Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zuhari
Abstrak :
Rumah sakit merupakan organisasi yang padat modal, padat karya dan padat sumber daya. Bagi rumah sakit yang tidak mempersiapkan diri dengan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang mempunyai pendidikan dan ketrampilan yang optimal akan berpotensi menimbulkan kekecewaan bagi pasien dan keluarganya, dapat juga mengalami tuntutan hukum dan akan mengalami kerugiankerugian finansial lainnya terutama jika bekerja tanpa berpedoman pada standar operasional prosedur yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya dalam menerapkan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, Serta mengetahui keadaan sarana dan prasarana di unit gawat darurat, sumber daya manusia, standar dan kebijakan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Analisis data dilakukan dengan melakukan komparasi dengan standar Departemen Kesehatan nomor 106 tahun 2004, berkaitan dengan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu. Hasil penelitian menunjukkan Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya belum siap dengan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu, dibuktikan dengan ruangan, peralatan medis, ambulan yang tidak sesuai standar serta masih banyak tenaga pelaksana di unit gawat darurat yang belum mengikuti pelatihan PPGD. Setelah dilakukan analisis kesenjangan maka yang menjadi alasan ketidaksiapan adalah lebih kurang sosialisasi sistem penanggulangan gawat darurat terpadu masih rendah, serta terkendala pada anggaran. Dari hasil penelitian disarankan untuk manajemen rumah sakit lebih memperhatikan unit gawat darurat dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dalam hal fasilitas dan peralatan medis, meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan-pelatihan tentang gawat darurat seperti PPGD, BLS dan pelatihan gawat darurat lainnya. Untuk itu diharapkan kepada pihak manajemen di Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya serta kepala Unit Gawat Darurat untuk melakukan sosialisasi Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu kepada seluruh tenaga yang bertugas di unit gawat darurat serta meningkatkan komitmen tenaga di UGD dalam memberikan pelayanan yang bermutu terhadap pasien.
Hospital is capital intense organization,a lots of activities, and resources. For hospital that unprepared self with structure, infrastructure and human resource that have education and optimal skill will generate disappointment for patient and its family and also cause of prosecution and financial losses other especially if work without at standard of procedure operational specified. This Research intent to know the readiness of General Hospital Nagan Raya to applying the Integrated System of Emergency Services in Intensive Care Unit and know structure and infrastructure?s situation in intensive care unit, human resource, standard and policy. Research Method is using qualitative by undertaking deep interview, document study and observation. Data Analysis is conducted by undertaking comparison with standard from Department of Public Health no.106, 2004, relate to system of integrated service emergency serious condition. The Research Result shows General Hospital Nagan Raya not ready yet with the Integrated System of Emergency Services in Intensive Care Unit, proved by the room, medical equipments, inappropriate ambulance standard and many executors in intensive care unit that has not followed training PPGD yet. After conducted difference analysis the reason of unready ness is the system socialization of system integrated emergency serious condition has been low and stuck in budget. From research result suggested for hospital management more concerned about intensive care unit in fulfilling standard that was issued by Department of Public Health in the case of facility and medical equipments, improve knowledge of health worker by give trainings about emergency serious condition like PPGD, BLS and other training of emergency serious condition. Expectation to the chief of management in General hospital Nagan Raya and Intensive care unit head to conduct socialization the Integrated System of Emergency Services in Intensive Care Unit to the whole commissioned worker in intensive care unit and improve worker's commitment in UGD in giving certifiable service against the patient.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41319
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Juana
Abstrak :
