Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiran, Denise
Edinburg: Churchill Livingstone, 2004
618.3 TIR n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Feliani
"Pendahuluan: Emesis gravidarum merupakan keluhan yang umum dirasakan wanita hamil trimester pertama dengan angka kejadian mencapai 50-80% dari seluruh populasi di dunia dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Terapi farmakologis untuk emesis gravidarum telah banyak digunakan namun memiliki beberapa efek samping dan banyak ketakutan dari ibu hamil mendapatkan pengobatan saat kehamilan akan mempengaruhi janin. Superficial needlingmerupakan salah satu modalitas akupunktur dengan melakukan penusukan dangkal yang minimal invasif dan aman serta telah terbukti efektif pada beberapa penelitian klinis. Akupresur juga telah direkomendasikan untuk mengendalikan mual muntah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran efek terapi dengan kombinasi superficial needling dengan press tack needle dan akupresur pada wanita dengan emesis gravidarum
Metode: Desain studi ini adalah serial kasus yang dilakukan Juni sampai dengan September 2020 didapatkan 6 kasus. Seluruh subjek serial kasus ini mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu akupunktur kombinasi press tack needle dan akupresur pada titik PC6 Neiguan bilateral selama 7 hari perlakuan dan di follow up sampai 7 hari paska terapi. Dilakukan pengukuran skor PUQE sebelum terapi, pada hari ke-7, hari ke-10, dan hari ke-14; dan pemberian buku diari mual muntah yang diisi selama 7 hari terapi serta pengukuran laboratorium kadar hCG kuantitatif, kadar B6, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, hematokrit, elektrolit darah, keton urin sebelum dilakukan pemasangan press tack needle.
Hasil: Terjadi penurunan skor PUQE pada keenam kasus pada hari ke-7 dibandingkan sebelum terapi dan terjadi penurunan hari ke-14 dibandingkan sebelum terapi pada 5 dari 6 kasus. Penurunan sub skala skor PUQE paling tinggi pada sub skala rasa ingin muntah. Variasi frekuensi akupresur harian yang dilakukan sampai hari ke-7 tidak berpengaruh dengan penurunan skor PUQE. Tidak terdapat perubahan yang signifikan pada hasil laboratorium sebelum dan pada hari ke-7.
Kesimpulan: Kombinasi superficial needling dengan press tack needle dan akupresur pada wanita emesis gravidarum dapat berguna dengan sangat baik dalam mengurangi keluhan mual muntah.

Introduction: Emesis gravidarum is a common complaint experienced by pregnant women in the first trimester with an incidence of 50-80% of the world's population and can interfere with daily activities. Pharmacological therapy for emesis gravidarum has been widely used but it has several side effects and a lot of fear of pregnant women getting treatment when pregnancy will affect the fetus. Superficial needling is one of the acupuncture modalities by performing shallow puncturing which is minimally invasive and safe and has been proven effective in several clinical studies. Acupressure has also been recommended for controlling nausea and vomiting. The purpose of this study was to describe the effect of therapy with a combination of superficial needling with a press tack needle and acupressure in women with emesis gravidarum.
Methods: The design of this study is a case series conducted from June to September 2020, obtained 6 cases. All subjects of this case series received the same treatment, namely the combination acupuncture press tack needle and acupressure at the PC6 Neiguan bilateral point during 7 days of treatment and followed up until 7 days after therapy. PUQE score was measured before therapy, on day 7, day 10, and day 14; and provision of a nausea and vomiting diary that was filled in for 7 days of therapy as well as laboratory measurements of quantitative hCG levels, B6 levels, SGOT, SGPT, urea, creatinine, hematocrit, blood electrolytes, urine ketones before placing a press tack needle.
Results: There was a decrease in PUQE score in the six cases on day 7 compared to before therapy and there was a decrease in day 14 compared to before therapy in 5 of 6 cases. The decline in the PUQE score subscale was highest on the retching subscale. The variation in the frequency of daily acupressure performed until day 7 had no effect on the decrease in PUQE scores. There were no significant changes in laboratory results before and on day 7.
