Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melda Nirmala Dastrika
Abstrak :
ABSTRAK
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam kehidupan manusia untuk dapat melakukan kegiatan dengan optimal. Menurut WHO, kesehatan mencakup keadaan fisik, mental dan sosial yang sehat, bukan hanya semata-mata tidak adanya penyakit.

Namun tidak selamanya manusia berada dalam keadaan sehat. Gangguan kesehatan bisa diakibatkan pikiran, emosi dan tindakan (DiMatteo, 1991). Salah satu masalah kesehatan yang paling serius menurut Sarafino adalah penyakit kronis, yaitu penyakit degeneratif yang berkembang dalam jangka waktu yang lama (Tapp & Warner dalam Sarafino, 1994). Salah satu penyakit kronis yang sangat serius adalah gagal ginjal kronis. Penyakit ini merupakan penyakit penurunan firngsi ginjal sehingga tidak dapat lagi mengekskresikan sisa-sisa metabolisme dan racun dalam tubuh, dalam bentuk urine dengan normal.

Akibatnya, teijadi penumpukan cairan dalam tubuh yang dapat mengancam hidup penderitanya. Treatment yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk mempertahankan hidup penderita gagal ginjal adalah hemodialisis atau cuci darah. Berbagai penelitian yang dilakukan diluar negeri mengemukakan banyaknya gangguan emosi yang dial ami pasien hemodialisis, natara lain depresi, kecemasan, keinginan untuk bunuh diri, stres akibat ketergantungan terhadap mesin dan sebagainya.

Dari hasil interaksi peneliti dengan para pasien hemodialisis di RSCM selama setahun lebih, terlihat bahwa pasien tidak selalu menampilkan emosi negatif selama menjalani proses hemodialisis. Penenliti menjadi tertarik untuk meneliti bagaimana pengalaman emosi yang dirasakan para pasien ini, dari masa awal proses hemodialisis dan pada saat ini. Bagaimana pembahan emosi teijadi, dan bagaimana mereka mengatasi masalah yang ditimbulkan penyakit dan proses hemodialisis.

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan teori Lazarus sebagai landasan teori yang pada intinya menekankan adanya penilaian untuk dapat memicu emosi tertentu dan proses-proses coping yang mengikuti emosiemosi ini. Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan wawancara semi berstruktur sebagai metode utama dan observasi sebagai metode penunjang. Pengumpulan data dilaksanakan di RSCM dengan subyek tiga orang pasien yang sudah menjalani hemodialisis selama lebih dari setahun. Hasil penelitian menunjukkan subyek merasa takut,frustrasi, putus asa, tertekan, mudah marah dan tidak mampu bekeija optimal pada masa awal hemodialisis. Hemodialisis dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan dan mengancam kesejahteraan diri. Coping yang diterapkan adalah yang berpusat emosi, antara lain penyangkalan dan penghindaran terhadap kenyataan dan lingkungan. Saat ini, para subyek sudah mampu menerima kenyataan dan bersikap pasrah. Hemodialisis tidak lagi dipandang sebagai sebuatu yang menakutkan dan menghambat aktivitas. Emosi positif yang dirasakan meliputi senang dan gembira bila tidak ada gangguan fisik dan dapat meluangkan waktu bersama keluarga, juga bangga bila dapat menunjukkan pada orang lain bahwa dirinya masih mampu. Emosi negatif seperti kesal timbul bila ada gangguan fisik atau terhambat dalam melakukan akti vitas. Coping yang diterapkan kini antara lain memodifikasi pikiran buruk dengan yang lebih positif juga melakukan aktivitas ringan untuk melatih fisik.

Peneliti menyarankan dilakukannya penelitian terhadap aspek-aspek lain pada penderita penyakit ini karena banyak hal yang menarik yang belum tergali dari penelitian ini dan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap kepada pihak terkait.