Rumah sakit merupakan organisasi yang padat modal, padat karya, padat sumber daya dan sarat akan resiko-resiko. Bagi rumah sakit yang tidak mempersiapkan diri untuk mencegah kejadian-kejadian yang berpotensi teJjadinya resiko medis akan mengalami tuntutan hukum dan mengalami kerugian-kerugian secara finasial. Pengelolaan dan antisipasi resiko medis harus ditunjang oleh pengetahuan, sikap dan hubungan sosial tenaga kesehatan mengenai kesalahan medis untuk menghlndari dampak yang mcrugikan pasien tenaga kesehatan dan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan hubungan sosial tenaga kesehatan terhadap kesalahan medis serta mengetahui keadaan sarana dan prasarana di unit gawat darurat. Penelitian dilakukan di rumah sakit Bhakti Husada dengan 10 informan yang terdiri dari para Kepala Ruang unit gawat darurat, Ketua Tim Perawat unit gawat darurat, dokter pelaksana dan perawat pelaksana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif yang kemudian dilakukan wawancara mendalam, telaah dokumen dan pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan membandingkan basil penelitian dengan teori-teori kepustakaan(Content analysis). Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar informan untuk pengetahuan mengenai defenisi, macam tipe dan proses serta sumber-sumber kesalahan medis medis secara umum pengetahuan tenaga kesehatan telah satu pendapat atau satu persepsi terhadap kesalahan medis. Untuk sikap informan mengenai dampak dan upaya-upaya pencegahan kesalahan medis mempunyai respon yang positip dengan mendukung program keselamatan pasien yang telah dilakukan rumah sakit Bhakti Husada. Hubungan sosial tenaga kesehatan secara umum mereka sudah terbentuk dalam hal komunikasi antar tenaga kesehatan sudah terjalin baik dan berkelanjutan dengan adanya forum diskusi sebagai upaya membentuk kebersarnaan dan satu pendapat dalam melakukan tindakan medis dan menunjukkan adanya hubungan yang timbal balik dengan saling memberi dan mengawasi dalam setiap melaksanakan tugasnya. Dari hasil penelitian ini disaraukan untuk manajemen rumah sakit lebih memperhatikan unit gawat darurat dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dalam dalam hal fasilitas dan peralatan medis, meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan-pelatihan keselamatan pasien secara periodik. Peran kepala ruang unit gawat darurat diharapkan lebih meningkatkan pengawasan pelaksanaan (Standard operating procedure) SOP sebagai upaya mengetahui hal-hal apa saja yang selama ini dilakukannya yang dapat berpotensi menimbulkan kesalahan medis. ......Hospital is an organization with full of complexity of things and high risk. For several hospitals with un-preparation them selves to avoiding some incidents which has potential high risks probably will get law problem and also will get financial losses. Managerial and anticipating of medical risks, must be completed with good attitude, good knowledge, and good social relationship of medical employees to avoiding incident or action which dangerous for patient, medical employees and also for the hospital it self. This research is aimed to understand the knowledge, attitude and social relationship of medical employees. Research done in the hospital Bhakti Husada involving 10 (ten) information sources consist from head of emergency room, team leader of nurse, doctors and nurse implementer. Research method used are both qualitative and quantitative method and later make in-depth interview, filling in questioners and document analysis. Data analysis was performed using comparing results of research to literature theory (Content analysis). It was found of the research that the knowledge of the information about definition, type of medical error and source of medical error were good general. Attitude from information about impact of medical error and prevention of medical error has positive response with supporting patient safety program which has done by the hospital Bhakti Husada. While social relationship of medical employees in general already has good communication and good team work. From this research, it is advisable for the hospital management more pay attention to emergency room to get standard from health of department about facilities and medical equipment, arrange routine schedule training about patient safety and emergency program. Head of emergency room always supervise the implementation of standard operating procedure to avoid and prevent of medical action which can be occurred as medical error.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29174
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erwan Jus
Abstrak :
Lama waktu di UGD adalah urutan utama dari kecepatan pelayanan UGD dan merupakan petanda dari sasaran mutu. Penelitian tentang waktu untuk menilai proses pelayanan UGD dapat membantu menjelaskan sebab lamanya waktu pelayanan UGD. Tujuan dari penelitlan ini adalah untuk menganallsis faktor-faktor yang mempengruuhi waktu peJayanan pasien UGD RS Ptuit. Metoda: Dengan penelitian survei, yang mengambil tempat di UGD RS Plult, peneliti mengobservasi 171 pasien yang dltangani selama 3 minggu berturut-turut pada periode Maret 2008, Data penting yang dicatat, meliputi karakteristik pasien, durasi pelayanan perawat, durasi pelayanan dokter dan durasi total layanan pasien UGD RS Pluit. Dilakukan uji Anova dan t test untuk menentukan fuktor-faktor yang rnempengaruhi durasi pelayanan pasien pada nilai a=O,1. Hasil: Pasien berusia tua, pasien status Gawt dokter, pelatihan EKG dokter, pelatihan ACLS perawat berhubungan dengan durasi total layanan pasien UGD RS Pluit. Kesimpulan. Kategori pasien dan karakteristik dokter dan perawat adalah variabel independen penting yang secara signifikan mempengaruhi durasi. ......Length of stay (LOS) is a key measure of emergency department (ED) throughput and a marker of quality objective. Time study that assess ED services will help to clarify the causes of prolonged ED service to patients, The objectives of this study were to analyze factors influencing. Methods: In this survey study, conducted at Emergency Department of Pluit hospital investigators observed 171 patients treated during a continuous 3-weeks period in March 2008. Key data were recorded, including patients characteristics, nurses service time doctors service time, and overalJ ED LOS, Anova test and t test were performed to determine which factors were associated with Emergency Department LOS to patients on a=O,1. Results: Elderly patients, patients in emergency status, patients with doctors better, doctors ECG training and nurse's ACLS training were significant associated with ED's service duration.