Conclusion: The combination of superficial needling with press tack needle and acupressure in women with emesis gravidarum can be very useful in reducing complaints of nausea and vomiting.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmitha Sari
"ABSTRAK
Mual muntah meningkatkan ketidaknyamanan anak saat kemoterapi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif atau progressive muscle relaxation (PMR) terhadap kenyamanan, mual, muntah pada anak yang mendapat kemoterapi di RSUP. H. Adam Malik Medan. Desain penelitian quasi eksperimen pre-post test dengan kelompok kontrol. Responden diambil dengan teknik consecutive sebanyak 21 orang pada tiap kelompok. PMR diberikan 2x sehari selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kenyamanan pada kelompok kontrol (p < 0,05) tetapi tidak pada kelompok intervensi (p > 0,05). Terdapat perbedaan mual antara kedua kelompok (p < 0,05). Tidak ada perbedaan bermakna frekuensi dan volume muntah pada kedua kelompok (p > 0,05). PMR dapat dijadikan intervensi mandiri perawat dalam meningkatkan kenyamanan dan menurunkan mual, muntah anak saat kemoterapi.

ABSTRACT
Nausea and vomiting increas discomfort during chemotherapy. The aims of the study is to determine the effect of progressive muscle relaxation (PMR) for the comfort, nausea and vomiting induced chemotherapy in H. Adam Malik Medan Hospital. Research design was quasi-experimental pre-post test with control group. Consecutive sampling technic was conducted to 21 childs in both groups. PMR gave twice a day during fifteen minutes. The results showed differences comfort in the control group (p < 0,05) but not in the intervention group (p > 0,05). There are differences significant nausea between two groups (p < 0,05). There is no significant difference vomit in both groups (p > 0,05). PMR can be used as independent intervention in improving comfort, reducing nausea and vomiting during chemotherapy."
2014
T36047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annas Azzahra
"Postoperative nausea and vomiting (PONV) merupakan efek samping yang terjadi selama 24-48 jam pertama setelah operasi laparatomi. PONV dapat memanjang dikarenakan beberapa faktor salah satunya penggunaan agen analgesik. Analisis dilakukan pada perempuan berusia 67 tahun post laparatomi dengan keluhan PONV yang memanjang lebih dari 48 jam setelah tindakan operasi dikarenakan penggunaan terapi analgesik epidural. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan penggunaan teknik akupresur perikardium 6 (P6) untuk menurunkan intensitas mual dan muntah pada pasien post laparatomi. Teknik akupresur perikardium 6 (P6) diberikan selama enam hari dari tanggal 14/04/2023 sampai 19/04/2023 dengan setiap kali tindakan dilakukan sebelum dan sesudah makan selama 5-10 menit. Hasil evaluasi menunjukan teknik Akupresur perikardium 6 (P6) terbukti efektif menurunkan intensitas mual dan muntah pada pasien pasca laparatomi dengan PONV. Kesimpulannya teknik akupresur perikardium 6 (P6) dapat dilakukan untuk menurunkan intensitas mual dan muntah pasca laparatomi dan intervensi ini dapat dilakukan secara mandiri dan tidak menimbulkan efek samping

Postoperative nausea and vomiting (PONV) is a side effect that occurs during the first 24-48 hours after laparotomy. PONV can be prolonged due to several factors, one of which is the use of analgesic agents. The analysis was performed on a 67-year-old post-laparotomy woman with complaints of PONV that lasted more than 48 hours after surgery due to the use of epidural analgesic therapy. The purpose of this paper is to present the results of an analysis of nursing care using the pericardium 6 (P6) acupressure technique to reduce the intensity of nausea and vomiting in post-laparotomy patients. Pericardium 6 (P6) acupressure technique was given for six days from 14/04/2023 to 19/04/2023 with each action performed before and after eating for 5-10 minutes. The results of the evaluation showed that the pericardium 6 (P6) acupressure technique was proven effective in reducing the intensity of nausea and vomiting in post-laparotomy patients with PONV. In conclusion, the pericardium 6 (P6) acupressure technique can be performed to reduce the intensity of post-laparotomy nausea and vomiting and this intervention can be carried out independently and does not cause side effects."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhamad Arief Fadli
"Latar belakang PONV dapat terjadi pada 20-30% pasien, bahkan pada pasien- pasien yang berisiko tinggi bisa mencapai sekitar 70%. PONV menyebabkan peningkatan morbiditas, menurunnya kepuasan pasien dan meningkatnya biaya yang dikeluarkan pasien. Salah satu cara nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk menurunkan mual muntah pascaoperasi adalah dengan pemakaian akupresur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemakaian akupresur Sea-Band® untuk menurunkan angka kejadian mual muntah pascaoperasi pada pasien yang menjalani anestesia umum inhalasi.
