Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gobe, Marc
Jakarta: Erlangga, 2006
602.75 GOB c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Valentina Yuyu Kano
"ABSTRAK
UU Merek No.15/2001 pada prinsipnya melindungi kepentingan
pelaku usaha (produsen) pemilik merek (Pasal 1 (1) jo Pasal
3) padahal seharusnya konsumen sebagai warga negara
mempunyai kedudukan yang sama (Pasal 27 (1) UUD 1945)
dengan produsen sehingga harus mendapat perlindungan yang
sama. Apabila dicermati pasal perpasal dalam UU Merek
No.15/2001 tidak ada satu pasalpun yang memuat kata
konsumen namun ternyata dalam Penjelasan Pasal 4 dan Pasal
68 (1) UU Merek terdapat kata konsumen. Oleh karena itu
meskipun tidak terdapat ketentuan yang tegas yang
mensyaratkan adanya perlindungan konsumen tetapi dalam
Penjelasan (Pasal 4,pemohon yang beritikad baik adalah
pemohon yang mendaftarkan mereknya secara layak dan jujur
tanpa ada niat apapun untuk antara lain mengecoh atau
menyesatkan konsumen, dan Pasal 68 (l),yang dimaksud dengan
pihak yang berkepentingan antara lain yayasan/lembaga di
bidang konsumen) ternyata terdapat kata konsumen maka
secara hukum sudah dapat dikualifikasi UU Merek No.15/2001
memberikan perlindungan kepada konsumen. Oleh karena
penjelasan suatu pasal adalah juga bagian dari undangundang
itu sendiri. Dengan demikian UU Merek No.15/2001
selain memberikan perlindungan terhadap pelaku usaha
(produsen) juga memberikan perlindungan kepada konsumen.
Sebagai contoh kasus adalah perkara merek TOP 1 milik PT
TOPINDO ATLAS ASIA dengan merek MEGATOP milik PT LUMASINDO
PERKASA. PT TOPINDO sebagai pihak yang merasa dirugikan
mengajukan gugatan penghapusan merek berdasarkan Pasal 61
(2) b j o Pasal 63 ke PN JakPus dan MA atas merek MEGATOP
yang dimiliki oleh PT LUMASINDO. PT LUMASINDO digugat
karena mereknya yang didaftar (hanya berupa kata MEGATOP)
tidak sesuai dengan mereknya yang beredar (kata MEGATOP
dalam elips + 1 + kata NEW FORMULA dalam angka 1 + lukisan
dalam unsur warna merah dan kuning). PT TOPINDO ATLAS ASIA
selain melindungi diri karena merasa dirugikan juga
melindungi konsumennya dari tindakan yang menyesatkan
pelaku usaha yang nakal, PT LUMASINDO PERKASA."
2007
T37095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janova Evi Lavita
"Skripsi ini menganalisis unsur-unsur yang mempengaruhi ekuitas merek berbasis konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi unsur ekuitas merek berbasis konsumen pada Telkomsel operator jaringan seluler di Jakarta. Elemen faktor yang diteliti adalah Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, Kepercayaan terhadap Merek, dan Loyalitas terhadap Merek.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode Nonprobability sampling, wilayah penelitian di Jakarta. Teknik dari pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner, data yang diperoleh dari 110 responden, diolah dengan menggunakan SPPS 17,0 menggunakan metode Pearson Corellation, Cochran, Uji Asumsi Klasik, dan Regresi Berganda.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Merek, Loyalitas terhadap Merek dan Kercayaan terhadap Merek memilik dampak yang positif dalam Ekuitas Merek Berbasis Konsumen pada Telkomsel, sedangkan Asosiasi Merek dan Persepsi Kualitas tidak mempengaruhi secara positif dalam Ekuitas Merek Berbasis Konsumen pada Telkomsel.

This essay analyzes the elements that affect the consumer-based brand equity. The purpose of this study was to analyze the factors that affect the elements of consumer-based brand equity on the mobile network operator Telkomsel in Jakarta. Factor elements that researched are Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality, Brand Trust, and Brand Loyalty.
This research uses research methods descriptive with technique sampling using method Non-probability sampling, territory research in Jakarta. Technique of data collection is done through the deployment questionnaires, the data obtained from the 110 respondents, processed with using the SPPS 17.0 using method Pearson Correlation, Cochran, Test Assumptions Classical, and Multiple Regression.
From the results of this study concluded that Brand Awareness, Brand Loyalty and Brand Trust in a positive effect on Consumer-Based Brand Equity on Telkomsel, while the Brand Association and Perceived Quality does not affect positively the Consumer-Based Brand Equity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Rizqy Paramitha
"Selama dua dekade terakhir, media sosial berhasil mengubah pola komunikasi antara perusahaan dan konsumen yang memungkinkan adanya hubungan dua arah tanpa batasan jarak dan waktu. Seluruh perusahaan dari berbagai industri pun mulai meningkatkan eksistensi mereka di media sosial, termasuk perusahaan produk kecantikan berlabel halal khususnya Wardah. Meskipun sudah diterima khalayak umum, belum ada studi lebih lanjut pengaruh aktivitas pemasaran media sosial perusahaan terhadap ekuitas merek pada konsumen Muslim. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh perceived social media marketing activities terhadap consumer-based brand equity dengan model Stimulus-Organism-Response (S-O-R) serta menguji efek mediasi dari variabel brand experience dan moderasi dari variabel religiosity. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM-PLS untuk melihat hubungan variabel dan efek mediasi serta moderasi dengan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0. Dari 635 data dari responden wanita Muslim, ditemukan bahwa religiosity tidak memberikan pengaruh dalam memoderasi hubungan antara perceived social media marketing activities dan brand experience. Adapun brand experience memediasi hubungan antara aktivitas pemasaran media sosial yang dirasakan konsumen dengan consumer-based brand equity. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa manajer pemasaran perlu mempertimbangkan untuk membuat konten media sosial yang informatif dan interaktif yang diharapkan dapat meningkatkan E-WOM.

