Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137 dokumen yang sesuai dengan query
cover
A.M.Karmelia Sriyani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Agung Satyawan
"Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia dalam dekade belakangan ini melaju pesat. Keadaan ini tidak diikuti oleh kemampuan kota untuk mengakomodasikan pertumbuhan penduduk. Manifestasi yang segera tampak dari situasi ini adalah bertambahnya para pekerja yang bekerja di sektor informal. Penanganan pemerintah terhadap sektor ini ternyata bersifat mendua. Di satu pihat pemerintah memuji kreativitas para pekerja sektor informal, tetapi di lain pihak, kurang melindungi keberadaan sektor ini dengan membatasi ruang geraknya. Situasi semacam ini akan segara menimbulkan asumsi bahwa para pekerja sektor informal memendam potensi untuk mengadakan gerakan politik radikal. Namun kenyataanya, gerakan politik radikal ini jarang terjadi.
Penelitian ini hendak mencari jawab mengapa gerakan politik radikal jarang dilakukan oleh para pekerja sektor informal meskipun pada kenyataannya mereka ini menghadapi pembatasan ruang gerak dalam melakukan pekerjaannya. Jawaban pertanyaan itu dapat ditinjau dari orientasi politik para pekerja sektor informal. Orientasi politik dalam pengertian ini adalah struktur mental seseorang yang berupa kesiapan untuk memberi respon terhadap obyek-obyek politik. Orientasi politik ini dapat dipilah menjadi tiga komponen yaitu kognitif yang berisi kepercayaan, afektif berisi perasaan dan evaluatif yang berisi penilaian terhadap obyek-obyek di dalam sistem politik. Masing-masing komponen tersebut berisi tiga sifat yaitu konformis, apatis, dan skeptis. Sifat konformis mempunyai makna adanya tanggapan yang sesuai dengan sistem politik yang berlaku. Sifat apatis menunjukkan tidak ada tanggapan terhadap sistem politik dan sikap skeptis mempunyai arti bahwa tanggapan tersebut terdapat ketidaksesuaian terhadap sistem politik.
Ada dua hipotesa yang diajukan dalam konteks penelitian ini. Pertama semakin tinggi status sosial ekonomi akan membentuk orientasi politik yang sesuai dengan sistem politik. Yang kedua, peranan agen-agen sosialisasi politik juga akan berpengaruh terhadap kesejajaran orientasi politik dnegan sistem politik.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sangkrah Kotamadya Surakarta. Kota Surakarta dipilih berdasarkan faktor bahwa kota ini secara historis mengandung potensi konflik yang berdimensi sosial, ekonomi dan politik. Kelurahan Sangkrah dipilih karena keluarahan ini merupakan kelurahan terpadat penduduknya dan paling banyak warganya bekerja di sektor informal.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian nesar responden mempunyai orientasi politik konformis yaitu orientasi politik yang sesuai serta , mendukung sistem politik yang berlaku. Atas dasar hal ini, sangat beralasan bahwa para pekerja sektor informal jarang melakukan gerakan politik radikal.
Disamping itu, tiadanya geraka politik radikal juga diakibatkan karena masyarakat yang bekerja di sektor informal bukanlah kelompok yang teroganisir. Hal ini disebabkan sangat beragamnya jenis pekerjaan di sektor informal dan tingginya mobilitas pekerja sektor informal baik ditinjau dari segi pekerjaan maupundari segi tempat berusaha.
Hasil penelitian ini menunjukkan pula bahwa status sosial ekonomi tinggi cenderung mempunyai orientasi politik konformis. Selain itu, campur tangan pemerintah terhadap agen-agen sosialisasi politik dapat membentuk orientasi politik yang bersifat konformis."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Lestari Mikarsa
Jakarta: UI-Press, 2006
PGB 0398
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Dwi Kumalasari
"ABSTRAK
Fokus tesis ini adalah untuk mencoba menelaah dan menguji teori Erving Goffman tentang dramaturgi yang berasal dari buku The Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun 1959. Goffman melihat banyak kesamaan antara pementasan teater dengan berbagai jenis peran yang kita mainkan dalam interaksi dan tindakan seharian. Kehidupan sebenamya adalah laksana panggung sandiwara, dan di sana kita pamerkan serta kita sajikan kehidupan kita, dan memang itulah waktu yang kita miliki. Jadi seperti aktor panggung, aktor sosial membawakan peran, mengasumsikan karakter, dan bermain melalui adegan-adegan ketika terlibat dalam interaksi dengan orang lain.
