Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abd. Rahman Hamid
"Masalah yang paling sering disebabkan oleh penuruan fungsi tubuh adalah penurunan fungsi psikososial dan kualitas hidup lansia. Tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan fungsi psikososial dan kualitas hidup adalah dengan melakukan latihan berjalan dan berbincang. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh intervensi berjalan dan berbincang terhadap fungsi psikososial dan kualitas hidup lansia di Kota Depok. Penelitian dengan menggunakan desain kuasi eksperimen dengan kelompok perlakuan 43 lansia dan kelompok kontrol 40 lansia. Pengambilan sampel dilakukan dengn cara multistage random sampling. Dengan uji t, hasilnya menunjukkan ada peningkatan rerata nilai fungsi psikososial dan kualitas hidup pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol dengan masing-masing nilai p sebesar 0,000 dan 0,003. Uji Mancova dilakukan untuk melihat konfounding yaitu karakteristik. Didapatkan hasil seluruh karakteristik bukan merupakan konfounding dengan masing-masing nilai p>0,05. Latihan berjalan dan berbincang dapat meningkatkan fungsi psikososial dan kualitas hidup pada lansia secara signifikan. Disarankan agar latihan ini dapat diterapkan dalam rangka pemberian asuhan keperawatan pada lansia secara rutin dan terjadwal.

Decreased the function the body's and ability to make the needs of elderly become inadequate. The most common problems caused by it is a decrease in psychosocial functioning and quality of life of the elderly. Nursing intervention will improve the function psychosocial and quality of life of older people or adults through walking and talking exercise. The purpose of this study was to identify the effect of the intervention of walking and talking on the psychosocial functioning and quality of life of the older people in Depok City. The research using a quasiexperimental design with intervention and control groups. There were 43 of older people in the intervention group and 40 of older people in control group. Multistage random sampling method was chosen. The t test statistic showed increased in the average score of psychosocial functioning and quality of life in the intervention group was higher than the control group with respective p values of 0.000 and 0.003. A MANCOVA analysis was used to detect confounding factors. The result Showed all the characteristics have p value > 0.05. It is mean that none confounding factors in this study. Walking and talking execise can improve psychosocial functioning and quality of life in the elderly significantly. It is recommended that this exercise can be applied in the context of nursing care to the elderly regularly and scheduled."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini
"Kualitas hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial lansia, serta aktivitas seksual, dan kondisi lingkungan (WHOQOL). Laju pertumbuhan penduduk di kota Tangerang Selatan merupakan yang paling cepat (3,36%) dibandingkan kabupaten/kota lain yang ada di provinsi Banten. Angka harapan hidup pada tahun 2015 merupakan yang tertinggi dibandingkan wilayah lain di Banten yaitu mencapai 72,2 tahun. Sekitar 5% penduduk di Tangerang Selatan berusia diatas 60 tahun (BPS, 2016) dan 0,8% dari total lansia di Tangerang Selatan memilih untuk tinggal di panti karena merasa mendapatkan banyak teman untuk beraktifitas, beribadah, dan menghilangkan rasa kesepian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup lansia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti werdha wilayah Tangerang Selatan.
Desain studi potong lintang digunakan pada 144 lansia yang terpilih secara acak dari 4 panti di Tangerang Selatan. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara menggunakan kuisioner yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya, serta dianalisis menggunakan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan 74,3% lansia yang tinggal di panti wilayah Tangerang Selatan memiliki hidup berkualitas, pendidikan lansia merupakan faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia (p=0,003; OR 3,22; 95% CI 1,49-6,97). Lansia dengan pendidikan yang tinggi memiliki peluang 3,2 kali hidupnya lebih berkualitas dibandingkan lansia yang berpendidikan rendah.

