Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ueno, Fukuo
Rotterdam: Comparative Asian Studies Programme, 1988
362.9598 UEN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tobias Angkawidjaja
"Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat maka bersamaan dengan itu pula pertumbuhan industri konstruksi juga semakin pesat. Proyek konstruksi selalu didasarkan atas tiga aspek yaitu aspek biaya, waktu serta mutu. Proyek konstruksi yang baik adalah proyek konstruksi yang memenuhi anggaran biaya yang direncanakan, durasi waktu yang tepat serta mutu hasil minimal sesuai dengan yang telah ditentukan. Oleh karena itulah, maka teknologi dan metode konstruksi di duniapun berkembang. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia. Salah satu bentuk perkembangan metode konstruksi di Indonesia adalah metode konstruksi precast. Metode precast ini terus berkembang di negara-negara di dunia ini termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena teknologi precast itu sendiri memiliki beberapa keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan metode konvensional/ cast in situ.
Dalam skripsi ini, penulis melakukan studi kasus Proyek Rusunawa Bandung yakni proyek konstruksi precast di Indonesia pertama yang menggunakan sambungan dengan jenis baut dan kolom jenis C-Plus. Dalam pelaksanaannya di lapangan (Proyek Rusunawa, Bandung-Cimahi), ternyata tujuan waktu yang diharapkan akan lebih cepat daripada dengan menggunakan metode konvensional tidak tercapai. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis akan membuat sequence modul precast berdasarkan seluruh batasan dan pertimbangan yang mempengaruhinya.

As this epoch was growing continually and fast, so does the construction world. Construction project had a tripple constraint known as time, cost and quality. The good construction project is the construction that had an appropriate cost from the estimated cost, exact time duration and had the same quality as it planned. Because of that, the construction method in this world include Indonesia is growing continually. One of new construction method known as precast method. This method is growing so fast n used by a lot of contractor nowadays, because this technology have a lot of advantage.
In this paper, writer do the studycase Rusunawa Bandung Project, the first precast constuction in Indonesia that used the bolt connection and coloumn C-Plus. The time objective in this project was failed to achieved for a several reason. For solving that problem, writer try to make the sequence of precast modul based a whole consideration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35162
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Satria Pratama Hartono Putra
"Fenomena korupsi di Indonesia saat ini bukanlah sebuah hal baru. Telinga masyarakat Indonesia seringkali mendengar kata tersebut baik melalui media sosial, cetak, dan berita. Korupsi di Indonesia dapat ditelusuri jejaknya ketika masa pemerintahan kolonial masih bertahan dan warisannya seolah “dibudayakan” hingga saat ini bahkan mencapai pada level pemerintahan terendah. “Warisan” tersebut terus diturunkan hingga pada masa Orde Baru muncul sebuah istilah KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang dilakukan oleh elit dan pemerintahan pada saat itu. Memasuki era reformasi perlahan regulasi mengenai tindakan korupsi mulai disahkan dan tetap dilaksanakan hingga saat ini. Namun nyatanya korupsi tidak berangsur turun bahkan cenderung semakin bertambah, khususnya pada tingkat pemerintah daerah. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat salah satu kasus korupsi yang unik dan cukup jarang terjadi di Indonesia, yaitu korupsi yang melibatkan tiga Walikota Cimahi (secara berurutan). Pada tahun 2018, KPK menunjuk Kota Cimahi sebagai percontohan dari program Rencana Aksi Penegahan Korupsi Terintegrasi (RAPKT) sebagai upaya dalam menyelamatkan keuangan dan aset daerah. Akan tetapi 1 hingga 2 tahun setelah program berjalan, Walikota Ajay Muhammad Priatna tersandung kasus korupsi suap atas Rumah Sakit Kasih Bunda. Secara umum, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kegagalan pelaksanaan RAPKT di Kota Cimahi dipengaruhi oleh beberapa faktor sesuai dengan landasan teori yang digunakan, diantaranya: pengukuran target yang tidak pasti, keterkaitan antara target evaluasi dengan target penilaian RAPKT, dan hubungan patronase antara pihak swasta dan Walikota Cimahi. Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa RAPKT berjalan secara tidak efektif di Kota Cimahi meskipun pelaksanaan secara teknis dapat berjalan dengan baik. Metode yang digunakan di dalam skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan riset- riset terdahulu sebagai sumber data primer.

