Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhia Athallia Herjan
"Pemasaran digital saat ini merupakan strategi yang sangat populer dan digunakan hampir sebagian besar pemasar di seluruh dunia. Hal ini terjadi karena dampak dari berkembangnya teknologi dan kemunculan internet, sehingga membuat media digital menjadi lahan yang sangat prospektif. Media sosial adalah salah satu media yang digunakan dalam pemasaran digital. Luxury fashion brands juga menggunakan media sosial khususnya Instagram dalam melakukan strategi pemasaran digital mereka. Hal ini menjadi kontradiktif karena pada awalnya banyak luxury fashion brands menunda penggunaan media sosial karena khawatir tidak sesuai dengan value dan target konsumen yang niche. Namun ternyata social media marketing merupakan peluang besar untuk membangun hubungan yang signifikan dan menciptakan cara interaksi antara brand dan konsumen lewat pertukaran informasi yang dinamis. Media sosial telah berkembang menjadi platform yang memiliki berbagai fitur yang bertujuan untuk menciptakan komunitas dengan menghubungkan mereka. Perubahan yang
terjadi akibat perkembangan zaman dan teknologi pada akhirnya membawa pengaruh positif bagi perkembangan
strategi pemasaran untuk luxury fashion brands.
Digital marketing is currently a very popular strategy used by most marketers worldwide. It happens because of the impact of technological development and the emergence of the internet, thus making digital media very prospective. Social media is one of the media used in digital marketing. Luxury fashion brands also use social media especially Instagram in carrying out their digital marketing strategies. In the beginning, many luxury fashion brands unwilling to use social media since it is not in accordance with their value and niche target consumers. It turns out that social media marketing is a great opportunity to build significant relationships and create ways of interaction between brands and consumers through dynamic information.
Social media has developed into a platform that has various features offered to create a community by
connecting them. The changes in technology have finally brought positive influences to the development of
marketing strategies for luxury fashion brands"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisya Setiawati Makki
"Merek mewah memiliki cara memasarkan produk mereka yang berbeda dibandingkan komoditas biasa, karena mereka harus memberi kesan eksklusif, prestise, dan status melalui produk yang mereka jual. Dengan melakukan studi kuantitatif untuk membandingkan aktivitas pemasaran merek mewah mdash;spesifiknya, dalam studi ini; pemasaran langsung, pemasaran eksperiensial, dan pemasaran media social mdash;penulis bertujuan untuk dapat melihat dampaknya terhadap ekuitas pelanggan dalam hal nilai, merek, dan ekuitas hubungan. Karena ada perbedaan dalam kebiasaan pembelian orang-orang di Indonesia dan Belanda, kami selanjutnya berhipotesis bahwa ada juga perbedaan dalam sikap dan preferensi peserta dari setiap kebangsaan terhadap ekuitas pelanggan. Uji ANOVA satu arah dan Analisis Regresi dilakukan untuk menguji hipotesis dari sampel sebanyak 135 peserta. Ditemukan bahwa hanya 3 dari 10 hipotesis yang didukung ndash;bahwa pengalaman pemasaran berdampak pada ekuitas merek, pemasaran media sosial berdampak pada hubungan ekuitas, dan hasil penemuan berbeda antara peserta Indonesia dan Belanda.