Quality of life is the functional condition of the elderly which includes physical health, psychological health, elderly social relationships, as well as sexual activity, and environmental conditions. Population growth rate in South Tangerang is the fastest (3.36%) compared to other regencies / cities in Banten province. Life expectancy in 2015 is the highest compared to other regions in Banten which reached 72.2 years. Approximately 5% of the population in South Tangerang is over 60 years old (BPS, 2016) and 0.8% of the total elderly people in Tangerang Selatan prefer to stay in the orphanage because they feel have many friends for activities, worshiping and eliminate loneliness.
This study aims to determine the quality of life of the elderly and the factors related to the quality of life of elderly living in the werdha orphanage of Tangerang Selatan region.
Cross-sectional study design was used in 144 selected randomly elderly from 4 orphanages in South Tangerang. Data collected using interview method using questionnaires that have been tested for validity and reliability, and analyzed using multiple logistic regression test.
The results showed that 74.3% of elderly people living in the orphanage of Tangerang Selatan have quality of life, elderly education is a factor related to the quality of life of the elderly (p = 0,003; OR 3,22; 95% CI 1,49-6, 97). Elderly with a high education has a 3,2 times more quality of life than the poorly educated elderly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T49291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Mustika
"Gangguan kemandirian dalam melakukan AKS dan penurunan tingkat kualitas tidur merupakan masalah kesehatan lansia yang mempengaruhi kualitas hidup. Penulisan dengan desain analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan AKS dengan kualitas tidur lansia.
Desain Penulisan menggunakan metode cross sectional dengan cara wawancara dan observasi menggunakan kuesioner Katz Index dan PSQI. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling.
Hasil Penulisan pada 102 lansia di PSTW Budi Mulia Wilayah Jakarta menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan lansia melakukan AKS dengan kualitas tidur, dengan p value ≤ 0,05 (OR 76,632; 95% CI 9,728-603,643).
Hasil Penulisan menunjukkan bahwa lansia yang mengalami keterbatasan dalam melakukan AKS 76 kali lebih berisiko mengalami masalah pada kualitas tidurnya. Perawat perlu memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk dapat melakukan AKS secara mandiri.

Impairment to performing Activity of Daily Living (ADL) independently and decrease level of quality of sleep is a common problem in elderly health that affects to their quality of life. Research by design descriptive analysis aims to determining the relationship between activity daily of living with quality of sleep.
Research design with cross sectional method by interviews and observations using Katz Index and PSQI questionnaire. This research was carried out by simple random sampling.
The results of 102 elderly people in PSTW Budi Mulia Jakarta shown that there was a significant relation between independence of the elderly in doing ADL with quality of sleep, with p value ≤ 0,05 (OR 76,632; 95% CI 9,728-603,643).
Results showed that the elderly who have limitations in performing ADL 76 times more at risk of having problems in the quality of sleep. The nurse should be motivate and facilitate of the elderly to do independence activity of daily living.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S65467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Jayanti
"Struktur penduduk dunia baik di Indonesia maupun dunia telah bergeser menjadi berstruktur penduduk tua. Dikatakan sebagai struktur penduduk tua, jika populasi lansia di suatu negara lebih dari tujuh persen. Pada tahun 2018 terdapat 9,27 persen (sekitar 24,49 juta) lansia di Indonesia. Beralihnya struktur ini dikarenakan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Jumlah lansia di perkotaan lebih banyak diandingkan di perdesaan. DKI Jakarta merupakan ibukota negara dan pusat pemeritahan. Hal ini menjadikan Jakarta sebagai perkotaan untuk memberikan contoh pelayanan kesehatan dan sosial yang baik bagi penduduknya termasuk lansia. Terdapat sejumlah 1225 lansia bertempat tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) dan komunitas masyarakat. Tingginya jumlah lansia menjadi perhatian baik pemerintah dan masyarakat untuk memperhatikan masalah lansia.
Pada institusi sosial ini, lansia, sebagai kelompok yang rentan mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis, sosial dan lingkungan memungkinkan lansia untuk sulit beradaptasi dengan lingkungannya sehingga hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lansia menurut domain kualitas hidup World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). Penelitian dilakukan dengan desain campuran, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penyebaran kuesioner, wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dilakukan pada 80 responden lansia masingmasing 40 responden di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung dan Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan obat, aktifitas fisik dan domain psikologis memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup lansia dengan p value 0,04; 0,03 dan 0,034. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas hidup dan kepuasan akan kesehatan dan domain kualitas hidup antara responden PSTW dan STW. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terkait peningkatan interaksi sosial, perbaikan kondisi lingkungan dengan pelaksanaan program dan pelatihan petugas. Diharapkan penelitian lebih lanjut terkait intervensi yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di institusi sosial panti werdha.

