Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Immaculatus Djoko Marihandono
"Pendahuluan
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup dan memenuhi semua kebutuhannya sendiri sehingga dalam aspek kehidupannya, manusia selalu berhubungan dengan sesamanya. Dalam berkomunikasi dengan sesama manusia, bahasa memegang peranan yang sangat penting karena fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai alat komunikasi. (Martinet: 1979:9).
Vanoye (1973:13) dalam bukunya Expression Communication menyebutkan bahwa dalam setiap komunikasi selalu terdapat dua pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut. Kedua belah pihak tersebut adalah: yang pertama pengirim berita, dan yang kedua adalah penerima berita.
Dalam penyampaiannya, komunikasi bahasa disampaikan melalui dua cara, yaitu penyampaian bahasa secara lisan dan penyampaian bahasa secara tertulis. Dalam penyampaian bahasa secara lisan, pembicara berhadapan dengan kawan bicara. Dalam penyampaian bahasa seperti ini, mimik, gerakan tangan serta intonasi dapat membantu pemahaman berkomunikasi. Lain halnya dengan penyampaian bahasa secara tertulis. Penyampaian komunikasi melalui bahasa tulis merupakan realisasi dari pengungkapan grafis dari bahasa lisan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"This article examines the use of mass media, particularly print media, as means of political communication for candidates in the mayoral election in five regencies in Bali during elections in 2010. This study focuses on two aspects of these elections."
300 JWISOS 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Boangmanalu, Enny Selawaty
"Pendahuluan : Karya tulis ilmiah akhir spesialis (KIAS) merupakan serangkaian kegiatan yang telah dilakukan selama proses praktik residensi, yang akan dirangkum dan dianalisis dalam laporan akhir praktik keperawatan ners spesialis keperawatan medikal bedah peminatan muskuloskletal dengan mengelola kasus kelolaan utama pada pasien prosthetic joint infection (PJI) post TKR dengan pendekatan model teori adaptasi Sister Callista Roy dimana teori ini akan membagi menjadi empat komponen utama yaitu fisik, konsep diri, peran dan interdependensi yang menekankan kepada proses adaptasi pasien terhadap stimulus dari lingkungan yang terjadi sehingga diharapkan pasien dapat adaptif terhadap perubahan yang dialami. Penerapan evidance-based nursing (EBN) music therapy dapat menurunkan ansietas dan nyeri perioperatif pada pasien total hip replacement (THR) sehingga dapat mempercepat proses pemulihan pasien dan meningkatkan kepuasaan pasien. Kelompok melakukan pengembangan proyek inovasi edukasi media cetak GeMa_SCI (Gerakan Mencegah Komplikasi Spinal Cord Injury) yang diperuntukkan bagi perawat dan pasien yang merawat dan mengalami SCI. Edukasi ini berisi tentang bagaimana position technique yang dapat dilakukan agar menghindari komplikasi bagi pasien SCI.

Introduction: The final specialist scientific paper (KIAS) is a series of activities that have been carried out during the residency practice process, which will be summarized and analyzed in the final report of nursing practice for nurses specializing in musculoskletal medical surgical nursing by managing the main management case in post TKR prosthetic joint infection (PJI) patients with the Sister Callista Roy adaptation theory model approach where this theory will divide into four main components, namely physical, self-concept, role and interdependence which emphasizes the patient's adaptation process to stimuli from the environment that occurs so that it is hoped that patients can be adaptive to the changes experienced. The application of evidance-based nursing (EBN) music therapy can reduce anxiety and perioperative pain in total hip replacement (THR) patients so that it can accelerate the patient's recovery process and increase patient satisfaction. The group developed the GeMa_SCI (Movement to Prevent Complications of Spinal Cord Injury) print media education innovation project for nurses and patients who care for and experience SCI. This education contains position techniques that can be done to avoid complications for SCI patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Juli Bestian
"

