Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firliana Pramesdya Yuanjaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketersediaan obat Program Rujuk Balik di Apotek Sanafarma Tebet pada bulan Februari-Maret tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen untuk mengetahui keterkaitan antara komponen input, dan proses, serta imbasnya terhadap ketersediaan obat program rujuk balik. Komponen input dalam penelitian ini yaitu sumber daya manusia, ketersediaan dana, sarana dan prasarana, peraturan atau kebijakan, koordinasi, dan tools yang digunakan, sedangkan komponen dalam proses yaitu perencanaan, pengadaan, penyaluran dan distribusi, serta monitoring dan evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa stok obat rujuk balik masih mengalami kekosongan dikarenakan masih adanya kendala dari segi input yaitu sumber daya manusia dan ketersediaan dana, serta dari segi proses yaitu masih ada kendala dalam proses perencanaan dan pengadaan. Kendala-kendala ini pada akhirnya berdampak kepada masih terjadinya kekosongan obat rujuk balik di apotek Sanafarma Tebet. Saran dari peneliti adalah dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi untuk memantau stok obat dan pencatatan terkait penggunaan obat setiap bulannya, sehingga dapat diketahui stok obat yang ada dapat digunakan untuk jangka waktu berapa lama.

This research aims to know the drug availability of Back Referral Program in Sanafarma Tebet pharmacy in February-March 2019. By using qualitative method through in depth interviews and document analysis, this research was trying to find out about the relation between input, process components, and the availability of back referral program drugs as an output. Input components were defined by human resources, fund availability, infrastructures, policy, coordination, and tools that are used, while process components were defined by the plan, procurement, storage and distribution, and the monitoring and evaluation process. The result showed that stock out of back referral drugs were still happening in Sanafarma Tebet pharmacy because of the problems in human resources and fund availability from input components and because of planning and procurement from process components. To overcome those problems, a computerized based system can be implemented to monitor the drug stock and report about drug usage should have been made so that the number of drug stock and period availability can be known."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Adelia Dellany
"Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit dengan beban kesehatan yang tinggi di Indonesia. Sejak 2018, pemerintah telah berusaha mengupayakan adanya program rujuk balik (PRB) berbasis Medication Therapy Management (MTM) untuk mengendalikan penyakit tersebut, tetapi penelitian menunjukkan pelayanan belum berjalan dengan optimal dikarenakan berbagai faktor, salah satunya adalah sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan sumber daya apotek PRB di DKI Jakarta dan Depok untuk implementasi MTM pasien PRB dengan hipertensi dan diabetes. Metode penelitian ini adalah observasional dengan desain penelitian cross-sectional deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara terpimpin dan observasi. Kuesioner yang digunakan sebagai panduan wawancara telah disusun dan dilakukan validasi konten. Data primer hasil wawancara dengan 20 apoteker penanggung jawab apotek PRB di DKI Jakarta dan Depok dianalisis menggunakan program IBM®SPSS® versi 26. Berdasarkan hasil penelitian, aspek yang perlu ditingkatkan dari fasilitas apotek adalah ketersediaan ruang konsultasi terpisah dan/atau tertutup. Sebanyak 50% apotek telah melaksanakan MTM, tetapi kebanyakan apotek yang tidak melaksanakan MTM memiliki jumlah pasien PRB yang banyak (>150 orang/bulan). Sebagian besar apotek sudah memiliki fasilitas penunjang, tetapi masih kurang untuk pelaksanaan MTM secara ideal. Jumlah SDM dan ketersediaan SOP terkait MTM menjadi salah satu faktor utama yang perlu ditingkatkan untuk mendukung implementasi MTM.