The phenomenon of corruption in Indonesia today is not a new thing. The ears of Indonesian people often hear this word through social media, print, and news. Corruption in Indonesia can be traced back to when the colonial government still survived and its legacy seems to have been "cultured" to this day, even reaching the lowest level of government. This "inheritance" continued to be passed down until during the New Order era the term KKN (Corruption, Collusion, Nepotism) was introduced by the elite and the government at that time. Entering the reform era, regulations regarding acts of corruption slowly began to be passed and are still being implemented today. But in fact, corruption does not gradually decrease and even tends to increase, especially at the local government level. In this regard, there is one unique and quite rare corruption case in Indonesia, namely corruption involving three Mayors of Cimahi (sequentially). In 2018, the KPK appointed Cimahi City as a pilot for the Integrated Corruption Prevention Action Plan (RAPKT) program in an effort to save regional finances and assets. However, 1 to 2 years after the program started, Mayor Ajay Muhammad Priatna stumbled on a bribery corruption case at Kasih Bunda Hospital. In general, the results of the study show that several factors influenced the failure of the implementation of the RAPKT in Cimahi City according to the theoretical basis used, including uncertain target measurements, the link between the evaluation target and the RAPKT assessment target, and the patronage relationship between the private sector and the Mayor of Cimahi. Therefore, the authors conclude that the RAPKT is running ineffectively in Cimahi City even though the technical implementation is running well. The method used in this thesis is a qualitative research method using previous research as the primary data source."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tono Listianto
"Sistem Teknologi informasi yang semakin maju ditambah dengan keberadaan internet yang kini menjadi sistem komunikasi global, yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat bertemu dan berbicara tentang hampir semua hal. Sayangnya, tidak semua orang menggunakan internet untuk tujuan yang baik. Ada banyak orang yang menggunakan jejaring sosial untuk melakukan aksi kejahatan, seperti kejahatan cyber crime dalam bentuk rekayasa sosial (social engineering). social engineering memungkinkan peretas jahat untuk mendapatkan akses tidak sah ke jaringan organisasi, akun pengguna dan email, database, perangkat pintar, dan elektronik, seperti laptop, webcam pribadi, dan sensor, termasuk konektivitas jaringan yang memungkinkan semua objek ini bertukar data. Peretas ini menggunakan berbagai metode untuk melakukan serangan social engineering. kompleksitas teknis sistem informasi yang digunakan dalam mencari, memeriksa, dan menganalisis data transaksi yang relevan membutuhkan waktu dan keahlian teknis yang memadai dalam pengumpulan bukti yang kuat untuk mendukung Pengungkapan kasus social engineering, yang melibatkan analisis mendalam terhadap data transaksi bank yang terkait dengan serangan tersebut. Proses ini dapat memakan waktu, terutama jika ada banyak transaksi yang perlu ditelusuri dan dianalisis.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Jenis data dikelompokan menjadi dua kategori, primer dan sekunder. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, terhadap Persoalan yang meliputi upaya yang dilakukan oleh Polri dalam membangun kerjasama dengan sektor perbankan guna meningkatkan pengungkapan kasus social engineering di wilayah hukum Polres Cimahi.
Belum adanya kerjasama antara Polri dan perbankan membuat penanganan kasus social engineering yang terjadi di Polres Cimahi menjadi sangat kompleks. sehingga penting bagi Polri melakukan kerjasama tertulis dan mengikat dengan sektor perbankan guna meningkatkan pengungkapan kasus social engineering di wilayah hukum Polres cimahi.

