Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retsa Nurpitasari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S9824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aqila Mazi
"Representasi suatu etnis dalam media merupakan salah satu hal yang paling berpengaruh dalam pembentukan persepsi masyarakat terhadap etnis tersebut.  Dalam konteks Indonesia, etnis Tionghoa merupakan kelompok yang kerap mendapat porsi representasi tidak seimbang terutama dalam media pemberitaan.  Penelitian ini menganalisis representasi etnis Tionghoa dari tiga media berita daring, yaitu Tirto.id, Republika.co.id, dan Tempo.co.  Objektif dari penelitian adalah melihat tendensi representasi etnis Tionghoa di masing-masing media baik pada masa sensitif maupun tidak, serta faktor apa yang memengaruhinya.

Ethnic representation in media is one the most powerful factor in forming people`s perception towards certain ethnic.  In Indonesia, Chinese-Indonesian is the ethnic minority who often receive inequal representation in media, especially in online news site.  This research aims to analyze representation of Chinese-Indonesian ethnic in three different online news media.  The objective of the research is to compare the representation trend of Chinese-Indonesian in these three online news site during sensitive and neutral situation as well as the factors influencing the trend."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Nurul Iffat
"ABSTRAK
Kerja sama sub-kawasan merupakan bentuk kerja sama yang semakin berkembang dalam era kontemporer. Singapore ndash; Johor ndash; Riau Growth Triangle SIJORI merupakan kerja sama sub-kawasan yang mencakup tiga entitas di kawasan Asia Tenggara. Meskipun Johor dan Riau memiliki karakteristik entitas serta sejarah relasi hubungan ekonomi dengan Singapura yang serupa di tahun 1990 hingga 2003, namun keduanya ternyata memiliki tingkat perkembangan yang berbeda; di mana Singapura ndash; Johor mampu lebih berkembang ketimbang Singapura ndash; Riau. Maka dari itu, penelitian ini meneliti alasan mengapa kerja sama sub-kawasan Singapura ndash; Johor menjadi lebih berkembang dengan menganalisis empat variabel; 1 Jarak Geografis Geographical Proximity ; 2 Economic Complementarity dan Infrastruktur; 3 Komitmen Politik dan Partisipasi Sektor Swasta; 4 Keberadaan Katalis. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan analisis komparatif melalui wawancara dan studi pustaka. Dari hasil penelitian, ditermukan bahwa bahwa alasan hubungan Singapura ndash; Johor lebih berkembang daripada hubungan Singapura ndash; Riau pasca 2004 disebabkan karena empat poin. Pertama, Singapura ndash; Johor memiliki kedekatan geografis dan konektivitas yang lebih baik daripada Singapura ndash; Riau. Kedua, Singapura ndash; Johor memiliki komplementaritas yang lebih unggul dalam aspek modal, tenaga kerja, dan lahan yang juga ditunjang dengan pembangunan infrastruktur. Ketiga, Singapura ndash; Johor memiliki komitmen politik yang lebih kuat yang tercermin dari koordinasi antarlevel pemerintah dan kejelasan birokrasi. Keempat, Singapura ndash; Johor memiliki Pemerintah Federal Malaysia sebagai katalis hubungan, sedangkan Singapura ndash; Riau belum memiliki katalisator pada pihak Riau. Dengan demikian, penelitian ini mampu menjawab pertanyaan penelitian melalui analisis komparatif antara keberhasilan hubungan Singapura ndash; Johor dengan Singapura ndash; Riau.