......Hypertension and diabetes are known to have significant disease burden in Indonesia. Since 2018, the government has been trying to pursue back referral program based on Medication Therapy Management (MTM) to control the disease, but studies have shown that MTM has not been applied optimally due to various reasons, one of which is resources factors. This study aimed to evaluate the availability of MTM-supporting resources for patients with diabetes and hypertension in pharmacies in DKI Jakarta and Depok. Conducted as an observational, descriptive cross-sectional research, data were collected through guided interviews and observations. The questionnaire used an interview guide has been prepared and its content has been validated. Primary data from interviews with 20 pharmacists in the selected areas were analyzed with IBM®SPSS® version 26. Based on the research findings, the availability of separate and/or enclosed consultation rooms was found to be the aspect of pharmacy facilities that needed improvement.  Fifty percent of pharmacies have implemented MTM, but most pharmacies not implementing MTM had a high number of PRB patients (>150 patients/month). Most pharmacies already had supporting facilities, but they remained inadequate for the ideal implementation of MTM. The lack of standardized operating procedures (SOPs) and limited human resources is identified as one of the main obstacles to the implementation of MTM."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Indra Sari
"Latar Belakang: Salah satu program unggulan BPJS Kesehatan adalah Program Rujuk Balik yang bertujuan untuk mengendalikan dampak penyakit kronis. Rumah Sakit St. Carolus telah menyelenggarakan program ini sejak 2014. Jumlah pasien rujukan berdasarkan data Januari-Juni 2018 sebanyak 6350 orang, tetapi pasien yang berhasil dalam program ini baru mencapai 106 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan program ini masih rendah. Tujuan: Mengevaluasi program rujuk balik dengan mengidentifikasi faktor-faktor dalam diri pasien yang berhubungan dengan keberhasilan Program Rujuk Balik serta memberikan saran untuk meningkatkan keberhasilan program rujuk balik. Metode: Merupakan studi kuantitatif dengan metode potong lintang. Variabel bebas adalah umur pasien, jenis kelamin, faktor herediter atau keturunan, keikutsertaan dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), tekanan darah sistolik,tekanan darah diastolik, komplikasi penyakit, perilaku selalu membawa obat ke manapun pergi, perilaku selalu minum obat, perilaku jika sehat maka tetap minum obat, perilaku jika terjadi keadaan buruk karena obat maka tetap minum obat, perilaku mengetahui manfaat obat, dan perilaku selalu menebus obat. Variabel tergantung adalah keberhasilan Program Rujuk Balik. Analisis data menggunakan program SPSS versi 23. Hasil: Secara statistik variabel bebas yang memiliki hubungan bermakna dengan keberhasilan PRB adalah perilaku selalu menebus obat (p value = 0,003), tekanan darah sistolik (p value = 0,014) dan komplikasi penyakit (p value = 0,000), Kesimpulan: Program Rujuk Balik di RS St.Carolus belum optimal. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan program ini dari perspektif pasien adalah komplikasi penyakit, tekanan darah sistolik dan perilaku selalu menebus obat. Perlu usaha preventif promotif, kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan oleh rumah sakit untuk meningkatkan keberhasilan program ini. Selain itu rumah sakit juga perlu melakukan pengelolaan data dan pembuatan program perangkat lunak atau aplikasi komputer yang dapat membantu dokter spesialis dalam menganalisa keadaan pasien.

Background: Back Referral Program is one of BPJS Kesehatans program with aim to control the impact of the chronic disease. St.Carolus Hospital has been conducting this program since 2014. According to the data from January until June 2018 the referral patients was about 6350 patients. The patients who were joint the Back Referral Program was about 106 patients. This data shows that the successful level of this program is still low. Purpose: To evaluate back referral program by identifying some factors in the patients that have correlation with the successful of this program and then to provide some suggestions to improve the back referral program in St. Carolus hospital. Method: This study used cross sectional quantitative study. The independent variables were the age, sex, heredity factor, systolic blood pressure, diastolic blood pressure, joining the Prolanis, Disease complications, the patients behaviour to bring medicine where ever they go, to take the medicines, to continue take the medicine while something worst happened, to continue take the medicine in health condition, to know the benefit of the medicine and to take the medicine from the pharmacy unit. The dependent variable was the successful of Back Referral Program. The data was analysed by using SPSS Program Version 23. Result: Statistically the variables that have significant relationship with the successful Back Referral Program were the behaviour to take the medicine in pharmacy unit (p value = 0.003), Systolic Blood Pressure (p value = 0.014) and Disease Complications (p value = 0.000. Conclusion: The successful of Back Referral Program in St. Carolus Hospital is not optimum yet. To increase the successful of this program, some efforts should be taken by the hospital i.e., conducting the preventive, promotive, curative and rehabilitative health programs to control the impacts of chronic diseases. Moreover, the hospital should perform well data organizing and provide a software or application for specialist to analyse the patients' conditions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya Pratama