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emirianti
Abstrak :
Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu dipersimpangan perbatasan Jakarta, Bogor, Tangerang dan Depok dengan jumlah kunjungan pasien unit gawat darurat dan poli umum dari tahun ke tahun meningkat. Untuk mengetahui kualitas pelayanan unit gawat darurat maka perIu dilakukan survei analis mutu pelayanan kesehatan unit gawat darurat rumah sakit. Hal ini disebabkan karena masih bergabungnya unit gawat darurat dan poli umum. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dan penelitian kuantitatif. Metode survei bertujuan untuk mengetahui faktor internal (kuantitas SDM, kompetensi SDM. kelengkapan sarana dan prasarana, keterSediaan sarana dan prasarana, kematian di UGD, rata-rata pasien UGD perhari, rata-rata pasien UGD yang dirujuk keluar perhari) yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan UGD RS Bhineka Bakti Husada. Sedangkan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor eksternal (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) dengan mutu pelayanan kesehatan UGD Rumah Sakit Bakti Husada. Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh pasien unit gawat darurat dan wawancara mendalam kepada informan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Tangerang. Data primer berupa kuesioner berasal dari 150 pasien unit gawat darurat, dan di analisa menggunakan univariat, bivariat, dan diagram kartesius. Untuk analisis bivariat digunakan uji chi square parametrik. Dilakukan pada bulan April dan Mei 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Jumlah SDM yang tersedia di UGD R8 BBH sudah memenuhi standar, kompetensi SDM yang tersedia di UGD RS BBH sudah memiliki sertifikat UGD (ACLS, EKG dan PPGD). Ketersediaan sarana dan prasarana masih belum memadai dimana unit radiologi belum beroperasi selama 24 jam, kapasitas tempat tidur rnasih belum memenuhi standar nasional yaitu 12 tempat tidur, jumlah kunjungan pasien UGD mengalami peningkatan selama 4 tahun terakhir. Jumlah pasien UGD yang dirujuk ke tempat lain mengalami peningkatan khususnya pada bulan Desember 2007, angka kematian pasien di UGD tergolong tinggi, ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kepuasan pasien, tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin kepuasan pasien tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien. Variabel yang menurut pasien paling memberikan rasa puas dalam pelayanan yaitu dimensi kehandalan (penguasaan keterampilan dokter pada tugasnya) pasien menyatakan puas sebesar 97.3 %, kurang puas sebesar 2,7%, dirnensi ketanggapan (kernampuan dokter daIam berkomunikasi dengan pasien) yang menyatakan puas sebesar 90,0 %, kurang puas 10,0 %, dimensi kehandalan (kesediaan dokter ketika dibutuhkan) yang menyatakan puas sebesar 86,7 %, kurang puas sebesar 13,3 %, dimensi jaminan (perhatian dan keramahan dokter kepada pasien) yang menyatakan puas 84,7%, kurang puas 15,3 %, dimensi empati (kemampuan petugas UGD dalam mengatasi masalah tanpa membedakan pasien) yang menyatakan puas 78,7 %, kurang puas 21,3 %. Pada diagram kartesius yang termasuk di dalam kuadran 1 artinya variabel yang memiliki performance di bawah rata-rata tetapi tingkat kepentingannya cukup tinggi. Variabel yang masuk dalam kuadran 1 yaitu kemampuan petugas melayani pasien, kecepatan petugas dalam menangani pasien, pendaftaran dilaksanakan dengnn cepat, perhatian dan keramahan dokter kepada pasien. Disarankan kepada rumah sakit terutama manajemen untuk memperbaiki faktor-faktor yang berada pada kuadran 1. Selain itu mutu pelayanan unit gawat darurat RS Bhineka Bakti Husada perlu diperbaiki dengan cara melihat berbagai aspek, seperti ketersediaan sarana dan prasarana antara lain seperti pemisahan UGD dengan poli umum. unit radiologi agar beroperasi selama 24 jam, penambahan kapasitas tempat tidur minima! menjadi yaitu 12 tempat tidur sehingga rnemenuhi standar nasional. ......Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada is a hospital which has strategic location enough that is around Jakarta, Bogor, Tangerang and Depok which has significant of member patient of emergency department and general poly each year. In order to determine the quality of service of this hospital, survey of health service quality of emergency department needs to be applied to this hospital. It is because still united between emergency department and general poly The research divided into two group, there are survey method and quantitative research. The aim of survey method is to known internal factor (human resOurces quantity, human resources competence, completion tool and infrastructure, availability of tool and infrastructure, death at emergency department, amount average emergency department patient each day,amount average patient emergency department that referred out each day) which has influenced health service quality of emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital. While the aim of quantitative research is to known relationship between external factor (sex, education, job) with health service quality of emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital. The research used two kinds Qf data, there are primary data and secondary data. Primary data which collected from kuesioner that loaded by emergency department patient and interview deepens to informant. While secondary data is collected from Bhineka Bakti Husada Hospital in Tangerang. Primary data was collected from kuesioner that comes from 150 patients of emergency departmen4 and has been analised using univariat, bivariat and cartesius diagram. Bivariat analysis has used test chi square parametrik. This research was conducted in April - May 2008. The result shows that: human resources quantity that available at emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital is fulfil standard, human resources competence that available at emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital has certificate emergency department (ACLS, EKG and PPGD), completion tool and infrastructure stills not yet. give good service which the radiology unit does not operate during 24 clocks, bed capacity does not fulfil standard national that is 12 bed, totals of patient visit in emergency department have been enhanced during 4 the last year, totals patient of emergency department that referred to other place have been enhanced especially in december 2007, the rate of patient mortality at emergency department is stiil high. Relationship between education with patient satisfaction is significant. Relationship between sex of patient with patient satisfaction, relationship between job with patient satisfaction are no significant. Based on patient, we can conclude the variables which give satisfaction in service are: reliability dimension satisfaction (doctor know-how mastery in the task) patient declare satisfied as big as 97,3 %) less satisfied as big as 2,7%, dimension responsiveness (the ability of doctor in communicate with respondent) that declare satisfied as big as 90,0 %, less satisfied 10,0 %, reliability dimension (doctor always already when needed) that declare satisfied as big as 86,7 %, less satisfied as big as 13,3 %, guarantee dimension (attention and affability of doctor to respondent) that declare satisfied 84,7%, less satisfied 15,3 %. empathy dimension (operator emergency unit ability in overcome problem without distinguish patient) that declare satisfied 78,7 %, less satisfied 21,3 %. The cartesius diagram that belong in first quadrant mean variable with under average but have high importance level. Variables that enter in first quadrant are the ability operator in serves patient, operator speed in handle patient, enrollment is carried out swiftly, attention and affability of doctor to patient. Regarding t0 the result the Bhineka Bakti Husada Hospital management shall improve all factors tbat stay in first quadrant. Besides of that, service quality of emergency department of Bhineka Bakti Husada Hospital necessary repaired by see various aspect, like tool availability and infrastructure among others like separation between emergency department with general poly, radiology unit can operate during 24 clocks, increase bed capacity to become 12 beds so that fulfil standard nationa1.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21183
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Hannibal
Abstrak :
Salah satu aspek mutu di rumah sakit yang sering mendatangkan keluhan pasien adalah waktu tunggu. UGD ( Unit Gawat Darurat ) RS Bhakti Yudha yang mempunyai peranan penting bagi rumah sakit tersebut, dikeluhkan mempunyai waktu tunggu yang lama. Ada 6,1 % pasien yang pulang karena merasa terlalu lama menunggu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran waktu tunggu pasien UGD, serta faktor - faktor apa yang ada hubungannya dengan lama waktu tunggu di UGD tersebut. Penelitian ini merupakan survei dengan desain cross sectional, bersifat deskriptif analitik, dimana melalui studi ini didapatkan gambaran hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Penelitian dilakukan selama seminggu dengan jumlah pasien sebanyak 339 orang, dimana ada 7 pasien ( 2,1 % ) yang pulang sebelum ditangani. Dari hasilnya diketahui bahwa rata-rata waktu tunggu di UGD adalah 12,23 menit, waktu terpendek 4 menit, terpanjang 131 menit Ada 22 % pasien yang mempunyai waktu tunggu lebih dari 15 menit. Rata-rata waktu tunggu pasien gawat darurat 5,23 menit, yang bukan gawat darurat 18,27 menit, Rata-rata waktu tunggu pasien yang langsung masuk ke UGD ( tidak melalui loket pendaftaran ) 4,97 menit, yang