Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Tuti Afriani
Abstrak :
Masalah utama yang dihadapi perawat di Indonesia adalah masalah kualitas sumber daya manumur. Sistem jenjang karir merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor determinan yang mempengaruhi ekspektasi perawat terhadap penerapan jenjang karir di rumah sakit. Desain penelitian Korelasi Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 145 perawat dengan teknik simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Berganda. Terdapat hubungan dukungan atasan (p value = 0,000) dan dukungan teman sejawat (p value = 0,030) dengan ekpektasi perawat terhadap penerapan jenjang karir di rumah sakit. Dukungan atasan (OR = 3,806) dan jenis kelamin (OR = 2,278) merupakan faktor yang paling dominan dengan ekspektasi perawat. Penelitian ini merekomendasikan agar pimpinan rumah sakit mendukung sistem jenjang karir dan memotivasi perawat meningkatkan kompetensi melalui sistem jenjang karir sehingga ekspektasi perawat meningkat terhadap manfaat dari sistem ini.
The main problem faced by nurses in Indonesia is a nursing quality. Nursing Clinical Ladder System (CLS) is one way to improve the quality of nurses in providing nursing care. This study is aimed to identify determinant factors affecting nurses? expectations towards the implementation of nursing clinical ladder system. This research using cross sectional descriptive correlation and simple random sampling technique, and has involved 145 nurses. Data were analyzed by Chi-Square test and Multiple Logistic Regression. There is found a significant relationships between leader?s support (p= 0,000) and colleagues? support (p= 0,030) and the nurses' expectations towards the implementation of CLS. The leader support (OR= 3,806) and the gender factor (OR=2,278) are the dominant factors of nurses? expectation. It is recommended that hospital leaders support CLS and motivate nurses to improve their competence through this system so that CLP will increase the nurses? expectation to the benefits of CLS.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah ingin mempelaiari pengaruh faktor rumah tangga dalam pemilian jenis pendidikan di SMTA dan kondisi pendidikan SMTA kaitannya dengan aspek ketenagakerjaan.

Data yang digunakan adalah data hasil Susenas 1992 untuk daerah pulau Jawa kecuali DKI Jakarta.

Variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah pemilihan jenis pendidikan di SMTA, sedangkan variabel bebasnya adalah faktor-faktor rumah tangga.

Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif berupa analisa tabel silang dua atau tiga dimensi dan analisis statistik inferensial berupa statistik regresi logistic berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan : 1) terdapat perbedaan dalam pemilihan jenis pendidikan di SMTA berdasarkan kelompok tanggungan rumah tangga, pendapatan rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, jenis pekerjaan kepala rumah tangga, daerah tempat tinggal dan jenis kelamin anak, 2) jumlah SMU lebih besar (dua kali lipat) daripada SMK, namun dari rasio siswa per sekolah, SMK relatif lebih padat daripada siswa SMU. Dilihat dari aspek ketenagakerjaan, yaitu dari lapangan kerja, jenis pekerjaan dan status pekerjaan, pekerja lulusan SMK menunjukkan "indikasi produktivitas yang lebih baik" dibandingkan pekerja lulusan SMU. Penganggur lulusan SMU lebih besar daripada lulusan SMK.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Efendi
Abstrak :
Praktik perawat harus berbasis bukti kompetensi dan terdokumentasi dengan baik. Bukti yang digunakan adalah buku harian kegiatan kompetensi perawat yang disebut dengan log book. Penelitian ini menggunakan quasi experiment posttest only design dengan jumlah sampel 37 perawat klinik level II dengan tehnik total sampling. Hasil riset menyimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik perawat dengan persepsi jenjang karir. Sedangkan karakteristik perawat yang berhubungan dengan pencapain target kompetensi hanya tingkat pendidikan (p= 0,02, 95% CI 0,46-5,20). Rekomendasi: rumah sakit sebaiknya membuat kebijakan yang bersinergis dengan pelaksanaan jenjang karir perawat dan kompetensinya sehingga dapat terlaksana sesuai harapan. ...... The nurses practice should be based on evidence of competence and well documented. The evidence used is a activities diary of the nurse competency called log book. This study uses a quasi experiment posttest only design with a sample of 37 2nd level clinical nurse with a total sampling technique. Research results concluded there was no significant relationship between nurse characteristics with perceptions of career paths. While the nurse characteristics associated with achievement of the target competence only educational level (p = 0.02, 95% CI 0.46 to 5.20). Recommendation: The hospital should make policy in synergism with the implementation of nurse career paths and competencies that can be implemented as expected.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Sulistyawati
Abstrak :
Discharge planning dapat menurunkan angka rawatan ulang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan implementasi sistem jenjang karir dan fungsi manajemen dengan pelaksanaan discharge planning. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah perawat dan dokumen discharge planning masing-masing sebanyak 121. Cara pengambilan data menggunakan simple random sampling dan proportional sampling. Analisis data menggunakan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan implementasi sistem jenjang karir (p=0,001), penilaian kompetensi (p=0,001), kewenangan klinik (p=0,001), pengembangan profesional berkelanjutan (p=0,001), dan fungsi manajemen (0,001) dengan pelaksanaan discharge planning. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya pelatihan discharge planning bagi perawat untuk meningkatkan kompetensi perawat dalam melaksanakan discharge planning. ...... Discharge planning can reduce patient readmission. This study aimed to identify relationship of implementation nursing career ladder system and management function to the implementation of discharge planning. Design research was descriptive correlation with cross sectional approach. Data were collected through primary data as much as 121 nurses and also secondary data from patient medical records related to discharge planning documentation. The sampling technique was simple random sampling and proportional sampling. Data were analyzed by spearman correlation. The result showed a significant correlation between implementation of career ladder system (p=0,001), competency assessment (p=0,001), clinical privileges (p=0,001), continuing professional development (p=0,001) and management function (p=0,001) and the implementation of discharge planning. It is recommended to the need for discharge planning training for nurse to improve the competency of nurses in implementing discharge planning.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanne Winesa
Abstrak :
Kolaborasi interprofesional merupakan bentuk kegiatan pelayanan kesehatan yang melibatkan pasien serta tenaga antar professional kesehatan dengan tujuan yang sama. Implementasi kolaborasi interprofessional yang baik akan berdampak pada tingkat peningkatkan kualitas dan mutu pelayanan, peningkatan keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan. Hal ini juga dapat berdampak pada kepuasan kerja perofesional kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan pelaksanaan kolaborasi interprofesional. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 167 orang perawat. Sampel dipilih dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa jenjang karir (p=0,002), masa kerja (p= 0,009), usia (p= 0,0012), dan komunikasi (p= 0,102) merupakan determinan implementasi kolaborasi interprofesional. Hasil analisis regresi linear berganda mendapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan denganĀ  implementasi kolaborasi interprofesional adalah jenjang karir. Semua variabel yang menjadi faktor berkontribusi sebesar 35,2% dalam implementasi kolaborasi interprofesional. Rekomendasi penelitian ini menyarankan pihak manajemen rumah sakit perlu untuk mengembangkan sistem jenjang karir dan peningkatan kemampuan komunikasi guna meningkatkan kuliatas implementasi kolaborasi interprofesional. ......Interprofessional collaborational is a form of health service activity that involves patients and health professionals with the same goal. Implementation of good interprofessional collaboration will have an impact on increasing the quality and level of service, increasing patient safety and continuity of service. This can also impact health professionals' job satisfaction. This research aims to identify the determinants of implementing interprofessional collaboration. This research design used a cross-sectional approach involving 167 nurses. The sample was selected using the quota sampling technique. The research results showed that career level (p=0.002), length of service (p= 0.009), age (p= 0.0012), and communication (p= 0.102) were determinants of interprofessional collaboration implementation. The results of multiple linear regression analysis found that the factor most related to the implementation of interprofessional collaboration was career level. All variables that are factors contribute 35.2% to the implementation of interprofessional collaboration The research recommendation is that hospital management needs to develop a career path system and improve communication skills to improve the quality of implementing interprofessional collaboration
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama , 1994
384.54 WAH d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melania Shinta Nugraheni
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara motif moral mengikat dan jenjang penafsiran dengan ideologi politik. Penelitian ini menguji dua hipotesis yang berseberangan dalam ideologi politik, bahwa orang-orang dengan ideologi politik yang berbeda memiliki persamaan atau perbedaan mekanisme psikologis antara satu sama lain. Hasil analisis korelasional menunjukkan bahwa setidaknya satu tipe dari dua tipe motif moral mengikat, yaitu keteraturan sosial, berhubungan dengan konservatisme; r 161 = 0,53, p. ...... The purpose of this study was to investigate the relationship between group binding moralities and construal level with political ideology. This study tested dual hypothesis of political ideology in psychology whether people with different political ideology have similar or different psychological underpinnings from each other. Correlational analysis conducted in this study showed that at least one type of two group binding moralities, social order, is related to conservatism r 161 0,53, p.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pergola Irianti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik literatur yang dirujuk, (2) penggunaan literatur oleh penulis berdasarkan tingkat pendidikan penulis
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2021
020 VIS 18:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Indrawati
Abstrak :
Penulisan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai langkah-langkah dalam melakukan evaluasi program pelatihan. Pentingnya melakukan evaluasi pelatihan erat kaitannya dengan komitmen manajemen untuk membiayai pelaksanaan program pelatihan bagi karyawannya, PT Z, sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, sangat membutuhkan kualitas sumberdayanya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Kinerja organisasi yang cenderung menurun membutuhkan adanya pemecahan masalah. Pilihan untuk mengatasi keadaan tersebut, adalah dengan melakukan pelatihan. Namun dalam pelaksanaannya dibutuhkan adanya informasi mengenai evaluasi terhadap efektivitas program pelatihan 'basic supervisory' bagi para asisten supervisor. Oieh karena itu tulisan ini akan membahas : evaluasi program pelatihan dengan menggunakan evaluasi 4 ienjang dari Kirkpatrick.

