Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Iman Chairunnisa
" Profil Perusahaan: MUAQ Beauty merupakan merek kosmetik lokal yang menjual alat kosmetik dan produk kosmetik. Merek ini berdiri secara resmi sebagai perusahaan pada tahun 2019. MUAQ memiliki 8 karyawan dengan divisi 8 divisi yang berbeda-beda. Merek yang memiliki Head Quarter di Jakarta ini menjual produknya melalui platform daring, yaitu melalui Website dan E-Commerce. Harga dari produk-produk yang dijual oleh MUAQ Beauty berada di kisaran Rp50.000-Rp150.000 dengan pengecualian pada harga produk brush. Melihat promosi sebelumnya, merek ini kerap menggunakan media sosial, di mana media sosial yang paling sering digunakan adalah Instagram. Analisis Situasi: Sebagai produk lokal, MUAQ Beauty dapat menunjukkan produk- produknya yang sangat baik dan memanfaatkan ruang digital. Memanfaatkan peningkatan daya beli masyarakat untuk melakukan promosi sehingga dapat meningkatkan brand awareness yang mungkin dapat berubah menjadi penjualan Menyampaikan keuggulan-keunggulan dari MUAQ Beauty dibandingkan merek lain. Mengoptimalkan pemasaran ke pengguna make-up yang menggunakan make-up bukan hanya untuk kegiatan sehari-hari dan menguatkan penyampaian positioning. Tujuan: Meningkatkan brand awareness sebesar 20% di segmentasi terpilih, yaitu segmentasi penggemar make-up. Khalayak Sasaran: Geografis: Tinggal di Jakarta Raya (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) Demografis: Perempuan, berumur 18-27 tahun, ekonomi menengah- menengah atas Psikografis: VALS experiencers Perilaku: Penggemar make-up, Digital-Savvy, Multiple Bases (Keller & Kotler, 2015): Unaware, Aware, not tried, negative opinion Pesan Kunci: Pentingnya produk dari MUAQ Beauty dan MUAQ Beauty sebagai merek yang menjual produk tersebut dalam meningkatkan kualitas pengalaman khalayak dan hasil saat melakukan kegiatan make-up, sehingga menunjukkan bahwa MUAQ Beauty juga cocok digunakan oleh para penggemar make-up. Program: Program "Next Level Make-Up” merupakan program pemasaran digital dengan tagline #LevelUpWithMUAQBeauty. Rute dari program ini disesuaikan berdasarkan model AISAS. Kekhasan program ini terletak pada penyesuaian program terhadap masalah di segmentasi pengguna make-up dan pendekatan program yang didasarkan oleh khalayak sasaran, baik dari penyesuaian strategi dan taktik hingga penyusunan rute yang digunakan. Jadwal: Januari 2022 – Juni 2022 Anggaran Rp48.070.000 Evaluasi: Sebanyak 55% target konsumen menyadari keberadaan MUAQ Beauty dilihat dari lima elemen, yaitu nama merek, logo dan simbol, karakter, dan kemasan. (meningkat sebanyak 20% dari hasil survei pada riset pendahuluan).

Company Profile MUAQ Beauty is a local cosmetic brand that sells cosmetic tools and cosmetic products. This brand was officially established as a company in 2019. MUAQ has 8 employees with 8 different divisions. This brand, which has a Head Quarter in Jakarta, sells its products through online platforms, namely through the Website and E-Commerce. The prices of the products sold by MUAQ Beauty are in the range of Rp. 50,000-Rp. 150,000 with the exception of the price of brush products. Looking at the previous promotion, this brand often uses social media, where the most frequently used social media is Instagram. Situation Analysis: As a local product, MUAQ Beauty can showcase its excellent products and take advantage of the digital space. Utilize the increase in people's purchasing power to carry out promotions so as to increase brand awareness which may lead into sales. Presenting the advantages of MUAQ Beauty compared to other brands. Optimizing marketing to make-up users who use make-up not only for daily activities and strengthening the delivery of positioning. Goal Increase brand awareness by 20% in the selected segment, namely the make-up enthusiast segment. Target Audiences Geographic: Lives in Greater Jakarta Area (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi) Demographic: Female, 18-27 years old, middle-middle class economy Psychographic: VALS experiencers Behavior: Make-up enthusiast, Digital-Savvy, Multiple Bases (Keller & Kotler, 2015): Unaware, Aware, not tried, negative opinion Key Message The importance of products from MUAQ Beauty and MUAQ Beauty as brands that sell these products in improving the quality of the audience's experience and results when carrying out make-up activities, thus showing that MUAQ Beauty is also suitable for use by make-up enthusiast. Program: The "Next Level Make-Up" program is a digital marketing program with the tagline #LevelUpWithMUAQBeauty. The route of this program is adjusted based on the AISAS model. The uniqueness of this program lies in the adjustment of the program to problems in the segmentation of make- up users and the of this program approach that is based on the target audience, both from the adjustment of strategy and tactics to the route that is used. Schedule: January 2022 – June 2022 Budget: Rp48.070.000 Evaluation: As much as 55% of target consumers are aware of the existence of MUAQ Beauty seen from five elements, namely brand name, logo and symbol, character, and packaging. (an increase of 20% from survey results in preliminary research)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Alya Putri
"Lacrou Patisserie adalah sebuah toko kue lokal yang secara khusus memproduksi kue pastri Prancis (Patisserie). Lacrou mengambil konsep Artisan, yang mana memiliki keunggulan tersendiri, seperti bahan dasar yang memiliki kualitas tinggi dengan jumlah terbatas, tanpa pengawet, dibuat dengan tangan, serta tidak melewati proses pembuatan di pabrik konvensional. Lacrou memiliki varian produk kue pastri Prancis yang ditawarkan, seperti eclair, Choux, Canele, Mille-feuille, dan Madeleine.
