Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galih Waskito Aji
Abstrak :
Restoran merupakan tempat dimana manusia dapat memenuhi salah satu kebutuhan primer yaitu pangan. Perbedaan cara mendapatkan makanan di restoran dengan di pasar adalah makanan di restoran sudah siap untuk dikonsumsi. Jenis-jenis dari restoranpun berbeda-beda, namun pada penulisan ini hanya membahas kepada restoran cepat saji. Perbedaan yang paling terlihat adalah dimana makanan pada restoran cepat saji seperti namanya, akan menyajikan makanan lebih cepat. Untuk membuat makanan yang disajikan lebih cepat dan dalam jumlah banyak tentunya mebutuhkan alat yang memadai. Selain itu alat-alat tersebut membutuhkan utilitas dalam pengoperasiannya. Utilitas sendiri merupakan unsur yang dapat membuat restoran dapat menjalankan fungsinya dengan tepat. Dalam skripsi ini penulis bertujuan untuk mencari keterhubungan utilitas terhadap proses pembuatan produk pada restoran cepat saji. Utilitas apa saja yang dibutuhkan restoran cepat saji dalam membuat makanan. Untuk mencapai hal tersebut yang harus dilakukan oleh penulis adalah dengan melakukan observasi pada restoran cepat saji terkait mulai dari arsitektur sampai ke utilitas pada bangunan restoran. Selain itu juga mencari tahu bagaimana proses produksi makanan dari bahan makanan yang masih mentah hingga siap disajikan kepada pelanggan serta mencari tahu juga alat apa saja yang digunakan. Setelah melakukan observasi pada akhirnya utilitas bangunan kelistrikan, pemipaan, dan gas yang menjadi paling berpengaruh dalam proses produksi makanan.
Restaurant is a place where people can find one of the primary needs that is food. The difference between how to get food in a restaurant and in a market is that food in a restaurant is ready for consumption. The types of restaurants also differ, but at this thesis only discusses the fast food restaurant. The most noticeable difference is where food at fast food restaurants as the name suggests, will serve food faster. To make food served faster and in large quantities, of course, need adequate tools. In addition, these tools require utilities in operation. Utility itself is an element that can make a restaurant function properly. In this thesis the author aims to look for connectivity between utility and the process of making products in fast food restaurants. What utilities are needed by fast food restaurants in making food. To achieve this, what the writer must do is to make observations on related fast food restaurants ranging from architecture to utilities in restaurant buildings. Besides that, they also find out how the food production process is made from raw food ingredients until they are ready to be served to customers and also find out what tools are used. After doing the observations in the end the utility of electricity, plumbing, and gas plumbing are the most influential in the food production process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahid Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Maraknya usaha restoran saji cepat asing, terutama di kota-kota besar, di Indonesia sejak tahun 1990, telah mengundang pertanyaan apakah bisnis ¡ni masih Iayak atau tidak. Karena beberapa dari padanya telah jatuh dan tutup. Oleh sebab itu masalah ini sangat menarik untuk diteliti. Dari seluruh restoran asing yang ada di Indonesia, sebagian besar waralaba dan ada 97% yang berasal dari negara Amenka Serikat. Hal ini dapat dimaklumi mengingat bisnis waralaba dewasa ¡ni merupakan faktor dominan dalam pertumbuhan dan perkembangan usaha kecil di negara itu. Amir Karamoy dan Herbert Rust berpendapat bahwa waralaba menguntungkan ke dua belah pihak; pewaralaba maupun terwaralaba. Bagi pihak asing,. cara ini dipandang sebagai sarana untuk masuk ke pasar lokal. Sebaliknya bagi pihak lokal prinsipnya akan diuntungkan, karena resiko gagal lebih kecil, tersedia tenaga kerja ahli dan terwaralaba, dukungan manajemen yang baik, akumulasi modal sangat cepat dan mudah dijalankan.