The increasingly advanced information technology system coupled with the existence of the internet has now become a global communication system, which allows everyone throughout the world to meet and talk about almost anything. Unfortunately, not everyone uses the internet for good purposes. There are many people who use social networks to commit crimes, such as cyber crimes in the form of social engineering. social engineering allows malicious hackers to gain unauthorized access to organizational networks, user and email accounts, databases, smart devices, and electronics, such as laptops, personal webcams, and sensors, including the network connectivity that allows these objects to exchange data. These hackers use various methods to carry out social engineering attacks. The technical complexity of the information systems used in searching, examining and analyzing relevant transaction data requires sufficient time and technical expertise in gathering strong evidence to support the disclosure of social engineering cases, which involves in-depth analysis of bank transaction data related to the attack. This process can take time, especially if there are many transactions that need to be tracked and analyzed.
This research was conducted using a qualitative approach with descriptive methods. Data types are grouped into two categories, primary and secondary. Data collection techniques were carried out by means of observation, interviews, documentation, on issues which included efforts made by the National Police to build cooperation with the banking sector to increase disclosure of social engineering cases in the jurisdiction of the Cimahi Police.
The lack of cooperation between the National Police and banks has made handling social engineering cases that occurred at the Cimahi Police very complex. So it is important for the National Police to carry out written and binding cooperation with the banking sector to increase disclosure of social engineering cases in the Cimahi Police jurisdiction.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Angkutan kota merupakan sarana transportasi yang paling penting dalam penunjang mobilitas penduduk terutama untuk pengguna jasa angkutan. Angkutan kota ini pada setiap harinya selalu mengangkut penumpang terutama pada jam-jam sibuk yaitu pada pagi dan sore hari."
620 JTEK 9 (1-2) 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ezza Azmi Fuadiyah
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular akibat virus dengue yang ditularkan oleh vektor Aedes spp. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian DBD adalah faktor iklim. Kota Cimahi merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang setiap tahun mempunyai angka kejadian DBD yang lebih tinggi dari target nasional. Penelitian ini merupakan studi ekologi yang dilakukan untuk mendapatkan model prediksi kasus DBD berdasarkan faktor iklim di Kota Cimahi Tahun 2004 - 2013.
Hasil analisis bivariat menyatakan bahwa suhu, kelembaban, curah hujan dan lama penyinaran matahari mempunyai hubungan yang signifikan dengan kasus DBD. Hasil uji regresi linier ganda membentuk model prediksi dengan persamaan Kasus DBD = 238,769 - 22,320(Suhu) + 5,117(Kelembaban) + e dengan nilai R2 = 0,198. Dinas Kesehatan Kota Cimahi dapat menggunakan model prediksi tersebut dalam perencanaan upaya pengendalian DBD.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a communicable disease caused by dengue virus and spread by Aedes spp as vector. Climate factors are included in factors that influencing DHF cases. Kota Cimahi is a city in West Java that always has higher incidence rate of DHF than national target. This is an ecological study conducted to get a DHF case prediction model based on climate factors in Kota Cimahi 2004 - 2013.