ABSTRACT
Sub regional cooperation is a growing form of cooperation in the contemporary era. Singapore ndash Johor ndash Riau Growth Triangle SIJORI is a sub regional cooperation that includes three entities in Southeast Asia. Although Johor and Riau have similar characteristics and historical relations to Singapore in terms of economic between 1990 to 2003, but they they have different trajectory after 2003 in which Singapore ndash Johor is able to develop more than Singapore ndash Riau. Therefore, this study investigates the reasons why the sub regional cooperation of Singapore ndash Johor is able to be more developed by analyzing four variables 1 Geographical proximity 2 Economic complementarity and infrastructure 3 Political commitment and private sector participation and 4 Catalyst. This study uses qualitative method through comparative analysis using interview and literature. Based on the findings, it can be concluded that the reason why Singapore ndash Johor is able to be more developed than Singapore Riau after 2004 was due to four points. First, Singapore ndash Johor has better geographical proximity and connectivity than Singapore ndash Riau. Second, Singapore ndash Johor has a better complementarity in terms of capital, labor, and land aspects that are also supported by infrastructure development. Third, Singapore ndash Johor has a stronger political commitment as reflected by multilevel governmental coordination and bureaucratic clarity. Fourth, Singapore ndash Johor has the Federal Government of Malaysia as a catalyst of relations, while the catalyts from Riau side in Singapore ndash Riau has not yet to be seen. Thus, this study is able to answer research question through a comparative analysis of the development of the Singapore ndash Johor and Singapore ndash Riau."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramandito Darmawan Putra
"Novel Little Women telah berulang kali diadaptasi ke dalam film dengan versi Greta Gerwig sebagai adaptasi terakhir. Jo March, protagonis dari Little Women, dipercaya sebagai arketipe pahlawan fiksi perempuan dari era awal literatur perempuan di Amerika (Stoneley, 2003). Walau karakterisasi Jo March dalam film 2019 mempunyai beberapa persamaan dengan versi novel, Greta Gerwig memilih untuk memasukkan cukup banyak visi pribadinya ke dalam film yang ia buat. Riset ini tidak hanya bertujuan untuk menganalisis persamaan dan perbedaan antara dua versi tersebut, tetapi juga untuk memahami apa yang ingin Greta Gerwig capai melalui karakter Jo March menurut versinya.

The novel Little Women has been adapted into films multiple times with Greta Gerwig’s version (2019) as the most recent. Jo March, the protagonist of Little Women, is believed to be the archetype of female fictional heroine from early American Girls’ literature (Stoneley, 2003). Although the characterization of Jo March in the 2019 film shares similar qualities with the novel version, Greta Gerwig chooses to put her own vision in it quite significantly. This research is not
only intended to analyze the similarities and difference between the two versions, but also to find what Greta Gerwig tries to achieve from her version of Jo March.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Aprilyanti
"ABSTRAK

Tesis ini membahas pencitraan kelompok Rohingya melalui artikel berita pada laman media Reuters dan CNN Indonesia daring. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana citra kelompok Rohingya terbentuk melalui pemilihan kata, pemilihan informasi, dan penggunaan ilustrasi dalam bahasa Inggris sebagai teks sumber dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebagai teks sasaran. Implikasi faktor ekstratekstual teks, intratekstual teks, dan penerapan strategi penerjemahan untuk mencapai skopos penerjemahan menyebabkan perbedaan antara teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif menggunakan teori fungsional Nord dan model analisis wacana kritis dari Van Djik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CNN Indonesia menggunakan metode penerjemahan semantis dan komunikatif dalam menerjemahkan artikel berita dari Reuters. Hasil analisis data menunjukkan terdapat lima prosedur penerjemahan dalam teks berita yaitu reduksi, eksplitisasi, generalisasi, partikularisasi, dan modulasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa media seharusnya tidak hanya fokus memublikasikan artikel berita daring dalam waktu singkat, tetapi dapat ikut berpartisipasi dalam melindungi hak kelompok minoritas sesuai dengan prinsip dasar jurnalistik.


ABSTRACT


The focus of this study is the image of Rohingya people presented by Reuters and CNN Indonesia online news. The aim of this research is to study how Rohingya people are presented by word choices, information selection, and photos in English as the source text and their translations in Bahasa Indonesia as the target text. The implication of extratextual factors, intratextual factors and translation strategies to achieve the skopos of translation may cause differences in source and target texts. This research is qualitative descriptive and applied functional theory by Nord and Critical Discourse Analysis (CDA) by Van Djik. The result shows CNN Indonesia applies semantic and communicative methods to translate news articles from Reuters. The result of data analysis shows that there are five translation procedures found in the text which are  reduction, explication, generalization, particularization, and  modulation. In conclusion, media should not only focus on publishing news articles instantly, but also participate to protect minority rights through its news articles according to core values of journalism.