Perkembangan yang sangat pesat dalam usaha ini tidak lepas dari peran sentral Mc Donald?s dan restoran saji cepat Amerika lainnya. Melalui ekspansi geographisnya di hampir seluruh penjuru dunia, mereka nyaris telah membawa perubahan kebudayaan dan gaya hidup yang amat besar di sebagian besar belahan dunia. Pengaruh yang sangat luar biasa ini, membuat mereka mempunyai peluang yang sangat besar dalam mengambil pasar dan meraih penjualan di atas titik impas. Pun jauh di atas Wendy?s, yang saat ini hanya dapat mencapai penjualan setengahnya Mc Donald?s pada setiap cabang.

Burger XYZ sebagai salah satu makanan waralaba, juga asal Amerika Serìkat, masuk ke Indonesia tahun 1995. Tujuannya ikut mengambil peluang pasar yang sangat besar tadi. Tetapi ternyata pertumbuhannya jauh dari apa yang ditargetkan. Pertanyaannya kenapa?

Salah satunya ialah hambatan internal yaitu visi pemilik yang cenderung jangka pendek telah membawa kemunduran dalam infrastruktur. Ditambah lagi dengan kurang kuatnya dukungan dana dan strategi yang kurang tepat. Maka persoalannya ialah produk bagus tetapi tidak punya pasar. Dihadapkan dengan struktur industri makanan yang berfragmentasi dan pasar burger yang persaingan monopoli, membuat perusahaan ini jalan di tempat.

Ketidak mampuan mengubah kelemahan menjadi kekuatan hanya menyisakan satu pilihan yaltu dijual (divestiture). Ketimbang dijual dalam bentuk mesin (likuidasi), studi ini menyarankan jual dalam bentuk saham (divestiture) dan terpaksa dilakukan dua kali. Yang pertama, untuk membentuk infrastruktur dan kedua; untuk mengambil capital gain. Setelah itu manajemen melakukan definisi kembali tentang aturan main, memperkuat komitmen akan perlunya strategi bersaing sebagai prolog, di seluruh lapisan organisasi termasuk melakukan down-sizing pada organisasi yaitu menjadikan cabang sebagai unit bisnis sendiri. Ekspansi dilakukan dengan cara kombinasi antara low cost dan diferensiasi. Investasi setiap cabang ditekan seminimal mungkin dan QSCV diusahakan semaksimal mungkin. Manajemen baru disarankan melakukan aliansi strategis, membangun The Balanced Scorecard (BSC) untuk lima tahun pertama 1997-2001 dan jangan bersaing secara berhadap-hadapan dengan dua pemain kuat Mc Dona?d atau Wendys. Manajemen juga disarankan untuk Ìebih banyak meakukan strategi pemasaran secara sempit.

Esensi dari paragraph terakhir ialah melakukan ikian ?above the line? secara terbatas dan banyak melakukan pemasaran intra restoran (local store marketing) untuk meningkatkan penjualan dan membentuk pasar yang diharapkan dapat menjadi selling point ketika melakukan divestiture untuk ke dua kalinya.