The population structure in both global and Indonesia has shifted to an ageing population. The country is called by ageing population if the elderly population is more than seven percent. In 2018, there were 9.27 percent (around 24.49 million) of the elderly in Indonesia. This changing structure is due to the increasing of life expectancy. The elderly population in urban areas is more than rural areas. DKI Jakarta is the country`s capital and government center. This makes Jakarta as an urban city to provide good health and social services for its population, including the elderly. There are a number of 1225 elderly in elderly institution (PSTW) and the community. The high number of elderly peoples is a concern of both the government and the public to pay attention to the problem of the elderly.
In this social institution, the elderly, as a group that is susceptible to change both physically, psicologically, socially and environmentally, allows the elderly to be difficult to adapt to their environment so that this can affect their quality of life. This study aims to describe the quality of life of the elderly according to the quality of life domain of the World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). The study was conducted with a mixed design, quantitative and qualitative research. Distribution of questionnaires, in-depth interviews, observations, and document studies were carried out on 80 elderly respondents, each of 40 respondents at the Tresna Werdha Social Institution (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung and Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur.
The results showed that drug use, physical activity and psychological domain has an influence on the elderly quality of life with p value 0,04; 0,03 and 0,034. The results showed no difference in quality of life score and satisfaction with health score and quality of life domains between PSTW and STW respondents. This research is expected to be an input related to increasing social interaction, improving environmental conditions with the implementation of programs and training of officers. It is expected that further research related to interventions that can improve the quality of life of the elderly in social institutions of nursing homes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusriana
"Penurunan fungsi tubuh dan kemampuan tubuh lansia membuat pemenuhan kebutuhan dasar menjadi tidak adekuat. Masalah yang paling sering disebabkan oleh hal tersebut adalah penurunan kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan pemenuhan kebutuhan dasar dengan kualitas hidup lansia di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
Desain penelitian ini adalah studi korelasi dengan jenis penelitian analitic correlation melalui pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel 111. Pengambilan sampel dilakukan dengn cara purposive sampling. Uji bivariat dengan spearman rank, Multivariat dengan uji regresi linear ganda terhadap konfounding yaitu karaktersitik.
Didapatkan hasil karakteristik umur (median=67,00), jenis kelamin perempuan (75,7%) dan pendapatan rendah (71,2%) merupakan konfounding dengan masing-masing nilai untuk umur p=0,00, jenis kelamin p=0,057, dan pendapatan p=0,130. Pemenuhan kebutuhan dasar dengan kualitas hidup mempunyai hubungan yang signifikan.
Disarankan agar perawat dalam meningkatkan kualitas hidup lansia yang mengalami kelamahan atau kemunduran secara fisik sehingga tidak mampu dalam pemenuhan kebutuhan dasar adalah dengan cara menurunkan dan mengatasi gejala yang dialami lansia serta meningkatkan persepsi positif terhadap lansia.

The decrease function and ability of the older persons body make the fulfillment of basic needs in adequate. One of the most factors is caused by quality of life decrease. When the older persons feels perceived physical weakness as limitation, so the perception of health will decrease too. This study aims to identify the correlation of fulfillment of basic needs with older persons quality of life in Srengseng Sawah South Jakarta.
Analytic correlation was used as design of this research with cross sectional study approach. This study used 111 samples, where as purposive sampling is applied in sample collection. In multivariate, paired linear regression is used to know characteristics confounding.
The result wereage, sex and income as confounding with p value 0.00 for age, sex with p value 0.057 and p value for income 0.130. There is correlation with fulfillment the basic needs and quality of life in older persons.
This study suggest to increase quality of life in weakness or physical decrease in elderly by overwhelming the symptoms and positive improvement of older persons perception.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Hendrawan
"Peningkatan jumlah lansia Indonesia dapat menjadi tantangan karena diiringi dengan masalah yang dihadapi penduduk lanjut usia, yaitu penurunan kualitas hidup. Partisipasi sosial dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara partisipasi sosial dengan kualitas hidup pada lanjut usia. Data dikumpulkan menggunakan desain cross-sectional dengan 111 sampel di Kecamatan Jagakarsa dengan teknik cluster sampling. Pengukuran partisipasi sosial dilakukan dengan instrumen Australian Community Participation Questionnare dan kualitas hidup diukur dengan instrumen Older People’s Quality of Life. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia memiliki partisipasi sosial dan kualitas hidup yang tergolong tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi sosial dengan kualitas hidup lansia dengan nilai signifikansi menggunakan uji pearson product moment sebesar 0,001 (<0,05) dengan korelasi kuat dan pola hubungan positif. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun lansia mengalami penurunan fungsi tubuh, mereka disarankan untuk tetap berpartisipasi di lingkungan sosial agar kualitas hidup mereka dapat meningkat dan terjaga dengan baik sehingga tercapai tujuan menua dengan sehat dan aktif.