Luxury brands have different ways to market their products compared to commodity ones, since they have to signal exclusivity, prestige, and status through the products they sell. By conducting a quantitative study to compare luxury brands rsquo marketing activities mdash in this study rsquo s case direct marketing, experiential marketing, and social media marketing mdash the author aims to see how they impact customer equity in terms of value, brand, and relationship equity. Since there is a difference in purchasing habits of people in Indonesia and The Netherlands, we further hypothesize that there will also be a difference in how participants of each nationalities rsquo attitude towards customer equity. A one way ANOVA test and a Regression Analysis were conducted to test the hypotheses from a sample of 135 participants. Only 3 out of 10 hypotheses were supported mdash that experiential marketing has an impact on brand equity, social media marketing has an impact on relationship equity, and that the results does differ between Indonesian and Dutch participants.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S70088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farhan Kusumawardhana
"Semakin banyak pelanggan menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi tentang merek dan memandu pembelian mereka. Hubungan antara pemasaran media sosial (social media marketing activities-SMMA) dan ekuitas merek berbasis konsumen (consumer-based brand equity-CBBE) pada konsumen Generasi Z dipengaruhi melalui pengalaman merek (brand experience-BE) dan manfaat media sosial (social media benefits-SMB) dari platform media sosial. Penelitian ini menerapkan partial least square model (PLS) dengan 125 responden Generasi Z yang mengikuti merek Louis Vuitton di platform media sosial Instagram. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara SMMA dan CBBE yang dipengaruhi melalui mediasi pengalaman merek (BE) serta manfaat media sosial (SMB). Akan tetapi, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengalaman merek (BE) dan manfaat media sosial (SMB) tidak memiliki hubungan langsung dengan CBBE tanpa mediasi. Temuan penelitian ini dapat digunakan oleh manajer luxury brands untuk merancang pemasaran media sosial untuk meningkatkan pemasaran kepada Generasi Z dan evaluasi ekuitas merek (brand equity) di platform media sosial.

More and more customers are using social media to learn about brands and guide their purchases. The relationship between social media marketing activities (SMMA) efforts and consumer-based brand equity (CBBE) among Generation Z consumers is hypothesized to be mediated by brand experience (BE) and the social media benefits (SMB) resulting from engagement in social media platforms. Putting into action, the partial least squares path modeling (PLS) used to evaluate 125 of Louis Vuitton brand’s followers on the social media platform of Instagram. According to the findings, the relationship between SMMA and CBBE is mediated by brand experience as well as social media benefits; however, the result also show that brand experience and social media benefits does not have any direct relationship regarding the CBBE without mediation. These findings could be used by luxury brand managers to design social media marketing approaches that improve Generation Z's overall social media marketing activities and evaluations of brand equity in social media platforms.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Divaningtyas
"Media sosial telah berkembang secara signifikan dalam bagaimana merek menjaga citra mereka dan memenuhi tuntutan konsumen. Media sosial adalah sumber data besar yang mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai jejaring sosial seperti Instagram dan Twitter. Data besar dapat membantu memahami bagaimana pelanggan memilih untuk terlibat, siapa mereka, dan apa yang mereka inginkan. Namun, merek-merek mewah pada awalnya ragu-ragu untuk mengadopsi kehadiran online atau teknologi semacam itu karena risiko nilai inti mereka akan keunikan, kelangkaan, keaslian, dan eksklusivitas. Akibatnya, penelitian tentang keterlibatan merek-merek mewah di media sosial terbatas. Berdasarkan survei terhadap 747 konsumen merek mewah di Inggris Raya, yang mengikuti empat kategori merek mewah yang dipelajari di media sosial, studi tersebut mengembangkan model persamaan struktural yang membantu menutupi kesenjangan dalam penelitian sebelumnya tentang keterlibatan media sosial. Studi ini secara eksplisit menyoroti hubungan antara penyebab keterlibatan media sosial dan pengaruhnya (ekuitas merek). Menurut penelitian, ekspresi diri merek secara signifikan memengaruhi keterlibatan media sosial dengan merek-merek mewah. Studi ini juga mengungkapkan bahwa interaksi merek konsumen memiliki efek menguntungkan yang kuat pada ekuitas merek serta tiga aspek utama: kesadaran merek, loyalitas merek, dan citra merek.

