"Pemantauan terapi obat (PTO) dilakukan terhadap pasien Ny. X di RSUD Tarakan, yang didiagnosis dengan stroke perdarahan pons, diabetes melitus tipe 2, dan hipertensi. PTO bertujuan memastikan bahwa terapi yang diberikan aman, efektif, dan rasional. Pasien menjalani perawatan selama 22 hari dan menerima berbagai terapi, termasuk sitikolin, vitamin K, asam traneksamat, dan manitol untuk stroke; insulin dan metformin untuk diabetes; serta amlodipin, kandesartan, dan klonidin untuk hipertensi. Pasien juga diberikan atorvastatin sebagai antioksidan, seftriakson untuk infeksi, dan omeprazol untuk mencegah stress ulcer. Selama kegiatan PTO, beberapa masalah terkait obat diidentifikasi, mencakup dosis yang terlalu rendah untuk asam traneksamat dan insulin lispro, reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) dari insulin detemir, interaksi obat antara obat antihipertensi, serta waktu pemberian atorvastatin yang tidak tepat. Rekomendasi yang diberikan meliputi penyesuaian dosis, pengaturan ulang waktu pemberian obat, serta pemantauan yang lebih intensif terhadap kadar glukosa darah dan tekanan darah pasien. PTO diharapkan dapat meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko efek samping obat. Kerja sama yang sinergis antara tenaga kesehatan sangat penting untuk memaksimalkan hasil terapi dan memastikan keamanan pasien selama masa perawatan.
Drug Therapy Monitoring (DTM) conducted on Mrs. X, diagnosed with pontine hemorrhagic stroke, type 2 diabetes mellitus, and hypertension at Tarakan General Hospital. The DTM aimed to ensure that the therapy provided was safe, effective, and rational. The patient underwent 22 days of treatment, receiving various therapies including citicoline, vitamin K, tranexamic acid, and mannitol for stroke; insulin and metformin for diabetes; as well as amlodipine, candesartan, and clonidine for hypertension. The patient was also given atorvastatin as an antioxidant, ceftriaxone for infection, and omeprazole to prevent stress ulcers. During the DTM, several drug-related problems (DRPs) were identified. These included underdosing of tranexamic acid and insulin lispro, adverse drug reactions (ADRs) from insulin detemir, drug interactions between antihypertensive medications, and improper timing of atorvastatin administration. Recommendations included dose adjustments, rescheduling drug administration, and more intensive monitoring of the patient’s blood glucose and blood pressure levels. This DTM was expected to enhance the effectiveness of the therapy and minimize the risk of adverse drug effects. Effective collaboration between healthcare professionals was crucial to maximizing therapeutic outcomes and ensuring patient safety during the treatment period."