQ 45 tahun 2004 sampai 2005.
Dari basil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut secara bersamasama berpengaruh terhadap tingkat price earning ratio. Pada periode tahun 2004 untuk kelompok Jakarta Islamic Index, variabel yang berpengaruh signifikan adalah dividend payout, return on equityn dan earning growth. Hal yang sama juga terjadi pads kelompok LQ 45.
Pada periode tahun 2005 untuk kelompok Jakarta Islamic Index, variabel yang berpengaruh signifikan adalah dividend payout dan kurs rupiah. Hal yang sama juga berlaku untuk kelompok LQ 45.
Dengan demikian keputusan untuk melakukan investasi dalam saham perusahaan dengan berpedoman pada price earning ratio hendaknya juga memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi price earning ratio.

Stock investment is predicted has bigger risk than investment in other form such as saving account, saving bond, and bank deposit, because we can not certainly expected the return of the stock which gained from dividend and capital gain. The capability of a company to pay dividend is determined by profit outcome of company it self, while capital gain is determined by fluctuation of stock rate (differentiation of buying and selling price).
Price earning ratio is valuation model that is often used by the analyst to determine of stock price. The comparison between the stock rate and earning per share that is showed by price earning ratio, is the growth of dividend -means profit. The higher the growth it gains, the higher price earning ratio too. Husnan (1996, p. 279-280).
Through this research I try to see various fundamentally factors that impact price earning ratio of company. The factors are dividend payout ratio, return on equity, earning growth, and rupiah rates. As the sample of this research is the company who consist in Jakarta Islamic Index group and LQ 45 group, at Jakarta Stock Exchange period 2004 till 2005.
According to the result of this research showed that the factors in the same times influenced to price earning ratio. At period 2004 the Jakarta Islamic Index group mean while dividend payout, return on equity, and earning growth are given significant impact. At the same with LQ 45.
At period 2005, the Jakarta Islamic Index group mean while dividend payout and rupiah rates, are give significant impact. At the same with LQ 45.
It means that the decision of doing investment in stock company which is based on price earning ratio, it will be better to pay attention the factors that influence of price earning ratio.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah
"ABSTRAK
Umumnya penelitian empiris dalam bidang bisnis dan ekonomi
mengungkapkan berbagai hubungan ekonomi dengan model persamaan tunggal
(single equation type). Dengan model ini variabel tergantung (dependent variable) Y
dinyatakan sebagal fungsi linier dari satu atau lebih variabel (variabel eksplanatori X).
Asumsínya adalah hubungan sebab dan akibat yang terjadi antara Y dan X
merupakan hubungan satu arah. Variabel eksplanatori sebagai sebab dan variabel
tergantung sebagai akibat.
Bagaimanapun, ada situasi dimana terdapat hubungan dua arah diantara
beberapa variabel ekonomi; dimana satu variabel ekonomi mempengaruhi variabel
ekonomi lainnya dan sebaliknya. Seperti dalam regresi antara harga saham P dan
pendapatan (earnings) E, metode persamaan tunggal (single equation methodology)
mengasumsikan secara implisit bahwa harga saham P dipengaruhi oleh pendapatan
E, sehingga dilakukan penelitian seberapa besar pengaruh E tertiadap P. Tapi apa
yang terjadi jika pendapatan juga dipengaruhi oleh harga saham? Dalam kasus ini,
analisa regresi dengan metode persamaan tunggal menjadi bias, karena p
dipengaruhi oleh E dan E dipengaruhi P, sehingga perlu dipertimbangkan dua
persamaan, satu untuk melihat pengaruh P terhadap E dan persamaan lainnya urituk
melihat pengaruh E terhadap P. Hal ¡ni menyebabkan perlu dipertimbangkannya
?simultaneous equation model?
Beberapa peneliti hubungan price-earnings terdahulu, seperti Ball dan Brown
(1968), Beaver, Clarke dan Wright (1979), Kothari dan Soan (1992) serta Beaver,
Lambert dan Morse (1980) menyatakan bahwa hubungan price-earnings dapat
dijelaskan dengan model persamaan tunggal (single equation). Tetapi Beaver,
McAnally dan Stinson (1996) mengklaim bahwa hubungan price-earnings tidak dapat
dijelaskan dengan single equation, karena persamaan single equation earnings dan
price akan bias dan tidak efisien sehingga price dan earnings harus diprediksi dengan
pendekatan persamaan simultan (simultaneous equation approach).
OIeh karena itu, pada penelitian ini ingin diuji kembali dengan data di
Indonesia : apakah dalam hubungan price-earnings, model persamaan simultan
(simultaneous equation model) mempunyai karakteristik sebagai prediksi yang lebih
baik daripada penggunaan model single equation.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Beaver, McAnally dan Stinson (1996),
bahwa bias pada persamaan simultan (simultaneous equation) memotivasi
dilakukannya permodelan persamaan untuk perubahan harga dan perubahan
earnings. Bagian ini dimulai dengan suatu pengujian tentang adanya endogenify
pada perubahan harga dan perubahan earnings dan kemudian pengujian bias pada
koefisien sensitifitas. Pengujian selanjutnya adalah untuk mengetahui bagaimana
parameter estimasi bervariasi pada 3 pendekatan estimasi, yaitu ordinary least
square (OLS), two-stage least square (2SLS), dan weighted two-stage least square
(W2SLS). Estimasi OLS menjadi benchmark bagi pengukuran persamaan simultan
(simultaneous equation).