Metode Dilakukan pembiusan umum pada 88 pasien ASA 1-2 yang menjalani pembedahan risiko tinggi PONV. Tujuh pasien dikeluarkan, akupresur 41 sampel dan kontrol 40 sampel. Pada kelompok perlakukan diberikan lakukan pemasangan akupresur Sea-Band® 30-60 menit sebelum dilakukan pembiusan. Seluruh sampel diberikan antiemetik. Dilakukan pencatatan angka kejadian mual muntah selama 0-2 jam pascaoperasi di ruang pulih dan 2-24 jam di ruang rawat inap. Tidak didapatkan terjadinya efek samping pada kedua kelompok.
Hasil: Didapatkan hasil yang tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok dalam insidens mual dan muntah di ruang pemulihan (0-2 jam). Insidens mual dalam 0-2 jam antara akupresur vs plasebo adalah 9,75 % vs 25 % (p > 0,05) dan insidens muntah dalam 0-2 jam antara akupresur vs plasebo adalah 4,87 % vs 17,5 % (p> 0,05). Insidens mual dalam 2-24 jam antara akupresur vs plasebo adalah 2,43 % vs 20 % (p < 0,05). Insidens muntah dalam 2-24 jam antara akupresur vs plasebo adalah 0 % vs 7,5 % (p > 0,05). Tidak didapatkan terjadinya efek samping pada kedua kelompok. Tercatat bahwa 90,2% mengatakan puas dengan manfaat penggunaan akupresur dan pemberian ondansetron, bahkan pada kelompok yang sama sebanyak 4,9% menyatakan sangat puas
Kesimpulan Penggunaan akupresur Sea-Band® dengan Ondansetron terbukti dapat menurunkan angka kejadian mual pada rentang waktu 2-24 jam setelah operasi dengan anestesia umum inhalasi.

Background : PONV may occur in 20-30 % of patients , even in patients at high risk could reach about 70 % . PONV lead to increased morbidity , decreased patient satisfaction and increased patient costs . One way nonpharmacological do to reduce postoperative nausea and vomiting is to use acupressure . This study aims to determine the effectiveness of the use of Sea - Band® acupressure to reduce the incidence of postoperative nausea and vomiting in patients undergoing general anesthesia inhalation .
Methods : Do general anesthesia in 88 ASA 1-2 patients undergoing high- risk surgery PONV . Seven patients were excluded , acupressure 41 samples and 40 control samples . In the treatment group was given did the installation of Sea - Band® acupressure 30-60 minutes prior to anesthesia . The entire sample is given antiemetic . Do recording the incidence of nausea and vomiting for 0-2 hours postoperatively in the recovery room and 2-24 hours in the inpatient unit . There were no side effects in both groups .