Evaluasi pelatihan yang dilakukan menggunakan 4 level (jenjang) evaluasi pelatihan dari Kirkpatrick. Mengingat Sulitnya untuk melakukan evaluasi level 4 di perusahaan Z, maka untuk melengkapi data akan dilakukan perhitungan 'Return On Investment on Training' program pelatihan tersebut. Melalui perhitungan ROI ini, tergambar dengan jelas nilai rupiah keuntungan perusahaan sebagai dampak dilaksanakannya program pelatihan 'basic supervisory' bagi para asisten superviror di perusahaan Z. Hasil ini juga dapat digunakan untuk meyakinkan manajemen dalam menyelenggarakan program pelatihan. Kekhawatiran yang selarna ini berlangsung sebagai akibat tidak adanya informasi yang jelas mengenai manfaat dan efektivitas penyelenggaraan program pelatihan sudah dapat diatasi.

Dengan melakukan evaluasi 4 level program pelatihan dari Kirckpatrick terhadap pelaksanaan program pelatihan, diperoleh gambaran bahwa : 1. Pelatihan telah terselenggara dengan menarik dan berhasil menciptakan iklim yang kondusif untuk tercapainya proses pembelajaran 2.Pemandu berhasil membuat para peserta termotivasi untuk memahami dan mendalami materi yang disampaikan. 3. Telah terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap materi yang dibahas. 4. Secara umum telah teljadi perubahan perilaku. 5. Secara spesifik terdapat perilaku yang belum menunjukkan perubahan, yaitu: - Personal Communication - Work Quality 6. Perusahan perilaku perlu didukung dengan kemauan individu dan ditunjang dengan iklim kerja yang kondusif 7. Pelatihan telah memberikan manfaat baik bagi individu maupun bagi organisasi.

Untuk terlaksananya evaluasi program pelatihan, dibutuhkan profesinalisme penyelenggara pelatihan dau komitmen dari perusahaan.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>