Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransisca Augustina
"ABSTRAK
Pengalaman pertama menjadi ibu merupakan suatu tahapan yang penting
dalam kehidupan seorang wanita. Kehadiran seorang anak membuat ibu harus
melakukan beberapa tugas dan penyesuaian diri terhadap hadirnya dalam
perkawinannya. Situasi ini dapat menimbulkan beberapa masalah dan mungkin
juga stres pada ibu (Duvall & Miller 1985; Sarafino, 1994).
Stres membuat individu melakukan coping terhadap stres tersebut untuk
mengatasi masalahnya. Terdapat berbagai strategi coping yaitu problem focused
coping (terdiri dari tiga macam strategi), dan emotional focused coping (terdiri
dari sembilan macam strategi)
Penelitian ini mencoba menggali pengalaman pertama menjadi seorang
ibu, masalah serta kemungkinan stres yang dialami serta strategi coping untuk
mengatasi masalah dan stres. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif
dengan menggunakan teknik wawancara terbuka dengan pedoman umum untuk
pengumpulan data. Partisipan dalam penelitian ini adalah tiga ibu rumah tangga
yang berusia 25-33 tahun yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke
bawah.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa pengalaman pertama
menjadi ibu memang menimbulkan beberapa masalah. Namun partisipan
tampaknya mampu menjalankan tugasnya sebagai ibu dan mengatasi masalalmya.
Adapun hal-hal yang dirasakan menimbulkan stres tampaknya tidak sampai
mengganggu fungsinya sebagai ibu dan kesehatan fisik dan mental mereka. Hal
ini antara lain disebabkan karena mereka menyadari adanya sumber-sumber
coping baik yang bersifat internal maupun eksternal. Strategi coping yang
digunakan oleh ibu tersebut adalah tindakan langsung, mencari informasi, mencari
dukungan sosial (suami, kerabat), kontrol diri, emotional discharge (menangis)
dan resigned acceptancfsikap pasrah menerima konsekuensi dari lahirnya anak)
Untuk mengetahui kemungkinan stres yang berat disarankan untuk
meneliti ibu yang mempunyai anak berkelainan, berada dalam situasi perkawinan
yang tidak harmonis, kehamilan di luar nikah, usia ibu ketika mempunyai anak,
pertama, serta ibu dengan berbagai tingkat sosial ekonomi,pendidikan, budaya dan
tingkat religiusitas yang berbeda."
2002
S3171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Puspita Sari
"Perempuan perkotaan memiliki karakteristik yang berbeda dengan perempuan di pedesaan. Semakin tingginya tingkat pendidikan dan keterbukaan informasi, perempuan perkotaan memiliki berbagai referensi dan pilihan dalam menentukan hidupnya termasuk menjadi ibu dan mempraktikan pengasuhan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perempuan di perkotaan dalam membangun dirinya menjadi ibu. Design penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretative. Data diambil melalui in-dept interview pada sebelas partisipan. Didapatkan empat tema, yaitu; (1) Mencari bantuan dan informasi kesehatan secara mandiri; (2) Berproses membentuk sikap keibuan; (3) Menghadapi berbagai tantangan untuk menjadi ibu yang berdaya; (4) Melakukan perawatan anak berdasarkan sumber informasi digital dan media sosial. Sebagai kesimpulan, perempuan di perkotaan cenderung mandiri dalam menjaga kehamilan dan mempersiapkan persalinan yang aman. Mereka mencari informasi utama di media online, kemudian mencari alternatif referensi sebagai pembanding, baik kepada tenaga kesehatan atau sumber lain. Ibu di perkotaan cenderung memiliki otoritas terhadap pengasuhan bayinya dengan bersumber pada pengetahuan bukan mengikuti kebiasaan dari orang tua. Ibu di perkotaan juga menghadapi berbagai konflik dan tantangan dalam menjalani perannya sebagai ibu, yaitu konflik karena keterbatasan dirinya, konflik berbagi kasih antara suami dan anaknya, serta konflik antara karir dan perawatan anaknya. Penelitian ini memberikan informasi terkait kebutuhan layanan kesehatan pada ibu di perkotaan agar keperawatan maternitas dapat mengembangkan asuhan keperawatan pada ibu bekerja serta memfasilitasi layanan konsultasi kesehatan di luar jam kerja ibu.