Penelitian ini dilakukan atas kegelisahan peneliti dan sebagian besar masyarakat Indonesia, selama ini melihat kondisi bangsa yang carut-marut, Pancasila yang menjadi Dasar Negara ini seolah menjadi lumpuh karena rakyatnya semakin lama justru semakin mengkhianati nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Selain itu sosialisasi di dalam P4 hanya merupakan proses satu arah dan P4 hanya produk asal-asalan saja yang hanya untuk menghabiskan anggaran. Ternyata di Indonesia masih ada komunitas dimana orang-orang yang tergabung di dalamnya ingin menegakkan cinta menuju Indonesia mulia._ Komunitas ini berada di Jakarta dan bahasan-bahasan yang dibahas adalah jujur atau verbal. DaIam pelaksanaan acaranya diisi dengan dialog interaktif dan kesenian, jadi ada setting panggung, setting aktor dan setting audiens. Penelitian ini ingin mengungkapkan bagaimana proses sosialisasi nilai yang terdapat di Pancasila dilakukan secara efektif melalui panggung, di komunitas Kenduri Cinta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu sebuah pendekatan yang dirasa relevan untuk meneliti fenomena yang terjadi di masyarakat, yang menempatkan pandangan peneliti terhadap sesuatu yang diteliti secara subyektif dan selalu berusaha memahami pemaknaan individu (subjective meaning) dare subyek yang ditelitinya. Untuk itu dalam pengumpulan datanya digunakan tiga cara yaitu wawancara mendalam (indepth interview), pengamatan (observasi), dan penelusuran data tertulis (dokumenter) dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi yang mendorong orang tertarik dengan Komunitas Kenduri Cinta adalah sangat beraneka ragam, tetapi intinya mereka ingin mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang berguna, baik, bermanfaat, dan punya fungsi sosial yang positif. Pandangan mereka terhadap Komunitas Kenduri Cinta selama ini tidak ada yang jelek (negatif), semuanya diterima dengan sangat baik. "Tanpa ada batas feodalisme tanpa ada batas golongan". "Bahasan-bahasan yang dibahas adalah bahasan-bahasan yang jujur atau verbal". Dan ini sangat sulit ditemukan ditempat dan acara lain. Acara Kenduri Cinta yang dilaksanakan tiap Jumat malam, minggu kedua dalam setiap bulannya berupa dialog interaktif dua arah (ada penceramah atau aktor dan audiens) dan disertai dengan pementasan kesenian (nyanyian, pembacaan puisi, pembacaan cerita, dan lain sebagainya). Dialog interaktif dan kesenian merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah. Konsep atau setingnya berupa panggung yang tidak terlalu tinggi agar lebih humanis, dan audiens berhadapan dengan penceramah (aktor). Kenduri Cinta tidak pernah membuat orang yang datang merasa jenuh. Ini terbukti pada setiap pelaksanaan acara yang dilakukan dari tahun 2000 sampai 2006 ini bisa berlangsung selama 6 (enam) jam. Dan pukul 20.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB.
Proses Transformasi nilai yang tejadi di Komunitas Kenduri Cinta adalah dari media yang mencakup orang-orang (aktor) yang berperan memberikan materi dan alat-alat, memberikan nilai-nilai kepada audiens, dan audiens menerima nilai dan melakukan definisi situasi, kemudian ada hasil dari transmisi nilai itu, jadi dua arah dan tidak ada unsur intervensi kepada audiens untuk menerima nilai yang disosialisasikan. Penghargaan terhadap pluralitas dengan media panggung dan aktor sebagai sarana transmisi nilai, dengan menggunakan konsep setting panggung, setting aktor dan setting audiens. Nilai-nilai yang disosialisasikan pada komunitas Kenduri Cinta semuanya tidak ada yang baru, semuanya adalah yang sudah pernah diomong-omongkan di ilmu pengetahuan atau dipidato-pidato kebudayaan, politik, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya yaitu bagaimana semua manusia dengan golongan, agama, maupun setingnya yang berbeda itu mampu menemukan titik temu yang baik untuk kemanusiaan, kesejahteraan, dan cinta yaitu nilai-nilai; data kasih, kemanusiaan, kemuliaan, kepemimpinan, kejujuran, demokrasi, egaliterianisme, pluralisme, toleransi, nurani, dan lain- lain.
Analogi dramaturgi Goffman yang berasal dari The Presentation of Self in Everyday Life, relevan untuk menganalisa sosialisasi nilai "cinta"yang terjadi di komunitas Kenduri Cinta, teutama dalam hal transmisi nilai dari aktor kepada audiens, dengan media panggung melalui rincian setting panggung, setting aktor dan setting audiens. Karena apa yang ditampilkan (performance) dapat dilihat secara langsung di panggung depan (front stage) dan mempengaruhi individu untuk menyimpulkan (melakukan definisi situasi) dan mengelola kesan (impression management), sehingga nilai-nilai itu dapat diambil untuk diaplikasikan dalam dunia sosial yang lebih luas. Namun demikian, Di sisi lain teori Goffman ternyata kurang fleksibel, karena lebih memperlakukan social establishment sebagai sistem tertutup. Jadi tidak semua konsep Goffman bisa diterapkan di komunitas Kenduri Cinta, karena apabila digunakan maka akan menjebak aktor untuk melakukan penampilan palsu (munafik).