Abstrak

Penelitian ini menguji signifikansi  dari kritik kapitalisme industri yang digagas para pemikir ekonomi politik dalam kasus transformasi kapital industri media cetak di Indonesia kurun waktu dua dasa warsa (1998-2018) terakhir. Fokus kajian ini terkait dengan bagaimana struktur teknokapitalisme mendeterminasi sekaligus melahirkan  berbagai kontradiksi industrial. Perspektif dan model analisis ekonomi politik berlandaskan pada konsepsi teori surplus nilai Marx (1867/1992), Kellner (1989), Knoche (1999; 2015), Suarez-Villa (2009, 2015), dan Fuchs (2014, 2016) menjadi landasan. Analisis  kualitatif yang dilakukan secara berjenjang (multy level analysis) menjadi kerangka pijakan. Kajian bercorak instrumental case study ini dilakukan pada Grup korporasi surat kabar berskala nasional (Jawa Pos, Kompas Gramedia), grup media lokal (Kedaulatan Rakyat, Waspada, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Pos Kota, Bali Post, dan Analisa), dan grup media cetak khusus (Tempo Inti Media dan Femina). Hasil kajian menunjukkan kontinuitas format kapitalisme dalam praktik transformasi industri media cetak di Indonesia melahirkan berbagai kontradiksi. Dalam liberalisasi ekonomi dan politik serta arus perubahan teknologi yang menjaminkan kebebasan,  justru struktur pasar oligopolistik terbentuk. Keterancaman penciptaan surplus nilai dan akumulasi kapital berlangsung. Dekapasitasi kendali kapital, alienasi dan resistensi pekerja media, hingga disorientasi fungsi ekonomi dan sosial menyertai langkah transformasi kapital industri media cetak.


Abstract

The study is to verify the significance of criticisms of industrial capitalism as it was presented by  political economy scholars  in response to cases of print  media capital transformation (1998-2018).  The focus of this study related to the structures of technocapitalism have determined and created industrial contradictions. The political economy analysis model which are based on Marxs Theory of Surplus values, Kellner (1989), Knoche (1999;2015), Suarez-Villa (2009, 2015) and Fuchs (20014, 2016) are the premises of  this study. Qualitative multilevel Analysis has also become  the framework of  the study. This instrumental case study is related to the cases of  media corporation such as Jawa Pos, Kompas Gramedia, and local media group newspapers (Kedaulatan Rakyat, Waspada, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Pos Kota, Bali Post, dan Analisa), and other print media groups (Tempo Inti Media dan Femina) which are in ongoing industrial transformation. The results of the study show that the continuity of capitalism format in the print media transformation practices in Indonesia have sparked contradiction. In the context of economic liberalization and politics as well as technology changes which guarantee freedom, even these have created oligopolistic   market structures.  There have been challenges to the creation of surplus value and the accumulation of capitalIncapacity of capital control, alienation and resistance among media workers as well as economic function disorientation have become part of the transformation of capital.

"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Wirawan
"Pada era digital, industri media cetak mengalami banyak perubahan. Media arus utama seperti surat kabar akhirnya harus beradaptasi dengan media baru. Dengan menyikapi persaingan yang kian ketat, surat kabar memilih strategi beradaptasi.
Selain dengan pemasaran yang intens, strategi harian umum Suara Pembaruan bertahan bukan hanya dengan engandalkan berita-berita yang hangat dan lengkap. Akibat permintaan pasar yang kompleks, manajemen pun melakukan spesialisasi segmen pembaca. Penyusunan isi (content) pun dibuat terspesialisasi, sehingga khalayak pun semakin terkategori dan terfragmentasi.
Sebagai upaya merespons pasar dan persaingan yang makin sengit, Suara Pembaruan juga merumuskan orientasi produksi pada pengemasan isi. Content Strategy Suara Pembaruan dikemas dalam rubrik rumor yang menjadi keunikan dalam persaingan surat kabar di industri media cetak.

