Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ritzer, George
London: Pine Forge Press, 2008
306.097 3 RIT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Igna Ardiani Astuti
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai aksi protes masyarakat AS terhadap McDonalds terkait penyebaran epidemi obesitas periode 2000-2013. McDonald?s menjadi target protes masyarakat karena dianggap mewakili industri restoran makanan cepat saji di AS. Fokus penelitian ini menunjukkan awal mula masyarakat mulai intens melancarkan protes terhadap McDonald?s serta bentuk-bentuk protesnya. Tesis ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif-interpretatif dan menggunakan teori pop culture, budaya makan, New Social Movement, pressure group, simbol, serta media massa dalam analisis. Dari penelitian ini didapat simpulan bahwa McDonalds memenuhi protes masyarakat sebagai upaya agar bisnis yang telah dijalankan sejak 1948 tersebut terus bertahan dan tidak kalah bersaing dengan kompetitor.
On 2000 -2013, McDonald's had become the target of protests against fastfoodinflicted obesity in the US. This giant restaurant chain was dubbed as the symbol of fastfood restaurants that lead to the unhealthy eating habit. This research focused on asessing the initial stage of the protests and its forms, using descriptive-interpretative method and pop culture theory, eating habbit theory, New Social Movement theory, Pressure Group Theory, Symbol, and Mass Media to analyse it. This research concludes, at present McDonald?s has successfully maintain its position as a leading, prominent fastfood corporation in the US.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan per kapita yang tergolong tinggi merupakan potensi yang sangat besar bagi industri makanan olahan, termasuk makanan siap saji. Pada saat ini, semakin banyaknya orang yang sibuk melakukan aktivitas mengakibatkan orang tidak mau repot-repot lagi, sehingga trend beralih kearah makanan yang cepat saji, selain merupakan prestise/gaya hidup dapat juga menghemat waktu, terutama untuk dikawasan perkotaan yang dinamis.

Makin maraknya bisnis restoran kategori makanan siap saji yang menyediakan jenis makanan ayam, hamburger dan kentang, khususnya yang dikembangkan melalui sistem franchise (waralaba) memacu kondisi persaingan yang sangat ketat. Banyaknya waralaba asing yang ingin berinvestasi di Indonesia juga mendorong pertumbuhan dan restoran siap saji, sehingga menimbulkan persaingan yang sengit dalam industri makanan siap saji ini. Persaingan antara restoran siap saji ini dapat dilihat dari segi inovasi produk, dimana banyak restoran-restoran yang mengeluarkan produk-produk baik untuk mengantisipasi keinginan dari konsumen. Untuk harga, banyak pula restoran-restoran siap saji yang mengeluarkan paket hemat pada saat krisis hingga sekarang agar konsumen tetap tertarik untuk datang kerestoran tersebut. Dari segi distribusinya dapat dilihat bahwa masing-masing restoran siap saji tesebut mulai membuka kembali outlet-outletnya setelah mengalami kerugian akibat adanya kriisis ekonomi, serta mulai melakukan iklan-iklan (promosi agar konsumen dapat mengetahui keberadaan dari restoran tersebut serta menonjolkan produk-produk baru yang dihasilkan oleh masing-inasing restoran siap saji.

Sebagal upaya dalam mempertahankan pelanggannya, maka pengetahuan mengenai kepuasan/ketidakpuasan pada masing-masing restoran siap saji merupakan suatu hal yang sangat penting karena kepuasan pada akhirnya akan membawa pada loyalitas terhadap merek / produk yang memberikan keuntungan jangka panjang kepada perusahaan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari mulai problem recognition (identifikasi masalah) sampai dengan consumption (proses konsumsi) terhadap ke-3 restoran siap saji (Mc,Donald?s, Kentucky Fried Chicken dan Wendy?s). Dan untuk mengetahul tingkat kepuasan konsumen terhadap ketiga restoran siap saji melalui metode SERVQUAL terhadap atribut-atribut jasa masing-masing restoran tersebut.

