Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nahda Salimah
Abstrak :
Kebijakan komunikasi risiko yang tertuang dalam Pedoman Komunikasi Risiko untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan menjadi topik yang perlu diperhatikan sebab Indonesia merupakan negara yang sering mengalami bencana alam dan sedang mengalami bencana non-alam yaitu Pandemi COVID-19. Ada perbedaan komunikasi risiko pada penanganan COVID-19 di daerah rawan bencana. Hal ini di sebabkan ada dua ancaman sekaligus di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan komunikasi risiko dalam penanganan dan pengendalian COVID-19 di daerah rawan bencana. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif dan kualitaif. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 451 responden di Wilayah Kabupaten Pandeglang dan menggunakan teknik random sampling. Metode pengumpulan data dengan kuesioner. Metode pengumpulan data yang kedua dengan cara wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan ke 4 informan yang berasal dari BPBD Wilayah Kabupaten Pandeglang dan Dinas Kesehatan Wilayah Kabupaten Pandeglang. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai COVID-19 dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam, karena p sebesar 0,002 (p value < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan dalam pelaksanaan kebijakan, namun perlu adanya pertimbangan perubahan dalam isi Pedoman Komunikasi Risiko untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan dan memperhatikan ketersediaan anggaran khususnya anggaran program bencana alam. ......The risk communication policy contained in the Risk Communication Guidelines for Health Crisis Management is a topic that needs attention because Indonesia is a country that often experiences natural disasters and is currently experiencing non-natural disasters, namely the COVID-19 pandemic. There are differences in risk communication in handling COVID-19 in disaster-prone areas. This is because there are two threats at once in the region. This study aims to analyze the implementation of risk communication policies in handling and controlling COVID-19 in disaster-prone areas. This research is in the form of quantitative and qualitative research. The research design is cross-sectional with a sample of 451 respondents in the Pandeglang Regency area and uses a random sampling technique. Methods of collecting data with a questionnaire. The second method of data collection is utilizing in-depth interviews. In-depth interviews were conducted with 4 informants from the Regional BPBD of Pandeglang Regency and the Regional Health Office of Pandeglang Regency. The statistical analysis results show a significant relationship between the level of public knowledge about COVID-19 and community preparedness in dealing with natural disasters because the p is 0.002 (p-value <0.05). The study results show success in implementing the policy. However, it is necessary to consider changes in the contents of the Risk Communication Guidelines for Health Crisis Management and pay attention to the availability of budgets, especially the budget for natural disaster programs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fitri
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang sangat rawan terhadap bencana. Hal ini tetjadi hampir di semua wilayah termasuk Jakarta, Salah satu bencana yang sering tcnjadi di Jakarta adalah kebakaran. Walaupun seringkali dianggap sebagai faktor kelalaian dan bersifat insidental namun kebakaran telah menjadi bencana akibat dampak yang ditimbulkannya. Dalam kenyataannya, kebakaran umumnya terjadi di lingkungan padat dengan penduduk yang memiliki status ekonomi dan sosial rendah. Oleh karena ilu, penclitian ini dimasudkan untuk melakukan intcrvcnsi terhadap komunitas rawan kebakaran di Jakarta agar tercipta ketahanan Iingkungan terhadap bahaya kebakaran. Studi ini dilakukan di RW 04 Kclurahan Manggarai, Jakarta Selatan karena wilayah tersebut termasuk kategori daerah rawan kebakaran di Jakarta Dengan memperhatikan rumitnya pennasalahan kcbakaran, maka penelitian difokuskan pada aspek kesiapsiagaan (preparedness). Untuk ilu, digunakan model kognititlsosial terbadap faktor-faktor intention to prepare. Hal ini ditnaksudkan agar dapat diperoleh bentuk komunikasi risiko yang scsuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendekatan terhadap masyarakat dilakukan dengan menggunakan metode community capacity enhancement yang bertujuan mencaxi kapasitas masyarakat agar dapat digunakan dan dikembangkan dalam aktivitas intervensi. Dalam hal ini, kapasitas yang dikembangkan adalah organisasi lokal. Sementara itu, metode baseline yang dilakukan bersifat kualitatif mclalui teknik vulnerability and capacity assessment untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang kerentanan dan kapasitas komunitas. Berdasarkan bcrbagai proses dan aktivitas intewensi yang dilakukan maka diperoleh hasil : 1) adanya pcningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kesiapsiagaan kebakaran; 2) adanya peningkatan outcome expectancy melalui perubahan prilaku kesiapsiagaan spesiiik; 3) terbentuknya format Lim siaga lokal; 4) adanya aktivitas penyebaran infomzasi nonfonnal di masyarakat. Hasil terscbut memperkuat penelitian yang menyatakan bahwa keberhasilan program intervensi kesiapsiagaan kebakaran berbasis komunitas perlu memperhatikan aspek lokalitas masalah schingga tidak ada satu bentuk komunikasi risiko yang efel-:tif xnenjangkau semua kclompok sebagaimana diterapkan oleh instansi pernerintah saat ini. Oleh karena itu, asesmen mcndalam tentang kornunitas merupakan hal yang hams diutamakan sebelum menjalankan program intervensi terkait pennasalahan kebakaran.
