Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simangunsong, Sonita
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada analisis kerja PPNS Pemda Bekasi, tefokus pada tiga indikator yaitu: a. Kelembagaan/organisasi, b. Motivasi, dan c. Koordinasi. Sedangkan terhadap penegakan peraturan Daerah. Penelitiannya difokuskan pada: a. Ketaatan Masyarakat terhadap Perda, b. Penyidikan terhadap Pelanggaran Perda.
Pendekatan yang dilakukan dalam mengungkapkan fakta dalam penelitian digunakan metode deskriptif yaitu hanya menggambarkan apa adanya tentang keadaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kinerja PPNS Pemda Bekasi belum efektif. Adapun penyebab belum efektif kinerja Penyidik PNS Pemda Bekasi dalam penegakan peraturan daerah, dapat dikemukakakn hal-hal sebagai berikut:
1. Di bidang organisasi atau kelembagaan, terdapat sejumlah masalah/ kesulitan. Satu diantaranya yaitu: kurang ada prioritas dalam mendukung tugas-tugas PPNS, baik yang menyangkut dana maupun dalam tata pelaksanaan tugas, dengan kata lain, kurang keseriusan dalam pembinaan PPNS Pemda Bekasi secara organisatoris.
2. Di bidang Motivasi menunjukkan kecenderungan motivasi PPNS Pemda Bekasi yang rendah, sebagai akibat yang ditimbulkan oleh masalah yang ada di bidang organisasi.
3. Di bidang Koordinasi, khususnya dalam aspek : a. Keterpaduan kegiatan tergolong "Kurang Baik", b. Keterpaduan Waktu dan Pelaksanaannya tergolong "Kurang Jelas", c. Keterpaduan Sasaran dan Tujuan, tergolong "Kurang Jelas"
Saran pemecahan atas masalah yang disebutkan di atas dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. PPNS Pemda Bekasi perlu diupayakan menjadi unit kerja yaitu Dinas Otonom agar Rentang Manajemen dapat berfungsi dan efektivitas organisasi dapat dicapai.
2. Dengan menjadikan PPNS Pemda Bekasi menjadi Dinas Otonom, Rentang Manajemen dapat berfungsi, maka pegawai lebih termotivasi dalam bekerja
3. Dalam Bidang Koordinasi, tiga hal dapat dilaksanakan yakni :
a. Keterpaduan Kegiatan, yaitu menjalin komunikasi dengan semua unit kerja terkait, sebagai mekanisme yang baik untuk menciptakan koordinasi kegiatan kerja.
b. Keterpaduan Waktu dan Pelaksanaan, yaitu pengaturan yang baik terhadap waktu yang akan digunakan dan pelaksanaannya melalui tiga tahap yakni : (1) kegiatan yang akan dikerjakan harus dipecah menjadi tugas-tugas tersendiri, (2) kegiatan tersebut ditempatkan secara logis dan berurut dan terpadu, (3) lamanya waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan ditaksir.
c. Keterpaduan sasaran atau tujuan yaitu memberdayakan semua potensi yang ada di dalam organisasi secara terpadu ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan organisasi yang sudah ditetapkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wahyu Hartanto
"Skripsi ini menganalisis peran LAKIP terhadap proses perencanaan kinerja dengan cara menganalisis format isi LAKIP, menganalisis sasaran strategis dan indikator kinerja utama, dan melakukan tinjauan standard operating procedure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang tersedia dalam LAKIP kurang memadai untuk dijadikan bahan analisis, khususnya analisis value for money. Penetapan sasaran strategis dan indikator kinerja utama lebih mengacu pada renstra, renja, dan kontrak kinerja Kementerian. Selain itu, standard operating procedure tidak menyebutkan secara jelas keterkaitan antara LAKIP dengan proses perencanaan. Dengan demikian, LAKIP belum berperan secara optimal dalam proses perencanaaan di Inspektorat Jenderal.