Rekomendasi tesis ini untuk Komunitas Kenduri Cinta, penelitian ini dapat memperbaiki proses transformasi makna untuk menjaga militansi (semangat atau ruh) audiens dan masyarakat secara umum dalam melakukan proses nilai. Bagi audiens, penelitian ini dapat memberikan masukan bagaimana sebenarnya proses definisi situasi yang harus dihadapi dan pengelolaan kesan yang harus dilakukan ketika terjadi transfer nilai, diharapkan audiens juga tahu bahwa media panggung juga efektif untuk terjadinya proses transmisi nilai, bahwa nilai-nilai yang didapatkan di Komunitas Kenduri Cinta dapat bermanfaat bagi kelangsungan interaksi di masyarakat yang lebih luas. Jadi acara seperti Komunitas Kenduri Cinta ini harus bisa menjadi ikon untuk munculnya komunitas-komunitas bermartabat lain, agar bisa terjadi perubahan di Indonesia. Terutama dalam penerapan nilai-nilai Pancasila secara baik dan benar."
2006
T21872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Agustin Adhandani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program workshop seperti apa yang sesuai untuk mensosialisasikan kompetensi inti di PT X dan apakah terdapat peningkatan pengetahuan dan pemahaman karyawan mengenai kompetensi setelah dilakukan intervensi tersebut. penilitian ini pada awalnya dilakukan terhadap 34 orang responden, namun karena kondisi perusahaan yang ada, maka responden yang mengikuti intervensi ini yaitu 10 orang karyawan.
......This study aims to find out what kind of workshop program is suitable for socializing core competencies in PT X and whether there is an increase in knowledge and understanding of employees regarding competency after the intervention. This research was initially carried out on 34 respondents, but because of the condition of the existing company, the respondents who followed this intervention were 10 employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisca Presylia W.
"Pengarusutamaan gender (PUG) saat ini telah menjadi konsep yang banyak diterapkan di berbagai sektor. Pentingnya kesetaraan gender bahkan sudah pada level kebijakan pemerintah dimana dengan dikeluarkannya Inpres no 9 tahun 2000, penerapan PUG menjadi keharusan, salah satunya di Departemen Hukum dan HAM. Sejak tahun 2002 telah diadakan serangkaian kegiatan sosialisasi program PUG ini di lingkungan Departemen Hukum dan HAM untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep dasar gender kepada pegawai Departemen Hukum dan HAM. Tesis ini membahas mengenai efektifitas program sosialisasi PUG di lingkungan Departemen Hukum dan HAM, disamping itu juga berusaha untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas sosialisasi program PUG di lingkungan Departemen Hukum dan HAM.
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan lengkap mengenai objek penelitian dengan mengesampingkan generalisasi. Dalam melakukan pengambilan data, penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi literatur/kepustakaan mengenai pelaksanaan sosialisasi program PUG di Departemen Hukum dan HAM dan literatur pendukung lainnya. Analisis terhadap data lapangan disajikan dalam bentuk analisis data wawancara dan observasi terhadap kegiatan sosialisasi serta peserta sosialisasi setelah mengikuti sosialisasi khsusunya mengenai isu gender.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses sosialisasi program PUG masih menemui berbagai hambatan. Meskipun dengan adanya sosialisasi telah mampu membangun pemahaman yang baik mengenai konsep dasar gender di kalangan peserta namun belum efektif dalam mengubah perilaku peserta dalam isu-isu gender. Menurut peneliti, hal ini disebabkan tidak adanya opinion leaders yang mampu menjadi pemimpin sekaligus suri tauladan yang baik dalam pelaksanaan konsep PUG di kehidupan sehari-hari. Saran yang diberikan oleh peneliti antara lain perlu adanya evaluasi menyeluruh atas kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan, disamping itu perlu dikembangkannya forum informal agar muncul opinion leaders yang mumpuni.
......Gender mainstreaming today is a very well known concept and has been adopted in many sector, including in public sedor. In Indonesia, the gender mainstreaming, since the Inpres no. 9 / 2000 being adopted in many govemmental organization, including the Department of Law and Human Rights. Therefore, since 2002, the Department planned and conduct some socialization program in order to giving some broader knowledge about basic gender concept to their administration. This graduate thesis discusses the effectiveness of the socialization of gender mainstreaming program in the Department of Law and Human Rights. The purpose of this research, is not only to know the effectiveness, but also to identify the fadors that affecting the effectiveness of the socialization.
