Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Andhini Wulandari Leksono
Abstrak :
Menarche didefinisikan sebagai awal dari terjadinya menstruasi yaitu waktu dimana seorang perempuan mengalami menstruasi pertamanya. Usia menarche cenderung mengalami percepatan selama 100 tahun terakhir, disamping itu terjadi peningkatan persentase remaja yang mengalami menarche dini dari tahun ke tahun. Usia menarche dini berdampak pada kesehatan psikososial dan kesehatan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menarche pada remaja putri. Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni 2022 di SMP PGRI 3 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan dan microtoise, serta pengisian kuesioner untuk mengetahui data usia menarche, tingkat stres, kualitas tidur, keterpaparan media elektronik dan internet, keterpaparan lawan jenis, uang jajan, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 36,2% responden yang sudah menarche mengalaminya pada usia dini. Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menarche pada remaja putri ialah status gizi, keterpaparan lawan jenis, pendapatan orang tua, dan pendidikan ayah sebagai variabel confounding. Status gizi menjadi faktor paling dominan yang mempengaruhi usia menarche. Disarankan agar lebih memperhatikan asupan gizi siswi karena status gizi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi usia menarche. ......Menarche is defined as the beginning of menstruation, which is when a woman experiences her first menstruation. The age of menarche tends to accelerate in the last 100 years. Furthermore, the percentage of adolescents experiencing early menarche was increased. Early age of menarche can have an impact on psychosocial and physical health. This study aims to determine the factors associated with the age of menarche. This study took place in June 2022 at SMP PGRI 3 Jakarta. This study is a quantitative study using cross sectional study design. The data collection were process is conducted with anthropometric measurements using weight scales and microtoise, and self-administrered questionnaire to collect information about age of menarche, stress level, sleep quality, electronic media and internet exposure, boyfriend exposure, pocket money, parental education, and parental income. The results showed that 36.2% of respondents who had menarche experienced it at an early age. The factors associated with age of menarche are nutritional status, boyfriend exposure, parental income, and father's education as confounding variables. The factor that has the highest association with age of menarche is nutritional status. It is recommended to monitor the nutritional intake of students because nutritional status is the dominant factor that affects the age of menarche.
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanti Dwi Rahmawati
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja putri beresiko tinggi menderita anemia gizi besi, karena pada masa ini terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan dan haid. Anemia gizi besi pada remaja putri akan berdampak pada gangguan tumbuh kembang, kognitif, penurunan fungsi otot, aktifitas fisik dan daya tahan tubuh menurun sehingga meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran hubungan antara faktor umur, pengetahuan, konsumsi gizi (energi, protein, vitamin C dan zat besi), kebiasaan minum teh, kebiasaan sarapan, status gizi, pola haid dan pendidikan ibu terhadap kejadian anemia gizi besi pada remaja putri di SMAN 2 Kota Bandar Lampung Tahun 2011. Desain penelitian cross sectional, jumlah sampel 102 dipilih secara proportional random sampling dari seluruh kelas X dan XI yang memenuhi kriteria inklusi. Instrument yang digunakan adalah kuesioner, food recall, pengukur hemoglobin dengan digital Amperometric Enzym Electrode Nesco, timbangan berat badan dan microtoa untuk mengukur tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan kejadian anemia gizi besi sebesar 43,1%. Kejadian anemia gizi besi berhubungan dengan konsumsi energi (nilai p = 0.0001), protein (nilai p = 0,0001), vitamin C (nilai p = 0,018) dan zat besi (nilai p = 0,0001). Kejadian anemia gizi besi di SMAN 2 Kota Bandar Lampung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berat . Penanganan yang penting adalah meningkatkan konsumsi gizi seimbang dan bervariasi pada remaja putri melalui KIE , pengadaan skrining anemia gizi dengan pemeriksaan hemoglobin saat awal tahun ajaran.
