Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Gilang Pamungkas
"Pendahuluan: Ners spesialis merupakan seorang perawatan dengan pengetahuan dan keterampilan tingkat lanjut, terdidik melebihi tingkat perawat umum atau khusus dalam membuat keputusan yang kompleks dengan pendekatan sistem untuk mempengaruhi perawatan optimal di Layanan Kesehatan. Metode: Karya ilmiah ini menggunakan pendekatan asuhan keperawatan dengan teori defisit perawatan diri, EBN, dan inovasi keperawatan. Hasil: Teori defisit perawatan diri dapat diterapkan pada pasien dengan Lutembacher Syndrome karena meningkatkan kemandirian pasien. Diskusi: Teori defisit perawatan diri dapat diterapkan kepada pasien kardiovaskular di Pelayanan Kesehatan. Kesimpulan: Pelayanan kesehatan perlu memperhatikan terkait dengan perawatan diri pasien sehingga mereka dapat melakukan perawatan secara mandiri dan mencegah readmission.

Introduction: A specialist nurse is a nurse with advanced knowledge and skills, educated beyond the level of a general or specialized nurse in making complex decisions with a systems approach to influence optimal care in Health Services. Method: This scientific work uses a nursing care approach with self-care deficit theory, EBN, and nursing innovation. Results: Self-care deficit theory can be applied to patients with Lutembacher Syndrome because it increases patient independence. Discussion: Self-care deficit theory can be applied to cardiovascular patients in Health Services. Conclusion: Health services need to pay attention to patient self-care so that they can carry out treatment independently and prevent readmissions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Andayani
"Skizofrenia adalah gangguan jiwa atau gangguan otak kronis yang mempengaruhi individu sepanjang kehidupannya. Defisit perawatan diri merupakan salah satu perilaku klien skizofrenia dimana seseorang mengalami gangguan atau hambatan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang meliputi defisit: mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik klien skizofrenia dengan tingkat kemampuan perawatan diri. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional melalui metode observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik klien skizofrenia pada umumnya tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat kemampuan perawatan dirinya, kecuali variabel frekuensi dirawat (P value < 0,05). Rekomendasi penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam penerapan tindakan keperawatan yang tepat dan pembuatan modulmodul terapi keperawatan pada klien skizofrenia sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan secara optimal dan mengurangi tingkat ketergantungan klien skizofrenia dalam perawatan dirinya.

Schizophrenia is a mental disorder or chronic brain disorder that affects human individuals throughout their lives. Self-care deficit is one of the schizophrenia client behaviour in which a person susceptible to interference or hindrance to perform or complete daily activities which include deficit on: bathing, dressing, eating, and elimination. The study aimed to determine the relationship between characteristic of schizophrenia clients with their self-care ability. The study was conducted by using cross-sectional design through direct observation. Results of the study had display generally there are no relationships or any significant difference between characteristic of schizophreniaa client with self-care level, except for the factor of treatment frequency (P value < 0,05). Recommendations suggested by the study can be used as guideline in applying appropriate nursing actions through the production of therapeutic modules on schizophrenia client to increase an optimum nursing care and finally to reduce client dependency on self care ability."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43366
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Theresia M. Elsina
"Pendahuluan: Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan kronis yang ditandai dengan distorsi kognitif dan penarikan sosial. Gejala postif skizofrenia adalah halusinasi, sedangkan gejala negatif skizofrenia adalah defisit perawatan diri. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-post test with control group menggunakan teknik purposive sampling yang dianalisis menggunakan univarat dan bivariat. Hasil: penelitian ini menunjukkan penurunan tanda dan gejala dan peningkatan kemampuan klien halusinasi dan defisit perawatan diri, serta peningkatan kemampuan pelaku rawat dalam merawat klien dengan halusinasi dan defisit perawatan diri setelah mendapatkan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Kesimpulan: Tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga dapat menurunkan tanda dan gejala dan meningkatkan kemampuan klien halusinasi dan defisit perawatan diri, serta meningkatkan kemampuan pelaku rawat dalam merawat klien dengan halusinasi dan defisit perawatan diri Rekomendasi: Tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan sebagai upaya dalam proses pemulihan klien skizofrenia dengan halusinasi.