Harga pasaran kue pastri Prancis Lacrou mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 260.000 untuk setiap set hamper-nya. Khalayak sasaran Lacrou yaitu wanita maupun pria, berusia 25-35 tahun, middle class-upper class, tinggal di Jabodetabek khususnya Jakarta Selatan. Analisis permasalahan adalah dimana Lacrou belum memiliki program pemasaran yang sistematis, informatif, dan konsisten. Selain itu, konten-konten pemasaran Lacrou pada kanal Instagram juga belum interaktif serta memiliki engagement yang rendah. Hal ini kemudian berimplikasi pada rendahnya brand awareness dan rendahnya purchase intention dari Lacrou.
Maka dari itu, tujuan komunikasi Lacrou Patisserie adalah untuk meningkatkan brand awareness dan engagement melalui program integrated marketing communications (IMC). Selain itu juga menciptakan strategi pesan yang relevan dan dapat menyampaikan keunggulan atau unique selling point dari Lacrou kepada khalayak sasaran, yang mana kemudian diharapkan dapat terjadi konversi, yakni dapat menarik konsumen baru (new users).
Kampanye ini dilakukan selama 6 bulan (Januari-Juni 2019) dengan memadukan elemen komunikasi pemasaran terpadu yang terdiri dari advertising, direct marketing, internet marketing, sales promotion, dan public relations. Evaluasi yang digunakan adalah berupa pre-test dan post-test, serta menentukan key performance indicators (KPI). Keseluruhan biaya kampanye Lacrou Patisserie adalah sebesar Rp 26.730.000."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afristi Ramadhani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas merek, prestise sosial, etnosentrisme, dan materialisme terhadap sikap konsumen terhadap merek lipstik lokal dan global serta menganalisis pengaruh sikap konsumen terhadap pembelian ulang niat terhadap merek lipstik lokal dan global. Penelitian ini menggunakan desain penelitian konklusif yang ditargetkan pada sampel representatif yang besar dan data yang diperoleh melalui analisis kuantitatif. Penelitian ini melibatkan responden berjenis kelamin perempuan dan berstatus WNI, berdomisili di pulau Jawa dan berusia di atas 17 tahun, memiliki dan menggunakan kosmetik lipstik dengan merek lokal atau global. Hasilnya menunjukkan pengaruh merek kualitas, prestise sosial, dan etnosentrisme terhadap sikap konsumen merek lipstik lipstick lokal dan pengaruh kualitas merek, prestise sosial, dan materialisme pada sikap konsumen merek lipstik global. Sementara etnosentrisme tidak pengaruh pada sikap konsumen merek lipstik global dan materialisme tidak pengaruhnya terhadap sikap konsumen merek lipstik lokal. Pada tahap akhir, penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh positif sikap konsumen consumer pada niat beli ulang konsumen merek lipstik lokal dan global.

