Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Chairunnisa M.
Abstrak :
Perkembangan industri perbankan dan produk-produk investasi perbankan di Indonesia cukup pesat, hal ini selaras dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi bagi terwujudnya berbagai rencana kebutuhan dana di masa depan. Akibatnya banyak bank yang berlomba-lomba meluncurkan produk investasi semacam ini. Salah satu nya PT. CIMB NIAGA Tbk. yang meluncurkan produk tabungan berjangka Niaga Mpan Xtra februari 2007 lalu. Dengan berbagai fitur dan kemudahan yang ditawarkan dan ditunjang dengan asuransi jiwa gratis bagi penabung, serta fleksibilitas dan kebebasan perencanaan kebutuhan dana di masa depan produk investasi ini berpotensi untuk sukses di pasaran. Tetapi hal tersebut tidaklah mudah, mengingat produk ini termasuk kategori high involvement sehingga membutuhkan strategi komunikasi yang yang lebih komprehensif. Berdasarkan riset konsumen, awareness terhadap keberadaan produk investasi perbankan tabungan berjangka sudah cukup tinggi, namun brand awareness terhadap tabungan berjangka Niaga Mapan Xtra masih rendah. Untuk itu perlu strategi IMC yang tepat dan berkesinambungan melalui 3 tahapan pencapaian komunikasi yakni tahap kognitif, afektif dan konatif. Dalam setiap eksekusi big idea yang ditonjolkan adalah "Kebebasan perencanaan kebutuhan dana dan jaminan terwujudnya rencana masa depan penabung" dan tagline "Apapun Rencana Masa Depan Anda, Pastikan Dana Bukan Kendala", mewakili positioning-nya sebagai produk investasi perbankan yang memberikan kebebasan yang seluas-luasnya bagi nasabah untuk merencanakan berbagai kebutuhan dana di masa depan. Kegiatan IMC yang akan dilaksanakan yaitu Advertising, direct marketing, sales promotion, sponsorship, internet marketing dan Marketing Public Relations. Akhir dari kegiatan IMC adalah tahap Evaluasi, yang terdiri dari pre-test, monitoring dan post test untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan program IMC dalam mencapai tujuan komunikasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susy D. Hermanses
Abstrak :
Budaya perusahaan merupakan pedoman perusahaan yang bersifat abstrak, namun dapat dipahami, dimengerti dan dilaksanakan oleh para anggotanya. Sebagai bank yang pernah menjadi pelopor dalam hal teknologi ATM, Bank Niaga sedang memansuki babakan baru dalam kehidupannya. Siring dengan terjadinya perubahan kepemilikan, maka komposisi manajemen puncak juga mengalami perubahan pada bank yang didirikan oleh para pejuang, pengusaha dan kaum intelektual ini. Kini, Bank Niaga berstatus sebagai bank take over (BTO) atau bank yang berada dalam pengawasan pemerintah c.q. BPPN dalam rangka penyehatan perbankan. Status ini membawa berbagai konsekuensi yang satu diantaranya adalah adanya perubahan nilaa-nilai budaya perusahaan. Adanya perubahan nilai-nilai tersebut, merupakan suatu keadaan yang tidak terelakkan. Yang patut disadari adalah bahwa jangan sampai perubahan itu berkembang kea rah yang negative. Untuk itu, pemimpin tetap memegang peranan penting sebagai pemersatu perusahaan. Pemimpin, selain diharapkan jadi suri tauladan juga diharapkan dapat bersosialisasi atau berkomunikasi hingga ke jajaran paling bawah. Hal ini penting dilakukan agar setiap karyawan dapat mengerti dan memahami sasaran dan tujuan perusahaan, serta yang paling penting adalah kalangan bawah itu tetap merasa bahwa mereka ikut diajakn bertanggungjawab atas keberlangsungan perusahaan. Disadari pula ada beberapa hal yang tidak dapat diterapkan oleh manajemen baru saat ini, karena focus utama tertuju pada hidup dan matinya Bank Niaga. Namun di tengah-tengah upaya memfokuskan diri, tetap diharapkan nilai-nilai budaya perusahaan yang sudah tertanam dapat dijadikan sebagai bekal dalam melewati berbagai aral melintang.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T38346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S9663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzammil
Abstrak :
Dengan dikeluarkannya peraturan Bank Indonesia melalui PBI No.8/3/PBI/2006 tentang kebijakan office channelling dimana bank umum konvensional yang telah memiliki unit usaha syariah, diharuskan pula menjalankan kegiatan usaha perbankannya dengan sistim syariah (dual banking system). Kebijakan tersebut juga di implementasikan oleh Bank Niaga dengan membuka layanan perbankan syariah (office channelling) di cabang-cabang konvensional melalui petugas front linersnya. Untuk mengetahui kesiapan Bank Niaga dalam mengimplementasikan kebijakan office channelling tersebut salah satunya adalah dengan melihat kesiapan petugas front linersnya. Sedangkan kesiapan petugas front liners dapat diketahui melalui analisa tingkat pengetahuannya terhadap produk dan layanan perbankan syariah serta melakukan pemetaan potensi pengetahuan front liners secara demografi. Dengan menggunakan metode statistik deskriptif, temuan yang didapat dari penelitian ini menyebutkan bahwa, secara umum tingkat pengetahuan petugas front liners terhadap produk dan layanan perbankan syariah masih tergolong cukup atau dapat dikatakan masih belum memadai, sehingga dapat dipastikan petugas belum slap mengimplementasikan office channelling. Sedangkan dari pemetaan potensi pengetahuan, diketahui hanya front liners dengan pendidikan setara SI dan dengan masa kerja diatas 10 tahun yang memiliki potensi pengetahuan tentang produk dan layanan perbankan syariah. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa, dengan tingkat pengetahuan petugas yang belum memadai serta belum adanya kriteria untuk memilih petugas yang akan ditempatkan pada office channeling maka dapat dipastikan Bank Niaga belum siap menerapkan office channelling.