The result shows that temperature, humidity, rainfall and duration of solar radiation are significantly related to DHF cases. Multiple linier regression test resulting a prediction model equation DHF cases = 238,769 - 22,320(temperature) + 5,117(humidity) + e with R2 = 0,198. The model can be used by the health authority of Kota Cimahi in the DHF control program planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randhy Satrio
"Penelitian ini membahas tentang peran yang dimiliki oleh tiap aktor dalam konsep triple-helix di Cimahi Technopark. Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 merupakan sebuah kesempatan untuk Indonesia meningkatkan perekomiannya. Hal ini dapat dicapai dengan penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), karena sektor ini di rasa merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Namun, pada kenyataannya sektor ini mengalami sejumlah hambatan dalam pengembangannya. Akibat dari berbagai hambatan tersebut maka pemerintah membuat kebijakan untuk membangun 100 science techno park (STP) di seluruh Indonesia. Kota Cimahi merupakan salah satu wilayah yang ditunjuk pemerintah untuk membangun STP tersebut melalui Cimahi Technopark. STP sendiri terbentuk dengan konsep triple-helix yang didalamnya menekankan adanya kolaborasi di antara akademis, bisnis, dan pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran dari tiap aktor yang ada dalam konsep triple-helix di Cimahi Technopark. Teori yang digunakan adalah konsep triple-helix, dan teori peran pemerintah terhadap UMKM. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan melakukan wawancara mendalam, serta studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa peran dari tiap aktor dalam konsep triple-helix di Cimahi Technopark sudah dijalankan dengan cukup baik. Hal ini dapat di lihat dari akademisi sebagai aktor pertama telah berhasil memenuhi 3 dari 4 indikator yang di ada, sedangkan aktor kedua yaitu bisnis berhasil memenuhi 5 dari 6 indikator, dan untuk aktor yang terakhir yaitu pemerintah berhasil memenuhi 4 dari 5 indikator. Di sisi lain, untuk interaksi antar aktor triple-helix yang ada dapat di lihat dari adanya joint-program antar aktor, pengambilan peran oleh aktor lainnya dalam upaya pembentukan komunitas kreatif, serta kerjasama antar aktor akademis dan pencipta teknologi untuk ditinjau secara ekonomis.

This research discusses the role that each actor has in the triple-helix concept in Cimahi Technopark. The implementation of the ASEAN Economic Community (AEC) in 2015 is an opportunity for Indonesia to improve on its economy. This can be achieved by strengthening the small medium enterprise (SME) sector, as this sector is considered as the backbone of economy in Indonesia. However, in reality this sector is experiencing a number of obstacles on its development. As a result of these various obstacles, the government made a policy to build 100 science techno park (STP) throughout Indonesia. Cimahi City is one of the areas appointed by the government to build the STP through Cimahi Technopark. STP itself is formed with the concept of triple-helix in which it emphasizes the existence of collaboration among academic, business, and government. The purpose of this research was to analyze the role that each actor had in the triple-helix concept at Cimahi Technopark. The theories which are used for analyzing this research are triple-helix concept and government roles for SMEs. The approach used in this research is post-positivist paradigm by conducting in-depth interviews, as well as documentation studies. The result of this research is that the role of each actor in the triple-helix concept in Cimahi Technopark has been going well enough. This can be undestrood from the academics as the first actors have succeeded in fulfilling 3 of the 4 existing indicators, while the second actor which is the business managed to meet 5 of 6 indicators, and for the last actor the government managed to meet 4 of 5 indicators. On the other hand, for interaction between existing actors of triple-helix can be seen from the existence of joint-program between actors, role-taking by other actors in the effort of forming creative community, and cooperation between academic actor and technology creator to be reviewed economically."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Yustika Elmaria Marbun
"Pertumbuhan Industri tekstil dan produk teksil (TPT) di Indonesia cukup masif namun belum memenuhi permintaan dunia karena produk tekstil yang dihasilkan dan akan dipasarkan secara mendunia belum memenuhi kriteria ekolabel yang saat ini banyak dipersyaratkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk evaluasi penerapan ekolabel pada produk tekstil Indonesia khususnya yang dihasilkan dari Industri TPT X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode gabungan dan melakukan analisa deskriptif serta menggunakan analisis Strength Weakness Opportunities and Threats (SWOT) untuk mengembangkan strategi. Hasil penelitian membuktikan bahwa Industri TPT X memberikan efek positif yakni mendukung peningkatan daya saing produk tekstil tetapi belum sepenuhnya menerapkan kriteria ekolabel untuk mendukung konsep keberlanjutan. Untuk mewujudkan produk tekstil yang menerapkan ekolabel dengan daya saing yang lebih besar diperlukan strategi pengembangan produk tekstil berkelanjutan yang sinergis serta optimalisasi kolaborasi antar pemangku kepentingan.

