Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jefry Maulidani
"ABSTRAK
Sepeda motor merupakan salah satu moda transportasi utama bagi masyarakat
Indonesia. Selain karena harganya yang relatif terjangkau, juga mempunyai keunggulan
biaya perawatan dan operasional yang murah serta sangat efektif digunakan di kola-kota
besar yang sering mengalami kemacetan.
Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, hampir
menghancurkan seluruh sektor usaha yang ada di Indonesia tidak terkecuali industri sepeda
motor. Permintaan akan sepeda motor selama masa krisis terutarna pada tahun 1998 merosot
sangat tajam, sehingga hanya mencapai 430 ribu unit. Kondisi ini memaksa industri yang ada
melakukan kegiatan pengurangan kegiatan produksi secara besar-besaran dan berdampak
pada pemutusan hubungan tenaga kerja secara masal pula.
Padahal sebelum terjadinya krisis ekonomi industri sepeda motor merupakan industri
yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1997 permintaannya telah
mencapat 1.8 juta unit. Tingkat pendalaman industri ini juga cukup tinggi yaitu kandungan
lokal yang telah mencapai 80%. Pada tabun 1999 permintaannya terlihat mulal meningkat
dan tahun ini diharapkan mengalami pertumbuhan yang lebih besar lagi.
Dengan dibukanya keran impor oieh pemerintah untuk industri sepeda motor maka
semakin deras bermunculan merek-merek sepeda motor selain buatan Jepang terutama dari
Cina. Sudah Beberapa bulan ini, sepeda motor asal Cina menyerbu Indonesia. Ada sekitar 40
merek motor Cina akan menyesaki jalan-jalan raya. Dengan nama mirip dan harga miring
para importir motor Cina berbarap bisa merebut pasar. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui atnbut yang paling penting bagi konsumen dalam membeli
sepeda motor serta mengetahui bagaimana persepsi konsumen mengenai hubungan antara
kualitas dan harga pada kasus industri sepeda motor terutama di Jakarta.
Penelitian dilakukan dengan Riset deskriptif dengan metode Sample Survey dengan
jumlah sampel yang diperoleh adalah 100 responden. Target populasi yang dituju adalah
pengguna sepeda motor yang bertempat tinggal di Jakarta. Dan data yang telah dikumpulkan
dilakukan analisa deskriptif berupa frekuensi, mean dan tabulasi data, analisa asosiatif (chi
square dan korelasi) dan analisa inferential seperti Anova.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa secara umum ada tiga variabel
utama yang paling berpengaruh terhadap konsumen pada saat memilih merek sepeda motor
yang akan dibelìnya Ketiga variabel utama tersebut yang mempengaruhi perceived value
adalah persepsi harga, persepsi kualitas dan faktor atau atribut eksternal.
Berdasarkan stimulus beberapa macam harga yang diberikan maka didapat kesimpulan
persepsi harga yang dianggap paling pas menurut konsumen yaitu pada kisaran antara Rp 5
juta sampai Rp 7 juta. Harga ini tidak dianggap terlalu murah sehingga diragukan
kuaíitasnya, tetapi juga tidak dianggap terlalu mahal sehingga tidak terfikirkan untuk
membelinya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi konsumen mengenai kualitas sepeda
motor buatan China atau Jepang tidak dipengaruhi oieh harganya. Bisa saja sepeda motor
Cina yang dipersepsikan harganya murah tidak dipersepsikan mempunyai kualitas jelek dan
begitu pula sebaliknya untuk sepeda motor Jepang.
Variabel kualitas sepeda motor menurut konsumen dapat diuraikan menjadi 6 atribut
yaitu Keawetan mesin, ketangguhan mesin, ketersediaan suku cadang, kecanggihan teknologi
mesm, pengalaman dan layanan bengkel dan model.
Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap keinginan untuk membeli sepeda motor adalah
faktor eksternal. Faktor ini juga dapat diuraikan menjadi atribut-atribut pengalaman pribadi
konsumen, harga jual kembali, rnerek motor itu sendiri, informasi dan bengkel, informasi
dan teman, informasi dari media massa, negara asal sepeda motor, pengaruh iklan dan show
room.
Atribut fakior eksternal ini selain berpengaruh terhadap perceived value dan willingness
to buy. juga berpengaruh terhadap persepsi harga dan persepsi kualitas. Jadi faktor eksternal
ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen mengenai harga dan kualitas suatu
merek sepeda motor.
Hampir seluruh responden masih memilih untuk memiliki atau membeli sepeda motor
buatan Jepang. Alasan mereka memilih sepeda motor buatan Jepang sebagian besar karena
alasan kualitasnya bagus, teknologinya canggih dan mereknya sudah terkenal. Sedangkan
responden yang memilib sepeda motor buatan Cina adalah mayontas karena harganya yang
murah dan ada juga yang mempunyai alasan karena kualitasnya cukup bagus dan pengaruh
iklannya yang menarík.
Disarankan bagi produsen sepeda motor Cina dalam mempenetrasi pasar dengan
memperkuat positioning harga murah, dengan harga sepeda motor pada kisaran Rp 5 ?7 juta
dan mempenetrasí terlebih dulu dari pinggiran kota dan kota-kota kecil.
Untuk produsen sepeda motor Jepang dalam mempertahankan market share.
sebaiknya mengeluarkan dua produk yaitu produk lama yang premium dan fighting brand.
Untuk fighting brand harganya barus dapat bersaing dengan sepeda motor Cina dan
mcnggunakan brand baru agar tidak tenjadi kanibalisasi market share.
"
2001
T4379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmie Kasmy
"ABSTRAK
Dalam persaingan merek, merupakan tantangan bagi pemasar untuk meningkatkan
ekuitas mereknya karena ekuitas merek yang tinggi bisa menciptakan keuntungan yang tinggi
pula bagi manufaktur komputer Ekuitas merek yang tinggi akan menciptakan loyalitas dan
memberikan peluang bagi perusahaan untuk menawarkan produk dengan harga yang sesuai
dengan perceived quality dari konsumen.
Pada beberapa jurnal pemasaran khususnya mengenai co-branding ditemukan hahwa
Co-branding memberikan kesan tertentu terhadap kualitas suatu produk yang dipasarkan
sebagai contoh: Ssangyong dengan Mercedes-Benz, CitiBank dengan Visa atau Master Card,
diet Coke dengan Nutrasweet. Patria dengan Komatsu. Kesan tersebut tercakup didalamnya
kualitas dan harga produk yang dipasarkan. Sehingga tiga tujuan utama di dalam penelitian ini
yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh co-branding terhadap kesan kualitas
produk komputer dan sejauh mana kesan kualitas itu berubah setelah dilakukan co-branding
dengan suatu processor, mengetahui perubahan harga dan sebelum dilakukan co-branding dan
setelah dilakukan co-branding untuk kategori produk komputer, mengetahui pengaruh Co-
branding komputer dengan prosessor terhadap dasar pertimbangan konsumen didalam
pembelian.
Bentuk penelitian yang dilakukan adalah dengan descriptive analysis. Survei dilakukan
di wilayah DKI Jakarta dengan jumlah responden 200 orang. Data primer diperoleh melalui
metode sample survey dengan instrumen utama kuesioner. Variabel utama yang diukur
didalam penelitian ini terdiri dari perceived quality, perceived price, serta variabel pendukung
Iainnya (product attribute, brand awareness, advertising awareness, buying behaviour,
product usage). Responden dalam penelitian ini mengisi sendiri kuesioner (self-administered
survey) yang diberikan kepadanya dengan cara drop-off Khusus untuk variabel brand
awareness dan brand association dilakukan dengan teknik in-depth interview.