This study aims to determine the effect of brand quality, social prestige, ethnocentrism, and materialism on consumer attitudes towards local and global lipstick brands and to analyze the effect of consumer attitudes on repurchase intentions towards local and global lipstick brands. This study uses a conclusive research design that is targeted at a large and representative sample
data obtained through quantitative analysis. This research involves respondents are female and are Indonesian citizens, domiciled on the island of Java and are over 17 years old, own and use lipstick cosmetics with local or global brands. The results show the influence of brand quality, social prestige, and ethnocentrism on consumer attitudes of local lipstick brands and the influence of brand quality, social prestige, and materialism on consumer attitudes of global lipstick brands. Meanwhile, ethnocentrism has no effect on consumer attitudes of global lipstick brands and materialism has no effect on consumer attitudes of local lipstick brands. In the final stage, the research proves that there is a positive influence of consumer attitudes on consumers' repurchase intentions of local and global lipstick brands.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klareza Putri Djajadiwangsa
"Meningkatnya pencemaran lingkungan serta adanya urgensi untuk meningkatkan kepedulian lingkungan masyarakat Indonesia, menyebabkan perusahaan turut berkontribusi melalui penerapan green marketing. Sementara itu, sektor kosmetik di Indonesia saat ini sedang tumbuh signifikan. Green marketing juga turut diimplementasikan pada industri tersebut dengan munculnya berbagai merek kosmetik lokal yang mengusung konsep sustainable beauty. Gen Z menjadi salah satu faktor pendorong booming-nya industri kosmetik di Indonesia. Maka, pelaku bisnis sustainable beauty perlu mengetahui faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap green purchase behavior pada Gen Z. Penelitian ini mengidentifikasi beberapa faktor yang dianggap berpengaruh, melalui survei terhadap 335 responden yang dilakukan melalui kuesioner daring dan data dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi green purchase behavior Gen Z terhadap produk green cosmetics merek lokal adalah eco-label, PCE, environmental attitude, dan ecological affection. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa meningkatkan ecological affection dapat dilakukan baik secara langsung melalui PCE ataupun melalui environmental attitude terlebih dahulu.

The increasing environmental pollution and the urgency to increase environmental awareness of Indonesian society, have caused companies to contribute through the implementation of green marketing. Meanwhile, the cosmetic sector in Indonesia is currently growing significantly. Green marketing is also implemented in the industry with the emergence of various local cosmetic brands that carry the concept of sustainable beauty. Gen Z is one of the driving factors for the booming cosmetic industry in Indonesia. So, sustainable beauty business players need to know the factors that are considered to have an effect on green purchase behavior in Gen Z. This study identifies several factors that are considered influential, through a survey of 335 respondents conducted through an online questionnaire and the data were analyzed using Structural Equation Modeling (SEM). The findings suggest factors that affect Gen Z's green purchase behavior towards local brand green cosmetics are eco-label, PCE, environmental attitude, and ecological affection. This research also shows that increasing ecological affection can be done either directly through PCE or through environmental attitude first."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Cecilia Claranita
"Sektor fashion diakui sebagai salah satu industri yang paling merugikan secara ekologis karena praktiknya yang membutuhkan sumber daya tinggi dan dampak negatif yang signifikan pada lingkungan. Oleh karena itu, muncul solusi alternatif yang dikenal sebagai slow fashion. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Indonesia mulai mengembangkan sikap positif terhadap gerakan slow fashion. Namun, tampaknya sikap positif tersebut tidak selalu berdampak pada pembelian atau pembayaran produk slow fashion. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara nilai-nilai personal tertentu (lingkungan, hedonik, dan utilitarian) dan niat untuk membeli slow fashion melalui mekanisme sikap terhadap slow fashion pada merek lokal di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Penelitian ini berhasil mengumpulkan dan menganalisis data dari 218 responden yang memenuhi kriteria penelitian yang telah ditentukan. Studi ini menunjukkan hubungan yang kuat antara sikap konsumen Indonesia terhadap slow fashion dan meningkatnya kecenderungan mereka untuk membeli produk slow fashion produksi lokal.

The fashion sector is widely recognized as one of the most ecologically harmful industries due to its resource-intensive practices and substantial adverse impacts on the environment. Therefore, an alternative solution has emerged, known as slow fashion. As time progresses, the Indonesian community is beginning to develop a positive attitude towards the slow fashion movement. However, it appears that a positive attitude does not always translate into the actual purchase or payment for slow fashion products. Hence, this study aims to investigate the relationships between specific personal values (environmental, hedonic, and utilitarian) and the intention to purchase slow fashion through the mechanism of attitude toward slow fashion in local brands in Indonesia. This research is conducted using the Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. This research has successfully gathered and analyzed data from 218 respondents who satisfied the pre-defined research criteria. The study demonstrates a strong relationship between the attitude toward slow fashion of Indonesian consumers and their increased inclination to purchase locally-produced slow fashion products."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library