Along with the new regulation from Bank Indonesia throughout PBI No.8/3/PB1/2006 about Office Channeling in which conventional Bank with Syariah Banking services and products also have to run their banking activities in syariah system or well known as dual banking system. Bank Niaga also implement the regulation by offering syariah banking services (office channeling) in their conventional branches with the help of their front liners officers. To find out whether Bank Niaga is ready to implement the regulation or not is by knowing the readiness of the front liners, which can be seen from their knowledge of syariah banking products and services and also doing the front liners knowledge potential mapping demographically. Using the descriptive statistic method, the result from this research shows that, generally front liners' knowledge level in syariah banking products and services are not sufficient to implement office channeling. Meanwhile, from the result of knowledge potential mapping, it is only front liners with educational background not less than Si (bachelor degree) and with working period more than 10 years has the proper knowledge of syariah banking products and services. Based on the result, we can come to a conclusion that with insufficient knowledge level of the front liners and lack of criteria to choose the person who will be in charge for office channeling, Bank Niaga not yet ready to implement office channeling.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lyza Raessy Zainuddin
Abstrak :
Untuk dapat memperoleh gambaran yang tepat tentang perkembangan perusahaan, kita perlu mengetahui kondisi bisnis yang dijalankan perusahaan dalam beradaptasi terhadap lingkungan usaha yang selalu berubah. Laporan keuangan yang merupakan ringkasan dari kegiatan ekonomi yang dijalankan suatu perusahaan dapat mencerminkan kondisi perusahaan itu. Maka perlu dilakukan penilaian kinerja keuangan terhadap kondisi perusahaan. Dalam hal ini untuk menjadi salah satu bank terkernuka dapat kita kaji melalui pencapaian asset Bank Niaga. Penelitian yang diiakukan berdasarkan laporan keuangan, bertujuan untuk melihat kinerja keuangan. Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan usaha untuk mengukur efektifitas dan efisiensi kegiatan keuangan perusahaan selama periode tertentu, dimana kinerja keuangan sangat mempengaruhi visi dan mini yang hendak dicapai. Hasil penilaian kinerja perusahaan bermanfaat bagi pihak-pihak seperti, pemegang saham, kreditur, direksi atau manajemen dalam perusahaan. Kriteria yang dipakai dalam melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan berbeda-beda didasari tujuan dan kepentingan pihak-pihak terkait. Untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan, manajemen hares mampu mengeloia sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi apakah pemegang saham memiliki suatu alas ukur yang tepat bagi kinerja manajemen yang telah dipilihnya, masih menjadi pertanyaan bagi pemegang saham. Terdapat berbagai cara mengukur kinerja sebuah perusahaan yang sudah dikenal seperti Return on Equity (ROE) dan Return on asset (ROA). ROE merupakan salah satu pengukur kinerja yang telah lama digunakan. ROE merupakan rasio antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimilikinya, sen}akin tinggi ROE semakin besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap setiap ekuitas yang dimiliki. Tetapi ROE memiliki kelemahan-kelemahan yang mcnyebabkan ROE tidak dapat mengukur kinerja perusahaan secara akurat. Sumber utania dari kelemahan tersebut berasal dari distorsi yang disebabkan oleh standar akuntansi yang dapat digunakan dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan. Dikeiahui bahwa keunggulan dari ROE adalah dalam kemudahan perhitungannya. Tetapi kemudahan tersebut tidak dapat menutupi kekurangannya, yaitu adanya distorsi akuntansi yang menyebabkan kinerja perusahaan tidak dapat diukur secara akurat. Selain ilu ROE tidak memasukkan biaya kapital dalam perhitungannya. ROE juga tidak dapat langsung diperbandingkan antar perusahaan karena ada kemungkinan penggunaan metoda pencatatan yang berbeda dalam laporan keuangan perusahaan. ROE tidak dianjurkan digunakan dalam nenilai kinerja perusahaan publik di Indonesia. Selain terdistorsi oleh prinsip akuntansi disinyalir banyak window dressing yang dilakukan manajemen yang dilakukan oleh inanajetnen sehingga laporan keuangan perusahaan menjadi terlihat baik. Pada perkembangannya