Kuesioner yang digunakan berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi terhadap
kualitas dan harga produk komputer dan prosessor. Ada tiga merek yang di analisis untuk
kedua produk, masing-masing mewakili brand power: strong, moderate, dan weak. Untuk
produk prosessor digunakan merek Intel Pentium, AMD Athion. dan VIA Cyrix. Sedangkan
untuk produk komputer digunakan merek Compaq, Zyrex, dan Extron. Untuk mengukur
perceived qualiiv digunakan 6 points liken scale, dimana 1 berarti kualitas sangat rendah dan
6 berarti kualitas sangat tinggì. Untuk variabel perceived price ditanyakan kepada responden
persepsinya terhadap harga apakah lebib tinggi, Iebih rendah, atau sama saja (kira-kira berapa
persen), apabila diberikan sebuah zero origin dengan patokan 100%. Sedangkan dalam
meneliti variabel product attribut digunakan 6 points liken scale untuk tingkat kepentingan
atribut dan ordinal scale untuk prioritas kepentingan atribut.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka pada para responden ditanyakan
persepsinya terhadap kualitas dan harga sebelum dan sesudah co-branding. Hasil yang
diperoleh untuk kondisi perceived quality dan price adalah: pertama, bagi host brand terlihat
bahwa secara keseluruhan persepsi kualitas akan meningkat apabila beraliansi dengan
ingredient brand yang Iebih kuat danpada dengan ingredient brand yang lebih lemah. Kedua,
secara keseluruhan persepsi terhadap harga akan cenderung meningkat apabila beraliansi
dengan ingredient brand yang Iebih kuat daripada ingredient brand yang lebih lemah.
Untuk mengukur tingkat signifikansi perubahan pada perceived quality dan price
dilakukan uji paired sample t-test. Dan uji yang dilakukan diperoleh hasil bahwa: pertama,
persepsi kualitas konsumen terhadap merek komputer secara signifikan dipengaruhi oleh
semua merck co-brand prosessor kecuali co-branding antara merek Intel Pentium dengan
Compaq dimana kedua merek merupakan brand yang sama-sama kuat. Kedua, untuk host
brand Compaq, Zyrex, dan Cyrix, perceived price akan menìngkat secara signifikan apabila
melakukan co-branding dengan ingredient brand yang kuat seperti Intel Pentium. Sebaiknya,
perceived price akan menurun secara signifikan apabila dilakukan co-branding dengan
ingredient brand yang lemah seperti VIA Cyrix. Sedangkan apabila host brand melakukan co-
branding dengan ingredient brand yang kuat secara moderat, maka terdapat kecenderungan
bahwa perceived price akan meningkat atau menurun secara tidak signifikan.
Dari analisis terhadap atribut fisik maupun non fisik, diperoleh kesimpulan bahwa
prosessor merupakan atribut penting dan diprioritaskan di dalam proses pertimbangan
konsumen dalam melakukan pembelian komputer. Sehingga dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa co-branding manufaktur komputer dengan processor sebagai secondary
association merupakan Iangkah yang tepat. Uji anova yang dilakukan terhadap tingkat
kepentingan dan prioritas atribut, membuktikan bahwa kecepatan dan merek prosessor tidak
secara signifikan dipersepsikan berbeda dalam proses pembelian PC baik bagi owner maupun
non owner.
Dari hasil penelitian yang didapat, maka beberapa hal yang dapat disarankan. Pertama,
bagi manufaktur komputer secara umum, co-branding meniiliki pengaruh yang signifikan
untuk mempengaruhi perceived quality dan price terhadap produk komputer sehngga
merupakan langkah yang potensial untuk melakukan aliansi dengan prosessor untuk
menerapkan pemasaran bersama dengan co-branding atau lebih spesifik dengan ingredient
branding. Namun perlu diingat, persepsi kualitas dan harga akan cenderung meningkat secara
signifikan apabila metakukan co-branding dengan merek prosessor yang lebih kuat daripada.
host brand.