Results : Obtained results were not significantly different between the two groups in the incidence of nausea and vomiting in the recovery room ( 0-2 hours ) . The incidence of nausea within 0-2 hours between acupressure vs placebo was 9.75 % vs. 25 % ( p > 0.05 ) and the incidence of vomiting within 0-2 hours between acupressure vs placebo was 4.87 % vs. 17.5 % ( p > 0.05 ) . The incidence of nausea in 2-24 hours between acupressure vs placebo was 2.43% vs. 20 % ( p < 0.05 ) . The incidence of vomiting in 2-24 hours between acupressure vs placebo was 0 % vs. 7.5 % ( p > 0.05 ) . There were no side effects in both groups . It was noted that 90.2 % said satisfied with the benefits of using acupressure and ondansetron administration , even in the same group as much as 4.9 % said very satisfied
Conclusions : The use of acupressure by Sea - Band® Ondansetron shown to reduce the incidence of nausea in the period 2-24 hours after surgery with general anesthesia inhalation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Sisri
"ABSTRAK
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan fisiologis pada anak yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan nutrisi pada anak merupakan masalah yang serius karena berdampak terhadap tumbuh kembang anak serta kemungkinan kualitas hidup kurang optimal. Pemberian nutrisi enteral melalui NGT dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak, namun pemberian nutrisi melalui NGT juga dapat menyebabkan terjadinya muntah. Untuk mencegah terjadinya muntah pada anak yang diberikan nutrisi enteral melalui NGT diberikan posisi miring kanan. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui efektifitas pengaturan posisi miring kanan untuk mencegah muntah. Metode dilakukan dengan menggunakan pendekatan PICO yang dilaksanakan selama 7 minggu bulan Februari sampai bulan April 2017 pada anak yang dirawat diruang infeksi RSUPN Cipto Mangunkusumo. Hasil didapatkan 40 anak, 20 anak diberikan posisi miring kanan kelompok intervensi 60 tidak muntah, 40 mengalami muntah. 20 anak diberikan posisi miring kiri kelompok kontrol 75 mengalami muntah dan 25 tidak muntah. Kesimpulan pengaturan posisi miring kanan dapat mengurangi muntah pada anak yang diberikan nutrisi enteral melalui NGT. Rekomendasi pengaturan posisi miring kanan dapat dilakukan pada anak stelah pemberian makan selama 30-60 menit untuk mencegah terjadinya muntah.Kata Kunci: Muntah, Nutrisi enteral, Posisi miring kanan

ABSTRACT
Nutritional needs is a physiological requirement in children that can affect the growth and development of children. Nutritional disorders in children is a serious problem because it affects the development of children and the possibility of quality of life is less than optimal. Enteral nutrition through NGT can meet the nutritional needs of children, but nutrition through NGT can also cause vomiting. To prevent the occurrence of vomiting in children who are given enteral nutrition through NGT given right side position. The purpose of writing is to determine the effectiveness of the right tilt position to prevent vomiting. Methods were carried out using PICO approach which was carried out for 7 weeks February to April 2017 in the hospitalized child of Cipto Mangunkusumo RSUPN. The results obtained 40 children, 20 children were given right sloping position intervention group 60 did not vomit, 40 experienced vomiting. 20 children were given a left sidet position control group 75 experienced vomiting and 25 did not. The conclusion of right side position adjustment can reduce vomiting in children who are given enteral nutrition through NGT. Recommendation right side positioning may be performed in children after 30 60 minutes after feeding to prevent vomiting. "
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Dame Lestaria
"Mual muntah merupakan efek yang paling sering muncul pada pasien yang
mendapatkan kemoterapi. Minuman jahe hangat merupakan salah satu terapi
komplementer pada pasien yang mengalami mual muntah. Tujuan penelitian
untuk mengidentifikasi pengaruh minuman jahe hangat terhadap mual muntah
pada pasien yang menderita kanker. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen
dengan pre - post test control design. Tehnik pengambilan sampel dengan
consecutive sampling yang terdiri dari 34 responden yang terbagi di kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Pemberian minuman jahe hangat diberikan
selama dua hari dengan frekuensi 3 x perhari. Hasil penelitian menunjukkan
perbedaan bermakna pada penurunan gejala mual muntah setelah mendapat
minuman jahe hangat (p value= 0,00) dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Disarankan agar pemberian minuman jahe hangat dapat diterapkan sebagai
intervensi keperawatan dalam menangani pasien yang mengalami mual muntah
akibat kemoterapi.

ABSTRACT
Nausea and vomiting is one of the most common side effects of patient who
underwent chemotherapy. Warm ginger drink is one of the complementary
therapy for nausea and vomiting. The purpose of this study is to determine the
influence of warm ginger drink on nausea and vomiting on cancer patients who
undergo chemotherapy. This is quasi experiment study pretest and posttest control
design. Consecutive sampling was used to recruit 34 respondents from
intervention and control groups. Respondents both in intervention and control
group received pharmacology therapy standard for nausea and vomiting, but
warm ginger drink 3 times a day were received only in intervention group. The
result shows significant different on nausea and vomiting between respondent
from intervention and control groups (p value= 0,000). It is suggested that warm
ginger drink can be given as nursing intervention to ease nausea and vomiting on
cancer patient who undergo chemotherapy."
Depok: 2013
T35768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilawati
"ABSTRAK
Mual muntah dan gangguan pengecapan merupakan efek samping kemoterapi
yang dialami oleh pasien kanker yang berdampak terhadap gangguan nutrisi.