Dari hasil penelitian ini kemudian dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, ada 18 atribut yang dapat diukur oleh responden pada masing-masing restoran siap saji, yang dapat dikelompokkan lagi menjadi 5 dimensi pada metode SERVQUAL, yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty.

Kedua, identifikasi masalah dilihat dari alasan responden untuk pemilihan restoran siap saji yaitu karena makanannya cepat saji. Walaupun begitu masih ada keraguan dari responden terhadap restoran siap saji dikarenakan mengandung kolesterol tinggi. Kemudian konsumen akan mencari informasi yang dìdapat dari pengetahuan (knowledge) dan pengalaman (experience) dimana mayoritas responden melalui Top of Mind memilih Restoran Mc.Donald?s. Setelah itu dilihat lagi Unaided dimana mayoritas responden memilih Restoran Kentucky Fried Chicken. Selanjuinya untuk Aided mayoritas responden memilih Restoran Hoka-Hoka Bento. Akhirnya untuk total awareness dan benak konsumen terhadap masing-masing restoran slap saji mayonias responden memilih McDonald?s, Kentucky Fried Chicken, Hoka-Hoka Bento dan Wendy?s. Pada tahap proses evaluasi, persamaan faktor utama yang dipertimbangkan oleh responden dalam memilih restoran adalah mengenai masalah pada dimensi tangible (kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan) dan dimensi reliability (kecepatan pelayanan). Proses pemilihan memperlihatkan bahwa faktor diri sendiri yang paling menentukan didalam pemilihan restoran siap saji dan lebih menyukai makan direstoran siap saji bersama dengan teman-temannya. Pada proses pembelian, pengeluaran rata-rata sekali makan direstoran siap saji mayoritas responden mengeluarkan sebesar Rp.10.000 ? Rp.15.000 dan jarak antara rumah responden dengan restoran slap saji yang biasa dikunjunginya terdekat sekitar 1-5 kilometer. Selanjutnya tempat restoran siap saji yang paling sering dikunjungi, terbanyak di mall. Pada proses konsumsi, restoran siap saji yang paling sering dikunjungi adalah Mc.Donald?s. Untuk melihat frekuensi konsumsi responden pergi ke restoran siap saji dapat diihat bahwa 2-3 kali sebulan menduduki peringkat pertama. Sedangkan untuk juinlah terbanyak responden yang terakhir kali pergi kerestoran siap saji adalah 1 sampai 2 minggu yang lalu.

Ketiga untuk perbandingan mean demografi terhadap tingkat kepentingan atnbut dapat dilihat untuk ke-3 restoran slap saji ternyata perbandìngan mean demografi rata- rata terjadi pada dimensi tangible (penataan didalam maupun diluar ruangan; musik yang diperdengarkan; lokasi restoran; kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan; kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat yang dipakal; dan kerapihan dan kebersihan penampilan dan karyawan yang bertugas), dimensi reliability (harga yang terjangkau; variasi menu makanan; dan rasa makanan yang enak), dim ensi responsiveness (kemampuan karyawannya untuk cepat tanggap menyelesaìkan keluhan korisumen) , dimensi assurance (karyawan dapat memberikan informasi menu dengan baik; dan pelayanan yang sopan dan ramah), dimensi emphaty (memberikan pelayanan kepada semua konsumen dengan tidak memandang status sosial dan lain-lain).

Keempat, faktor utama yang menunjukkan tingkat kepuasan oleh responden dalam memilih restoran adalah mengenai masaiah pada dimensi reliability (rasa makanan yang enak) dan dimensi assurance (pesanan sesuai dengan yang diminta dan pelayanan yang sopan dan ramah).

Kelima, pada overall satisfaction ternyata mayoritas tmgkat kepuasan tertinggi responden terbanyak pada Restoran McDonald?s, yang diikuti oleb Restoran Wendy?s dan Restoran Kentucky Fried Chicken.

Keenam, Key Driver Analysis pada atribut-atribut pada masing-masing restoran siap saji berbeda satu sama lain, sehingga atribut tiap restoran dipersepsikan pada tingkat kepuasan yang berbeda oleh responden. Jumlah atribut tersebut adalah Wendy?s (3 atribut), Mc.Donald?s (10 athbut) dan Kentucky Fried Chicken (4 atribut).