Introduction: Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by cognitive distortion and social withdrawal. Symptoms after schizophrenia are hallucinations, negative symptoms of schizophrenia are self-care deficits. Methods: The research design used was a quasi-experimental pre-post test with control group using purposive sampling technique which was analyzed using univariate and bivariate methods. Results: This study showed a decrease in signs and symptoms and an increase in the client's ability to hallucinate and self-care deficit, as well as an increase in the ability of caregivers to treat clients with hallucinations and self-care deficits after receiving self-care, cognitive therapy and family psychoeducation. Conclusion: Actions involving generalists, cognitive therapy and family psychoeducation can reduce signs and symptoms and improve the client's ability to hallucinate and self-care deficits, as well as improve the ability of caregivers in caring for clients with hallucinations and self-care deficits Recommendation: General treatment measures, cognitive therapy and education family is recommended as an effort in the recovery process of schizophrenic clients with hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Parendrawati
"ABSTRAK
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang yang mengalami
gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan
diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan, dan toileting. Klien defisit perawatan diri di
RSMM Bogor merupakan masalah keperawatan pada urutan yang ke dua dengan jumlah
pasien 80 %. Penelitian ini berjudul Pengaruh Terapi Token Ekonomi Pada Klien Defisit
Perawatan Diri di Rumah Sakit Dr Marzuki Mahdi Bogor. Penelitian bertujuan
mengetahui pengaruh terapi token ekonomi terhadap kemampuan merawat diri pada
klien defisit perawatan diri.Terapi token ekonomi ini merupakan salah satu intervensi
modifikasi perilaku yang dapat diberikan pada klien yang mengalami masalah defisit
perawatan diri dengan metode modelling, role play, feedback dan trasfer training.
Penelitian ini dengan desain quasi eksperimen pendekatan pre post tes kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Responden penelitian adalah klien defisit perawatan
diri dengan shizoprenia berjumlah 110 klien dibagi 2 kelompok yaitu 55 kelompok yang
mendapatkan terapi token ekonomi dan 55 kelompok yang tidak mendapatkan terapi
token ekonomi. Kemampuan klien merawat diri diukur dengan observasi dan dianalisis
secara statistik.Hasil penelitian membuktikan adanya perbedaan yang bermakna
kemampuan merawat diri sebelum dan sesudah mengikuti terapi token ekonomi (p
value< 0,05) .Kemampuan merawat diri pada klien yang mendapatkan terapi token
ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan terapi
token ekonomi. Hasil penelitian ini membuktikan adanya peningkatan kemampuan
merawat diri yang bermakna pada klien yang mendapatkan terapi token ekonomi
dibandingkan yang tidak mendapatkan terapi token ekonomi. Disarankan terapi token
ekonomi digunakan sebagai terapi perawatan dalam merawat klien dengan defisit
perawatan diri.