The growth of the textile industry in Indonesia is quite massive but has not yet met world demand because the textile products produced and marketed globally do not meet the ecolabel criteria that are currently required by many. Therefore, this research was conducted to evaluate the application of ecolabelling on Indonesian textile products, especially those produced by the textile industry X. This research uses a quantitative approach with a combined method to carry out descriptive analysis and uses Strength Weakness Opportunities and Threats (SWOT) analysis to develop strategies. The results prove that the textile industry X has had a positive effect which increased the competitiveness of textile products but has not fully implemented ecolabel criteria to support sustainability. To realize textile products that apply ecolabels with greater competitiveness, a synergistic sustainable textile product development strategy is needed as optimized collaboration between stakeholders."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakhrul Ulum
"Karies merupakan penyakit pada rongga mulut yang sering terjadi pada semua usia dan disebabkan oleh faktor agent, host, substrat dan waktu. Pengalaman karies gigi dapat dinilai dengan menggunakan indeks DMF-T. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran indeks DMF-T dan determinannya pada murid Sekolah Dasar Negeri di Kota Cimahi tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain cross serctional. Sampel sebesar 290 murid usia 12 tahun di 6 SDN terpilih di Kota Cimahi, dipilih secara cluster random sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat (Chi-Square), dan multivariat (regresi logistik ganda). Hasil penelitian menunjukan indeks DMF-T pada murid usia 12 tahun di SDN terpilih di Kota Cimahi sebesar 2,27. Faktor yang memiliki hubungan dengan indeks DMF-T adalah sosial ekonomi (nilai p=0,029), pH saliva (nilai p<0,001) dan perilaku (nilai p=0,001), sedangkan pengetahuan merupakan confounding pada hubungan tersebut. Faktor paling dominan adalah sosial ekonomi, murid dengan sosial ekonomi rendah berisiko memiliki indeks DMF-T tinggi 1,785 kali dibandingkan dengan yang memiliki sosial ekonomi tinggi setelah dikontrol oleh pH saliva, perilaku dan pengetahuan (OR=1,785; 95% CI: 1,061 – 3,003). Untuk itu perlu peningkatan pelaksanaan program UKGS dan UKGM, sehingga semua murid dapat terlayani tanpa memandang sosial ekonomi, disamping terus memberikan edukasi sehingga memiliki perilaku yang kondusif bagi kesehatan gigi dan mulut.

Caries is one of the most common oral diseases at all ages and is caused by several factors, namely agent, host, substrate and time. A person's dental caries experience can be assessed using the DMF-T index by adding up the teeth that fall into the criteria D (Decay), M (Missing) and F (Filled). The purpose of this study was to determine the description of the DMF-T index and its determinants in elementary school students in Cimahi City in 2024. This study used a cross-sectional design. A sample of 290 students aged 12 years in 6 selected elementary schools in Cimahi City, selected by cluster random sampling. Data collection was carried out by interviews using valid and reliable questionnaires and examination of oral cavity conditions including DMF-T and salivary pH examinations. Data were analyzed univariate, bivariate (Chi-Square), and multivariate (multiple logistic regression). The results showed that the DMF-T index in 12-year-old students in selected elementary schools in Cimahi City was 2,27. Factors that have a relationship with the DMF-T index are socioeconomic (p-value=0,029), salivary pH (p-value<0,001) and behavior (p-value=0,001), while knowledge is confounding in the relationship. The most dominant factor is socioeconomic, students with low socioeconomic are at risk of having a high DMF-T index 1,785 times compared to those with high socioeconomic after being controlled by salivary pH, behavior and student knowledge (OR=1,785; 95% CI: 1,061-3,003). For this reason, it is necessary to improve the implementation of the UKGS and UKGM programs, so that all students can be served regardless of socioeconomic, in addition to continuing to provide education so that they have behavior that is conducive to dental and oral health."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Ganefa
"Rabies merupakan suatu penyakit zoonosa terpenting di Indonesia, yang dapat menyebabkan kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) 100% dan diperkirakan kematian karena rabies pada manusia diseluruh dunia mencapai 35.000 - 40.000 kasus setiap tahunnya.