Kedua, bagi merek-merek komputer yang diteliti, untuk merek Zyrex dan Extron co-
branding seharusnya dilakukan dengan merek prosessor yang kuat seperti Intel Pentium agar
peningkatan terhadap perceived quality dan price dapat Iebih signifikan. Bagi Compaq yang
cenderung memiliki brand power yang sama dengan merek kuat seperti Pentium, ada baiknya
untuk mempertimbangkan untuk melakukan alternatif co-branding dengan merek produk
komplementer seperti Windows atau melalui peningkatan terhadap value to the customers
dengan mengeksploitasi atribut-atribut produk lainnya yang penting bagi konsumen seperti
garansi dan afler sales service. Hal ini disebabkan karena peningkatan terhadap perceived
quality cenderung tidak bertambah secara signifikan apabila Compaq melakukan co-branding
dengan intel Pentium.
Ketiga, bagi para akedemisi, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menguatkan
kesimpulan bahwa co-branding dapat secara signifikan meningkatkan perceived quality dan
price bagi host brand apabila dilakukan dengan ingredient brand dengan kekuatan merck
( brand power) tertentu.
"
2002
T3574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S8620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S9083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Pandhega
"Meskipun terdapat ketertarikan yang besar pada sifat dan peran pemasaran yang menggunakan persepsi jasa (Vargo dan Lusch, 2004), saat ini penelitian terkait merek jasa masih sangat terbatas. Menurut Berry (2000), penelitian mengenai ini masih terbatas pada penelitian kualitatif, bukan kuantitatif. Berdasarkan penelitian terdahulu, riset ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan ini dengan menguji pengaruh persepsi konsumen pada merek jasa terhadap nilai dan loyalitas konsumen. Penelitian mengadopsi penelitian Brodie et al (2010) dengan model yang melibatkan variabel brand image, dan tiga variabel tambahan yang merefleksikan perspektif jasa yang lebih luas, yakni company image, employee trust, dan company trust. Dengan mengambil studi kasus low cost airlines di Indonesia dengan 222 responden, data hasil penelitian diolah menggunakan Structure Equation Modelling. Hasil penelitian menyatakan bahwa brand image merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai dan loyalitas konsumen.
......Despite considerable interest in the nature and role of marketing using a service perspective (Vargo and Lusch, 2004), nowadays there is limited research about service branding. Based on Berry (2000), current research still tends to be qualitative rather than quantitative. This research aims to close this gap by testing the influence of customer perspective to service brand in customer value?loyalty process. Adopted from Brodie et al (2008), the model includes the traditional influence of brand image plus three additional influences that more fully reflect the broader service perspective (company image, employee trust, and company trust). With sample of 222 airline customers, the analysis shows there is a direct influence of brand image on customers' perceptions of value and customer loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Noor
"Di era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan antar produk semakin kompetitif. Banyaknya merek baru yang bermunculan menjadikan konsumen mempunyai lebih banyak pilihan. Namun, jika persaingan yang terjadi sebelumnya adalah pertempuran antar produk, maka saat ini kecenderungan tersebut telah bergeser ke arah pertempuran persepsi. Beberapa produk dengan kualitas yang relatif sama dapat memiliki persepsi yang berbeda di mata konsumen. Jika suatu merek ingin dipersepsikan secara positif oleh konsumen, maka suatu perusahaan perlu membangun identitas merek yang kuat menancap di benak konsumen. Salah satu caranya adalah melalui tagline.Tagline diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap kekuatan suatu merek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap tagline restoran D’Cost Seafood. Hasil penelitian ini menunjukkan persepsi konsumen terhadap tagline D’Cost Seafood adalah baik.
......