 

"
2016
T52638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainul Hal
"Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja saham-saham yang tidak konsisten di Jakarta Islamic Index JII dan saham-saham yang konsisten di Indeks Saham Syariah Indonesia ISSI periode 2014-2016. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Sharpe Index, Treynor Index, Alpha Jensen Index, Appraisal Ratio, M2 measure, dan T2 measure. Emiten kelompok saham yang tidak konsisten di JII berjumlah 15 emiten, sedangkan emiten kelompok saham yang konsisten di ISSI berjumlah 221 emiten. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rata-rata tingkat pengembalian imbal hasil return saham-saham yang konsisten di ISSI lebih baik dari saham-saham yang tidak konsisten di JII namun rata-rata risiko fluktuasi yang tercermin dalam standar deviasi lebih tinggi, sedangkan risiko sistematis yang tercermin dalam Beta lebih rendah. Berdasarkan perhitungan kinerja, dari 6 enam alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, saham-saham yang tidak konsisten di JII lebih baik dibandingkan saham-saham yang konsisten di ISSI menggunakan perhitungan kinerja Sharpe Index, Alpha Jensen Index dan M2 measure. Sedangkan saham-saham yang konsisten di ISSI menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan saham-saham yang tidak konsisten di JII menggunakan perhitungan Treynor Index, Appraisal Ratio dan T2 measure.