ABSTRACT
Self caring deficit is a situation where someone who has disability for doing or finishing
self caring activities such as bath, wearing clothes, eating, and going to toilet. Less of self
caring on crazy patient happened because effect of change on think process so ability of
doing self caring activities will decline. Economic token therapy is one of behavior
modification intervention which can give to client with self caring deficit at Dr Marzuki
Mahdi Hospital by methods of modeling, role play, feedback and transfer training. This
research used a quasi experiment design with pre post test approach on intervention and
control group. This purpose research is to know the effect of economic token therapy on
self caring ability of client with self caring deficit. This research has been done at Dr
Marzuki Mahdi Hospital for 110 respondents of client divided into 2 groups which is 55
respondents of intervention group and 55 respondents of control group. Statistical test
used a different test of 2 mean including dependent and independent t test for looking the
effect of economic token therapy on self caring ability. Related between respondent
characteristic and self caring ability was analyzed by independent t test and anova test.
Research result indicated the existence of meaning difference on self caring ability before
and after getting economic token therapy (p-value< 0,05). Meaning difference of self
caring ability also proved between group which got an economic token therapy and group
which did not an economic token therapy. This research concluded that self caring ability
on client with self caring deficit increased after getting economic token therapy. Self caring
ability on client is higher on group which getting economic token therapy. Therefore, it
was suggested to use economic token therapy as caring therapy to take care of client with
self caring deficit.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Netrida
"Pelaksanaan menajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan jiwa terus berkembang dan mengalami perubahan. Bentuk penataan system dalam pemberian pelayanan keperawatan adalah melalui pengembangan model praktik keperawatan jiwa (MPKP Jiwa). MPKP Jiwa menggunakan 4 pilar pelayanan professional, diantaranya pendekatan keperawatan, kompensasi dan penghargaan, hubungan professional, pemberian asuhan keperawatan. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan implementasi kegiatan MPKP Jiwa oleh perawat pelaksana dengan hasil asuhan keperawatan pada klien deficit perawatan diri di ruang MPKP Jiwa. Desain penelitian dengan cross sectional, teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan data divalidasi melalui wawancara. Responden terdiri dari perawat, pasien, keluarga dan wawancara dengan Top Manager. Analisis data dengan pearson correlation. Hasil penelitian: ada hubungan antara implementasi MPKP jiwa dengan tanda dan gejala klien DPD (p<0,05), ada hubungan antara implementasi MPKP jiwa dengan kemampuan klien melakukan perawatan diri (p<0,05) Saran: Rumah sakit perlu menjaga keberlangsungan pelaksanaan program MPKP secara berkelanjutan agar asuhan keperawatan meningkat.

The implementation of management of care and mental nursing care is improved and changed.The kind of system management of care in mental health nursing is mental health professional nursing model practice. Mental Nursing care is using 4 basic of professional service such as nursing solution, compentation and award, proffesionality relationship, and giving nursing care. The aim of this study was to know the implementation of the model of professional mental nursing by mental nurses and perception of the implementation of the model of professional mental nursing to client with less of self care. This study used a crosss sectional design, using a questionare and validation of data by interview. The results of this study showed there was correlation between implementation of mental nursing care and sign of less self care client (p<0,05), there was correlation between implementation of mental nursing care and abilty self care of patient (p<0,05). Rekomendasi : Hospital is used to keep the practice of mental nursing care to improving nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfani Prima Kusumasari
"Kanker merupakan penyakit degeneratif yang dapat diderita oleh orang dewasa dan anak-anak dengan angka kejadian cukup tinggi di dunia. Sebanyak 50 anak dengan kanker mengalami gangguan dalam melaksanakan aktivitas perawatan diri sebagai akibat dari kanker tersebut maupun efek samping dari terapi kanker. Tujuan dari pembuatan karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai aplikasi teori self-care Orem pada klien anak dengan kanker yang mengalami defisit perawatan diri: perawatan mulut di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta. Selain itu, karya ilmiah akhir ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai peran perawat spesialis anak di ruang rawat anak non infeksi. Terdapat lima kasus kelolaan yang dibahas dalam karya ilmiah ini yang semuanya memiliki masalah defisit perawatan diri: perawatan mulut. Asuhan keperawatan diberikan menggunakan pendekatan teori self-care Orem mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan ada klien yang dapat lebih mandiri dalam melakukan higiene oral namun ada pula yang tidak berhasil. Penulis merekomendasikan untuk memperhatikan usia dan tahap tumbuh kembang klien yang akan diberikan intervensi dengan aplikasi teori self-care karena hal tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan intervensi.