In today's era of globalization, the competition among the competitive products. The number of new and emerging brands make consumers have more choices. However, if the competition has gone before is a battle between products, it is now the trend has shifted towards the battle of perception. Some products with relatively equal quality can have a different perception in the eyes of consumers. If a brand wants to be perceived positively by consumers, the company needs to build a brand identity that is rooted in the minds of consumers. One way is through tagline. Tagline expected to contribute to the strength of a brand. This study aims to determine how consumers' perceptions tagline D'Cost Seafood restaurant. Results of this study show that consumer perceptions of the tagline D'Cost Seafood is good."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Ardelia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi antara konsumen pria dan wanita yang berbelanja di ritel modern, yakni hipermarket, terkait karakteristik toko yang penting bagi mereka ketika memilih tempat berbelanja keperluan rumah tangga atau kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang dilakukan pada satu kali periode pengambilan data (single cross sectional).
Peneliti menggunakan metode non-probability sampling, yakni jenis purposive sampling, dalam mengumpulkan 163 responden, baik yang sedang berbelanja atau pernah berbelanja di Hypermart Depok Town Square. Total responden ini terbagi dengan proporsi yang sama rata, yakni 82 pria, dan 82 wanita. Dalam melakukan pengolahan data, peneliti menggunakan uji beda t-test (2-tailed) dengan dibantu software IBM SPSS Statistic 20.
Hasil penelitian ini menjawab dua dari sepuluh rumusan masalah yang peneliti ajukan, yakni terdapat perbedaan persepsi antara pria dan wanita terkait promotion and specials, dan availabity of advertised products. Untuk variabel karakteristik toko lainnya, pria dan wanita menunjukkan tingkat kepentingan yang tidak berbeda.
......The purpose of this research is to investigate the differences in male and female consumer relating to their perceived importance level of store characteristics, which influences them in selecting the store for grocery shopping. This research would also like to prove that the level of importance male respondents has over store characteristics are lower than female respondents.
This research uses single-cross-sectional descriptive approach as the research design, and uses purposive sampling method for sample collection. Total 163 respondents are deliberately divided into two categories, male consumers counted for 82 respondents, and the rests 81 are female. This research use t-test (2-tailed). In doing so, researcher utilized software IBM SPSS Statistic 20.
The results indicate only two from ten proposed research-problems have been successfully proven, which are related to promotion and specials, and availabity of advertised products. For the other store characteristic variables, male and female consumers show no differences relating to their perceived important level."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Gayatri
"ABSTRAK
Semakin membaiknya kondisi perekonoman paska krisis moneter 1997, besarnya
prediksi pertumbuhan penumpang, dan keluarnya deregulasi mengenai kemudahan syarat
pendirian usaha menberi dampak pada bermunculankembalinya maskapai-maskapai
penerbangan lokal (rute domestik) yang semakin meramaikan dirgantara Indonesia dan sering
disebut-sebut sebagai ?Euphoria kedua? setelah tahun 1968.
Nama-nama maskapai penerbangan baru tersebut antara lain: ?Pelita Air Service, Lion
Mentari Airlines, Bayu Indonesian Air, Air Wagon Inlernasional, Airmark Indonesia Aviation,
dan Jatayu Gelang Samudra; Empat maskapai lain masih didalam proses perkenalan dan empat
maskapai penerbangan lainnya masih dalam proses perijinan.
Ketatnya persaingan di industri penerbangan Nusantara telah mengakibatkan sulitnya
mendiferensiasikan produk, sehingga untuk bisa dìpilih, peran merek kemudïan menjadi
dominan, artinya jika sebagian besar calon pengguna jasa penerbangan mengingat merek Merpati
sebagai nama yang pertama kali terlintas (top of mind) maka besar kemungkinan dengan
dukungan asosiasi dan perceived quality yang positif, maka Merpati akan menjadi pilihan mereka
dalam transportasi udara. Hal-hal yang masuk dalam kategori ?Brand Equity/ekuitas merek?
menurut Aaker tersebut (awareness, association, perceived quality, loyally & other propretary
assets) perlu diketahui nilainya sehingga pihak manajemen perusahaan yang besangkutan dapat
meniperoleh gambaran untuk mengambil langkah kedepan guna mengatasì atau mengantisipasi
posisi.