ABSTRACT
Indonesia is a state that vulnerable to disaster. This thing happened in all regions including Jakarta. One of disaster that generally happened in Jakarta is fire. Although it is considered as human error factor and happen incidentally but fire has become a disaster as it impact generated by it. In reality, fire generally happened in slum area with low economic and social status. Therefore, this research intends to plan an intervention for vulnerable community in Jakarta. The goal is to create an environmental resistance to fire danger. The study is done in RW 04 Sub-districts of Manggarai, South Jakarta as it is being a part of vulnerable Ere area in Jakarta. By paying attention to complicated of fire problems, hence research focused at aspect of preparedness. This research generates social-cognitive model to elaborate the factors of intention to prepare. It is used to design a proper form of risk communication that match with community need. Meanwhile, community approach is done by using community capacity enhancement method aimed to look for public capacities that can be developed in intervention activities. In this case, local organimtion is chosen as a capacity. Meanwhile, vulnerability and capacity assessment technique is used as a baseline method to obtain the whole picture about community?s vulnerabilities and capacities. Based on intervention processes and activities, it obtained some results : l) the improvement of community knowledge about fire preparedness; 2) the improvement of outcome expectancy through specific behavioral change; 3) forming of local alertness team format; 4) the existence of nonfonnal information sharing in community. These results strengthen previous research stating that the success of community-based fire preparedness intervention program need to pay attention to locality aspect so there is no etfective risk communication that can reach all groups as applied by government institution. Therefore, depth assessment about community is an important thing which must be considered before implementing related intervention program of fire problems.
2007
T34151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fitri
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang sangat rawan terhadap bencana. Hal ini terjadi hampir di semua wilayah termasuk Jakarta. Salah satu bencana yang sering teijadi di Jakarta adalah kebakaran. Walaupun seringkali dianggap sebagai faktor kelalaian dan bersifat insidental namun kebakaran telah menjadi bencana akibat dampak yang ditimbulkannya. Dalam kenyataannya, kebakaran umumnya teijadi di lingkungan padat dengan penduduk yang memiliki status ekonomi dan sosial rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dimasudkan untuk melakukan intervensi terhadap komunitas rawan kebakaran di Jakarta agar tercipta ketahanan lingkungan terhadap bahaya kebakaran. Studi ini dilakukan di RW 04 Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan karena wilayah tersebut termasuk kategori daerah rawan kebakaran di Jakarta. Dengan memperhatikan rumitnya permasalahan kebakaran, maka penelitian difokuskan pada aspek kesiapsiagaan (preparedness). Untuk itu, digunakan model kognitif-sosial terhadap faktor-faktor intention to préparé. Hal ini dimaksudkan agar dapat diperoleh bentuk komunikasi risiko yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendekatan terhadap masyarakat dilakukan dengan menggunakan metode community capacity enhancement yang bertujuan mencari kapasitas masyarakat agar dapat digunakan dan dikembangkan dalam aktivitas intervensi. Dalam hal ini, kapasitas yang dikembangkan adalah organisasi lokal. Sementara itu, metode baseline yang dilakukan bersifat kualitatif melalui teknik vulnerability and capacity assessment untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang kerentanan dan kapasitas komunitas. Berdasarkan berbagai proses dan aktivitas intervensi yang dilakukan maka diperoleh hasil : 1 ) adanya peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap kesiapsiagaan kebakaran; 2) adanya peningkatan outcome expectancy melalui perubahan prilaku kesiapsiagaan spesifik; 3) terbentuknya format tim siaga lokal; 4) adanya aktivitas penyebaran informasi nonformal di masyarakat. Hasil tersebut memperkuat penelitian yang menyatakan bahwa keberhasilan program intervensi kesiapsiagaan kebakaran berbasis komunitas perlu memperhatikan aspek lokalitas masalah sehingga tidak ada satu bentuk komunikasi risiko yang efektif menjangkau semua kelompok sebagaimana diterapkan oleh instansi pemerintah saat ini. Oleh karena itu, asesmen mendalam tentang komunitas merupakan hal yang harus diutamakan sebelum menjalankan program intervensi terkait permasalahan kebakaran.