Ketujuh, Customer Satisfaction Index pada ke-3 restoran siap saji dimiliki oleh Restoran McDonald?s. Hal ini berarti Restoran McDonald?s mempunyai tingkat kepuasan tertinggi yang dipersepsikan oleh responden.

Kedelapan, Secure Customer Index terhadap ke-3 restoran siap saji yang tertinggi adalah Restoran McDonald?s, diikuti oleh Restoran Wendy?s dan Restoran Kentukcy Fried Chicken. Secure Customer Index Restoran Mcdonald?s tertinggi berarti bahwa responden sangat berminat untuk terus mengunjungi, loyal dan sangat merekomendasikan terbadap Restoran Mc.Donald.

Kesembilan, Quadrant Analysis untuk ke-3 restoran siap saji tersebut, rata-rata atribut terletak pada Kuadran B (rata-rata masing-masing restoran memfliki 8 atribut) dirnana atribut tersebut dianggap penting oleh konsumen dan konsumen merasa puas dengan performance atribut-atribut tersebut.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theophilus J. Riyanto
Abstrak :
Penelitian kualitatif tentang McDonald's dalam Kebudayaan Konsumen Amerika melalui kajian literatur menekankan pada makna denotatifdan konotatif McDonald's bagi konsumennya yaitu masyarakat pekerja kelas menengah bawah Amerika dalam kurun waktu dua dasa warsa pertama sejak berdirinya McDonald's tahun 1955. Sumber kajian utama penelitian ini adalah teks-teks resmi McDonald's yang ada dalam situs www.mcdonald.com dan dua pustaka yang ditulis oleh Gary Henriques dan Andre DuVall, McDonald's Collectibles: Identification and Value Guide dan yang ditulis oleh Ray Kroc dan Robert Anderson, Grinding It Out: The Making of McDonald's. Teori-teori yang dipakai dalam analisis ini adalah teori-teori tentang kebudayaan (pemikiran-pernikiran dari Ralph Linton, Raymond Williams, Norman K. Denzin), kebudayaan konsumen (pemikiran-pemikiran dari Mike Featherstone dan Don Slater), gaya hidup (pemikiran dari David Chaney), dan restoran cepat saji (pemikira dari Richard Pillsbury), Dalam analisis diteinukan bahwa pertumbuhan dan perkembangan McDonald's yang pesat, ideologi McDonald's, dan makna denotatifdan makna konotatif (makna emosional, sosial, dan budaya) McDonald's bagi konsumennya menunjukkan bahwa ada hubungan timbal balik yang saling berkaitan antara McDonald's, konsumennya, dan masyarakat pada waktu itu. Hal ini menciptakan suatu gaya hidup masyarakat dalam berkonsumsi atau mengkonsumsi komoditas yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan konsumen Amerika pada masa itu.
This qualitative research on McDonald's in the American Consumer Culture through a text analysis focuses on the denotative and connotative meanings of McDonald's for its consumers, that is, the working American of low middle-class people in the fist two decade since the opening of McDonald's in 1955. The main sources of the analysis are the formal texts from the website of McDonald's (www.mcdonald.com), and the two texts on McDonald's written by Gary Henriques and Andre Duvall, McDonald's Collectibles: Identification and Value Guide and written by Ray Kroc and Robert Anderson, Grinding It Out: The Making of Mc Donald?s. The theories used in the analysis are the theories on culture (Ralph Linton, Raymond Williams, Norman K. Denzin), consumer culture (Mike Featherstone and Don Slater), lifestyle (David Chaney), and fast-food restaurant (Richard Pillsbury). In the analysis, it comes to be true that the fast growth and development of McDonald's in that period, tile ideology of McDonald's, and the denotative and connotative meanings (emotional, social, cultural meanings) of McDonald's for its customers indicate that there is interdependent relation among McDonald's, its consumers, and the society. It creates people's lifestyle in consuming commodities that influences the development of the American consumer culture in that period.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salena Nur Adinda
Abstrak :