Ada banyak cara mengukur dan menganalisa ekuitas merek, salah satunya adalah bentuk
analisa berdasarkan persepsi customer, yang dapat diterapkan pada perusahaan penyedia jasa
seperti Merpati. Walaupun tidak diperoleh suatu angka/nilai ekuitas merek seperti jika dilakukan
perhitungan matematis berdasarkan Iaporan keuangan atau nilai saham, namun paling tidak hasil
penelitian ini dapat memberikan masukan posisi ekuitas merek dan Merpati dimata customernya
relatif terhadap pesaingnya.
Penelitian dilakukan dengan melibatkan 100 responden user/non user Merpati yang
masing-masing diberikan pertanyaan dalam bentuk kelompok utama ekuitas merek (berdasarkan
Aaker), yaitu: Brand Awareness/kesadaran akan merek, Brand Associalion/asosiasi apa yang
melekat pada Merpati, Perceived Quality/persepsi mengenai kualitas. diukur dengan menanyakan
tingkat kepentingan (importance) dan kinerja (peijormance) dari Merpati, serta Brand Loyalty/pengkajian tingkat loyalitas customer Merpati.
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan;
Pertama bahwa walaupun tingkat awareness tethadap Merpati tidaklah buruk, namun Merpati
hanya menduduki urutan kedua setelah Garuda yang menempati top of mind target customernya..
Hal ini disebabkan karena alasan historis, disamping memang Garuda lebib baik kualitasnya
dibanding Merpati sesuai dengan persepsi responden dan juga alasan gencarnya promosi dan
Garuda yang mengangkat slogan?Kini Lebih Baik?, sementaia Merpati dirasa masih kurang
?greget: promosìnya kepada target customer. Mandala dan Bouraq memiliki brand awareness
dari responden yang juga cukup baik, sebingga dapat dijadikan patokan untuk mulai
memperlakukan mereka sebagai pesaing bukan lagi pengikut (follower).
Kedua, Dari 19 (sembilan belas) asosiasi yang dikaitkan dengan Merpati, hanya 5 (lima) asosiasi
yang temyata berkaitan erat dengan Merpati, yaitu: ?harga tiket murah?, ?milik BUMN?,
?jaringan domestik yang luas?, serta ?mencakup seluruh nusantara?. Lima sub brand Merpati
yang diharapkan berasosiasi kuat justu tidak ada yang masuk kedalam bagan asosiasi tersebut.
Namun demikian pada pertanyaan mengenai perusahaan diperoleh beberapa pernyataan yang
potensial untuk kembali ditanyakan melalui penelitian lebih lanjut apakah itu berkaitan dengan
Merpati, antara lain: Ukuran perusahaan, kepedulian kepada customer, popularitas, profesional
dan lain-lain.
Ketiga, Dari analisa Perceiveq QuaIity, atribut layanan yang paling perlu mendapat perhatian
karena posisinya dalam matrik performance-importance ada pada kuadran IV (Importance tinggi
sementara performance rendah) adalah: kecepatan pengantaran bagasi ke ban berjalan, kecepatan
dan ketepatan konekdi ke penerbangan selanjutnya, penanganan komplain bagasi, On Time
Performance secta staff bandara yang tanggap. Sedangkan berdasarkan analisa regresi antara
kepuasan dengan masing-masing atribut pada titik pelayanan menunjukan hasil sebagal berikut:
pada pre-flight secara keselurulian dengan signifikan berturut-turut dan yang pengaruhnya
terbesar ke yang terkecil adalah: Kemudahan booking tiket, keramahan petugas bagian reservasi
bandara, Jumlah frekwensi penerbangan, dan ketanggapan karyawan bandara. Pada In-flight
berturut-turut adalah tersedianya sarana hiburan, Ketanggapan awak kabin , Jarak yang lebar
antara kursi penumpang Pramugari/a cekatan, On time performance. Dan untuk post-flight atribut
yang berpengaruh adalah: Penanganan keluhan/komplain, Ketepatan koneksi untuk penerbangan
lanjutan, Kecepatan pengantaran bagasi ke ban berjalan, penerimaan bagasi Iengkap. Setelah
dilakukan pemisahan bagi pengguna dan non pengguna Merpati, hasilnya tidak begitu jauh
berbeda kecuali pada pre-flight. Titik pelayanan post-flight adalah titik yang nilal
Performancenya paling tinggi dibanding titik lain, dan jika dikelompokkan berdasarkan dimensi,
atribut-atrobut yang hampir seluruhnya sama dengan titik post flIght tersebut masuk kedalam
dimensi layanan reliability/ keterandalan. Kedua hasil menunjukkan intepretasi yang relatif sama
dengan analisa matriks performance importance.