Urban women have different characteristics from women in rural areas. With the higher level of education and information disclosure, urban women have various references and choices in determining their lives, including becoming mothers and practicing childcare. The purpose of this study is to explore the experiences of women in urban areas in building themselves into mothers. The research design is qualitative with an interpretative phenomenological approach. Data were collected through in-depth interviews with eleven participants. There were four themes, namely; (1) Seeking help and health information independently; (2) The process of forming a motherly attitude; (3) Facing various challenges to become an empowered mother; (4) Performing child care based on digital information sources and social media. In conclusion, women in urban areas tend to be independent in maintaining pregnancy and preparing for safe delivery. They look for the main information in online media, then look for alternative references as a comparison, either to health workers or other sources. Mothers in urban areas tend to have authority over their baby's care based on knowledge rather than following the habits of their parents. Mothers in urban areas also face various conflicts and challenges in carrying out their role as mothers, namely conflicts due to their limitations, conflicts in sharing love between husbands and children, and conflicts between careers and child care. This study provides information related to the need for health services for mothers in urban areas so that maternity nursing can develop nursing care for working mothers and facilitate health consulting services outside of mothers' working hours."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaliey, Valeria Stahl
"Maternal self efficacy dan kejadian depresi pascapartum merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan kesiapan peran menjadi ibu. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara maternal self efficacy dan kejadian depresi pascapartum dengan kesiapan peran menjadi ibu. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 248 perempuan pascapartum di Kecamatan Bogor Utara. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner dukungan sosial, Maternal Efficacy Questionnaire MEQ , Edinburgh Postpartum Depression Scale EPDS dan Maternal Role Attainment Scale MRAS . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat yang signifikan antara maternal self efficacy dengan kesiapan peran menjadi ibu r = 0,785 , akan tetapi tidak ditemukan hubungan antara kejadian depresi pasca partum dengan kesiapan peran menjadi ibu p-value= 0,693.

Maternal self efficacy and postpartum depression case are important factors in improving the readiness in maternal role. This study aims to analyze the relationship between maternal self efficacy and postpartum depression with the readiness of the role of motherhood. The design of this study is cross sectional method with sample size of 248 postpartum women in North Bogor District. The measuring instruments that were used are social support questionnaires, Maternal Efficacy Questionnaire MEQ , Edinburgh Postpartum Depression Scale EPDS and Maternal Role Attainment Scale MRAS . The result showed that there was a significant correlation between maternal self efficacy with the maternal role readiness r 0,785 , but there rsquo s no correlation between postpartum depression and p value 0,693."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Maharani Kartika
"

Kehamilan remaja merupakan masalah yang global dan berisiko, baik secara fisik maupun psikososial. Jika ibu hamil mengalami masalah psikososial, memperbesar risiko terjadinya postpartum depression, serta berkaitan dengan ekspektasi menjadi ibu baru. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kondisi psikososial  dengan ekspektasi menjadi ibu baru pada ibu hamil remaja. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional dengan teknik consequtive sampling. Sampel berjumlah 107 ibu hamil remaja yang berada di Kota Bogor. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini yaitu Antenatal Psychosocial Health Assessment (ALPHA-Form) untuk mengukur kondisi psikososial dan Prenatal Maternal Expectation Scale (PMES) untuk mengukur ekspektasi menjadi ibu baru. Hasil uji univariat penelitian ini menunjukkan responden berada pada rentang usia 18-19 tahun, berada pada trimester tiga kehamilan (62,6%), berasal dari Suku Jawa (44,9%), tingkat pendidikan mayoritas SMP (75,7%), bekerja (54,2%), tingkat pendapatan keluarga sama dengan atau diatas UMR Kota Bogor (67,2%), menikah (98,1%), dan memiliki kehamilan yang diinginkan (96,3%). Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara kondisi psikososial dengan ekspektasi menjadi ibu baru dengan nilai p 0,027 dan korelasi positif. Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya pengkajian kondisi psikososial pada ibu hamil remaja untuk membentuk ekspektasi yang realistis setelah kelahirannya nanti.

 


Teenage pregnancy is a global and risky problem, both physically and psychosocially. If a pregnant women experienced psychosocial problems, it will increase the risk of postpartum depression, and associated with expectations of becoming a new mother. This study aims to look at the relationship between psychosocial conditions and expectations of becoming new mothers in adolescent pregnant women. The study was conducted using a cross sectional design with consequtive sampling technique. The sample is 107 pregnant women who are teenagers in the city of Bogor. The measuring instrument used in this study is the Antenatal Psychosocial Health Assessment (ALPHA-Form) to measure psychosocial conditions and the Prenatal Maternal Expectation Scale (PMES) to measure expectations of being a new mother. The results of this univariate test showed that respondents were in the age range of 18-19 years, were in the third trimester of pregnancy (62.6%), came from Javanese (44.9%), the education level was mostly junior high (75.7%), work (54.2%), the level of family income is the same as or above the UMR of Bogor City (67.2%), married (98.1%), and has a desired pregnancy (96.3%). This study revealed that there was a relationship between psychosocial conditions and expectations of being a new mother with a p value of 0.027 and a positive correlation. The results of this study recommend the importance of assessing psychosocial conditions in pregnant women in adolescence to form realistic expectations after their birth.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khodijah
"Pemenuhan kebutuhan dasar yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi, yang sangat tergantung pada orangtua terutama ibu. Apabila kebutuhan nutrisi anak tidak sesuai dengan gizi seimbang dan kebutuhan anak, maka akan terjadi gizi kurang, sehingga diperlukan kepercayaan diri ibu yang tinggi dalam praktik pemenuhan kebutuhan makan anak.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan kepercayaan diri menjadi ibu dengan status gizi usia 0-12 bulan.
Metode penelitian yang digunakan deskriptif analisis dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 101 ibu dengan anak usia 0-12 bulan yang diambil secara stratified random sampling. Analisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Terdapat hubungan kepercayaan diri menjadi ibu dengan status gizi anak usia 0-12 bulan (p=0,013). Peningkatan status gizi anak memerlukan kepercayaan diri yang tinggi menjadi seorang ibu.