2001
S2997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulli Wulandari
Abstrak :
Gagal ginjal kronis atau Chronic Kidney Disease (CKD) ialah menurunnya fungsi jaringan ginjal yang ireversibel dan progresif. Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit yang menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kebijakan pembatasan cairan pada pasien dengan penyakit gagal ginjal kronis dapat mempengaruhi kebutuhan asupan cairan pasien dan tirah baring lama dapat meningkatkan risiko terjadinya konstipasi pada pasien CKD. Kurangnya asupan cairan dalam tubuh dan kurangnya aktivitas fisik akibat fatigue dapat mengakibatkan konstipasi. Salah satu intervensi mandiri berbasis bukti dalam mengatasi konstipasi yakni dengan pijat abdomen. Pijat abdomen dapat secara efektif merangsang gerak peristaltik usus dan meningkatkan frekuensi buang air besar serta mengurangi kesulitan buang air besar. ......Chronic Kidney Disease (CKD) is an irreversible and progressive decline in kidney tissue function. The inability of the body to maintain metabolism and fluid-electrolyte balance leads to uremia or retention of urea and other nitrogenous wastes in the blood. Fluid restriction policies in patients with chronic renal failure disease may affect the patient's fluid intake needs and prolonged bed rest may increase the risk of constipation in CKD patients. Lack of fluid intake in the body and lack of physical activity due to fatigue can lead to constipation. One of the evidence-based self-interventions in overcoming constipation is abdominal massage. Abdominal massage can effectively stimulate intestinal peristalsis and increase the frequency of bowel movements and reduce the difficulty of defecation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riselligia Caninsti
Abstrak :
Salah satu penyakit yang terus meningkat persentasenya saat ini dan menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat adalah penyakit ginjal. Kekhawatiran masyarakat muncul karena dalam perjalanan penyakit ginjal, pada tahap awal pasien tidak merasakan keluhan apapun. Walaupun tidak memperlihatkan gejala, penyakit ini akan terns berproses secara bertahap selama bertahun-tahun hingga pada akhimya pasien telah mengalami gagal ginjal pada tahap terminal dan harus menjalani terapi hemodialisa seumur hidup. Sehubungan dengan penyakitnya, pasien yang menjalani terapi hemodialisa menghadapi masalah-masalah dalam menjalani hidupnya karena membawa beberapa dampak pada individu, diantaranya adalah dampak tisik, dampak sosial dan dampak psikologis. Dampak psikologis yang dirasakan pasien tampaknya kurang menjadi perhatian bagi para dokter ataupun perawat. Pada umumnya, pengobatan di rumah sakit difokuskan pada pemulihan kondisi fisik tanpa memperhatikan kondisi psikologis penderita. Keterbatasan dokter dan perawat dalam menggali kondisi psikologis pasien membuat hal ini terkesan kurang diperhatikan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang sederhana untuk mengetahui kondisi psikologis dalam setting klinis yang nantinya dapat membantu dokter saat berhadapan dengan pasien. Salah satunya adalah menggunakan Alat Ukur Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) yang telah dirancang untuk digunakan dalam setting rumah sakit dan hanya terdiri dari 14 item. HADS terdiri dari dua subskala, yaitu anxiety (kecemasan) dan depression (depresi). Item-item dalam HADS terdiri dan 7 item berhubungan dengan anxiety (kecemasan) dan 7 item lainnya berhubungan dengan depression (depresi). Dengan menggunakan HADS, diharapkan pasien dapat lebih mudah memberikan respon sesuai dengan kondisi yang ia rasakan. Alat ukur HADS yang semula menggunakan bahasa Inggris akan diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya penelitian ini maka dapat diketahui gambaran kecemasan dan depresi pada penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat kepada pasien.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risca Dwi Wulandari
Abstrak :
ABSTRAK
Gagal ginjal kronis GGK adalah penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan dan mengakibatkan perubahan yang besar dalam kehidupan seseorang. Pada dewasa muda yang merupakan tahap perkembangan paling produktif, GGK menyebabkan permasalahan yang kompleks sehingga mempengaruhi kualitas hidup individu. Kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh penerimaan diri terhadap situasi yang dihadapi. Illness acceptance merupakan hal yang harus dimiliki pasien GGK untuk dapat mengembangkan strategi coping yang adaptif dan meningkatkan kualitas hidup pasien itu sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan menghentikan pola pikir negatif individu sehingga dapat berpikir positif dan merasa lebih baik. Pola pikir negatif dapat diubah menjadi positif dengan teknik restrukturisasi kognitif yang terdapat dalam Cognitive Behavior Therapy CBT . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas CBT dalam meningkatkan illness acceptance pada dewasa muda yang mengalami GGK. Efektivitas terapi diketahui dari perubahan skor illness acceptance yang diukur dengan Illness Cognition Questionnaire. Secara umum seluruh partisian mengalami peningkatan dari pengukuran sebelum dan sesudah terapi. Masing-masing partisipan mengetahui pentingnya berpikir positif dan bagaimana cara untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif. Hal ini mempengaruhi penerimaan individu terhadap kondisinya dan kemampuan untuk berperilaku lebih adaptif. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa CBT efektif dalam meingkatkan illness acceptance pada pasien GGK usia dewasa muda.