Over the past two decades, social media has succeeded in changing the pattern of communication between companies and consumers, allowing for a two-way relationship without the limitations of distance and time. All companies from various industries have begun to increase their presence on social media, including companies with halal-labeled beauty products. Although it has been accepted by the general public, there has been no further study of the effect of corporate social media marketing activities on brand equity in Muslim consumers. Therefore, this study aims to analyze the effect of perceived social media marketing activities on consumer-based brand equity with the Stimulus-Organism-Response (S-O-R) model and examine the mediating effect of the brand experience variable and the moderating of the religiosity variable. The analytical method used in this study is SEM-PLS to see the relationship between variables and the effects of mediation and moderation using the SmartPLS 3.0 application. From 635 data from Muslim female respondents, it was found that religiosity had no effect in moderating the relationship between perceived social media marketing activities and brand experience. Meanwhile, brand experience mediates the relationship between social media marketing activities perceived by consumers and consumer-based brand equity. This study implies that marketing managers need to consider creating informative and interactive social media content that is expected to increase E-WOM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Adhitia Budhi
"Pola konsumsi semakin sulit ditebak seiring dengan semakin banyaknya alternatif dalam pemilihan produk atau jasa. Disatu sisi, produk atau merek memiliki siklus hidup tersendiri tergantung dari kondisi makro yang melingkupinya dan kondisi internal tentunya, sebaiknya kondisi internal tersebut harus bisa menjawab ekspektasi konsumen. Merek merupakan asset perusahaan, yang perlu diremajakan dan dilakukan inovasi didalamnya, yang berguna untuk menjawab ekspektasi konsumen. Melalui merek berikut atribut Iogonya dapat dieksplorasi preferensi merek konsumen, temtama ketika terjadi perubahan logo. Penelitian ini membahas mengenai analisa perubahan logo perusahaan dalam preferensi merek konsumen, yang menganalisa atribut logo apa saja yang, mempengaruhi preferensi merek konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatitf dengan metode studi kasus yang pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth imerview), studi literatur dan observasi partisipasi Kerangka konseptual yang digunakan adalah The Role of symbol oleh (Aaker, 2000) dan Brand Value Pyramid (Davis, 2001). Dimana atribut logo, preferensi konsumen, dan preferensi merek dieksporasi.

