Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christyna Marissani
"Satu sampai tiga orang anak dirawat karena diare dalam waktu lima minggu praktik Keperawatan Masyarakat Perkotaan dan satu orang anak dirawat kembali karena diare berulang dalam waktu lima minggu tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemberian perencanaan pulang pada anak dengan diare. Perencanaan pulang merupakan proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Tujuan umum penulisan karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran pemberian asuhan keperawatan berfokus pada perencanaan pulang pada pasien anak yang mengalami masalah diare. Masalah keperawatan utama yang muncul pada pasien kelolaan terpilih adalah risiko kekurangan volume cairan, risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kurang pengetahuan. Disarankan perencanaan pulang diberikan kepada pasien anak dengan diare sejak awal perawatan dengan tujuan untuk mengurangi angka perawatan kembali akibat diare.

One to three children were treated for diarrhea every week within five week nursing practice and one child within those five weeks had been treated for recurrent diarrhea, therefore it is necessary to conduct discharge planning for children who experience diarrhea. Discharge planning is the process of preparing the patient before leaving the hospital to other units inside or outside a public health service agencies.
The general objective of this scientific writing is to give an overview of nursing care focusing on discharge planning in pediatric patients experiencing diarrhea problems. The main nursing problems that emerged were high risk of fluid volume deficit, high risk of nutritional imbalance less than the body needs, and lack of knowledge. It is suggested that discharge planning is given to pediatric patients with diarrhea since the admission period in order to reduce the number of re-treatment due to diarrhea.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jamal Bahua
"Self care penderita gagal jantung merupakan penentu keberhasilan perawatan. Self care membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diberikan melalui discharge planning sejak penderita dirawat. Discharge planning yang tidak maksimal memberikan pengaruh langsung dan menyebabkan rehospitalisasi serta penambahan lama perawatan. Discharge planning membutuhkan kolaborasi multidisiplin, pasien harus terlibat aktif dalam pelaksanaannya. Di Indonesia, rumah sakit mempunyai kewenangan mengatur pelaksanaan discharge planning, namun pada kenyataannya discharge planning disusun hanya dalam bentuk ringkasan yang akan disampaikan seperti jadwal kunjungan dan obat – obatan. Tujuan: mengidentifikasi pengaruh discharge planning terstruktur terhadap self care. Metode: quasy experiment dengan 46 menggunakan 3 kuisioner dan analisis meliputi univariat dan bivariat (beda 2 mean). Hasil: terdapat beda mean yang signifikan sebelum dan sesudah interevensi pada kelompok intervensi. Kesimpulan: terdapat pengaruh pemberian discharge planning terhadap self care. Rekomendasi: dalam perawatan gagal jantung, discharge planning menjadi bagian penting untuk memaksimalkan perawatan dan self care. 

Self-care of patients with heart failure is a determinant treatment to success. Patient’self-care requires knowledge and skills that can be provided through a program of discharge planning since the patient is admitted to the hospital. The discharge planning program that is not optimally given to the patient will produce direct effect and cause re-hospitalization and possible extended hospital stay. The implementation of the discharge planning requires multidisciplinary collaboration and the patient must be actively involved in the practice. In Indonesia, hospitals have authorities to regulate the implementation of discharge planning program, but in reality, what they said a discharge planning is consists of only a form of medical summary that concluded with a schedule of visits and medicines to be consumed. The objective of the study was to identify the effect of structured discharge planning structured on self-care of patients with heart failure. Method: A quasy experimental study has involved 46 subjects, used 3 different questionnaire and analysis included univariate and bivariate (Two Difference mean). The result showed that there is a significant difference mean before and after intervention in the treatment group. Conclusion: There is a significant effect of structured discharge planning on self-care. Recommendation: A structured discharge planning program becomes an important part of caring for patients with heart failure in order to maximize nursing care and self-care ability of the patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uke Pemila
"Discharge Planning adalah proses mempersiapkan pasien untuk mendapatkan kontinuitas perawatan sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Implementasi utama discharge planning adalah pemberian health education yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman pasien dan keluarga agar terjadinya perubahan perilaku dalam meningkatkan derajat kesehatannya dan menjamin kontinuitas perawatan di rumah. Salah satu kriteria pasien yang perlu diberikan discharge planning adalah pasien stroke iskemik karena memiliki harapan hidup tinggi dengan tingkat kecacatan yang lebih berat. Pemberian discharge planning terstruktur dalam penatalaksanaan stroke bertujuan agar terjadinya perubahan perilaku pasien dan keluarga untuk mencegah terjadinya stroke berulang, mencegah komplikasi, membantu pemulihan, mencegah terjadinya kematian serta mengupayakan kecacatan seminimal mungkin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh discharge planning terstruktur pada pasien stroke iskemik dalam menurunkan faktor risiko kekambuhan, length of stay dan peningkatan status fungsional di RSSN Bukittinggi. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan sampel berjumlah 43 orang (20 kelompok intervensi yang diberikan discharge planning terstruktur dan 23 kelompok kontrol yang diberikan discharge planning rutin rumah sakit).
Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan faktor risiko kekambuhan antara kelompok intervensi dan kontrol setelah diberikan discharge planning (p=0,00), adanya perbedaan length of stay kelompok intervensi dan kontrol (p=0,02) dan tidak ada perbedaan status fungsional (penilaian Barthel Index) antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Dapat disimpulkan bahwa discharge planning terstruktur pada pasien stroke iskemik dapat menurunkan faktor risiko kekambuhan dan length of stay. Hasil penelitian ini dapat dijadikan evidence base practice dalam penatalaksanaan stroke iskemik dan pedoman pelaksanaan home care untuk kontinuitas perawatan pasca stroke.
Rekomendasi hasil penelitian ini perlu adanya penelitian lanjut dengan mengkaji pengaruh support system pasien dalam upaya mencegah kekambuhan, komplikasi dan meminimalkan kecacatan pada pasien stroke.

Discharge planning is a process that prepare patients to have a continuity of care until they are ready for their environment. Primary implementation of discharge planning is health education, which focus on increasing patient and family knowledge and understanding in order to change their behavior in improving their health status and maintain the continuity of home care. Ischemic stroke is one of priority that need discharge planning due to high survival but with high disability. A structured discharge planning in stroke management aimed to change behavior of patient and family in order to prevent recurrence of stroke, complications, to support recovery, prevent death and to minimize the disability.
The purpose of this study is to identify the effect of structured discharge planning on ischemic stroke patient in reducing recurrence risk factors, length of stay and improving functional status at National Stroke Hospital Bukittinggi. The design was quasi experimental with 43 subjects participated in the study divided in to two groups (20 subjects as the intervention group was provided with structured discharge planning; and 23 subjects as the control group was provided with routine hospital discharge planning).
The findings of the study demonstrated that there is difference in recurrence risk factors between intervention group and the control group (p=0,00), there is a difference in length of stay between two groups but no difference in functional status (measured by Barthel Index).
This finding showed that structured discharge planning provided to ischemic stroke patient has significant effect to reduce recurrence of risk factors and length of stay. This study can be used as an evidence base practice in managing of ischemic stroke and as guideline in home care to ensure continuity of care of post ischemic stroke patient.
It is recommended to conduct further study to examine the effect of patient support system on stroke recurrence, complications prevention and minimize disability of stroke ischemic patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Abstrak
Perencanaan pulang dapat memberikan motivasi untuk mencapai kesembuhan pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perencanaan pulang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat dan dokumentasi asuhan keperawatan dengan jumlah masing-masing 147dengan purposive sampling dan proporsionate sampling. Analisis riset menggunakan uji Chi Square (signifikansi 5%) dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor personil perencanaan pulang (p= 0,01; α= 0,05), keterlibatan dan partisipasi (p= 0,021; α= 0,05), komunikasi (p= 0,008; α= 0,05), perjanjian dan konsensus (p= 0,007; α= 0,05) dengan pelaksanaan perencanaan pulang. Faktor yang paling berpengaruh adalah perjanjian dan konsensus (OR= 2,361). Perawat harus mampu untuk menjalin hubungan, komunikasi, membuat kesepakatan dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
600 UI-JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rofi`i
"Perencanaan pulang dapat memberikan motivasi untuk mencapai kesembuhan pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perencanaan pulang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat dan dokumentasi asuhan keperawatan dengan jumlah masing-masing 147dengan purposive sampling dan proporsionate sampling. Analisis riset menggunakan uji Chi Square (signifikansi 5%) dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara faktor personil perencanaan pulang (p= 0,01; α= 0,05), keterlibatan dan partisipasi (p= 0,021; α= 0,05), komunikasi (p= 0,008; α= 0,05), perjanjian dan konsensus (p= 0,007; α= 0,05) dengan pelaksanaan perencanaan pulang. Faktor yang paling berpengaruh adalah perjanjian dan konsensus (OR= 2,361). Perawat harus mampu untuk menjalin hubungan, komunikasi, membuat kesepakatan dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain.