Dalam era modern ini, hal ini menjadi lebih menantang untuk menawarkan layanan pelanggan yang baik, terutama dalam industri makanan cepat saji sebagai arus pelanggan yang meningkat meningkat. Poros bisnis berorientasi layanan lainnya, karyawan atau restoran cepat saji memiliki interaksi langsung dengan pelanggan dan Dianggap sebagai tulang punggung atau restoran. Namun topik mengatasi stres dan tekanan kerja menarik untuk dipertimbangkan dari kedua akademisi dan praktisi. Banyak kepentingan di daerah mengklaim Itu mengatasi karyawan stres dan tekanan terkait dengan gaya kepemimpinan atasan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kondisi kerja di restoran cepat saji dan meneliti peran gaya kepemimpinan manajemen pada stres kerja dan tekanan dalam Mencapai motivasi karyawan. Penelitian ini didasarkan pada strategi kualitatif Berapa banyak pengikut meneliti industri makanan cepat saji menggunakan waralaba restoran McDonald di Jakarta, Indonesia. Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur Terdiri dari satu manajer dan tiga karyawan. Temuan menunjukkan pekerjaan stres dan tekanan yang negatif terkait dengan motivasi karyawan. hubungan negatif ini Menunjukkan Bahwa karyawan yang mengalami stres kurang atau tekanan lebih puas dibandingkan Mereka yang mengalami tingkat stres yang tinggi dan tekanan. Selain itu, tingkat dirasakan gaya kepemimpinan transformasional yang digunakan oleh atasan di restoran makanan cepat saji mendapatkan umpan balik positif pada mengatasi stres kerja dan tekanan dari karyawan. Data ini dikumpulkan dari sampel kecil, yang membatasi generalisasi penelitian ini. ...... In this modern era, it is becoming more challenging to offer good customer service, especially in fast food industry as the flows of its customers are increasing. As any other service oriented business, employees of fast food restaurants have direct interactions with customers and considered as the backbone of restaurants. However the topic of overcoming employee stress and pressure have attracted considerable interest from both academics and practitioners. Much of the interest in the area claims that overcoming employee stress and pressure are linked to supervisor leadership style. Therefore, the purpose of this study is to understand the working conditions in fast food restaurants and examine the role of management leadership style on job stress and pressure in achieving employee motivation. This study based on qualitative strategy which examines the fast food industry using McDonalds franchise restaurant in Jakarta, Indonesia. The data were collected through semi structured interviews consisting of one manager and three employees. The findings shown job stress and pressure are negatively associated with employee motivation. This negative association indicates that employees who are experiencing less stress or pressure are more satisfied than those who are experiencing high level of stress and pressure. Moreover, the level of perceived transformational leadership style used by supervisor in fast food restaurant gain a positive feedback on overcoming job stress and pressure of the employees. The data was collected from a small sample, which limits the generalization of this study.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ramadhania
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta membahas makna metafora dalam iklan produk McDonald’s Jepang dengan menggunakan teori metafora Knowles & Moon. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan yang diunggah pada akun twitter resmi McDonald’s Jepang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 10 data iklan yang mengandung 12 metafora. Ditemukan 8 metafora kreatif dan 4 metafora konvensional. Penggunaan metafora kreatif mampu mengemas pengalaman dalam mengkonsumsi produk dengan cara yang unik, sementara penggunaan metafora konvensional mempermudah pemahaman calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan, dengan ungkapan metaforis yang telah digunakan secara umum. ......This study aims to identify and discuss the meaning of metaphors in Japanese McDonald's product advertisements using Knowles & Moon's metaphor theory. The data source used in this research is advertisements uploaded on the official McDonald's Japan twitter account. The results of this study show that there are 10 advertisement data containing 12 metaphors. Eight creative metaphors and four conventional metaphors were found. The use of creative metaphors is able to express the experience of consuming products in a unique way, while the use of conventional metaphors makes it easier for potential consumers to understand the products offered, with metaphorical expressions that have been commonly used.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library