The consumption pattem becomes unpredictable nowadays along with many altematives in choosing goods or services. On the other side, a product or brand has its own life cycle depending on scope of macro and intemal condition This internal condition should better have an answer to consumer's expectation. Brand is a corporate asset that has to be rejuvenated and innovated in order to answer the consumer's expectation. Through the brand and its logo attribute, we can explore the consumer brand preference, especially when the change of logo happens, This research studied about the change of corporate logo in consumer brand preference to analyze which attributes that affect the consumer brand preference. The research used qualitative approach with case study method by using indepth interview to collect the data, literature study and participant observation. The Role of Symbol (Aaker, 2000) and Brand Value Pyramid (Davis, 2001) are used as the conceptual 'dame for this research, where logo attribute, consumer preference and brand preference were explored."
Jakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33859
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Savana Jasmine
"Profil Usaha: Soto Semarang & Gule Kambing Pak Mim merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam bidang kuliner yang beroperasi di Kota Tegal sejak November 2023. Menu utama mereka mencakup soto Semarang, gule kambing, sate, gorengan, dan ayam bakar, dengan harga mulai dari Rp7.000 untuk soto. Analisis Situasi: Ketenaran soto Semarang di Tegal masih kalah saing dengan Soto Tauco Tegal dan Soto Lamongan. Soto Semarang & Gule Kambing Pak Mim hanya aktif menggunakan akun resmi Instagram, namun tingkat engagement masih rendah. Belum ada kompetitor UMKM soto yang aktif memasarkan produknya melalui media sosial di Tegal. Tujuan: Meningkatkan consumer brand engagement Soto Semarang & Gule Kambing Pak Mim agar target pelanggan dapat terlibat secara aktif melalui media sosial. Pesan Kunci: Kuah Seger dan Gurih Ayam Kampung Bikin Nagih. Program Usulan: Instagram Content Planning Influencer marketing Instagram Ads Khalayak Sasaran: Demografis: Usia: 20-40 tahun Pekerjaan: Mahasiswa dan Karyawan Status Ekonomi Sosial (SES): Kelas menengah (B) Geografis: Kota Tegal dan Kabupaten Tegal Psikografis: Memperhatikan kualitas dan kebersihan makanan yang dibeli Memilih makanan dengan harga terjangkau Menyukai jenis kuah soto yang bening dan segar Mudah terpengaruh oleh opinion leader Perilaku: Menginginkan kemudahan dalam mencari makanan Aktif menggunakan Instagram atau Facebook Menonton konten kuliner di internet Senang berinteraksi di media sosial Periode: Juli – Oktober 2023 Anggaran: Rp 9.800.000. Evaluasi: Input: Program dijalankan sesuai dengan perencanaan dan jadwal eksekusi. Output: Meningkatkan engagement di media sosial. Outcome: Konsumen secara aktif terlibat dalam kanal sosial media Soto Semarang & Gule Pak Mim.
Company’s Profile: Soto Semarang & Gule Kambing Pak Mim is a Micro, Small, and Medium Enterprise (MSME) in the culinary field based in Tegal City since November 2023. They offer a menu that includes Soto Semarang, Gule Kambing, satay, fried snacks, and grilled chicken, with Soto priced starting from Rp 7,000. Situation Analysis: The popularity of Soto Semarang in Tegal is less competitive compared to Soto Tauco Tegal and Soto Lamongan. Soto Semarang & Gule Kambing Pak Mim relies solely on an official Instagram account for communication, with relatively low engagement. There are no other MSME competitors for Soto actively conducting social media marketing in Tegal. Goals: Increase consumer brand engagement for Soto Semarang & Gule Kambing Pak Mim to encourage active customer interaction through social media. Key Message: Fresh and Savory Village Chicken Broth That Makes You Crave. Programs: Instagram Content Planning Influencer marketing Instagram Ads Target Audience: Demographic: Age: 20-40 years Occupation: Students and Employees SES: B Geographic: Tegal City and Tegal Regency Psychographic: Value food quality and cleanliness Prefer affordable food options Prefer soto with light and savory broth Easily influenced by opinion leaders Behavior: Seek convenience in food choices Actively use Instagram or Facebook Enjoy watching culinary content online Engage frequently on social media Period: July – October 2023 Budget: Rp 9,800,000 Evaluation: Input: Program executed according to plan and schedule. Output: Increased engagement on social media. Outcome: Active consumer engagement on social media channels of Soto Semarang & Gule Pak Mim."
Depok: Fakultas Ilmu Politik Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tamara Benardin Jordanus
"The popularity of a company is mainly determined by its customers, as consumers provide a view of how the brand is felt by them. Not uncommonly company have been ensnared with cases involving sexual harassment. This study will try to explain how cases of sexual harassment affect the companys brand popularity, especially the Grab company. This research explains that consumers attachment to the brand is influenced by cases of sexual harassment committed by company members.

Popularitas sebuah perusahaan terutama ditentukan oleh pelanggannya, sebagai konsumen memberikan pandangan tentang bagaimana merek dirasakan oleh mereka. Tidak jarang perusahaan telah menentang kasus-kasus yang melibatkan pelecehan seksual. Studi ini akan coba jelaskan bagaimana kasus pelecehan seksual berdampak pada merek perusahaan popularitas, khususnya perusahaan Grab. Penelitian ini menjelaskan bahwa konsumen keterikatan pada merek dipengaruhi oleh kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh anggota perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Zhafira Pramusita
"

Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku pembelian konsumen wanita merek indie fashion lokal dan hal-hal yang mempengaruhi pembelian tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis dan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelian produk fashion sangat dipengaruhi oleh nama merek dan asosiasinya. Informan bersedia untuk membayar harga premium untuk produk merek indie fashion lokal dengan branding yang informan anggap “keren” dan sesuai dengan identitas mereka. Informan pun lebih menghargai informasi dari orang-orang yang memiliki sudut pandang dan gaya fashion yang sama dengan informan seperti peer dan role model atau influencer. Hal tersebut dikarenakan informan memiliki sensitivitas merek dan karakteristik dari fashion innovators. Produk merek indie fashion lokal pun memiliki sentimen yang lebih bagi informan dibandingkan dari kategori merek fashion lainnya.


This study aims to understand the purchasing behaviour of women consumers of local indie fashion brands and the factors that influence those purchases. This research uses a post-positivist paradigm and a qualitative approach. The results of this study indicate that the purchase of fashion products is strongly influenced by brand names and its associations. Informants are willing to pay premium prices for local indie fashion brand products that informants consider "cool" and match with their identity. Informants also value information from people who have the same perspective and fashion style as informants such as peers and role models or influencers. That is because informants have brand sensitivity and characteristics of fashion innovators. Products of local indie fashion brands also has more sentiment with informants rather than other fashion brand categories.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library