In conduding research, the researcher applies gualitative approach with descriptive type of research. The method incorporated is case study, which is aimed at obtaining deeper and more complete picture of the object under research putting aside broader generalization. This research used field observation and in-depth inlerview as a data colledion techniques. Data analysis is performed through the field data and the concept of effective Information dissemination by Duggan and Banwell.
The result brings out some conclusions and insights about the program’s socialization process, which is still had problems occurred during the socialization. Although the socialization program took some success in giving a great understanding about the basic concept of gender, but it's still ineffective in terms of changing the gender behavior. According to the researcher 's, its because of the lack of opinion leaders among the employees. Opinion leaders whom can lead and give some great self-example about how the gender concept applied in the daily basis. The researcher's recommendation for the socialization program is try to evaluate the program in order to find gaps and the second recommendation is to create informal forum, so later, from the forum can emerge good opinion leaders about gender concept."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faradhila Saraswati
"Mindful parenting didefinisikan sebagai ketika orangtua memberikan kesadaran penuh dan perhatian penuh dalam interaksi pengasuhan dan dalam melihat pengalaman pengasuhan. Salah satu faktor yang berhubungan dengan mindful parenting adalah sosialisasi emosi. Sosialisasi emosi merupakan mekanisme yang digunakan oleh orangtua untuk mensosialisasikan hal yang berkaitan dengan apa yang orang tua ekspresikan, diskusikan, contohkan (modeling), dan reaksi terhadap emosi anak mereka dalam berbagai bentuk interaksi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini Interpersonal Mindful In Parenting Scale (IMP) dan Coping with Childrens Negative Emotion Scale (CCNES). Pada penelitian ini melibatkan 236 ibu. Berdasarkan hasil analisis korelasional, ditemukan pengaruh yang signifikan antara mindful parenting dan sosilisais emosi, dimana mindful parenting berkorelasi positif dengan reaksi suportif dan berkorelasi negatiF dengan reaksi non suportif.

Mindful parenting is defined as when giving full awareness and full attention in parenting interactions and in seeing parenting experiences. One factor related to mindful parenting is the socialization of emotions. Emotional socialization is a mechanism used by parents to socialize matters relating to what parents express, discuss, model (reaction), and react to their childs emotions in various forms of interaction. Measuring instruments used in this study are Interpersonal Mindful In Parenting Scale (IMP) and Coping with Childrens Negative Emotion Scale (CCNES). In this study involving 236 mothers Based on the results of correlational analysis, found a significant effect between mindful parenting and emotional socialization, where mindful parenting is positively correlated with supportive reactions and negatively correlated with non-supportive reactions"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S6085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daina Rachmi
"ABSTRAK
Telaah mengenai permasalahan ini diilhami oleh pentingnya masalah sosialisasi yang dijalankan oleh orang-tua yaitu sebagai agen sosialisasi. Penelitian ini mencoba untuk dapat membuktikan pengaruh sosialisasi yang dialami pengusaha industri kecil konfeksi. diKelurahan TegaL Parang, daerah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, terhadap perilaku kewiraswastaan. Pengumpulan data mengenai sosialisasi dan perilaku, kewiraswastaan pengusaha, dilakukan dengan melakukan penelitian menggunakan pedoman wawancara beratruktur. Responden untuk penelitian ini berjumlah 64 orang, merupakan total sampling. Kegiatan analisa data, dilakukan melalui data kwantitatif hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa, sosialisasi berpengaruh terhadap perilaku kewiraswastaan. Sosialisasi submissif yang dilakukan oleh orang-tua, telah memberikan kepada anak 'pengalaman', 'pengetahuan' dan'dimensi moral' yang membentuk perilaku kewiraswastaannya lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang mengalami sosialisasi secara dominan. Dalam rangka pembentukan perilaku kewiraswastaan pengusaha yang di teliti, sosialisasi memberikan Pengaruh yang lemah. Perilaku kewiraswastaan pengusaha lebih tinggi pada pengusaha yang berpendidikan SMTP, dibandingkan dengan yang berpendidikan SD. Pentingnya peranan pendidikan formal tagi pembentukan perilaku kewiraswastaan ditunjukan ba~3rnya pengaruh pendidikan formal pengusaha bagi perilaku kewiraswastaan (29%) dibandingkan dengan pengaruh sosialisasi (23%). Dukungan sosialisasi didapat peggusaha pada masa pra-remaja (13%) dan masa remaja (10%), sedangkan sosialisasi remaja akhir tidak memberikan hubungan yang signifikan demikian juga lamanya pengalaman berusaha."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>