Selanjutnya manajemen disarankan melakukan inovasi dalam proses internal bisnis (value chain) untuk menghasilkan kualitas produk yang lebih baik cycle time yang lebih pendek dari suatu pengalaman berbelanja yang balk bagi pelanggan. Terakhir manajemen disarankan untuk melakukan aliansi strategis dengan pihak lain yang diyakini dapat membenikan kontribusi positif dan melakukan pemeliharaan atas BSC dengan cara melakukan evaluasi yang terus menerus atas prestasi yang telah dicapai dan pengkajian ulang terhadap asumsi yang mendasari strategi ini.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Saraswati
Abstrak :
PT XYZ adalah salah satu pemain di industri restoran fast-food yang memasuki pasar Indonesia sejak awal tahun 2012 dan menawarkan produk yang unik yaitu makanan Korea yang dibungkus dalam konsep cepat saji. Meskipun memiliki produk yang unik, laporan penjualan PT XYZ tidak menunjukkan keunggulan dari produk unik tersebut, bahkan PT XYZ mencatatkan kerugian selama 5 tahun berturut-turut sejak 2014 sampai sekarang. Dengan produk yang unik dan kondisi pasar yang mendukung, seharusnya PT XYZ tidak mengalami masalah profitabilitas, sehingga perlu diteliti lebih dalam lagi apa yang menyebabkan PT XYZ mengalami masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis management control system yang diaplikasikan oleh PT XYZ dengan menggunakan pendekatan four levers of control, yaitu belief system, boundary system, diagnostic system dan interactive control system. Penelitian dilakukan dengan metode studi kasus dan menggunakan wawancara serta kuisioner untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT XYZ sudah memiliki management control system namun penerapannya masih sangat tidak efektif dalam analisis menggunakan metode four levers of control. Penerapan yang tidak efektif inilah yang membuat PT XYZ kesulitan mengatasi masalah profitabilitas mereka, sehingga terjadi secara menahun. ......PT XYZ is one of the pioneers in Korean fast-food restaurant which entered the Indonesian market since the beginning of 2012 that offers a unique taste of Korean wrapped in the concept of fast food, which is an advantage for the Company. Yet, PT XYZ financial report recorded loss for five consecutive years since 2014. With its unique products and supportive market conditions, PT XYZ should not experience profitability issues. This study aims to analyze the management control system applied by PT XYZ using the four levers of control approach, namely belief systems, boundary systems, diagnostic systems, and interactive control systems. The study was conducted using the case study method and using interviews, focus group discussions, and questionnaires to obtain the data and information needed. The results of this study indicate the problems that occur to PT XYZ are mainly caused by the inadequacy of the management control system's application in analysis using the four levers of control approach. The Company nearly does not apply interactive control systems and has a very weak diagnostic system. These two problems make it hard to compare and measure the actual performance of the firm, which will impact the strategy determination and target settlement.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Eka Dahana
Jakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27272
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Kartika Ramadhani
Abstrak :
Penyakit akibat makanan merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh pangan yang tercemar bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan. Sistem jaminan mutu pangan yang dapat mencegah kotaminasi makanan oleh berbagai cemaran adalah Hazard Analysis Critical Control Point HACCP. Aplikasi HACCP didukung oleh program prasayarat atau prerequisite program PRP sebagai fondasi sistem keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi HACCP sebagai sistem keamanan pangan. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian dilakukan di salah satu restoran cepat saji ternama di wilayah Jakarta Barat dengan melakukan kunjungan langsung ke lokasi penelitian untuk melakukan observasi penyelenggaraan makanan, wawancara karyawan, dan melakukan telaah dokumen berkaitan dengan sistem keamanan pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Restoran X telah mengimplementasikan sistem keamanan pangan HACCP dengan dasar penerapan PRP. Aplikasi sistem keamanan pangan berupa penerapan Standard Operational Procedure SOP yang mengatur mengenai pembuatan produk, penggunaan dan perawatan alat, pelayanan kepada pelanggan, serta perilaku karyawan. Penerapan PRP perlu ditingkatkan dengan memaksimalkan pemantauan hama, pemeriksaan kesehatan karyawan, penerapan SOP perilaku karyawan, serta pelatihan hygiene dan sanitasi. Restoran X sebagai gerai cabang telah menerapkan 7 prinsip HACCP, walaupun