melalui loket 18,27 menit. Dari 9 variabel yang ditetiti ada 4 variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan waktu tunggu yaitu cara masuk pasien, waktu kedatangan pasien, jenis kunjungan (lama/barunya pasien), status kegawatan pasien. Yang tidak bermakna adalah keterlambatan dokter, status kepegawaian dokter, pola penugasan dokter, keterampilan dokter serta jumlah pasien. Kesimpulan, pasien yang pulang lebih kecil dari yang diperkirakan, waktu tunggu UGD relatif pendek, karakteristik dokter tidak berperan dalam waktu tunggu, karakteristik pasien berperan dalam waktu tunggu, waktu tunggu yang pendek saja tidak cukup untuk memuaskan pasien. Saran yang diberikan adalah, menambah loket pendaftaran pada pagi hari, mengoptimalkan waktu pencarian status lama, dan bila mungkin perlu membuat ruang tunggu UGD yang lebih memadai. ......Study of Factors that is Related to the Emergency Unit Waiting Time at Bhakti Yudha Hospital, in Year 2000One aspect of the quality of service for a hospital and often makes the patients to complain is about the waiting time case. The services in the Emergency Unit of Bhakti Yudha Hospital have been regarded as the most important part in the Hospital itself, but, however its long waiting time has also been complained by the patients. There are 6,1 % of patients left the hospital without getting the treatment because they cannot stand to wait in the line too long. The goal of this study is to get a picture regarding the matter that previously described and to also find out factors that is related to delay of services at waiting room in emergency ward. This study is a survey with cross sectional, characterized by analytical description, where the study can be use to derive the relationship between dependent variables and independent variables. The study carried out for a week with 339 numbers of patients, whereas 7 patients ( 2,1 % ) went home without being taken care of. The result of this study showed that the average waiting time at the emergency roam is 12, 23 minutes, with shortest time is 0 minutes and the longest time 131 minutes. About 22 % of patients spent more than 15 minutes before getting their turn. The average waiting time for emergency patients is 5, 23 minutes, while the average waiting time for non emergency patients is 18, 27 minutes. The average waiting time for patients that directly went straight to the ER unit without going through the admission counter is 4,7 minutes, while those who went through the admission counter is 18, 27 minutes. From 9 variables that is examined in this study, there are 4 variables have significant relationship to patient's waiting time at the emergency ward such as, method of admittance, time of arrival during the day, type of patient and patient's condition. Variables that insignificant are, tardiness of doctors, type of employment of doctors , position of doctors in the managerial, level of proficiency of doctors and number of patients. As a conclusion, the number of patient that went home is lower than what was originally predicted, waiting time at emergency ward is relatively short , the characteristic of doctors is irrelevant to the problem, the characteristic of patients is significant to the problem, and short waiting in itself is not enough to please the patient. The advice that is given to improve the service is to add more admission counters in the morning shift, to decrease the time needed on searching for patients' records and if possible to built better waiting room for the ER unit.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T5648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kurniasih Rahmawati
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai (adverse event) yang terjadi di Unit Gawat Darurat RS Bhinaka Bakti Husada bnlan Oktober-November 2009. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kontribusi yang mempengaruhi kejadian tidak diharapkan tersebut yang bennanfaat bagi rumah saki! untuk mengelola manajemen risiko dengan memberikan pelayanan yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien. Upaya maminimalkan resiko akan melindungi rumah sakit dari tuntutan yang meningkat terhadap rumah sakit akhir­ akhir ini Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desaln deskriptif analitik. Kesirnpulan penelitian memberikan gambaran factor kuntribusi langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kejadian tidak diharapktm Saran untuk rumah sakit untuk meningkatkan upaya pengelolaan manajemen resiko melalui peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta staf.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T21067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nungky Kurnia Wanti
Abstrak :
ABSTRAK
Penjadwalan perawat Unit Gawat Darurat (UGD) dibuat dengan mempertimbangkan kendala utama yaitu aturan rumah sakit dan kendala tambahan yaitu keinginan perawat. Masalah penjadwalan perawat UGD ini diformulasikan sebagai model nonpreemptive goal programming, dengan fungsi tujuannya adalah meminimumkan penyimpangan yang terjadi terhadap kendala tambahan. Jadwal perawat yang optimal didapatkan ketika semua kendala utama dan kendala tambahan terpenuhi.