ABSTRACT
Adolescent girl have a high risk of iron deficiency anemia, because of their of iron needs increasing for their growth and menstruation. Iron deficiency anemia in adolescent girls will have an impact on growth and development disorders, cognitive decline in muscle function, physical activity and decreased immune system thereby increasing the risk of infection. The purpose of this study was to see a picture of the relationship between the factors age, knowledge, nutrition consumption (energy, protein, vitamin C and iron), drinking tea, breakfast habits, nutritional status, menstrual patterns and maternal education on the incidence of iron deficiency anemia in adolescent girl at SMAN 2 Bandar Lampung in 2011. Cross-sectional study design, sample size of 102 selected by proportional random sampling of all classes X and XI that meet the inclusion criteria. Instruments used were questionnaires, food recall, measuring hemoglobin with digital Amperometric Electrode Enzym NESCO, weight scales and microtoa to measure height. The results showed the incidence of iron deficiency anemia 43.1% . Incidence of iron deficiency anemia associated with iron nutritional energy consumption (p-value = 0.0001), protein (p-value = 0.0001), vitamin C (p-value = 0.018) and iron (p-value = 0.0001). Incidence of iron deficiency anemia in SMAN 2 Bandar Lampung is a serious public health problem. Handling is important is to improve the nutritional intake of balanced and varied diet in adolescent girls through the IEC, the provision of screening of iron deficiency anemia with hemoglobin at the beginning of the school year.
2011
S-FDF
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nelda Amir
Abstrak :
Remaja putri merupakan kelompok yang rentan terkena anemia karena menstruasi tiap bulan. Anemia mempunyai dampak yang serius terutama pada ibu hamil, oleh sebab itu remaja putri harus mempunyai status besi yang baik untuk mencegah anemia, salah satunya dengan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD). Tesis ini membahas faktorfaktor yang berhubungan dengan niat konsumsi TTD pada remaja putri di dua sekolah menengah atas di kota Pariaman tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara manfaat yang dirasakan (perceived benefit), hambatan yang dirasakan (perceived barrier), dukungan keluarga, dan dukungan teman dengan niat konsumsi TTD pada remaja putri. Faktor dominan pada penelitian ini adalah hambatan yang dirasakan (perceived barrier) dengan Odds Ratio (OR) sebesar 6,910. ......An adolescent girl is a group that more affected by anemia due to menstruation every month. Anemia has a serious impact especially in pregnant women, therefore adolescent girls must have a good iron status to prevent anemia, one of which is by taking iron tablets (TTD). This study aims to discuss the factors associated with the intention of consumption TTD in Adolescent girls in two high schools in Pariaman in 2019. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. The results showed a significant relationship between perceived benefits, perceived barriers, family support, and friend support to consume TTD in adolescent girls. The dominant factor in this study is the perceived barrier with an Odds Ratio of 6,910.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Eldiana Nabilla
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai upaya yang dilakukan oleh remaja perempuan yang hamil di luar nikah. Remaja perempuan yang mengalami kehamilan di luar nikah kerap dihadapkan pada permasalahan dan tekanan hidup termasuk citra negatif yang melekat pada diri mereka. Kondisi ini kemudian mengarahkan mereka untuk melakukan upaya melalui strategi koping agar bisa mengatasi permasalahan dan tekanan yang menghampiri mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap tiga remaja perempuan yang mengalami kehamilan di luar nikah. Hasil penelitian ini menunjukkan keberagaman bentuk strategi koping yang dilakukan oleh tiga remaja perempuan. Terdapat persamaan dan perbedaan dari strategi coping yang mereka pilih untuk mengatasi permasalahan dan tekanan yang menghampiri. Beberapa diantaranya adalah dengan memberitahu pasangan dan kedua orang tuanya terkait kehamilan, memutuskan melanjutkan kehamilan, menikah, mendekatkan diri kepada Tuhan, tetap bergaul dengan teman-teman, berbaur dengan tetangga, tetapi ada pula yang merahasiakan kehamilan, mengasingkan diri, dan menerimanya sebagai takdir. Keberagaman strategi coping ini dipengaruhi oleh konteks sosio-kultural yang dimiliki oleh ketiga informan. ...... This thesis discusses about the adolescent girl s effort in premarital pregnancy. The pregnant adolescents usually have problems and pressures include bad images on their society. On this situation, they triggered to solve the problem by coping strategy. The study use qualitative methodology with several instrument such as, observation and in depth interview of three pregnant adolescents. The result of the study showed that there were diversities of coping strategy. There were similarities and differences on their coping strategy in order to solve their problems and pressures. For instance, they choose to tell their boyfriend and parents about the pregnancy, to take good care the pregnancy, to get married, to get more closer with god, to get along with friends and neighbors, but there were teenagers that choose to keep it secret, to isolate their self, and accept it by their self. This diversity of coping strategies founded in these three adolescents and effected by sociocultural context.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Merida