In the digital era, the print media industry has experienced many changes. Mainstream media such as newspapers eventually have to adapt to new media. By addressing fiercer competition, the newspaper chose it’s the adaptive strategies.
In addition to the intense marketing, daily newspaper Suara Pembaruan survived not only by relying on the current dan updated news that is warm and full. Due to complex market demand, the management created specific segment of readers by setting up the content, so that audiences are increasingly categorized
and fragmented.
In an effort to respond to the market and the increasingly fierce competition, Suara Pembaruan also formulate production orientation on the packaging contents. Content Strategy of Suara Pembaruan is packaged within the political rumors column and that is what becomes SP’s uniqueness in the
newspaper competition in the print media industry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ayu Natasha Lupita
" Dewasa ini, bisnis media cetak di Indonesia semakin menurun. Penurunan yang paling signifikan terjadi pada surat kabar koran . Hal tersebut menyebabkan banyak industri surat kabar yang tidak mampu bertahan dikarenakan harga kertas yang terus meningkat, sehingga akhirnya pun harus gulung tikar. Salah satu tantangan terbesar yang menyebabkan mulai bergusurnya media cetak di Indonesia terutama pada surat kabar, adalah munculnnya media digital/online. Masyarakat kini cenderung lebih senang senang mengakses informasi yang mudah dijangkau, interaktif dan dekat dengan mereka seperti media online, dibandingkan dengan media cetak yang terkesan berat. Di dalam industri media cetak, terutama surat kabar, salah satu hal mempengaruhi keberlangsungan media cetak adalah iklan. Iklan dapat memberikan kehidupan kepada media cetak, karena sebagian besar pendapatan sebuah media cetak berasal dari iklan. Maka, di dalam makalah ini akan membahas mengenai salah satu Surat Kabar di Indonesia yaitu Koran TEMPO, serta bagaimana peranan iklan untuk keberlangsungan Koran TEMPO tersebut.
Nowadays, print media business in Indonesia has declined. The most significant decrease happened in newspaper. That caused many newspaper industry can not be able to survive because the price of the paper keep on increasing, which can lead to the closing down of the newspaper company. One of the biggest challenge that can caused the declining of print media industry in Indonesia especially in newspaper is the presence of digital media online.Now people are prefer to access an information that can be easily to get, interactive, and close to them like online media, compare with the print media that heavy impressed. In print media industry, especially newspaper, one of the things that can affect the continuity of the industry is advertisement. Advertisement can give a life for the print media, because most of the print media rsquo s income was originated from the advertisement. So, this paper will discuss one of the newspaper in Indonesia, namely TEMPO Newspaper, and how the role of newspaper ads for the sustainability of the TEMPO."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Permata Sari
"Berdasarkan data dari WHO (2018) terdapat sekitar26,4% penduduk di dunia menderita hipertensi dengan perbandingan 26,6% diderita oleh pria dan 26,1% diderita oleh wanita. Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara berkembag seperti Indonesia. Hipertensi dan penyakit jantung lainnya meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian di Indonesia dimana hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke. Menurut Permenkes no. 74 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas tercantum bahwa pelayanan informasi obat merupakan kewajiban dan tanggung jawab dari apoteker penanggung jawab di Puskesmas. Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan pelayanan informasi obat yang dapat dilakukan oleh apoteker terhadap pasien rawat jalan, rawat inap serta masyarakat. Penyuluhan terhadap masyarakat puskesmas kecamatan Cengkareng dilakukan dengan menggunakan media cetak berupa standing banner mengenai Hipertensi.