Cancer is a degenerative illness suffered by adults and children with high incidence in the world. Around 50 children with cancer are having difficulties in performing daily activities as a result of cancer itself or side effect of cancer therapy. This final report is a description of Internship Pediatric Nursing Program clinical practice. The aim of this final report is to give a brief description about the application of Orem rsquo s self care theory on children with cancer performing self care deficit oral hygiene thus giving description about the role of pediatric nurse in non infection children ward. There are five cases of children who are performing self care deficit oral hygiene explained here. Nursing care was performed using self care theory approach from assessment to evaluation. The result is that there are children who finally able to do oral hygiene independently, but there are also children who can not do oral hygiene independently. The recommendation of this report is that the children must be selected based on their age and developmental stage because those two factors contribute to the success of intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ervan
"Defisit perawatan diri adalah salah satu gejala negatif dari skizoprenia, merupakan ketidakmampuan melakukan perawatan diri. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah memberikan gambaran penerapan terapi generalis, terapi aktivitas kelompok, terapi perilaku dan psikoedukasi keluarga terhadap tanda dan gejala serta kemampuan klien defisit perawatan diri. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik melalui pendekatan model stres adaptasi Stuart dan model adaptasi Roy di Rumah Sakit Jiwa. Penerapan terapi generalis dan terapi aktivitas kelompok pada 40 klien, dengan hasil 16 klien mengalami penurunan tanda dan gejala serta peningkatan kemampuan perawatan diri. Penerapan terapi perilaku dan psikoedukasi keluarga merupakan terapi lanjutan hanya terhadap 24 klien, hasilnya 23 klien mengalami penurunan tanda dan gejala serta peningkatan kemampuan klien dan keluarga dalam perawatan diri klien. Direkomendasikan kombinasi terapi perilaku dan psikoedukasi keluarga dengan pendekatan model stres adaptasi Stuart dan model adaptasi Roy menjadi standar terapi spesialis keperawatan jiwa untuk klien defisit perawatan diri.

Self-care deficit is one of the negative symptoms of schizophrenia, an inability to perform self-care. The purpose of writing this final scientific work is to provide a description of the application of generalist therapy, group activity therapy, behavior therapy and family psychoeducation for signs and symptoms as well as the client's ability to self-care deficit. The method used is descriptive analytic approach stress adaptation model of Stuart and Roy adaptation model at the Mental Hospital. Application of generalist therapy and groups therapeutic activity at 40 client, with the results of 16 clients decreased signs and symptoms as well as improving self-care ability. The application of behavior therapy and family psychoeducation is an advanced therapy only for 24 clients, the result is 23 clients decreased signs and symptoms as well as improving the ability of clients and families in self-care clients. Recommended combination of behavior therapy and family psychoeducation with stress adaptation model approach Stuart and Roy adaptation model become standard therapy for the soul of nursing specialist client self-care deficit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Viona Alfonsa Batmanlussy
"Pendahuluan: Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa yang mempengaruhi aspek pikiran, perasaan dan perilaku seorang individu dan dapat ditandai dengan gejala positif maupun negatif sehingga menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam menilai dan mendefinisikan realita. Prevalensi orang dengan skizofrenia di Sulawesi Utara berada di angka 0,19% atau 1 per 1000 penduduk. Gejala skizofrenia terbagi dua yaitu gejala positif dan negatif, salah satu gejala negatif adalah defisit perawatan diri. Dampak yang ditimbulkan oleh defisit perawatan diri dapat berupa gangguan fisik, gangguan dalam menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaan, serta gangguan pada aspek psikososial. Oleh sebab itu, diperlukan tindakan untuk mengatasi masalah defisit perawatan diri pada pasien dan juga memberikan pengetahuan bagi keluarga tentang cara merawat pasien defisit perawatan diri. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi perilaku, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif terhadap gejala defisit perawatan diri, kemampuan pasien melakukan perawatan diri, dan kemampuan keluarga dalam merawat pasien defisit perawatan diri. Metode: Menggunakan desain penelitian Quasy experiment pre-post with control group yang dianalisis menggunakan univariat dan bivariat. Hasil: Penelitian menunjukkan penurunan gejala defisit perawatan diri, peningkatan kemampuan pasien dalam merawat diri, dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat pasien defisit perawatan diri. Rekomendasi: Tindakan keperawatan ners, terapi perilaku, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif direkomendasikan sebagai upaya untuk menurunkan gejala defisit perawatan diri pada pasien, meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri, dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat pasien.