muncul berbagai ide dan upaya mencari metoda lain yang melihat sudut pandang yang berbeda dalam pengukuran kinerja perusahaan baik kualitatif maupun kuantitatif. Pada tahun 1980-an, Stern Stewart & Co., perusahaan konsultan yang didirikan pada tahun 1982, mengusulkan satu jenis metoda dari konsep barn ini, yaitu Economic Value Added (EVA). Konsep penilaian kinerja tersebut dimaksud untuk memperbaiki kelemahan pada metoda penilaian kinerja. Konsep EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan peniegang sahamnya bila tingkat pengcmbaliannya lebih besar daripada biaya kapitainya. Cara menghitung EVA adalah dengan mengurangkan laba operasional bersih setelah pajaklnet operating profs after tar atau biaya disebut dengan NOPAT dengan biaya modal/cost of capital_ Biaya modal adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh penyedia modal jika modal tersebut diinvestasikan ditempat lain dengan resiko sebanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan berdasarkan analisis dengan menggunakan penghitungan metode EVA_ Disamping itu juga penelitian bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah yang telah diciptakan old] manajemen PT. Bank Niaga, TBK dalam periode 2001-2005 dengan menggunakan konsep EVA sehingga hasil penilaian kinerja keuangan dapat mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan menggunakan metode kepustakaan (librwy research) dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan yang listing di BEJ dan laporan keuangan tersebut telah diaudit. Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi literatur yang didapat daii jurnal jurnal penelitian, buku referensi, artikel dan beberapa data dari website di internat. Selanjutnya dilakukan penghitungan EVA dengan beberapa penyesuaian terhadap angka akuntansi dalam laporan keuangan. Penghitungan akan dimulai dengan mencari NOPAT, biaya modal dan nilai akhir EVA. Setelah melakukan penghitungan EVA langkah selanjutnya yaitu mengadakan analisis yang menjelaskan nilai EVA pada periode tersebut. Sumber data tersebut dapat mengukur kinerja manajemen PT. Bank Niaga, TBK dengan melihat ada tidaknya nilai tambah yang diciptakan bagi perusahaan selama periode penelitian. Dari Penelitian, didapatkan hasil bahwa nilai EVA cenderung memiliki nilai yang positif selama tahun penelitian (2001-2005). Pada tahun 2002, sempat mengalami penurunan nilai EVA tetapi tidak mencapai angka negatif. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kenaikan capital charge yang banyak dipengaruhi oleh komponen biaya modal atas ekuitas dan tingginya suku bungs sertifikat Bank Indonesia. Pada tahun 2003, terjadi penciptaan nilai tambah yang cukup signifikan, mencapi 100 %. Pada Tahun 2004 nilai EVA tetap positif, terdapat penurunan NOPAT dan penurunan capital charge dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan adanya peningkatan modal, Tahun 2005 penciptaan nilai EVA tetap positif dimana pada taliun ini peningkatan jumlab modal cukup tinggi dan dapat dikatakan nilai pencapaian modal yang lertinggi selama periode penelitian (2001-2005). Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai EVA yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor external yang diluar kendali manajemen, seperti misalnya meningkatnya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI rate), Sehubungan dengan itu maka disarankan agar hal-hal yang berada di bawah kendali langsung inenajemen khususnya yang dapat meningkatkan NOPAT lebih mendapat perhatian. Hal tersebut dapat diupayakan dengan cara meningkatkan pendapatan-pendapatan lainnya seperti meningkatkan fee based income (charges) yang dibebankan kepada nasabah. Hal lain yang harus diperhatikan adalah proporsi ekuitas perlu diturunkan, sehingga bersamaan dengan biaya modal atas ekuitas yang terus menurun sejak tahun 2002 sampai dengan 2005, dapat mendukung penurunan WACC dan capital charge inenjadi lebih efektif. Selama kurun waktu periode penelitian dari tahun 2001 sampai dengan 2005, biaya modal atas ekuitas sempat mengalami peningkatan pada tahun 2001 ke tahun 2002, tetapi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 biaya modal atas ekuitas terus mengalami penurunan nilai. Atas beberapa pertimbangan tersebut diatas diharapkan nilai EVA perusahaan dapat terus meningkat kedepannya, sehingga peifarmance kinerja keuangan PT. Bank Niaga, Tbk selalu semakin baik tiap tahunnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library