Social media has grown significantly in how brands maintain their image and meet consumer demands. Social media is a big data source that collects and analyzes data from various social networks such as Instagram and Twitter. Big data can help understand how customers choose to engage, who they are, and what they want. However, luxury brands were initially hesitant to adopt an online presence or such technology because of the risks to their core values of uniqueness, scarcity, authenticity, and exclusivity. As a result, research on the social media engagement of luxury brands is limited. Based on a survey of 747 luxury brand consumers in the United Kingdom, who follow the four categories of luxury brands studied on social media, the study developed a structural equation model that aids in covering up gaps in earlier research on social media engagement. The study explicitly highlights the connections between social media engagement causes and their effects (brand equity). According to the study, brand self-expressiveness significantly impacts social media engagement with luxury brands. The study also reveals that consumer brand interaction has a strong beneficial effect on brand equity as well as the three primary aspects: brand awareness, brand loyalty, and brand image.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmanisa Putri Ekasari
"Segmen barang mewah pribadi telah berkontribusi paling besar pada keseluruhan pertumbuhan penjualan pasar barang mewah di dunia tahun 2018 (Boston Consulting Group, 2019). Hal tersebut didukung dengan adanya fenomena peningkatan permintaan konsumen yang lebih muda, yaitu Generasi Y. Kosmetik yang sudah menjadi bagian hidup wanita, kini bertambah keistimewaannya karena nilai kemewahan yang digunakan konsumen Generasi Y untuk memengaruhi presentasi dirinya di mata publik. Meskipun begitu, penelitian mengenai perilaku konsumen muda terhadap luxury cosmetic saat ini masih sedikit.
Penelitian ini dilakukan untuk memahami faktor nilai personal dan sosial pada konsumen wanita Generasi Y, serta pengaruhnya pada sikap dan perilaku penggunaan luxury cosmetic brands di wilayah Indonesia. Faktor brand consciousness ditambahkan pada penelitian ini sebagai karakteristik dari konsumen Generasi Y. Desain penelitian ini adalah konklusif deskriptif dengan teknik judgemental sampling. Metode Structural Equation Modelling (SEM) digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari survei melalui penyebaran kuesioner secara online, sebanyak 460 responden.
Hasil yang diperoleh adalah sikap terhadap luxury cosmetic brands, nilai materialistis, dan nilai identitas diri memengaruhi secara signifikan perilaku penggunaan luxury cosmetic. Selanjutnya hanya faktor brand consciousness, memengaruhi sikap terhadap luxury cosmetic brands. Implikasi manajerial serta saran untuk penelitian di masa mendatang dibahas lebih lanjut di dalam penelitian ini.

Personal luxury segment has contributed the most to the growth of luxury goods in the world, in 2018 (Boston Consulting Group, 2019). This also supported by the increasing demand from younger consumers, that is the Generation Y. Cosmetics have been a part of women's lives and now are add the exquisiteness because of the luxury value that Generation Y can use to enhance their self-presentation. However, research on the behavior of young consumers towards luxury cosmetics is still limited.
This research was conducted to evaluate factors of personal and social values, which influence the attitude and usage behavior of Generation Y female consumer towards luxury cosmetic brands in Indonesia. Brand consciousness was added to this study as the characteristics of Generation Y consumers. Design of this study in conclusive descriptive with judgmental sampling technique Structural Equation Modeling (SEM) was used to analyze the data collected from an online survey of 460 respondents.
Findings of the study reveal that attitudes towards luxury cosmetic brands, materialistic value, and self-identity value have significant effects on the usage behavior of luxury cosmetic. Only brand consciousness has a significant effect on attitudes towards luxury cosmetic brands. Managerial implications and suggestions for future research are discussed further in this study.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Noor
"Tujuan utama dari penelitian ini ialah mengetahui motivasi pembelian merek mewah pada kelompok usia late adolescents 18-25 tahun dan young adults 26-39 tahun dengan menggunakan attitude functions social-adjustive function, value-expressive function, hedonic function dan utilitarian function sebagai dasar pembelian merek mewah. Dengan total 159 responden 109 kelompok usia late adolescents dan 50 kelompok usia young adults , data diolah menggunakan analisis multiple regression dan uji beda Satterthwaite. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social-adjustive function dan value-expressive function pada kelompok usia late adolescents berpengaruh lebih besar dari kelompok usia young adults. Perbedaan juga ditemukan pada pengaruh hedonic function dan utilitarian function terhadap pembelian merek mewah pada kedua kelompok usia.

The main purpose of this research is to seek the motivations of consuming luxury brands among late adolescents 18-25 years and young adults 26-39 years using the attitude functions social adjustive function, value expressive function, hedonic function, and utilitarian function as the basis of purchasing luxury brands. A total of 159 respondents between the age of 18 and 39 participated in a survey used and analyzed using multiple regression and Satterthwaite equation. The results shown that social adjustive function and value expressive function among late adolescents has bigger impact than young adults. This research also finds the differences of the impact of hedonic function and utilitarian function toward luxury brands purchase intention between two age groups.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library