This study aims to understand the role of the Performance Accountability Reports of Government Agencies's (LAKIP) Role in planning process by analyzing the format and the content of LAKIP, analyzing strategic objectives and key performance indicators, and conduct review of standard operating procedures. The results showed that the information provided in the report formed insufficient to make an analysis, especially analysis of value for money. Determination of the strategic objectives and key performance indicators refers more to the strategic plan, working plan, and the Ministry of the performance contract. In addition, standard operating procedure does not mention clearly the relationship between performance reports with the planning process. Thus, LAKIP has not played an optimal role in the planning process in the Inspectorate General."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya P.
"Penerapan sebuah sistem penilaian dan perencanaan kinerja merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang dimilikinya saat ini beserta potensinya di masa mendatang. Selama ini, penerapannya masih didominasi oleh tolak ukur finansial. Dalam iklim persaingan yang kini kian ketat, tolak ukur tersebut tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya acuan. Untuk itu dibutuhkan sebuah sistem penilaian kinerja yang meliputi tolak ukur finansial maupun non finansial. Sistem penilaian kinerja tersebut adalah sistem penilaian kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard.
Model Balanced Scorecard dipakai sebagai kerangka dalam penilaian kinerja sedangkan dalam penentuan skor kinerja menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan Objective Matrix. Dengan Adanya Sistem Penilaian dan Perencanaan Kinerja Perusahaan dengan Metode Balanced Scorecard, proses penilaian dan perencanaan kinerja dapat menyeimbangkan ukuran finansial dan non finansial yang sejalan dengan visi, misi dan strategi perusahaan.

Applying of an performance measurement and planning of performance is one of way of for company to know condition and achievement until now and its potency in the future. Until now, the implementation still dominated by Finance aspect. In competition climate increasingly tight, that measurement cannot be the other one reference. For the purpose, needed measurement system of performance consisted of financial measurement and nonfinancial measurement. That measurement system of performance is measurement system of performance using method of Balanced Scorecard.
Model of Balanced Scorecard is used as measurement framework of performance while in determining performance score using method of Analytical Hierarchy Process and Objective Matrix. Existence of measurement and planning system of performance in company using method of balanced scorecard, process of performance measurement and planning can balances financial measurement and non financial measurement based on vision, mission, and company strategy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmaryanti Sumaryo
"Sebagai perusahaan yang berusaha untuk bertahan menghadapi berbagai perubahan baik perubahan di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan yang kita ketahui sangat pesat, PT. SCF bersepakat untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dengan menerapkan manajemen sumber daya manusia yang 'up to date' salah satunya adalah ménerapkan sistem pengelolaan kinerja (performance management system) dengan pendekatan MBS (manajemen berdasarkan sasaran). Pelaksanaan Sistem Pengelolaan Kinerja (SPK) di PT. SCP yang baru memasuki periode ke2 (l,5 tahun) ini masih dirasa kurang efektif. Perusahaan masih berada dalam taraf pembelajaran dan pembiasaan antara lain dengan melakukan sosialisasi atas konsep ini. Diharapkan setelah tahun ketiga (2005) pcrusahaan dapat memasuki taraf pemantapan. Dari ketiga tahap pelaksanaan SPK yang terdiri dari tahap perencanaan kinerja (performance planning), tahap bimbingan (day-to-day coaching) dan tahap penilaian kinerja (performance appraisal), tahapan perencanaan kinerja merupakan tahapan yang paling kritis karena sebagaimana dikatakan oleh Bacal (1999). Selain merupakan tahapan paling awal dari satu periode pelaksanaan yang tentunya sangat mempengaruhi tahapan-tahapan selanjutnya, dalam perencanaan kinerja, seluruh karyawan (level manajerial maupun pelaksana) dituntut untuk mampu menetapkan sasaran individu yang terkait dengan sasaran perusahaan Melalui proses menurunkan (cascading), sasaran perusahaan (RKAP) diturunkan menjadi sasaran divisi/unit / area (RKAS) dan sasaran individu. Untuk itu dituntut