This study aims to analyze the performance of stocks that are not consistent in Jakarta Islamic Index JII and stocks that are consistent in Indonesia Sharia Stock Index ISSI in the periode 2014 2016. The analytical tools used in this research are Sharpe Index, Treynor Index, Alpha Jensen Index, Appraisal Ratio, M2 measure, and T2 measure. The portfolio of stocks that are not consistent in the JII are 15 issuers, while the portfolio of stocks that consistent in ISSI are 221 issuers. The results showed that the average yield rate of return on the portfolio of ISSI consistent stocks is better than the portfolio of JII Inconsistent stocks, but the average of fluctuation risk that appears in standard deviation is higher, while the systematic risk that appears in Beta is lower. Based on the the performance calculation of 6 six measuring instruments are used in this study, the portfolio of JII Inconsistent stocks is better than the portfolio of ISSI consistent stocks calculated by Sharpe Index, Alpha Jensen Index and M2 measure. Meanwhile, the portfolio of ISSI consistent stocks is better than the portfolio of JII Inconsistent stocks calculated by Treynor Index, Appraisal Ratio and T2 measure.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alex Iskandar Hajar
"Indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dimana Indonesia dalam hal ini menempati urutan ke 3 dibawah Kamboja diantara 10 Negara-negara ASEAN dan urutan ke 5 dibawah RRC diantara 10 negara-negara di Asia. Dalam permasalahan tersebut Departemen Kesehatan dihadapkan pada fenomena yang kontradiktif di satu pihak AKI dan AKB harus diturunkan dan dipihak lain formasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk pengangkatan bidan sebagai salah satu personil yang memiliki kompetensi dalam menurunkan angka tersebut sangat terbatas, sehingga dibuatlah suatu upaya terobosan, berupa pengangkatan tenaga bidan dengan status Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang ditempatkan di desa-desa. Dengan demikian maka terdapat dua jenis tenaga bidan di lingkungan Depatemen Kesehatan dengan status yang berbeda. Sebagai suatu kebijakan pemerintah maka penulis menganggap perlu diteliti untuk dijadikan sebagai bahan kajian.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2001 dengan responden meliputi seluruh bidan yang ada di Daerah Kabupaten Lampung Utara (sebanyak 168 orang, terdiri dari 71 bidan PNS dan 97 bidan PTT). Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah Derskriptif dengan rancangan Cross Sectional sedangkan teknik pengumpulan data, untuk data primer adalah dengan menggunakan kuesioner terbuka (open ended question) sedangkan untuk data sekunder berupa laporan kegiatan program KIA dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut : Bila dilihat secara perkelompok yaitu kelompok bidan PNS dan bidan PTTdari semua variabel yang ada (umur, masa kerja, status perkawinan, penghasilan, pelatihan dan supervisi) tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan. Akan tetapi bila dilihat secara gabungan atau dengan tidak melihat status kepegawaiannya apakah bidan PNS atau bidan PTT maka variabel yang berhubungan adalah variabel umur, masa kerja, penghasilan dan supervisi). dengan p value < 0,05 Sedangkan variabel yang tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.adalah status perkawinan.
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, maka disarankan : Kepada institusi berwewenang, perlu adanya penambahan insentif hingga mencapai jumlah rata-rata (Rp. 884.000.-) sehingga diharapkan dapat memberikan daya ungkit terhadap para bidan dalam penampilan kinerjanya sesuai dengan standar demikian juga untuk pelatihan dan supervisi hendaknya perlu lebih ditingkatkan.
Kepada penyelenggra Program Pendidikan bidan, hendaknya para calon bidan dibekali dengan kompetensi yang lebih berorientasi pada kualitas sehingga bidan yang dihasilkan memang telah cukup mampu dalam menangani masalah kebidanan.
Kepada bidan-bidan senior, diharapkan bersedia untuk mebagi pengalaman dan pengetahuan (transfer of knowledge) baik bentuk formal melalui diskusi ilmiah (seminar). Sedangkan untuk bidan yunior, agar senantiasa mau mengembangkan diri sehingga dapat menambah wawasan, khususnya dalam masalah KIA karena bidan merupakan tenaga terdepan dalam upaya penurunan AKI dan AKB.
Kepada peneliti lain, selain dengan pendekatan kuatitatif juga digunakan pendekatan kualitatif sehingga hasil penelitian yang diperoleh tidak hanya dapat menjelaskan/ membuktikan secara statistik tetapi juga dapat mengungkapkan secara kualitas (lebih mendalam) mengenai temuan-temuan dari penelitian yang dilakukan. Selain itu, dalam melakukan penelitian serupa hendaknya menggunakan metoda khususnya alat pengumpul data (instrument) dan variabel yang lebih tajam sehingga mampu menggali fenomena yang ada secara lebih akurat.

Comparative analysis of Civil Servant (PNS) and Non Permanent Employee (PTT) Midwife's performance and determinant factors in North Lampung Regency, 2001Maternal and Neonatal Mortality is important indicator for assessing health degree of the third rank next to Cambodian in maternal and neonatal mortality among Mean countries and fifth among 10 Asia countries. Determinant of health has difficult situation to cope with problem because quota for civil servant (PNS) midwife, with have importance role and competence in reducing maternal and neonatal mortality, is limited so government make an alternative which is the recruitment of non permanent midwife and placed every village. This different status of midwife has been analyzed in this research comparatively.
This research carried out from February to April 2001 with respondents is all midwives in North Lampung Regency (168, 71 is PNS 97 is PTT) This descriptive research using cross sectional design, primary data using open ended question and secondary data is reported activity of mother and child division (ILIA) program of public health center in North Lampung regency.
The results of this research are: there is no significant difference between permanent employed midwives and non permanent employed midwives in every variable (age, experience, marital status, salary, training and supervision), but if not separated by status or included to a group, age, experience, salary, training and supervision have significant relationship (p < 0,05), while marital status has no significant relationship.
Based on this finding there are two suggestions, first which strategically proved by statistic, second, operationally based on individual or public survey which are: First the authority, should raise the incentive for midwife and to midwife education program more quality oriented than quantity which mean more stalled midwife, second to senior and good skilled midwife have to transfer their knowledge to other midwife by formal or non formal.
To another researcher is better using qualitative approach, so the results not only explained statistically but reveal quality of these findings and using another method and variables."
2001
T2568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library