The increase of older adults in Indonesia can be a challenge itself because it is accompanied by problems faced by the elderly population, such as decrease in quality of life. Social participation is considered as one of the factors that can improve the quality of life. This research aims to determine the relationship between social participation and quality of life of the older adults. Data were collected using a cross-sectional design with 111 samples in Jagakarsa District using a cluster sampling technique. Social participation was measured using the Australian Community Participation Questionnaire instrument and quality of life was measured using the Older People's Quality of Life instrument. The research results show that the majority of older adults have relatively high social participation and quality of life. There is a significant relationship between social participation and the quality of life of the elderly with a significance value using the Pearson product moment test of 0.001 (<0.05) with a strong correlation and a positive relationship pattern. This shows that even though older adults experience a decline in body function, they are advised to continue participating in the social environment so that their quality of life can improve and be well maintained and they can healthily and actively aged."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheirly Mariani
"ABSTRACT
Seksualitas merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sepanjang rentang kehidupannya termasuk lansia dimana kesehatan fungsi seksual dapat berpengaruh terhadap aspek kesehatan yang lain. Fungsi seksual yang terpelihara dengan baik dapat menjadi salah satu indikator pencapaian kesejahteraan kualitas hidup. Seiring bertambahnya usia, perubahan pada fungsi seksual terjadi secara progresif hingga berdampak terjadinya disfungsi seksual dan berpengaruh terhadap pencapaian kualitas hidup yang optimal. Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah menggambarkan hubungan antara fungsi seksual denga kualitas hidup lansia. Sampel penelitian adalah lansia dengan usia 60 tahun di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode purposive sampling yang melibatkan 69 responden lansia. Hasil penelitian dianalisa dengan chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara fungsi seksual dan kualitas hidup pada lansia p value = 0,026; OR 3,551; 95 CI 1,271-9,925 dimana lansia yang memiliki disfungsi seksual memiliki kecenderungan 3,5 kali lebih besar mengalami kualitas hidup yang rendah. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu keperawatan dalam pengkajian dan pemeliharaan fungsi seksual untuk meningkatkan kualitas hidup pada lansia. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan studi mengenai faktor ndash; faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup lansia dan perubahan fungsi seksual lansia.

ABSTRACT
Sexuality is one of the basic human needs throughout its life span including the elder persons where the health of sexual function could affect other aspects of health. Well preserved sexual function could be known as an indicator of achieving the welfare of quality of life. With age, changes in sexual function occur progressively which cause sexual dysfunction. The focus of this quantitative study was to describe the correlation between sexual function and quality of life among elderly. The design is using cross sectional with purposive sampling method involving 69 respondents with age ge 60 years old in Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, West Jakarta. Chi square test was used to determine a significant correlation OR 3,551 95 CI 1,271-9,925 p value 0,026 which means elder person with sexual dysfunction have 3,5 times more tendency for experience low quality of life. The result of this study is expected to be useful for development of nursing science in the future about maintaining sexual function to improve quality of life in the elderly. In addition, further research is expected to conduct studies on other factors that affect quality of life and changes sexual function in elder persons."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Sari Cahya Ningsih
"Lansia mengalami penurunan fungsi fisiologis pada sistem musculoskeletal dikarenakan proses
menua. Perubahan sistem ini menimbulkan masalah risiko jatuh pada lansia. Risiko jatuh dapat
meningkatkan kerentanan kejadian jatuh, sehingga dapat menyebabkan cedera fisik. Penulis
ini bertujuan untuk menganalisis intervensi unggulan dalam mengatasi risiko jatuh pada lansia
yaitu intervensi Multifactorial Exercise dengan metode Stay and Independent for Life (SAIL).
Intervensi ini merupakan kombinasi antara latihan kekuatan otot dan keseimbangan dilakukan
selama 2 minggu dalam frekuensi 2 kali seminggu pada klien kelolaan. Hasil implementasi
akan dievaluasi menggunakan pengukuran Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test
(TUG) dan Berg Balance Scale (BBS). Hasil menunjukan peningkatan pada pengukuran TUG
yang melihat keseimbangan dalam pergerakan mobilitas klien, dan didapatkan skor 33 detik
menjadi 31 detik setelah intervensi. Pengukuran keseimbangan klien dengan BBS
menunjukkan peningkatan skor dari 14 menjadi 16. Rekomendasi penulis perlu ditambahkan
intervensi Multofactorial Exercise sebagai variasi dalam Terapi Aktivitas Kelompok yang
sudah dilakukan secara rutin. Manfaatnya agar lansia tidak cepat bosan dengan latihan yang
sedang diterapkan, selain itu variasi latihan dapat memberikan hasil yang optimal.