suatu ketrampilan agar dapat menulis sasaran ~ sasaran (goals) dengan jelas sehingga dapat dijadikan arah dan patokan baik bagi karyawan (bawahan) yang bersangkutan maupun bagi atasannya. Sasaran yang jelas hanya mungkin dicapai jika ditulis dengan mengacu pada konsep SMART yaitu Spesific (spesifik), Measureable (dapat diukur), Accurare (berada dalam ruang lingkup langsung jawabnya}, Realistis (yakin dapat dicapai) dan Time bound (menunjukkan satu periode waktu tertentu). Ketrampilan sebagaimana diungkapkan oleh banyak ahli dapat diperoleh melalui pelatihan namun tentunya elemen - elemen yang membangun satu pelatihan harus disesuaikan dengan tujuan dan sasaran dari pelatihan itu sendiri. Untuk itulah, penulis berkeyakinan untuk meningkatkan ketrampilan karyawan PT. SCF dalam menuliskan sasaran sesuai dengan konsep SMART dapat melalui pemberian workshop atau yang dapat diistilahkan dengan workshop goal- setting. Karena keahlian timbul dari salu kebiasaan. maka sebaiknya workshop tidak hanya diberikan satu kali. Diharapkan dengan semakin trampilnya para karyawan dalam menuliskan sasaran-sasaran kerja muka semakin mudah proses pencapaian sasaran itu. Karyawan mengetahui dengan jelas apa yang ditunlul darinya dan para alasan dapat lebih mudah memantau, membimbing dan memberikan penilaian kinerja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Andi Firdaus
"Perencanaan adalah sebuah alat mendasar dalam manajemen proyek yang digunakan untuk mencapai ruang lingkup, biaya, dan waktu yang direncanakan. Salah satu penyebab kegagalan proyek disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam perencanaan, perencanaan yang kurang baik, dan manajemen yang tidak efisien. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa indikator atau risiko apa saja dalam proses perencanaan manajemen proyek yang berpengaruh terhadap kinerja waktu yang selanjutnya dilakukan analisa level risiko dengan menggunakan metode AHP berbasis PMBOK 2013 sehingga didapatkan risk rating untuk indikator dan faktor risiko tersebut untuk kemudian dirumuskan respon preventif dari masing-masing risiko tersebut. Dari respon preventif yang telah dirumuskan akan dilakukan pengembangan sistem perencanaan manajemen proyek berupa perbaikan SOP dari kegiatan yang sudah dan pembuatan SOP baru bagi kegiatan yang belum ada. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan strategi baru dalam meningkatkan kualitas perencanaan yang berdampak terhadap kinerja waktu proyek di Kementerian X.

Planning is a fundamental tool used in project management to achieve the scope, cost, and time planned. One of the causes of project failure is caused by differences in the planning, improper planning, and inefficient management. This study was conducted to analyze the indicators or risk anything in the planning process of project management that affect the performance of time later to analyze the level of risk by using AHP based on PMBOK 2013 to obtain the risk rating for the indicators and risk factors are then formulated in response to a preventive of each masing risks. From preventive response has been formulated will develop project management planning system in the form of improvement SOP of existing practices and make the new SOP for activities that did not exist. Hopefully this research can be used as a new strategy to improve the quality of planning that impact on the performance of a project in the Ministry of X."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Andi Firdaus
"Perencanaan adalah sebuah alat mendasar dalam manajemen proyek yang digunakan untuk mencapai ruang lingkup, biaya, dan waktu yang direncanakan. Salah satu penyebab kegagalan proyek disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam perencanaan, perencanaan yang kurang baik, dan manajemen yang tidak efisien. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa indikator atau risiko apa saja dalam proses perencanaan manajemen proyek yang berpengaruh terhadap kinerja waktu yang selanjutnya dilakukan analisa level risiko dengan menggunakan metode AHP berbasis PMBOK 2013 sehingga didapatkan risk rating untuk indikator dan faktor risiko tersebut untuk kemudian dirumuskan respon preventif dari masing-masing risiko tersebut. Dari respon preventif yang telah dirumuskan akan dilakukan pengembangan sistem perencanaan manajemen proyek berupa perbaikan SOP dari kegiatan yang sudah dan pembuatan SOP baru bagi kegiatan yang belum ada. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan strategi baru dalam meningkatkan kualitas perencanaan yang berdampak terhadap kinerja waktu proyek di Kementerian X.