Abstrak :
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik, intelektual, seksual, dan emosional. Menarche pada remaja putri menjadi pertanda memasuki tahapan sistem reproduksi dewasa. Sesuai dengan nilai dan budaya masyarakat, peristiwa menstruasi pertama yang fisiologis itu mendapat respons yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kerangka teoritis tentang pola perilaku remaja putri dalam menghadapi menarche sesuai dengan nilai dan budaya keluarga Batak di Jakarta. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan pendekatan grounded theory dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Enam orang informan direkrut dengan cara purposive sampling di wilayah Jakarta Timur. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan constant comparative analysis sampai tercapai saturasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku remaja putri menghadapi menarche sesuai dengan nilai dan budaya Batak di Jakarta dipengaruhi oleh informasi yang diterima, pola asuh dalam keluarga, dan pandangan orangtua terhadap menarche. Oleh sebab itu, perawat diharapkan dapat memberikan informasi yang komprehensif kepada remaja tentang proses perkembangan reproduksi dan perawatan saat menarche dengan mengikutsertakan orang tua dalam pemberian pendidikan kesehatan pada anak.
Adolescence is a phase that lies between childhood and adulthood. There are some changes occur due to this transitional phase including physical, intellectual, sexual and emotional changes. Menarche phase in woman shows that a more developed reproductive system has started. There are different responses according to culture and community value in encountering the menarche phase. The purpose of this study was to develop a theory about adolescent girl behavioral pattern encountering menarche phase according to Batak?s culture and traditional value in Jakarta. This qualitative study was conducted using grounded theory approach, by collecting data from interviews, observation and literature study. Six respondents were recruited using purposive sampling in East Jakarta. The collected data was analyzed using constant comparative analysis until data saturation was achieved. Result of this study showed that adolescent girl behavior encountering menarche phase according to Batak?s culture and traditional value was influenced by information adopted, mothering pattern in the family and parent?s angle of view about menarche phase. Regarding this, a nurse is expected to be able to give comprehensive information to adolescent girl about its reproductive system development and nursing in menarche phase. In addition, parent?s involvement is recommended in health education giving to children.
Akademi Keperawatan Pasar Rebo, 2013
Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfah
Abstrak :
Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi sebaya terhadap perubahan perilaku pencegahan anemia gizi besi pada remaja putri (10-19 tahun). Metode yang dipakai quasi experiment yang terdiri dari dua kelompok 41 remaja putri sebagai kelompok intervensi dan 41 kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling yang dilanjutkan dengan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan edukasi sebaya berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuan (p=O,OOO), sikap (p=O,OOO), dan keterampilan (p=O,OOO) pencegahan anemia gizi besi. Hasil uji MANCOV A menunjukkan edukasi sebaya dipengaruhi oleh lamanya menstruasi (p=O,OOO). Edukasi sebaya dapat digunakan sebagai salah satu upaya mengubah perilaku remaja putri yang bisa diintegrasikan dalam pelayanan keperawatan di sekolah ......Female adolescent is one of the aggregate who risk of having health problems. This study aimed to determine the effect of peer education on the change of behavior of iron deficiency anemia prevention in female adolescent (1 0-19 years). The research design was quasi experiment with two groups involving 41 female adolescent as the intervention group and 41 in control groups. The sampling technique used was stratified random sampling, followed by simple random sampling. The result showed that peer education significantly affects the knowledge (p=O,OOO, attitude (p=O,OOO), and skills (p=O,OOO) of iron deficiency anemia prevention. MANCOVA test showed that peer education is affected by duration of menstruation (p=O,OOO). Peer education can be used as an attempt to change the behavior of female adolescent, which could be integrated in the school nursing service.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library