Edukasi dengan metode dan media yang efektif dapat membantu meningkatkan
pengetahuan dan self care pasien untuk mengurangi mual muntah dan gangguan
pengecapan. Tujuan: untuk mengetahui cost effectiveness edukasi berulang dan
booklet dengan edukasi tunggal dalam mengurangi mual muntah dan gangguan
pengecapan pasca kemoterapi. Metode: Desain penelitian quasi eksperimen
dengan pre-post test design dan pengukuran dilakukan pada hari kedua setelah
kemoterapi. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 38 pasien kanker ginekologi di RS. Kanker Dharmais
Jakarta. Analisa data menggunakan wilcoxon test dan paired t test. Hasil:
Penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p value < 0,05) setelah
diberikan edukasi baik pada kelompok edukasi berulang dan booklet maupun
kelompok edukasi tunggal dalam membantu meningkatkan kemampuan pasien
untuk mengurangi keluhan mual muntah dan gangguan pengecapan.
Rekomendasi : pemberian edukasi dengan frekuensi satu kali dengan
menggunakan media penyuluhan lembar balik lebih efektif dibandingkan dengan
pemberian edukasi berulang dan booklet. Perawat sebaiknya dapat memberikan
edukasi dengan metode dan media yang tepat serta cost effectivenes dalam
meningkatkan kemampuan perawatan diri pasien.

ABSTRACT
Nausea, vomiting and disturbance of taste is a chemotherapy side effect which is
experienced by cancer patients that lead to nutritional deficiencies. Education with
effective methods and media can help to improve patient’s knowledge and selfcare
to relieve nausea, vomiting and taste disturbance. Purpose: to determine the
cost effectiveness recurrent education and booklet with single education in
relieving nausea, vomiting and taste disturbance after chemotherapy. Methods:
The study design quasi-experimental with pre-post test design and the
measurement is performed on the second day after chemotherapy. Sampling test
taken by using Consecutive sampling with 38 cancer gynaecology patients
at Dharmais Cancer Hospital Jakarta. Data analysis uses Wilcoxon Test and
Paired T Test. Results: The results showed significant differences (p value <0.05)
after being given education both in recurrent education group and booklet also
single education group in helping to improve the patient's ability to relieve
complaints of nausea, vomiting and tasting disturbance. Recommendation:
Education Provision with one frequency by using flipchart media counceling is
more effective than recurrent education and booklets. Nurses should be able to
provide education with appropriate methods and cost effectivenes in improving
patient’s self care ability."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Rudhiati
"Mual muntah merupakan gangguan rasa nyaman yang dialami oleh sebagian besar anak pasca operasi. Mual muntah dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan merupakan resiko yang dapat terjadi pada hampir sebagian besar anak yang telah mengalami pembedahan. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pasca pembedahan dapat menyebabkan perburukan pada kondisi anak yang pada akhirnya menghambat proses pemulihan luka pembedahan. Tujuan dari penulisan karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan gambaran aplikasi konsep Teori Comfort dalam asuhan keperawatan pada anak pasca pembedahan yang memiliki kebutuhan akan cairan dan elektrolit. Penggunaan teori comfort dapat meningkatkan kesadaran perawat akan kebutuhan-kebutuhan klien terhadap kenyamanan di setiap aspek fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosiokultural baik yang dikeluhkan oleh klien maupun hasil dari analisa perawat. Melalui aplikasi teori yang telah dilaksanakan perawat dapat mengetahui perubahan tingkat kenyamanan sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi keperawatan. Disarankan agar aplikasi teori Comfort dipertahankan pelaksanaannya di lahan praktik asuhan keperawatan.

Uncomfortable condition such as nausea and vomiting are experienced by most of postoperative children. This uncomfortable may lead to fluid and electrolyte imbalance. Fluid and electrolyte imbalance can lead to deterioration in the condition of the child, which in turn inhibits the surgical wound healing process. The purpose of this final scientific writing is to provide an overview about the application of Comfort theory concept in postoperative children nursing care. The application of comfort theory is expected to increase nurses awareness on the need of patient comfort which include physical, psycho spritiual, social cultural, and enviormental. With the application of theories nurse can made a comparison of the comfort level before and after intervention for each case. It is recommended that application of the theory of Comfort retained its implementation in the field of nursing care practices."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>