Based on data from WHO (2018), approximately 26.4% of the world's population suffers from hypertension, with a breakdown of 26.6% for men and 26.1% for women. About 60% of hypertension patients reside in developing countries such as Indonesia. Hypertension and other heart diseases account for more than a third of deaths in Indonesia, with hypertension being the second leading cause of death after stroke. According to Ministerial Regulation No. 74 of 2016 on pharmaceutical service standards in community health centers (Puskesmas), providing drug information is the obligation and responsibility of the responsible pharmacist in Puskesmas. Health education is one of the drug information services that pharmacists can provide to outpatient and inpatient patients as well as the community. Health education targeting the community in the Cengkareng sub-district health center is conducted using print media in the form of a standing banner about hypertension."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardimas
"Banyak kemajuan berarti yang dialami oleh Pers Indonesia sejak tahun 1960-an sampai sekarang. Kemajuan itu tampak pada perubahan pola pengelolaan perusahaan pers dari manajemen keluarga kepada manajemen modern dan pergeseran etos pers dari Pers Perjuangan yang penuh idealisme dan kental wama politik kepada Pers Bisnis yang menekankan usaha mencari untung, akumulasi modal bagi pemilik dan kesejahteraan karyawan. Tahun 1980-an Pers Indonesia telah memasuki era industri pers yang ditandai oleh perusahaan pers yang semakin padat modal dan sarat teknologi serta konsentrasi kepemilikan. Beberapa perusahaan pers berkembang menjadi konglomerat pers selama kurun waktu tiga dekade belakangan, meskipun jumlah perusahaan pers yang `jalan di tempat' jauh lebih banyak. Ironis memang.
Tujuan penelitian studi kasus yang menggunakan teori Ekonomi Politik Media ini adalah untuk meneliti kiat KKG mengelola sekitar 50 media cetak, lebih dari 3000 pekerja media dan sembilan buah perusahaan percetakan, ditinjau dari sistem pengelolaan redaksi dan bisnis.
Hasil penelitian ini mencatat beberapa faktor yang tali-temali dibalik keberhasilan usaha KKG yang fenomenal, yakni manajemen redaksi dan bisnis yang baik, adaptasi teknologi yang tinggi, SDM yang berkualitas, kejelian pengelola melihat peluang usaha dan kemampuan pengelola menyesuaikan diri dengan pandangan elit politik dan penguasa. Faktor yang terakhir adalah salah satu syarat bagi perusahaan pers untuk hidup di era Orde Baru yang otoriter.
Temuan lain adalah pembredelan Kompas oleh penguasa tahun 1978 hanyalah pemicu yang mendorong KKG untuk mempercepat program diversifikasi usaha yang salah satu dampaknya adalah sistem kepemilikan silang. Kasus kepemilikan silang media oleh KKG yang menonjol tentu pemilikan suratkabar, majalah, tabloid, radio dan televisi di satu kota, yakni Jakarta.
Yang menarik adalah tidak ditemukan bukti bahwa media yang ada di KKG ada di bawah satu redaksi dan melakukan daur ulang berita sehingga mengarah pada homogenisasi informasi dan berita. Temuan lain yang tidak kalah menariknya adalah tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa program perluasan jangkauan usaha KKG akan berhenti, meskipun pangsa pasar surat kabar milik grup in sudah mencapai 20 persen dan majalah tabloid mencapai 30 persen.