Planning is a fundamental tool used in project management to achieve the scope, cost, and time planned. One of the causes of project failure is caused by differences in the planning, improper planning, and inefficient management. This study was conducted to analyze the indicators or risk anything in the planning process of project management that affect the performance of time later to analyze the level of risk by using AHP based on PMBOK 2013 to obtain the risk rating for the indicators and risk factors are then formulated in response to a preventive of each masing risks. From preventive response has been formulated will develop project management planning system in the form of improvement SOP of existing practices and make the new SOP for activities that did not exist. Hopefully this research can be used as a new strategy to improve the quality of planning that impact on the performance of a project in the Ministry of X."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Arief
"Perencanaan proyek harus menjadi bagian integral dari industri pembangunan perumahan agar dapat dicapai kinerja proyek yang lebih efisien dan berdampak pada kinerja waktu yang lebih baik. Diperlukan pemahaman yang jelas dan rinci apa yang menjadi lingkup di dalam proyek dan apa yang tidak termasuk di dalam lingkup proyek serta apa saja yang menjadi risiko dalam perencanaan proyek. Perencanaan proyek diharapkan mampu memberikan solusi pada keseluruhan struktur pekerjaan secara yang rinci sekaligus fleksibilitas untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan kegiatan proyek dan mengakomodasi sistem organisasi proyek serta perubahan-perkembangan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengurai masalah perencanaan pada proyek pengembangan perumahan dengan mengidentifikasi 10 area pengetahuan dan 24 proses perencanaan dalam PMBOK (Project Management Body of Knowledge) edisi ke 6 tahun 2017 menggunakan pendekatan manajemen risiko untuk memahami dan menganalisis sistem perencanaan pada proyek perumahan. Mengacu pada hasil penelitian tersebut disusun sebuah pedoman (SOP) perencanaan proyek perumahan yang dapat dijadikan strategi untuk meningkatkan kinerja waktu proyek perumahan.

Project planning must be an integral part of the housing construction industry so that project performance can be achieved more efficient and have an impact on schedule performance. A clear and detailed understanding is needed of what is within the scope of the project and what are the risks identified in the project planning phase. Project planning is expected to be able to provide solutions to detailed work structures as well as flexibility to be able to adapt to the environment of unique project activities and to accommodate the project's organizational system and business changes or improvements made by the company. This study aims to parse the risks in project planning of residential development projects by identifying 10 knowledge areas and 24 planning processes in the 6th edition of the 2017 PMBOK (Project Management Body of Knowledge) using qualitative risk analysis approach to create an understanding and to mitigate the high risk factor. Referring the research results, a preventive action in each of the high risk indicator has been prepared to be integrated in the planning guideline (standard operating procedure). This risk analysis performed to be used as a strategy to improve the residential development schedule performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desrandy Andriyanda
"Perencanaan proyek yang kurang baik akan mengakibatkan keterlambatan waktu pelaksanaan. Keterlambatan suatu proyek dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain kesalahan dalam design perencanaan proyek, keterlambatan pengadaan material dan peralatan hingga perubahan scope pekerjaan yang diminta oleh user. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa risiko-risiko dalam proses perencanaan proyek berbasis PMBOK 2013 yang berpengaruh terhadap kinerja waktu sehingga dapat memberikan gambaran sebab dan akibat serta kuantifikasi efek potensial dari faktor risiko dominan untuk dapat dikembangkan suatu sistem perencanaan proyek sebagai strategi baru dalam meningkatkan kualitas perencanaan yang berdampak terhadap kinerja waktu.

Poor project planning will lead to delays in implementation time. Delay a project can be attributed to several factors, such as errors in project planning design, delays in the procurement of materials and equipment to change the scope of work requested by the user. This study was conducted to analyze the risks in the project planning process based on PMBOK 2013 that affect the performance of time so as to give an idea of cause and effect as well as the quantification of the potential effects of the dominant risk factors in order to develop a system of project planning as a new strategy to improve the quality of planning affect the performance time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T49720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library