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali apa yang telah dilakukan oleh
Beaver, McAnally dan StinsOn untuk menganalisis model persamaan simultan
(simultaneous equation approach) dalam studi hubungan price-earnings. Secara
Spesifik ingin diketahui apakah terdapat endogenelty antera kedua variabel tersebut.
Dengan demikian dalam hubungan price-earnings yang adalah model persamaan
simultan (simultaneous equation model) dapat digunakan sebagai prediksi yang lebih
balk daripada penggunaan model single equation.
Dari hasil pengujian terhadap hubungan price-earnings yang dilakukan, dapat
dilihat bahwa, walaupun R square relatif meningkat dengan penggunaan pendekatan
persamaan simultan, tetapi peningkatan ini sangat variatif setiap tahunnya, demikian
juga yang terjadi pada pengujian dengan pooled sehingga sulit untuk mengambil
generalisasi dan hasil pengujian. Disamping itu hasil pengujian pada produk a1 dan
B1 nilainya tidak signifikan hampir di setiap periode waktu, baik pada pengujian
menggunakan OLS, 2SLS maupun W2SLS, hanya pada tahun tertentu nilainya
signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa pada sampel penelitian ¡ni hasil pengujian
hubungan price-earnings terhadap 64 sampel perusahaan di Bursa Efek Jakarta jika
diprediksi dengan metode persamaan simultan (simultaneous equation method)
belum dapat dibandingkan dengan metode single equation sehingga tidak dapat
diambil kesimpulan. Namun dari perkalian a1 dan B1 ternyata a1 B1 dari metode OLS
adalah lebih tinggi daripada a1 B1 dengan metode 2SLS dan W2SLS. Dengan
demikian persamaan simultan tidak mempunyal karakteristik yang dapat mengurangi
bias dan tidak menambah efisiensi dalam estimasi parameter koefisien hubungan
price dan earnings, sehingga klaim bahwa hubungan price-earnings mempunyai
karakteristik sebagai persamaan simultan tidak didukung hasil penelitian ini.
"
2002
T1785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Golda Veronika
"Penelitian bertujuan menguji hubungan pengukuran kinerja price - earnings ratio dan cash value added terhadap return saham syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah. Penelitian ini menguji antara price - earnings ratio dan cash value added yang lebih baik mengukur return saham syariah. Sampel yang digunakan adalah saham syariah yang terdaftar di Daftar Efek Syariah pada tahun 2011 - 2012, dengan jumlah sampel sebanyak 111 perusahaan, dan jumlah observasi sebanyak 222. Hasil penelitian membuktikan bahwa cash value added memiliki hubungan signifikan dengan return saham syariah. Selain itu, penelitian ini membuktikan bahwa cash value added lebih baik dalam mengukur return saham syariah dibandingkan price ? earnings ratio.
......This study aims to examine the relationship between price - earnings ratio and cash value added in sharia stock return. This study also aims to determine whether cash value added is better in measuring sharia stock return than price - earnings ratio. The sample used were sharia stock on the Daftar Efek Syariah in 2011 - 2012, with a total sample of 111 companies, and the number of observations are 222. This study concludes cash value added is a significant with positive relation. Furthermore, the research concludes that cash value added is better in measuring sharia stock return than price - earnings ratio."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Edriaty Natalia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alat ukur kinerja priceearnings ratio (PER) dan cash value added (CVA) terhadap return saham. Dalam penelitian ini, PER mewakili pengukuran kinerja tradisional (accounting based) dan CVA mewakili metode pengukuran kinerja berdasarkan nilai (value based), yang merupakan pengembangan dari metode tradisional. Karena itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah CVA lebih baik dalam menjelaskan return saham dibandingkan dengan PER. Sampel yang digunakan adalah 84 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2009, dengan jumlah observasi 155. Pengujian dilakukan dengan metode ordinary least square. Untuk membandingkan PER dan CVA, pendekatan yang digunakan adalah relative information content dan incremental information content.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa PER dan CVA memiliki hubungan yang signifikan dengan return saham perusahaan. Pengujian untuk membandingkan information content PER dan CVA membuktikan bahwa CVA lebih baik dalam menjelaskan return saham dibandingkan PER.
......Purpose of this study is to examine the effect of price-earnings ratio (PER) and cash value added (CVA) on stock returns.In this study, PER represents acoounting based or tradisional performance measure and CVA represents value based, which is the improvement of traditional method. Therefore, this study also aims to determine whether CVA is better in explaining stock returns than PER. Sampel used in this research are 84 manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchage from 2008 to 2009 with 155 number of observations.This study uses Ordinary Least Square method. Relative and incremental information content approach are used to compare PER and CVA in explaining stock returns.
The test result shows that PER and CVA have significant relationship with the company's stock returns. Test used to compare the information content of PER and CVA proves that CVA is better than PER in explaining stock returns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>