ABSTRACT
Nurse scheduling problem in emergency department (ED) has been made by considering hospital policies as hard constraints and nurse preferences as soft constraints. Nurse scheduling problem in ED is formulated as nonpreemptive goal programming model, with the objective function to minimize number of soft constraint violations. Optimal nurse scheduling is obtained when all of the hard and soft constraints are fulfilled.
2016
S64868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwopusposari
Abstrak :
Pendahuluan, ditengah tumbuhnya rasa keingintahuan para pemimpin dan pembuat kebijakan. Teknologi Informasi di bidang kesehatan, seperti halnya informatika kesehatan, belum dipahami dengan baik dan bahkan terkadang belum dapat menemukan kata sepakat untuk digunakan oleh para akademisi dan profesional di lapangan. Oleh karena itu penggunaan program aplikasi teknologi informasi kesehatan dan sistem informasi manajemen rumah sakit, sangat penting untuk individu-individu yang bekerja di segmen terbesar dari rumah sakit, yaitu informatika klinis. Menghadapi kasus gawat darurat di Unit Gawat Darurat rumah sa'rit, kebanyakan dokter lebih mengutamakan penanganan klinis dari pada non klinis, demi keselamatan pasien. Salah satu yang sering terabaikan adalah pembuatan rekam medik secara tepat. Namun kenyataannya, rekam medik yang tidak tepat justru kerap menjadi sumber masalah di kemudian hari. Metode Penelitian, kualitatif dengan kuasi eksperimental menggunakan pre test dan post lesi, karena terdapat sistem yang sudah digunakan sebagai pembanding. Hasil Penelitian data empirik membuktikan bahwa dalam sistem pelayanan kesehatan masalah-masalah medical error sering terjadi dengan derajat yang beragam, Patient Safety Indicators (PSP) dikembangkan untuk mengidentifikasi masalah- masalah medik yang berpotensi menimbulkan outeome yang tidak diharapkan. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan suatu sistem yang berbasis komputer untuk penunjang suatu keputusan (Decision Support System=DSS), yang diharapkan dapat digunakan oleh seorang atau beberapa orang pemimpin pada setiap tingkatan organisasi di rumah sakit dalam membuat keputusan sebagai dasar untuk pemecahan masalah. Dalam hal ini pengolahan data dibutuhkan untuk, pengumpulan data yang menggambarkan aktivitas , manipulasi data menjadi bentuk yang berguna, menyimpan data sampai digunakan kembali, dan menghasilkan dokumen-dokumen yang dapat digunakan oleh perorangan ataupun kelompok. ......Introduction, despite the growing interest by leaders, policy makers, and others, the terminology of health informal ion technology as well as health informatics is poorly understood and not even agreed upon by academics and professionals in the field. To make program application for health informatics technology and health informatics management is most important for individuals who work in the fargesi segment in the hospital, namely clinical informatics. Faced with the emergency cases in the emergency room hospitals, most doctors prefer the clinical treatment then non-clinical, for the safety of patients. One often overlooked is the design of appropriate medical records. But in reality, the medicai records that are not exactly a frequent source of problems later on. Research Methods, qualitative with quasi-experimental using pre test and post test because there is a system designed for comparison. Research Results, empirical data prove that the health care system problems of medicai errors often occur with a degree, Patient Safety Indicators (PSI) has been developed to identify medical problems that potentially lead to unexpected results. To overcome these problems, needs a computer-based system to support the decision (Decision Support System = DSS), which is expected to be used by one or more leaders at every level of organization at the hospital in making decisions as a basis for solving the problem. In this case, the processing of data necessary for, collecting data that describe the activities, manipulating data in a useful form, save the data to be used again, and produce documents that can be used by individuals or groups.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26839
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library