Keempat atau bagian terakhir dari analisa Ekuitas merck adalah ?loyalitas merek?, terbagi
didalam lima kategori. Pada tingkatan pertama, yaitu switcher/customer yang suka berpindah
karena harga, terdapat sejumlah 27%customer yang rata-rata berpindah jika ditawarkan kurang
lebih 23% potongan harga oleh maskapai lain Tingkat kedua, habitual menjaring sejumlah
48,64% dari customer dengan makna ganda apakah mereka menggunakan Merpati karena
memang kebiasaan (baik) atau keterpaksaan (buruk). Selanjutnya 24% merasa puas
menggunakan Merpati, namun pada matriks perpindahan terlihat cukup jelas sebesar 46% dan
customer Merpati yang tidak loyal menggunakan Merpati. Angka ini cukup besar untuk sebuah
perusahaan, terutama yang bergerak dibidang jasa, sebab jika dihitung dari jumlah penumpang,
nilai teisebut cukup besar. Dalam jangka panjang akan mungkin terjadi pengikisan pasar
Merpati, sebab walaupun masih terdapat 31% customer yang merasa puas akan layanan Merpati,
namun hanya sebesar 7% yang commited/berkomitmen untuk terus menggunakan jasa
penerbangan Merpati bagi perjalanan domestik mereka.
Dari keseluruhan analisa dapat disimpulkan bahwa Merpalti perlu berbenah diri untuk
meningkatkan citranya dimata pelanggan, sebab bukan tidak mungkin kondisi persaingan akan
semakin menajam, bukan surut seperti yang diprediksikan sebelumnya oleh manajemen Merpati,
antisipasi dini dan tindakan preventif perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi. Ekuitas merek merpati dapat dikatakan masih dibawah Garuda berdasarkan
persepsi target customernya, padahal masih berasai dari satu negara dan dìbawah naungan
kementrian yang sama, maka bagaimana kondisj jika pesaing asing bebas masuk dan beroperasi
di wilayah Indonesia.
Beberapa saran/masukan untuk merpati adalah: Meningkatkan program promosi
Perusahaan untuk menggalang kesadaran customer target lebih besar, Mengembangkan asosiasi
yang berkaitan dengan Merpati agar tercipta satu image perusahaan yang baik; menanamkan
filosofi ?total customer services? pada setiap lini organisasi sehingga peningkatan perceived
quality konsumen bisa meningkat, dan akan berdampak pada loyalitas customer terhadap
Merpati Asosiasi yang berkait cukup kuat dapat dijadikan sebagai point of dfference antara
Merpati dengan pesaingnya. Dan sebagai Iangkah awal perbaikan, berbagai atribut yang penting
untuk diperhalikan sebaiknya segera dijalankan untuk memperbaiki dan memenuhi keinginan
customer yang merupakan aset terbesar sumber penghasilan dan sebuah perusahaan layananhjasa
seperti Merpati.
"
2002
T2016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>