Di Kotip Cimahi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, rabies masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat karena cakupan vaksinasi rabies pada anjing peliharaan dan eliminasi anjing liar belum mencapai target 100% dari total populasi anjing setiap tahunnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan pemilik anjing memberikan vaksinasi rabies pada anjingnya di Kotip Cimahi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat tahun 2000.
Studi ini menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah sampel 153 kasus yaitu pemilik anjing yang tidak memberikan vaksinasi rabies pada anjingnya, dan 153 kontrol yaitu pemilik anjing yang memberikan vaksinasi rabies pada anjingnya. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner pada responden pemilik anjing dan kemudian dianalisa dengan analisa univariat, bivariat (Chi Square) dan multivariat (Logistic Regression).
Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya beberapa variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan ketidakpatuhan pemilik anjing memberikan vaksinasi rabies pada anjingnya, yaitu variabel pendidikan (OR=2,73; p=0,001), pengetahuan (OR=3,19; p=0,x02), sikap (OR=2,84; p=0,005), keterpaparan terhadap media penyuluhan rabies (OR=2,77; p=0,016) dan anjuran petugas (OR=15,76; p=0,000).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada pemerintah baik di daerah maupun di pusat untuk meningkatkan pengetahuan pemilik anjing tentang pentingnya pemberian vaksinasi rabies pada anjing peliharaannya yang dapat dilakukan secara interpersonal melalui petugas vaksinasi dan secara massal melalui kegiatan penyuluhan terutama menggunakan media televisi dengan peningkatan kwantitas penayangan informasi tentang rabies. Selain itu perlu pula meningkatkan kwalitas petugas vaksinasi dengan memberikan pelatihan kepada petugas vaksinasi dalam hal pemberian informasi kepada pemilik anjing dan kwantitas petugas dengan menambah jumlah petugas. Selain itu juga memberikan imbalan/ penghargaan kepada petugas atas keberhasilan pekerjaan mereka untuk menambah semangat kerja petugas.

Factors Related with Incompliance Dog Owner to Give Rabies Vaccination for Their Dog in Cimahi Sub District, Bandung District, West Java in Year 2000. Rabies is the most important zoonotic disease in Indonesia, which can cause of death with Case Fatality Rate (CFR) 100% and mortality of human rabies in the world around 35.000 - 40.000 cases every year.
In Cimahi Sub District, Bandung District, West Java, rabies is still a public health problem, because coverage of rabies vaccination in own dog and elimination in stray dog haven't reach yet 100% target from total dog population every year.
This study was done to know the factors related with incompliance dog owner to give rabies vaccination for their dog in Cimahi Sub District, Bandung District, West Java in year 2000. It was carried out by Case Control design with 153 samples of case i.e. dog owner who didn't give rabies vaccination to their dog, and 153 control i.e. dog owner who gave rabies vaccination to their dog.
The data has been gotten by interviewed the respondents using questioner, and then analyzed by univariate, bivariate (Chi Square) and multivariate (Logistic regression) analysis.
Result of multivariate analysis indicated that there were some variables that have statistical significance relation with incompliance dog owner to give rabies vaccination for their dog, Le: education (OR=2,73; p=0,001), knowledge (OR=3,19; p=0,002), attitude (OR=2,84; p=0,005), exposed of information media (OR=2,77; p=0,01fi) and vaccinator suggestion (OR=15,76; p=0,000).
Based on this study result can be suggestion to local and central government to improve the knowledge of dog owners about rabies vaccination to their dog by interpersonal through vaccinator and by mass information using television media. Also to improve quality of vaccinator by training especially about information given to dog owner, and to improve quantity of vaccinator. Beside that the vaccinators must be given award for their work to increase their spirit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>