ABSTRACT
Chronic kidney disease CKD is degenerative disease that can not recover and affect big changes in life. For young adult, CKD causes complex problems that affect their quality of life. Through this problem, they have to raise their ability to think positively, and counter their negative assumption about their condition. The more adaptive, the more they can accept their illness and increase their quality of life. Thus, cognitive behavior therapy CBT is one of the cognitive therapy which is effective to restructuring the mind of the people. This research try to see the effectiveness of CBT in improving illness acceptance. The improvement known by identified the change of the Illness Cognition Questionnaire score and WHOQOL BREF score, before and after intervention. In general, all partisipants have improvement of illness acceptance and quality of life. Then can be conclude that CBT is effective to improve illness acceptance of young adult with chronic kidney disease.
2017
T47380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jennifer Nathania
Abstrak :
ABSTRACT
Latar Belakang: Prevelansi gagal ginjal kronis semakin meningkat di Indonesia dan di seluruh dunia. Salah satu sumber utama morbiditas dan mortalitas pada gagal ginjal kronis adalah komplikasi penyakit kardiovaskular. Mastin adalah suplemen yang diproduksi di Indonesia terbuat dari ekstrak kulit buah manggis yang dilaporkan memiliki kemampuan antioksidan, anti-inflamasi dan antitumor. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah Mastin mampu meningkatkan respon antioksidan dalam hati tikus yang gagal ginjal kronis dengan mengukur ekspresi Nrf2, master regulator Antioxidant Response Element ARE Metode: RNA diekstrak dari jaringan jantung dari 3 kelompok tikus: Kelompok Normal, kelompok nefrektomi dan kelompok nefrektomi dengan Mastin . Kemudian dilakukan prosedur Two step real-time RT-PCR untuk menghitung ekspresi relatif gen Nrf2. Hasil: Ekspresi Nrf2 sangat menurun pada kelompok nefrektomi sedangkan pada kelompok nefrektomi dengan Mastin , ekspresi tersebut hanya sedikit meningkat. Kesimpulan: Gagal ginjal kronis mengakibatkan gangguan dalam aktivasi Nrf2 dalam hati. Meskipun terdapat sedikit peningkatan ekspresi Nrf2 setelah pemberian Mastin , hasil tersebut tidak cukup signifikan untuk memberikan efek kardioprotektif melewati jalur Nrf2.
ABSTRACT
Background Chronic kidney disease CKD is increasingly prevalent in Indonesia and around the world. One of the major sources of morbidity and mortality in CKD is the complication of developing cardiovascular disease. Mastin is a locally produced supplement made from extract of mangosteen pericarp which is reported to have antioxidative, anti inflammatory and antitumor properties. This research aims to investigate whether Mastin is capable of improving antioxidant responses in the heart during CKD by measuring the expression of Nrf2, a master regulator of antioxidant response elements. Method RNA was extracted from heart tissue of 3 groups of rats Normal group, Nephrectomy group and Nephrectomy with Mastin group. Two Step real time RT PCR was then conducted to calculate the relative expression of Nrf2 gene. Results Expression of Nrf 2 was markedly decreased in the Nephrectomy group but slightly increased in the Nephrectomy with Mastin group. Conclusions Chronic Kidney Disease resulted in impaired activation of Nrf2 pathway in the heart. Although the administration of Mastin slightly increased Nrf2 expression, it is not significant enough to confer cardioprotective effects through the Nrf2 pathway.
2016
S70430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nilasari
Abstrak :
Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan nyatanya tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah penduduk, akan tetapi juga turut mendorong masyarakat perkotaan mempromosikan gaya hidup tidak sehat. Gaya hidup tidak sehat menjadi pemicu masyarakat perkotaan banyak mengalami hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif dengan jumlah terbanyak yang menyebabkan gagal ginjal kronis hingga pasien harus menjalani terapi hemodialisis. Manajemen cairan berupa pembatasan cairan merupakan permasalahan yang sering dialami pasien hemodialisis. Pasien sering kali merasa tidak nyaman terhadap pembatasan cairan yang dianjurkan karena menyebabkan mulutnya terasa kering dan menimbulkan rasa haus. Akibat dari rasa haus yang dirasakan, maka pasien mengkonsumsi cairan tanpa batas yang jelas. Ketidakpatuhan manajemen cairan sangat berbahaya, peningkatan berat badan diantara sesi dialisis (IDWG) yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada kualitas hidupnya. Mengulum es merupakan salah satu intervensi untuk mengurangi gejala xerostomia pada pasien gagal ginjal kronis, sehingga membantu pasien dalam membatasi asupan cairan.