"Salah satu dari penyakit yang tersedia programnya dalam Program Rujuk Balik (PRB) BPJS Kesehatan, yaitu diabetes mellitus (DM), menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia memiliki prevalensi sebesar 2% untuk usia diatas 15 tahun di Indonesia yang terus meningkat prevalensinya setiap tahun. Indonesia sendiri menempati peringkat ke-7 sebagai negara dengan jumlah penderita tertinggi di dunia dengan DKI Jakarta sebagai salah satu provinsi dengan jumlah penderita terbanyak. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pola penyakit DM pada pasien PRB BPJS Kesehatan sekaligus melihat apakah pengobatannya sudah sesuai tatalaksana pengobatan DM yang berlaku atau tidak. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tipe DM yang diderita oleh pasien peserta PRB BPJS Kesehatan adalah DM tipe 2 dengan pola penyakit dimana geriatri dan wanita lebih banyak menderita DM dengan atau tanpa komplikasi dibanding usia dibawahnya dan pria. Secara umum pengobatan pasien PRB BPJS Kesehatan sudah sesuai tatalaksana pengobatan DM yang berlaku, yaitu tatalaksana dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) dan American Diabetes Association (ADA).
......One of the diseases from the Back-Referral Program (PRB) BPJS Kesehatan is diabetes mellitus (DM), according to Basic Health Research (Riskesdas) in 2018 by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia has a prevalence of 2% for ages over 15 years in Indonesia which continues to increase every year. Indonesia itself ranks seventh as the country with the highest number of patients in the world with DKI Jakarta as one of the provinces with the highest number of patients. This study aims to determine the pattern of DM disease in PRB BPJS Kesehatan patients as well as to see whether the medication was exactly like DM medication guidelines or not. From the results of observations, it is known that the type of DM suffered by patients participating in PRB BPJS Kesehatan is type 2 with a disease pattern where geriatrics and women easier to get DM with or without complications than their younger age and men. In general, the medication of PRB BPJS Kesehatan patients was exactly like DM medication guidelines, namely the management of the Indonesian Endocrinology Association (Perkeni) and the American Diabetes Association (ADA)."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Wulandari
"Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016, tolak ukur penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Konseling merupakan salah satu bagian dari kegiatan pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di apotek dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Apotek Kimia Farma menjadi salah satu sarana untuk melakukan pelayanan kefarmasian. Apotek Kimia Farma 0219 Situ Gintung bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk pelayanan obat PRB. Pelayanan Program Rujuk Balik (PRB) ini diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan dengan penyakit kronis yang sudah stabil atau terkontrol namun masih memerlukan pengobatan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan yang dijalankan oleh pasien sudah berjalan sesuai instruksi dokter. Pengambilan data penelitian dilakukan melalui metode wawancara mengenai obat yang akan digunakan selama terapi pengobatan oleh lima pasien BPJS Kesehatan dengan Program Rujuk Balik. Hasil penelitian menunjukkan dari lima pasien yang diwawancarai, dua pasien diketahui tidak menggunakan obat secara rutin dan satu pasien diketahui tidak mengetahui cara penggunaan obat yang benar.
......
Based on Minister of Health Regulation No. 73 of 2016, benchmarks for implementing pharmaceutical services in pharmacies include the management of pharmaceutical preparations, medical devices, consumable medical materials, and clinical pharmacy services. Counseling is one part of the clinical pharmacy service activities carried out in pharmacies and aims to improve the quality of life of patients. Kimia Farma Pharmacy is one of the facilities for providing pharmaceutical services. Kimia Farma Pharmacy 0219 Situ Gintung collaborates with BPJS Health to provide PRB drug services. This Back-Referral Program (BRP) service is offered to BPJS Health participants with chronic diseases that are stable or controlled but still require long-term treatment. This study aims to evaluate whether the treatment received by the patient is running according to the prescriber's instructions. Research data collection was carried out through an interview method regarding the drugs that would be used during treatment therapy by five BPJS Health patients. The results showed that of the five patients interviewed, two patients did not use medication regularly and one patient did not know how to use medication correctly."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library