The elderly experience a decrease in physiological function in the musculoskeletal system due
to aging. This system change raises the risk of falling in the elderly. The risk of falling can
increase the susceptibility to falls, which can cause physical injury. This author aims to analyze
leading interventions in overcoming the risk of falling in the elderly, namely the Multifactorial
Exercise intervention with the Stay and Independent for Life (SAIL) method. This intervention
is a combination of muscle strength and balance exercises carried out for 2 weeks in a
frequency of 2 times a week on managed clients. Implementation results will be evaluated using
Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test (TUG) and Berg Balance Scale (BBS)
measurements. The results show an increase in TUG measurements that see balance in the
movement of client mobility, and obtained a score of 33 seconds to 31 seconds after the
intervention. Measurement of client balance with BBS shows an increase in score from 14 to
16. The authors recommendation needs to be added to the intervention of Multofactorial
Exercise as a variation in Group Activity Therapy that has been done routinely. The benefit is
that the elderly do not get bored quickly with the exercise being applied, besides that variations
of the exercise can provide optimal results."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dwi Darmayanti
"Lansia merupakan individu tahap akhir perkembangan yang memiliki beberapa perubahan pada sistem tubuhnya. Sistem muskuloskeletal ialah sistem yang identik dengan perubahan yang sering terjadi pada lansia. Perubahan pada sistem tersebut berdampak pada menurunnya kekuatan otot, tulang dan sendi yang dapat mengakibatkan lansia mengalami jatuh. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki masalah resiko jatuh. Format pengkajian morse fall scale (MFS) dan Timed up and Go test (TUG) digunakan untuk mengukur resiko jatuh klien. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah resiko jatuh ialah dengan latihan keseimbangan. Metode square stepping exercise (SSE) dipilih sebagai metode latihan keseimbangan yang digunakan. Hasil yang didapatkan selama memberikan asuhan kepererawatan menggunakan metode ini didapatkan peningkatan gaya berjalan klien yang lebih cepat saat dilakukan pengukuran awal dan akhir, lebih mahir melakukan gerakan latihan dan peningkatan kemampuan perpindahan kaki dari tiap pijakan latihan.  Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di nursing home sebagai aktifitas latihan rutin untuk mencegah resiko jatuh lansia.

 


The elderly was the individuals which in the final stages of development. Musculosceletal system is a system that identical to frequent changes in the elderly. Changes in that system, have an impact on decreasing the strength of muscles, bones and joints which can cause elderly to fall. This paper aims to explain the results of nursing care to elderly who have a risk of fall. Morse fall scale (MFS) and Timed up and Go test (TUG) were used to measure risk of fall. Balance exercise is one of nursing intervention that can deal to risk of fall. The square stepping exercise (SSE) method was chosen as the balance exercise method used. The result obtained that there was increased gait during initial and final measurements; more skillfull when performing exercises movement and increased ability to move each steps. This exercise is recommended to be applied at nursing home as a new activities to prevent the risk of fall in elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annafsul Muthmainnah
"Berbagai penelitian telah menunjukkan berbagai jenis latihan memiliki dampak positif terhadap fungsi kognitif pada lansia. Studi literatur ini bertujuan untuk merangkum berbagai jenis latihan yang meningkatkan fungsi kognitif bagi lanjut usia dan mengusulkan program pelatihan yang efektif dalam desain eksperimental yang sesuai. Metode yang diterapkan yaitu pencarian literatur dari database Scopus, Science Direct, Proquest, dan CINAHL. Hasil pencarian dan penyeleksian diperoleh 10 artikel penelitian yang sesuai dengan kriteria. Berdasarkan analisis, latihan peningkatan fungsi kognitif pada lansia memberikan manfaat terhadap fungsi kognitif secara umum maupun spesifik pada aspek kognitif tertentu. Studi literatur ini menyarankan tenaga kesehatan khususnya perawat di tatanan komunitas ataupun panti werdha sebaiknya membuat program bagi lanjut usia yang mengalami gangguan fungsi kognitif dengan menerapkan jenis latihan fisik untuk memberikan manfaat yang lebih besar.

Numerous studies have shown various types of exercise have a positive effect on cognitive function in older adults. This review aims to summarise various types of exercises that improve cognitive function for older adults and propose an effective exercise program within the appropriate experimental design. The method uses a literature search from Scopus, Science Direct, Proquest, and CINAHL databases. The results of the search and selection obtained ten research articles in accordance with the criteria. Based on the analysis, exercise in improving cognitive function in older adults provides benefits to cognitive function in general or specifically on certain cognitive aspects. This review suggests health providers, especially nurses in the community setting or nursing home care, should make a program for older adults who experience cognitive decline by applying physical exercise type to provide greater benefits."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>