Discharge planning can provide motivation to achieve patient?s recovery. The research aimed to identify determinant factors of discharge planning implementation. The study design was descriptive correlation with cross-sectional approach. Research sample was nurses and nursing care documentation 147 each with purposive sampling and proportional sampling. Research analysis used Chi square (5% significant) and binary logistic regression test. The result indicated that there was relationship between personnel discharge planning (p= 0.01; α= 0.05), involvement and participation (p= 0.021; α= 0.05), communication (p= 0.008; α= 0.05), agreement and consensus (p= 0.007; α= 0.05) with the discharge planning implementation. The most determinant factor was the agreement and consensus. Nurses should be able to establish network; communicate; making consensus with the patient, family, and other health teams."
[Place of publication not identified]: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ondeng Sani
"Discharge planning yang dilakukan secara optimal telah diteliti dapat meminimalisir readmisi, memperpendek waktu rawat inap dan meningkatkan kepuasan pasien dan profesional kesehatan. Metode penulisan yang digunakan yaitu Case Report, dengan tahap pertama mengidentifikasi masalah dengan observasi dan wawancara langsung. Kedua, mengidentifikasi tingkat kepuasan dan pemahaman pasien. Ketiga, menganalisis penerapan dengan studi kepustakaan. Keempat, menyusun pembahasan dan rekomendasi ke pihak ruangan. Hasil laporan kasus ini mengidentifikasi masih kurang optimalnya penerapan discharge planning sehingga perlunya penerapan strategi IDEAL untuk mendapatkan intervensi perawatan yang paripurna seperti pada visi rumah sakit.

Discharge planning carried out optimally has been researched to minimize readmissions, shorten hospitalization time and increase patient and health professional satisfaction. The writing method used is a Case Report, with the first stage identifying problems through direct observation and interviews. Second, identify the level of patient satisfaction and understanding. Third, analyze the application using literature study. Fourth, prepare discussions and recommendations to the room. The results of this case report identify that the implementation of discharge planning is still less than optimal, so it is necessary to implement the IDEAL strategy to obtain complete care interventions as in the hospital vision.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Wahyuni
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu bentuk gangguan pembuluh darah koroner yang termasuk dalam ketegori arterosklerosis. Ketidaksiapan pasien PJK pulang dari rumah sakit akan berdampak terhadap rawatan ulang sebagai akibat dari pelaksanaan program discharge planning yang belum efektif selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner.
Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan non-equivalent post test only control group design. Jumlah sampel 32 orang yang terbagi atas 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi dan dilakukan di tiga rumah sakit di Kota Bukittinggi.
Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner yang terdiri dari status personal, pengetahuan, kemampuan koping, dan dukungan (p= 0,001; α= 0,05). Penelitian ini merekomendasikan discharge planning yang baik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
600 UI-JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Tutik Sri Hariyati
"Discharge Planning (DP) sangat penting untuk dilaksanakan. Discharge planning bertujuan menyiapkan pasien dan
keluarga untuk kembali pulang ke rumah. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan DP, serta
melihat evaluasi dari pelaksanaan model DP. Penelitian ini menggunakan trianggulation study dimana pada tahap awal
dilaksanakan identifikasi pelaksanaan perencanaan pulang. Pada tahap kedua dilaksanakan pengembangan DP berbasis
Compact Disk (CD) media pembelajaran. Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi model melalui studi dokumentasi,
kuisioner, dan wawancara dengan perawat, dan pasien. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan pengetahuan
yang bermakna setelah dilaksanakan pengenalan model DP yang terorganisasi terhadap pengetahuan perawat (rata-rata
sebelum = 11,16, rata-rata sesudah = 16,81, p nilai = 0,000). Sedangkan terhadap pelaksanaan DP menunjukkan adanya
peningkatan pelaksanaan DP yang bermakna setelah dikenalkan model pelaksanaan DP (mean, sebelum = 50,3, mean
sesudah = 59,33, p nilai = 0,00). Selama penelitian, program telah dimanfaatkan oleh 62 orang (pasien dan keluarga).
Hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat ruangan secara umum merasakan manfaat dari CD pembelajaran
dalam membantu perencanaan pulang.
Discharge Planning
(DP) is very important to be conducted as is provides patient and his/her family with homecare preparation. This study
aimed at identifying the implementation of DP model and evaluated the DP model. Sampel of the research was 51
nurses at Fatmawati Hospital. The Result showed that nurse?s knowledge of DP was significantly improved after the DP
model was introduced (mean before = 11.6, mean after = 16.81, p.value = 0.000). CD-based DP learning was also found
significantly increase the number of DP given by nurse (mean befor = 50.3, mean after = 59.33, p value = 0.000). In
addition, study to nursing documentation indicated that the DP CD?s have been used by 62 patients. From the interview
with nurses leaders and nurse staff it was identified that the DP CD?s were perceived as useful tool to assist DP.
Accordingly, patients and their family asseserted the DP CD?s were very helpful."
[Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia], 2008
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Misfatria Noor
"Penyakit gagal jantung merupakan suatu keadaan patologis dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup. Gagal jantung merupakan penyakit kronis sehingga akan menimbulkan kecemasan, depresi dan resiko kekambuhan serta kurangnya pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan discharge planning terhadap pengetahuan dan mekanisme koping yang dirasakan oleh pasien gagal jantung.
Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan non equivalent control group design. Jumlah sampel 68 orang terbagi atas 34 kelompok intervensi dan 34 orang kelompok kontrol yang dilakukan di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi.
Hasil penelitian ini didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap pengetahuan (p value 0001:α 0.05) dan mekanisme koping (p value 0.001;α 0.05) pasien gagal jantung. Hasil penelitian ini merekomendasikan discharge planning yang komprehensif dapat diterapkan di pelayanan klinik untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan kualitas hidup pasien gagal jantung.

Heart failure is a pathological state where the heart fails to maintain an adequate circulation for the body needs although filling pressures is sufficient. Heart failure is one of chronic diseases so that can lead to anxiety, depression, and risks of recurrence as well as lack of knowledge. This study aimed to determine the effect of discharge planning application on knowledge and coping mechanisms perceived by patients.
This research used quasi experiment design with non equivalent control group approach. A number of 68 heart failure patients in Achmad Mochtar Bukittinggi Hospital were involved and divided into intervention and control groups.
The results identified that there was a positive influence of discharge planning application on patients knowledge (p=0.001; α=0.05) and coping mechanism (p=0.001; α=0.05). This finding implies that a comprehensive discharge planning should be applied in clinical service to improve the quality of nursing care and patients? quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Wahyuni
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu bentuk gangguan pembuluh darah koroner yang termasuk dalam ketegori arterosklerosis. Ketidaksiapan pasien PJK pulang dari rumah sakit akan berdampak terhadap rawatan ulang sebagai akibat dari pelaksanaan program discharge planning yang belum efektif selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan non-equivalent post test only control group design. Jumlah sampel 32 orang yang terbagi atas 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi dan dilakukan di tiga rumah sakit di Kota Bukittinggi. Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner yang terdiri dari status personal, pengetahuan, kemampuan koping, dan dukungan (p= 0,001; α= 0,05). Penelitian ini merekomendasikan discharge planning yang baik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>