The fulfillment of basic needs that are essential for the growth and development of
children, one of them is the fulfillment of nutritional needs, which are very
dependent on parents, especially mother. If the nutritional needs of children are
insufficient with balanced nutrition and the needs of children, there will be
malnutrition, it needs high confidence of mother in child nutritional needs
fulfillment.
The purpose of this study is to identify a relationship of confidence becomes a mother with the nutritional status 0-12 months of age.
The research method used descriptive analysis with cross sectional approach. Number of samples was 101 mothers with children aged 0-12 months were taken by stratified random sampling. Analysis using the Kolmogorov-Smirnov. There is a relationship of confidence becomes a mother with the nutritional status of children aged 0-12 months (p= 0.013). Improved nutritional status of children requires a high confidence to be a mother.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Sita Devi
"Kehamilan pada remaja merupakan permasalahan yang belum juga terselesaikan dalam lingkup global maupun nasional. Ibu remaja menghadapi tantangan besar dalam menjadi ibu. Secara bersamaan remaja menghadapi berbagai tantangan dari segi fisik, mental, psikologis, dan sosial. Fenomena tersebut berdampak pada kesiapan remaja menjadi seorang ibu. Salah satu teori Becoming a mother dijadikan landasan untuk memberi asuhan keperawatan dalam mempersiapkan remaja menjadi ibu. Karya ilmiah ini disusun untuk melaporkan asuhan keperawatan pada klien remaja untuk mempersiapkan remaja menjadi ibu selama periode antepartum hingga postpartum. Masalah aktual yang ditemukan pada klien yaitu Risiko hambatan menjadi orang tua. Implementasi yang diberikan yaitu pemberian edukasi persiapan menjadi ibu dan peningkatan dukungan pada ibu remaja. Evaluasi dari tindakan tersebut menunjukkan peningkatan kompetensi peran menjadi ibu yang ditandai dengan peningkatan skor Maternal Role Attainment Scale.

Adolescent pregnancy is a problem that has not been resolved in global and national links. Adolescent mothers face big challenges in becoming mothers. Simultaneously adolescents face various challenges in terms of physical, mental, psychological, and social. This phenomenon has an impact on the readiness of adolescents to become a mother. Becoming a mothers theory is the basis for giving nursing care in preparing adolescents to become mothers. This scientific work was prepared to report nursing care to adolescent clients to prepare adolescents to become mothers during the antepartum to postpartum period. The actual problem that is found on the client is the risk of being a parent. The implementation given is the provision of educational preparation for motherhood and increased support for adolescent mothers. The evaluation of these actions showed an increase in role competency to become a mother characterized by an increase in the Maternal Role Attainment Scale score.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Dwi Larasati
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran stres dan penyesuaian diri pada wanita dewasa muda yang baru pertama kali menjadi ibu. Stres didefinsikan sebagai respon fisik dan psikis seseorang yang berasal dari tuntutan internal maupun eksternal, juga dari masalah-masalah sulit lainnya. Penyesuaian diri didefinisikan ketika seorang individu terbiasa hidup terhadap suatu situasi, atau belajar untuk hidup pada situasi tersebut (Haber & Runyon, 1984). Pendekatan kuantitatif dipilih dalam melaksanakan penelitian ini. Alat ukur yang digunakan adalah Meeasure of Transition Difficulty untuk mengukur variabel penyesuaian diri, dan Perceived Stress Scale-14 untuk mengukur variabel stres. Sebanyak 140 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan kriteria wanita dewasa muda usia 20 - 40 tahun, sudah menikah, dan memiliki satu anak dengan usia 0 - 18 bulan. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa wanita dewasa muda yang pertama kali menjadi ibu tidak mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri. Di samping itu, tingkat stres yang dialami juga rendah.

This study aimed to see the description of stress and adjustment among first-time mothers. Quantitative research is chosen in this study, by using Measure of Transition Difficulty for measuring adjustment, and Perceived Stress Scale-14 for measuring stress. As much as 140 respondents completed those questionnaires, which are women age 20 – 40 years old, married, and have one child age 0 – 18 months old. This study showed that there were no difficulties to made an adjustment among first-time mothers. In addition, there were low degree of stress experienced by the first-time mothers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library