The increasing number of people in urban area, in fact not only impact on improving the population, but also encouraging urban resident promote unhealthy lifestyle. Unhealthy lifestyle leads to the community undergo hypertension. Hypertension is degenerative disease with the most number of causing chronic kidney failure to patients should be hemodialsis theraphy. Management of fluid restriction becomes obstacles among these patients. Patients often feel discomfort to limit fluid intake. Sensation of thirst and dry mouth make the patient disobey from fluid restriction. Fluid management leads to increase in weught gain between dialysis (IDWG), thus it effects on bad quality of life. Sucking ice is one of intervention to relieve the symptoms of xerostomia in patients kidney failure chronic underging hemodialisis, then can help patients to limit fluid intake.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Oktaviani Pravitasari
Abstrak :
Apoteker bekerja sama secara kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain untuk memaksimalkan pemberian terapi obat kepada pasien. Meskipun demikian, kompleksitas penyakit dan penggunaan obat, serta respon pasien yang sangat individual meningkatkan munculnya permasalahan terkait obat/drug related problems (DRPs). Permasalahan terkait obat (Drug-Related Problems/DRPs) oleh Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) didefinisikan sebagai setiap kejadian yang melibatkan terapi obat dan secara nyata atau potensial terjadi akan mempengaruhi hasil terapi yang diinginkan (PCNE, 2020). Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Andriani, et. al (2019) di salah satu RS di Indonesia, ditemukan terdapat DRPs yang dilaporkan meliputi kategori pemilihan obat (54%), durasi pemberian (22%), interaksi (10%), dosis (4%), dan efek samping obat (2%). Pada penelitian lain, pengkajian interaksi obat pada pasien gagal ginjal kronis pada tahun 2020 didapatkan bahwa dari 957 resep pada 112 pasien gagal ginjal kronik didapatkan potensi interaksi obat pada 928 resep dengan 717 resep memiliki tingkat potensi moderate (Hidayati, et. al., 2020). Hal inilah yang menyebabkan perlunya dilakukan PTO untuk mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki (Kemenkes RI, 2009). Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan pemantauan terapi obat pada pasien dengan kondisi khusus dan polifarmasi yaitu pasien dengan gagal ginjal kronis dengan hemodialisa, gagal jantung kronis, komorbid hipertensi stage II, hiperkalemia, dan pneumonia di RSUP Fatmawati dengan harapan adanya PTO dapat mengoptimalkan efek terapi, dan meminimalkan reaksi obat yang tidak dikehendaki. ......Pharmacists work collaboratively with other health workers to maximize the delivery of drug therapy to patients. Nonetheless, the complexity of the disease and drug use, as well as the very individual response of the patient, increases the emergence of drug-related problems (DRPs). Drug-Related Problems (DRPs) by Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) are defined as any event involving drug therapy and that actually or potentially will affect the desired therapeutic outcome (PCNE, 2020). Based on research data conducted by Andriani, et. al (2019) in a hospital in Indonesia, it was found that there were reported DRPs covering the category of drug selection (54%), duration of administration (22%), interactions (10%), dosage (4%), and drug side effects (2 %). In another study, a study of drug interactions in chronic kidney failure patients in 2020 found that out of 957 prescriptions in 112 chronic kidney failure patients, the potential for drug interactions was found in 928 prescriptions with 717 prescriptions having a moderate level of potential (Hidayati, et. al., 2020) . This is what causes the need for PTO to optimize the therapeutic effect and minimize unwanted effects (Kemenkes RI, 2009).