2007
T37981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Octavia Anggraini
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai fungsi komunikasi risiko dalam pemanfaatan tenaga nuklir di sektor energi. Dalam skripsi ini penulis menjabarkan dua pokok permasalahan: Pertama, mengenai peraturan komunikasi risiko dalam UU No. 32/2009 dan kedua, mengenai fungsi komunikasi risiko itu sendiri dalam pemanfaatan tenaga nuklir di sektor energi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi risiko sebenarnya dapat dijadikan peluang dalam membangun pemahaman dan kepercayaan masyarkat dalam rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Indonesia.
ABSTRACT
This thesis discussing about the function of risk communication in the use of nuclear power in energy sector. In this thesis the author proposes two main issues: First, how the Law Number 32 of 2009 regulate about risk communication. While the second, the thesis will discuss about the function of risk risk communication in the use of nuclear power the energy sector. The result of this study showed that risk communication can actually be used as an opportunity to build understanding and people acceptance in the development plan of the very first nuclear power plant in Indonesia
2016
S64350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Asteria
Abstrak :
Upaya manajemen bencana alam yang terjadi di Indonesia saat ini memerlukan dukungan dari media massa dalam melakukan komunikasi kepada masyarakat. Degradasi lingkungan dan global warming menyebabkan wilayah Indonesia menjadi rawan bencana. Informasi mengenai situasi pra bencana, saat kejadian, dan pasca bencana menentukan terbentuknya keamanan dan kemampuan warga menghadapi bencana. Media massa dapat berperan sebagai early warning system dan melakukan edukasi bagi masyarakat. Konvergensi media saat ini memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi mengenai bencana penting yang dapat mendukung efisiensi manajemen bencana. Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pengemasan informasi bencana di media massa, baik media cetak dan online sebagai bentuk komunikasi bencana kepada masyarakat. Konsep yang digunakan sebagai dasar kajian adalah jurnalisme bencana, komunikasi risiko bencana dan manajemen bencana. Metode penelitian menggunakan studi literatur dan analisis teks framing pada media cetak dan online yang memberitakan berita bencana, dengan pilihan kasus pada pemberitaan oleh Kompas. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa peran komunikasi bencana menentukan keberhasilan pemerintah untuk memberikan informasi bagi keamanan masyarakat dan mengatasi bencana yang terjadi. Kajian ini memberikan kontribusi bahwa optimalisasi komunikasi bencana secara terpadu penting dalam manajemen bencana, sinergi dengan pelibatan media massa dan masyarakat dalam distribusi informasi melalui pemanfaatan media.