The Indonesian media industry has made significant achievements in the past three decades. The achievements can be seen from a change in the system of management of mass media companies from family management style to modem management and a shift in press ethos from "Pers Perjuangan", which is full of idealism and political nuances to "Business Press" which focuses on efforts to earn profit, accumulate capital for the owners and improve the welfares of the employees. In the 1980s the Indonesian press entered the era of "Press Industry", which was marked by the intensive use of capital and technology. Several companies have even grown into media conglomerates, although many have not made any progress at all. This case is ironic.
The aim of this research, which uses the theory of Political Economy of the Media, is to study the strategy of Kompas Gramedia Group (KKG) in managing around 50 print media companies, more than 3,000 media workers and nine printing companies seen from the management of its editorial and business departments.
The research findings document a number of interwoven factors behind the phenomenal success of KKG, among others sound management of editorial and business departments, adaptation to technological developments, qualified human resources, entrepreneurship of the owners and adaptability of the management to political leaders and the authorities in power. The latter was a prerequisite for a press company to survive in the era of the authoritarian New Order regime.
Other findings showed that the ban of Kompas by the authorities in 1978 served as a trigger which drove KKG to speed up its diversification program that led to cross-ownership. The most prominent example of media cross-ownership in KKG is the ownership of a newspaper, magazines, tabloids, a radio station and a television company in one city - Jakarta.
The most interesting finding is that the researcher did not find sufficient evidence that proved media companies in the KKG were under one editorial department and were recycling news that led to homogenization of information and news. The other important finding is that there is no indication that the process of media expansion in KKG will slow down or stop, even though the group has acquired 20 percent of the newspaper market and 30 percent of the market for magazines and tabloids.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hamad
"Dalam situasi transisi politik tahun 1999, munculnya kebebasan berpolitik yang ditandai dengan berdirinya banyak partai, di satu sisi, memicu munculnya kembali aliran-aliran ideologi partai seperti ketika Indonesia menganut sistem liberal 1955-1959. Kebebasan pers yang hampir tanpa batas pasca reformasi, di sisi lain, menghidupkan lagi "panggilan sejarah" media massa Indonesia yang telah memasuki era industri.
Pertautan antara keduanya --pers dan partai politik--dalam situasi transisional itu tentu menjadi sangat khas. Bagi pers, berbagai kemungkinan bisa terjadi dalam meliput partai partai politik : lebih berorientasi pada semangat ideologis, idealis, politik ataukah lebih mementingkan ekonomi ---hal-hal mana yang ingin ditemukan dalam penelitian ini.
Dengan menggunakan analisis wacana kritis sebagai metode pembacaan terhadap berita-berita sembilan parpol selama kampanye Pemilu 1999, ternyata 10 koran yang diteliti menunjukkan pencitraan dan orientasi pemberitaan yang berbedabeda di antara mereka. Mereka memanfaatkan tanda-tanda Bahasa (membangun wacana) dalam mengembangkan pencitraan tersebut tempat dimana motif yang mereka miliki bersembunyi : motif ideologis, idealis, politis dan ekonomi tadi.
Untuk pengembangan politik yang sehat (demokratis) pola pengkosntruksian parpol yang terlalu berorientasi pada kepentingan kelompok sealiran saja maupun yang sangat mengutamakan nilai jual berita, jelas bukan isyarat yang balk Hal ini seyogyanya menjadi bahan pertimbangan bagi pers Indonesia untuk peliputan-peliputan parpol di masa yang akan datang. Untuk para pengkritisi pers, penelitian seperti ini dapat diperkaya untuk memastikan dijalankannya tanggung-jawab sosial oleh pers atau pelaku komunikasi lainnya (pangiklan, humas, politisi, dan sebagainya).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
D516
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Faris Gani
"Dalam era revolusi industri 4.0, pekerja perlu meningkatkan dan memperbarui keterampilan mereka melalui pendidikan formal yang lebih tinggi untuk memenuhi tuntutan industri dan meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Pekerja yang melanjutkan studi atau pelajar usia dewasa sering mengalami tantangan tertentu yang memerlukan strategi koping. Pembahasan terkait tantangan pelajar dewasa dan strategi koping masih tergolong minim. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengalaman strategi koping dalam menghadapi tantangan pada pekerja yang melanjutkan studi pendidikan tinggi, dalam konteks pekerja di perusahaan media cetak. Pekerja media cetak menghadapi berbagai situasi memberatkan seperti perubahan teknologi dan profesi jurnalis yang memiliki jam kerja fleksibel namun mengharuskan kesiapsiagaan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang dilakukan pada Januari-Juni 2024 melalui wawancara mendalam dengan 4 pekerja yang pernah dan sedang melanjutkan pendidikan tinggi yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan yang dirasakan para informan meliputi tantangan situasional, institusional, disposisional, dan akademis. Merujuk dari tiga bentuk strategi koping yang mencakup problem-focused, emotion-focused, dan relationship-focused, strategi yang digunakan para informan untuk menghadapi tantangan yang teridentifikasi mencakup pengelolaan dan perencanaan, upaya menjaga kesejahteraan, pencarian dukungan, dan pengorbanan. Implikasi hasil penelitian ini penting bagi pengembangan upaya kesejahteraan pekerja serta bagi literatur kesejahteraan sosial di sektor industri, khususnya terkait pekerja media cetak yang melanjutkan studi pendidikan tinggi.

In the era of the Industrial Revolution 4.0, workers need to enhance and update their skills through higher formal education to meet industry demands and improve their quality of life. Workers who return to studies or adult learners often face specific challenges that require coping strategies. Discussions on the challenges of adult learners and their coping strategies are still relatively scarce. Therefore, this study aims to describe the coping experiences of workers pursuing higher education, particularly within the context of print media company employees. Print media workers face various demanding situations such as technological changes and the profession of journalism, which involves flexible working hours but requires constant readiness. This research employs a descriptive qualitative approach conducted from January to June 2024 through in-depth interviews with four workers who are currently or have previously pursued higher education, selected using purposive sampling. The study's findings indicate that the challenges experienced by the informants include situational, institutional, dispositional, and academic challenges. Referring to the three forms of coping strategies, which include problem-focused, emotion-focused, and relationship-focused strategies, the strategies used by the informants to address the identified challenges encompass management and planning, efforts to maintain well-being, seeking support, and making sacrifices. The implications of this research are significant for developing worker well-being initiatives and contribute to the literature on social well-being in the industrial sector, particularly regarding print media workers who are pursuing higher education."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>