 
Based on the description above, monitoring of drug therapy is carried out in patients with special conditions and polypharmacy, namely patients with chronic kidney failure with hemodialysis, chronic heart failure, comorbid hypertension stage II, hyperkalemia, and pneumonia at Fatmawati General Hospital in the hope that PTO can optimize the effect of therapy, and Minimize unwanted drug reactions.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arnika Dwi Asti
Abstrak :
Pendahuluan : Klien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Dalam proses adaptasi yang dilakukan muncul kebutuhan spiritual untuk mencari makna dalam kehidupan yang membuat mereka dapat bertahan dalam penderitaan. Tujuan : memperoleh gambaran mengenai pengalaman spiritual klien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Metode : pendekatan kualitatif fenomenologi deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 9 partisipan diambil menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan indepth interview. Analisa data menggunakan metode Collaizzi. Hasil : penelitian mendapatkan 4 tema utama : respon yang terjadi saat awal diagnosa GGK dan harus menjalani hemodialisa, respon yang terjadi selama menjalani hemodialisa, upaya mendapatkan dukungan spiritual, upaya memaknai sakit dan merangkai ulang kejadian (reframing). Rekomendasi : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar bagi pengembangan asuhan keperawatan berbasis spiritual pada klien gagal ginjal kronis dengan hemodialisa. ......Introduction : Chronic kidney disease patients have many changes in their life. During their adaptation process, spiritual need becomes important to make them struggle in suffering from the disease. Objectives : to give overview of spiritual experience experienced by chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis treatment in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital Central Java. Methods : this is a qualitative descriptive research using phenomenological approach. The samples consist of 9 participants taken by using purposive sampling technique. The data analysis technique is Collaizzi?s method. Results : 4 themes can be illustrated in the study results : responses happened at the first time they were diagnosed as chronic kidney diseases and hemodialysis patients, responses happened during their hemodialysis process, effort of looking for spiritual sources and effort of looking for the meaning of being sick and reframing. Recommendation : The results of this study can be used to improve the holistic nursing process implementation based on spiritual needs for chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis treatment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nera Djanuar
Abstrak :
Gagal Ginjal Kronis GGK adalah kondisi penurunan fungsi ginjal yang bersifat ireversibel yang artinya fungsi ginjal tidak dapat kembali seperti semula. Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis meningkat setiap tahunnya. Ansietas banyak dialami oleh pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh terapi self help group terhadap tingkat ansietas pasien Gagal Ginjal Kronis di Ruang Hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan quasy-experimental pre test-post test with control group. Tujuh puluh empat responden terlibat, terbagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan tingkat ansietas pasien menurun dari ansietas berat menjadi sedang, pasien dengan ansietas sedang menjadi ringan, dengan hubungan yang bermakna p = 0,000. Variabel yang berhubungan dengan dengan tingkat ansietas antara lain pekerjaan dan lama menjalani hemodialisis, sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah usia, penghasilan jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan p>0,005. Penelitian ini merekomendasikan terapi generalis dan self help group dalam menurunkan tingkat ansietas pasien Gagal Ginjal Kronis di unit hemodialisis. ......Chronic Kidney Failure CKF is a condition of irreversible kidney dysfunction, which means that the kidney function can not go back to normal. The prevalence of chronic renal failure increases every year. Anxiety is experienced by many CKF patients undergoing hemodialysis. The objective of the study was to identify the influence of self help group therapy on the anxiety level of Chronic Kidney Failure patients in Hemodialysis Room. The research design used quasy experimental pre test post test with control group. Seventy four respondents were involved, divided into intervention groups and control groups. The results showed that the patient 39 s anxiety level decreased from severe anxiety to moderate, patients with moderate anxiety to mild anxiety , with significant association p 0.000 . Variables associated with anxiety levels include occupation and duration of hemodialysis, while unrelated variables were age, income, gender, education, marital status. p 0.005. This study recommends generalist therapy and self help group in lowering the anxiety level of Chronic Kidney Failure patients in the hemodialysis unit.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Adi Prasetya
Abstrak :
ABSTRAK
Xerostomia sering dialami pasien Gagal Ginjal Kronis. Masalah ini akan berdampak pada meningkatnya sensasi haus sehingga mempengaruhi pasien untuk meningkatkan asupan cairan yang menyebabkan peningkatan Interdialytic Weight Gain dan berujung pada penurunan Quality of Life pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pengaruh permen karet xylitol dan mouthwash terhadap xerostomia pada pasien gagal ginjal kronis. Desain yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan melibatkan 30 orang responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling dan dibagi dalam dua kelompok. Hasil uji General Linear Model menunjukkan tidak ada perbedaan dalam empat pengukuran xerostomia pada kedua kelompok intervensi dengan p-value > 0,05. Disimpulkan bahwa penggunaan permen karet xylitol dan mouthwash memiliki efek yang sama dalam menurunkan keluhan xerostomia pasien gagal ginjal kronis. Hasil penelitan ini dapat direkomendasikan untuk diterapkan sebagai upaya mengatasi xerostomia pada pasien gagal ginjal kronis.
ABSTRACT
Xerostomia is often experienced by patients with Chronic Renal Failure. This problem will have an impact on increasing thirst sensations that affect the patient to increase fluid intake that leads to an increase Interdialytic Weight Gain and lead to decreased Quality of Life patients. The aim of this research was to know the effect of chewing gum xylitol and mouthwash on xerostomia in chronic renal failure patients. The design was quasi experiment involving 30 respondents selected by consecutive sampling technique and divided into two groups. The results of General Linear Model test showed there was no differences in the four xerostomia measurements in both intervention groups with p-value> 0.05. The conclusion of this research was xylitol chewing gum and mouthwash had same effect to reduce xerostomia in patients with chronic renal failure. The results of this study can be recommended to be applied as an intervention to resolve xerostomia in chronic renal failure patients.
2017
T48752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>