masih perlu meningkatkan implementasi prinsip pemantauan critical control point CCP, dan dokumentasi HACCP. ......Foodborne disease is a public health issue which is caused by food which contaminated with harmful contaminants related to health. A food quality assurance system which could prevent any food contamination is Hazard Analysis Critical Control Point HACCP. HACCP application supported by prerequisite program PRP as foundation of food safety system. This research aims to see the overview of HACCP implementation as food safety system. Approach used is qualitative research with case study design. This research was conducted at one of the fast food restaurants in West Jakarta, Indonesia by conducting direct visits to the research site to observe the implementation of food service management, interviewing employees and reviewing documents related to the food safety system. Research shows result that Restaurant X has implemented HACCP food safety system with PRP based. The application of food safety system has done in the form of Standard Operational Procedure SOP implementation which regulates the food production, tools utilization and maintenance, service to customer, and employee behavior. The implementation of PRP needs to be enhanced by maximizing pest control, employee health monitoring, employee behavior SOP implementation, and hygiene and sanitation training. In conclusion, Restaurant X as a branch outlet has implemented seven HACCP principles, although it still needs to be improved in the critical control point CCP monitoring principles and the HACCP documentation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aulia
Abstrak :
Sugar Sweetened Beverages (SSBs) merupakan cairan yang dimaniskan dengan berbagai bentuk gula tambahan seperti corn syrup, dekstrosa, fruktosa, glukosa, sukrosa, madu dan gula yang secara alami terdapat di dalam bahan pangan namun telah dipekatkan, jika dikonsumsi secara berlebihan maka akan menyebabkan kejadian obesitas dan mengakibatkan faktor risiko lain seperti penyakit tidak menular yaitu diabetes dan penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proporsi konsumsi Sugar Sweetened Beverages (SSBs) berdasarkan konsumsi fast food, screen time, karakteristik individu, karakteristik lingkungan pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 185 orang. Data diambil melalui pengisian kuesioner online secara mandiri oleh responden. Data akan dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 61,6% mahasiswa Universitas Indonesia mengonsumsi SSB dalam tingkat tingi (≥ 200 kkal). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara ketersediaan SSBs p-value 0,045 dan odds ratio OR 2,057 (1,068-3,963), pengaruh media sosial p-value 0,025 dan odds ratio OR 2,273 (1,159-4,457), konsumsi fast food p-value 0,049 dan odds ratio OR 0,514 (0,277-0,954), dan screen time p-value 0,044 dan odds ratio OR 1,986 (1,066-3,699) terhadap konsumsi SSBs. Peneliti menyarankan konsumen untuk memperhatikan konsumsi SSBs dan memilih alternatif lain agar tidak mengonsumsi SSBs berlebihan saat melakukan kegiatan luar bersama dengan teman maupun keluarga. Produsen SSBs disarankan untuk mencantumkan label gizi pangan terkait jumlah gula yang ada di produk SSBs terutama SSBs yang berbentuk warlaba. Peneliti juga menyarankan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat mencantumkan infromasi nilai gizi dalam bentuk traffic light atau penggunaan warna yang berbeda untuk membedakan kandungan zat gizi yang rendah, sedang dan juga tinggi seperti warna hijau untuk kandungan zat gizi yang rendah, warna kuning untuk kandungan zat gizi yang sedang dan warna hijau untuk kandungan zat gizi yang tinggi. ......Sugar Sweetened Beverages (SSBs) are liquids that are sweetened with various forms of added sugar such as corn syrup, dextrose, fructose, glucose, sucrose, honey, and sugar which are naturally found in foodstuffs but have been concentrated, if it consumes in excess, it will cause an obesity and lead to other risk factors such as infectious diseases diabetes and cardiovascular disease. The purpose of this study is to determine the differences in the proportion of consumption of Sugar Sweetened Beverages (SSBs) based on consumption of fast food, screen time, individual characteristics, environmental characteristics among the students at University of Indonesia in 2023. This study used a cross-sectional study design with a sample size of 185 respondents. Data was collected by filling online questionnaires independently by respondents. Data will be analyzed univariately and bivariate. The results showed that 61.6% of University of Indonesia students consumed high levels of SSB (≥ 200 kcal). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant proportion difference between the availability of SSBs p-value 0.045 and odds ratio OR 2.057 (1.068-3.963), social media influence p-value 0.025 and odds ratio OR 2.273 (1.159-4.457), consumption of fast-food p -value 0.049 and odds ratio OR 0.514 (0.277-0.954), and screen time p-value 0.044 and odds ratio OR 1.986 (1.066-3.699) for consumption of SSBs. Researchers suggest consumers to pay attention to consumption of SSBs and choose other alternatives to avoid heavy consumption of SSBs when doing outdoor activities with friends or family. SSBs producers are advised to put food nutrition labels related to the amount of sugar in SSBs products, especially SSBs in the form of franchises. Researchers also suggest that the Food and Drug Monitoring Agency (BPOM) can put nutritional value information in the form of traffic lights or the use of different colors to distinguish low, medium, and high nutrient content such as green for low nutrient content, yellow for medium nutrient content and green for high nutrient content.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Stefanus Jacob
Abstrak :

Biaya logistik memiliki dampak yang signifikan terhadap daya saing perusahaan. Bagi perusahaan, biaya logistik memiliki pengaruh langsung terhadap penetapan harga jual produk akhir. Semakin efisien biaya logistik dalam proses rantai pasok, maka harga produk akhir akan semakin kompetitif. Penentuan rute merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi biaya logistik. Pada industri makanan cepat saji, terdapat jumlah cabang restoran yang banyak, permintaan yang tinggi, serta dibutuhkan dalam waktu yang singkat sehingga diperlukan metode penentuan rute yang optimal.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan logistik yang mendistribusikan produk bahan makanan restoran cepat saji di Indonesia. Perusahaan ini masih menggunakan sistem penentuan rute pengiriman secara manual atau belum menggunakan model optimasi. Selain itu, perusahaan juga mengalami kendala seperti waktu pendistribusian yang terbatas serta lokasi pelanggan yang banyak dan berjauhan sehingga terkadang menyebabkan kendaraan terlambat untuk melayani pelanggan maupun kembali ke pusat distribusi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) dengan tujuan menghasilkan rute yang memiliki total jarak perjalanan terpendek dalam memenuhi permintaan pelanggan sesuai batasan waktu dan kapasitas kendaraan, sehingga dapat meminimalkan biaya distribusi dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan dari segi ketepatan waktu. Perubahan yang dihasilkan dari perhitungan optimasi dapat menurunkan jarak tempuh kendaraan hingga 12,16% dan menghasilkan total penghematan hingga Rp10,266,891 dalam 40 jadwal pengiriman. ......Logistics costs are a crucial factor that significantly influences a company's competitiveness. For companies, logistics costs directly impact the selling price of the final product. Logistics costs include all components of expenses involved in the movement of goods throughout the supply chain process. The more efficient the logistics costs within the supply chain process, the more competitive the price of the final product becomes. Vehicle routing is one of the critical components that can affect logistics costs. In the fast-food industry, with numerous restaurant branches, high demand, and the need for prompt delivery, an optimal route determination method is essential.

This research was conducted at a logistic company that distributes products to fast-food restaurant in Indonesia. The company currently uses a manual vehicle routing system and has not yet implemented an optimization model. The company faces challenges such as limited distribution time and numerous distant customer locations, resulting in occasional delays in serving customers or returning to the distribution center. In this research, the researcher adopts the Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW) approach with the aim of generating routes with the shortest total travel distance while meeting customer demands within time constraints and vehicle capacity. This approach aims to minimize distribution costs and improve service quality to customers in terms of timeliness. The optimization calculations produced significant changes, reducing vehicle travel distances by up to 12,16% and resulting in total savings of up to Rp10,266,891 across the 40 delivery schedules.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Isnaini Hamidah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kebiasaan konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada siswa-siswi SMAN 46 Jakarta selama masa pandemi COVID-19 tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Besar sampel dihitung menggunakan rumus estimasi proporsi dan proportionate sampling untuk perhitungan sampel pada setiap tingkatan kelasnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2021 kepada 253 siswa-siswi kelas X, XI, dan XII SMAN 46 Jakarta yang dipilih menggunakan teknik stratified sampling dan kuota untuk pengambilan pada setiap stratanya. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner daring berupa google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 70,4% siswa-siswi sering mengonsumsi fast food. Hasil faktor predisposisi yaitu tingkat pendidikan ayah dan ibu tinggi sebesar 88,1% dan 87,4%, siswa memiliki pengetahuan yang kurang terkait gizi seimbang dan fast food sebesar 58,1%, serta sikap yang positif sebesar 51,4%. Hasil faktor pemungkin menunjukkan bahwa sebesar 57,7% siswa memiliki jarak tempat tinggal yang sedang (1-5 kilometer) ke gerai makanan fast food terdekat dan sebesar 53,4% sering menggunakan layanan pesan-antar makanan online. Hasil faktor penguat menunjukkan bahwa sebesar 55,7% siswa tidak didukung keluarga untuk mengonsumsi fast food, 54,5% siswa didukung teman sebaya, dan 68,8% siswa terpengaruh media sosial. ......The study aimed to describe the fast food consumption habits of students at SMAN 46 Jakarta during the COVID-19 pandemic in 2021. This study is a descriptive quantitative study using a cross-sectional design. The sample size is calculated using estimation and proportionate sampling for each stratum. This research was conducted in November-December 2021 among 253 students in grades X, XI, and XII of SMAN 46 Jakarta, who were selected using a stratified sampling and quotas technique for dataa collection at each grade level. Data was collected by filling out a questionnaire of Google form. The results showed that 70.4% of students often consumed fast food. The results of predisposing factors are that both fathers and mothers have high education levels by 88.1% and 87.4%, respectively, students have less knowledge related to nutrition and fast food by 58.1%, and positive attitudes by 51.4%. The results of the enabling factors showed that 57.7% of students have a moderate distance from their residence (1–5 kilometers) to the nearest fast food outlet, and 53.4% often use online food delivery services. The results of the reinforcing factors showed that 55.7% of students were not supported by their families to consume fast food, 54.5% of students were supported by their peers, and 68.8% of students were influenced by social media.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardatillah
Abstrak :
Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah perkotaan yang menimbulkan perubahan yang sangat cepat akan perilaku kehidupan modern, perubahan aktivitas fisik sehingga dapat meningkatkan prevalensi gizi lebih yang merupakan faktor resiko terhadap penyakit degeneratif. Adapun dampak gizi lebih pada remaja khususnya antara lain menurunkan produktivitas dan daya tahan tubuh serta umur harapan hidup, lebih cepat lelah dan kurang aktif bergerak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian gizi lebih yang dilihat dari pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang dihubungkan dengan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fats food), aktifitas fisik (waktu tidur, waktu menonton TV, main komputer/main video games), pola konsumsi (konsumsi energi, konsumsi karbohidrat, konsumsi lemak dan konsumsi protein), karakteristik siswa (jenis kelamin, pengetahuan gizi dan uang saku) dan karakteristik orang tua (pendidikan ibu dan pendapatan orang tua) pada remaja SMA Islam PB. Soedirman di Jakarta Timur tahun 2008. Analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square dilakukan pada 113 responden laki-laki dan perempuan di SMA Islam PB. Soedirman kemudian dilakukan pengisian kuesioner oleh responden mengenai karakterik dan perilaku responden. Dimana recall 24 jam dan FFQ dilakukan untuk melihat konsumsi makanan responden. Sebanyak 33,6% responden mengalami gizi lebih (IMT ≥ 85 persentil) Proporsi responden dengan frekuensi makan fast food sering (≥ 2x/minggu) (60,2%) lebih tinggi dibandingkan responden dengan frekuensi konsumsi fast food tidak sering (< 2x/minggu). Sebanyak 81,4% responden memiliki lama waktu tidur sebentar (> 7 jam), 69,9% responden dengan waktu menonton TV, main komputer/ main video games > 2 jam sehari dan sebanyak 67,2% responden melakukan kebiasaan olahraga ringan. Konsumsi lemak dan protein dalam penelitian ini tergolong tinggi dengan proporsi 76,1% dan 80,5% dibandingkan dengan konsumsi energi dan karbohidrat dikategorikan cukup. Proporsi responden laki-laki (53,1%) lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Sebagian besar responden (78,8%) memiliki pengetahuan tentang gizi baik dan 52,2% responden memiliki uang saku besar (≥ Rp. 20.000,-)/hari. Sekitar 61,1% tingkat pendidikan ibu responden ≤ SMA dan 62,8% pendapatan orang tua responden tinggi (≥ Rp. 4.000.000). Karakteristik pengetahuan gizi memiliki hubungan bermakna dengan kejadian gizi lebih. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji modern (fast food), waktu tidur, waktu menonton TV, main komputer/main video games, kebiasaan olahraga, konsumsi energi, karbohidrat, lemak, protein, jenis kelamin, uang saku, pendidikan ibu dan pendapatan orang tua tidak berhubungan dengan kejadian gizi lebih. Dari hasil penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat mengadakan penyuluhan kegiatan monitoring status gizi pada siswa secara rutin dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan pemanfaatan Kinik Soedirman yang dimiliki Yayasan sekolah untuk memantau status gizi pada siswa.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Penurunan penjualan secara global pada tahun ini oleh McDonald?s selaku salah satu pemimpin pasar dalam industri restoran cepat saji, serta adanya prediksi bahwa jumlah gerai restoran cepat saji di Indonesia akan terus meningkat hingga 9.100 gerai di tahun 2017, mengindikasikan bahwa kompetisi dalam industri restoran cepat saji kian memanas. Sekarang, kepuasan bukanlah satu-satunya parameter untuk mengukur kesetiaan seorang konsumen terhadap sebuah restoran cepat saji. Adalah kejenuhan konsumen, suatu faktor penting yang sampai saat ini belum mendapatkan banyak perhatian dari restoran cepat saji yang ada. Kejenuhan konsumen ini lah yang nantinya akan mendorong seorang konsumen untuk mencari alternatif lain dan berpindah dari suatu merek tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh frekuensi kunjungan, tingkat stimulasi optimal, dan kontrol diri terhadap tingkat kejenuhan konsumen pada restoran cepat saji. Sampel penelitian ini adalah orang-orang yang berkunjung ke sebuah restoran cepat saji yang sama dalam periode waktu dua dan enam minggu. Data diolah dengan metode Uji Chow dan Uji ANOVA Satu Arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kunjungan tidak berpengaruh secara positif terhadap tingkat kejenuhan konsumen, begitu juga dengan periode kunjungan. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat stimulasi optimal dan kontrol diri seseorang, maka akan semakin jenuh pula ia terhadap suatu restoran cepat saji.;The decrease of global sales value which was faced by McDonald?s as one of the market leaders in fast food restaurant industry, and the prediction that fast food outlets will keep growing to 9.100 outlets in 2017, indicates that competition in fast food restaurants industry have become tougher than before. Nowadays, satisfaction is not merely the measurement for consumer brand loyalty towards a fast food restaurant. Consumer satiation is an important factor that hasn?t got sufficient attention from the existing fast food restaurants. Consumer satiation is a factor that would lure a consumer to seek for alternatives, and switch to another brand. This research intends to analyze the effect of frequency of visit, optimal stimulation level, and self control towards consumer satiation level in fast food restaurants. The research sample includes people who visited the same fast food restaurant in either two weeks or six weeks. The data is processed with Chow Test method and One-Way ANOVA method. The result shows that frequency of visit doesn?t have a positive effect towards consumer satiation level, nor period of visit. Further, the result also shows that the higher optimal stimulation level and self control an individual has, the higher consumer satiation s/he experiences., The decrease of global sales value which was faced by McDonald’s as one of the market leaders in fast food restaurant industry, and the prediction that fast food outlets will keep growing to 9.100 outlets in 2017, indicates that competition in fast food restaurants industry have become tougher than before. Nowadays, satisfaction is not merely the measurement for consumer brand loyalty towards a fast food restaurant. Consumer satiation is an important factor that hasn’t got sufficient attention from the existing fast food restaurants. Consumer satiation is a factor that would lure a consumer to seek for alternatives, and switch to another brand. This research intends to analyze the effect of frequency of visit, optimal stimulation level, and self control towards consumer satiation level in fast food restaurants. The research sample includes people who visited the same fast food restaurant in either two weeks or six weeks. The data is processed with Chow Test method and One-Way ANOVA method. The result shows that frequency of visit doesn’t have a positive effect towards consumer satiation level, nor period of visit. Further, the result also shows that the higher optimal stimulation level and self control an individual has, the higher consumer satiation s/he experiences.]
2015
S59118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>