Introduction: Schizophrenia is a mental illness that affects the thoughts, feelings and behaviour of an individual and can be characterised by both positive and negative symptoms that cause individuals to experience difficulties in assessing and defining reality. The prevalence of people with schizophrenia in North Sulawesi is 0.19% or 1 per 1000 population. Symptoms of schizophrenia are divided into two positive and negative symptoms, one of the negative symptoms is self-care deficit. The impact caused by self-care deficits can be physical impairment, impairment in living personal and work life, as well as impairment in psychosocial aspects. Therefore, action is needed to overcome the problem of self-care deficits in patients and also provide knowledge for families on how to care for patients with self-care deficits. Aims: To determine the effect of nursing standard, behavioural therapy, family psychoeducation, and supportive therapy on symptoms of self-care deficits, the ability of patients to perform self-care, and family's ability to care for patients with self-care deficits. Methods: Using Quasy experiment pre-post with control group research design which was analysed using univariate and bivariate analyses. Results: The study showed a decrease in symptoms of self-care deficits, an increase in the patient's ability to care for themselves, and an increase in the family's ability to care for patients with self-care deficits. Recommendations: Standard nursing intervention, behavioural therapy, family psychoeducation, and supportive therapy are recommended as an effort to reduce symptoms of self-care deficits in patients, improve patients' ability to perform self-care, and improve family's ability to care for patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Mudjiwati
"

Halusinasi dan defisit perawatan diri merupakan gejala positif dan negatif dari skizofrenia. Asuhan keperawatan dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam mengatasi masalah. Tujuan karya ilmiah akhir spesialis ini untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, terapi perilaku, pendampingan kader, dan pelayanan medik pada klien halusinasi dan defisit perawatan diri. Desain karya ilmiah akhir spesialis ini adalah case series, dengan klien berjumlah 6 orang. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari 16 kali pertemuan yaitu 7 pertemuan dengan perawat, 4 pertemuan dengan kader, dan 5 kali pertemuan dengan pelayanan medik. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tanda dan gejala serta kemampuan halusinasi dan defisit perawatan diri. Hasil menunjukkan klien yang mendapatkan tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, terapi perilaku, pendampingan kader, dan pelayanan medik mengalami penurunan tanda dan gejala serta peningkatan kemampuan yang lebih banyak dibandingkan dengan klien yang hanya mendapatkan tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, terapi perilaku, dan pelayanan medik, serta klien yang hanya mendapatkan tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, dan terapi perilaku. Karya ilmiah akhir spesialis ini merekomendasikan pentingnya pemberian tindakan keperawatan ners, psikoedukasi keluarga, terapi perilaku, serta pendampingan kader dan pelayanan medik pada klien halusinasi dan defisit perawatan diri.

 

 


Hallucinations and self-care deficits are positive and negative symptoms of schizophrenia. Nursing care can be given to improve the client's ability to solve problems. The purpose of the specialist's final scientific work is to determine the effect of nursing nurses' actions, family psychoeducation, behavioral therapy, cadre assistance, and medical services on hallucinatory clients and self-care deficits. The final design of this specialist scientific work is a case series, with 6 clients. The activity consisted of 16 meetings, 7 meetings with nurses, 4 meetings with cadres, and 5 meetings with medical services. The instruments used were instruments of signs and symptoms as well as hallucinations and self-care deficits. The results show that clients who get nursing action, family psychoeducation, behavioral therapy, cadre assistance, and medical services experience a decrease in signs and symptoms as well as increased ability compared to clients who only get nursing action, family psychoeducation, behavioral therapy, and service. medical, and clients who only get nursing actions, family psychoeducation, and behavioral therapy. The final scientific work of these specialists recommends the importance of nursing action, family psychoeducation, behavioral therapy, as well as cadre assistance and medical services for hallucinatory clients and self-care deficits.

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library