Depok: Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi, 2016
MK-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sigit Syarifuddin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan komunikasi risiko mengenai informasi yang dikeluarkan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional  (KPCPEN) di Instagram  @lawancovid19_id. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik. Metode penelitian dilakukan dengan kuantitatif melalui analisis isi media sosial (Instagram). Penelitian ini mengidentifikasi pola karakteristik pesan, keterlibatan pengguna (user engagement
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Miftahul Akhyar
Abstrak :
Penelitian ini merekonstruksi Sistem Komunikasi Krisis dan Risiko Kebencanaan di Media Sosial dalam Pengurangan Risiko Bencana Tsunami Vulkanik di Indonesia. Riset difokuskan pada kasus Tsunami Selat Sunda pada tahun 2018 yang menelan 426 korban jiwa. Tragedi ini disebabkan oleh lemahnya situational awareness akibat ketidaksinkronan kebijakan peringatan dini tsunami vulkanik antar lembaga, lemahnya crisis response masyarakat di media sosial, dan rumor yang berkembang akibat kesenjangan digital masyarakat terdampak bencana. Metode penyelesaian masalah menggunakan Soft Systems Methodology (SSM) Multi Method, dengan penggunaan Social Network Analysis pada SSM tahap ke dua untuk memperkaya Rich Picture dan Textual Network Analysis pada SSM tahap ke lima untuk mempertajam perbandingan model konseptual dengan dunia nyata. Survei dengan instrumen berplatform Open Data Kit dilakukan tehadap 100 penduduk desa yang terkena dampak langsung atau tidak langsung tsunami menghasilkan visualisasi crisis sensing network selama bencana dari perspektif publik. Wawancara mendalam dengan 22 orang yang mewakili 15 pemangku kepentingan nasional dan lokal utama menghasilkan crisis sensing network dari perspektif pemerintah. Riset ini merekomendasikan beberapa hal. Pertama, rekomendasi secara akademis, yaitu mengintroduksi collective intelligence sebagai pengembangan dari Social Mediated Crisis Communication dengan kolaborasi pengelolaan media sosial antar lembaga dan partisipasi masyarakat dalam komunikasi risiko dan krisis khususnya peringatan dini bencana. Kedua, kontribusi secara metodologis yaitu elaborasi varian baru SSM multi method yang memperkaya penerapan SSM dalam riset berbasis digital. Ketiga, rekomendasi secara praktis/ sosial; mengusulkan amandemen UU kebencanaan No.24/2007 dengan menambahkan tsunami non-tektonik (vulkanik) ke dalam tipe krisis/bencana tsunami; dan mempertegas peran institusi TNI dan Polri dalam komunikasi risiko dan krisis. ......This study reconstructs the Crisis Communication System on Social Media for Disaster Risk Reduction of Volcanic Tsunami Disaster in Indonesia. Research is focused on the case of the Sunda Strait Tsunami in 2018 which claimed 426 lives. This tragedy was caused by weak situational awareness due to the out-of-synchronization of volcanic tsunami early warning policies between institutions, the weak crisis response of the community on social media, and rumors that developed due to the digital divide of the community affected by the disaster. The problem solving method uses the Soft Systems Methodology (SSM) Multi Method, with the use of Social Network Analysis in the second stage of SSM to enrich the Rich Picture and Textual Network Analysis in the fifth stage of SSM to sharpen the comparison of conceptual models with the real world. The survey using the Open Data Kit platform instrument was conducted on 100 villagers who were directly or indirectly affected by the tsunami, resulting in a visualization of the crisis sensing network during the disaster from a public perspective. In-depth interviews with 22 people representing 15 key national and local stakeholders produced a crisis sensing network from a government perspective. This research recommends several things. First, academic recommendations, namely introducing collective intelligence as a development of Social Mediated Crisis Communication with collaborative social media management between institutions and community participation in crisis communication, especially disaster early warning. Second, the methodological contribution, namely the elaboration of a new multi-method SSM variant which enriches the application of SSM in digital-based research. Third, practical/social recommendations; proposed an amendment to the Law on Disasters No.24/2007 by adding a non-tectonic (volcanic) tsunami to the type of tsunami crisis/disaster; and reinforce the role of TNI and Polri institutions in crisis communication.

Keywords: Social Media, Crisis Communication, Volcanic Tsunami, SSM Multi-Method, Social Network Analysis (SNA), Textual Network Analysis (TNA)

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library