Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunisa Putri Syahriani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan kualitas hubungan romantis berdasarkan tipe-tipe adult attachment pada dewasa muda yang berpacaran. Pengukuran adult attachment dilakukan menggunakan alat ukur The Experiences in Close Relationships-Short form (Wei et. al., 2007) dengan koefisien reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0.710. Pengukuran kualitas hubungan romantis dilakukan menggunakan alat ukur Partner Behaviours as Social Context dan Self Behaviours as Social Context (Ducat, 2009) dengan masing-masing koefisien reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0.904 dan 0.734. Responden penelitian ini berjumlah 205 orang, terdiri atas 86 laki-laki dan 119 perempuan. Responden adalah dewasa muda berusia 20-40 tahun dan sedang berpacaran. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan kualitas hubungan romantis berdasarkan tipe secure attachment (p = .730), preoccupied attachment (p = .892), fearful attachment (p = .260), dan dismissing attachment (p = .627). Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi individu terhadap kualitas hubungan romantisnya tidak dibedakan dan tidak dipengaruhi oleh tipe-tipe adult attachment, yaitu secure, preoccupied, fearful, dan dismissing. Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa kualitas hubungan romantis memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan tipe secure attachment (r = -.382, p < 0.01), namun tidak memiliki hubungan yang dengan tipe preoccupied, fearful, dan dismissing attachment.
This study aimed to find differences in romantic relationship quality based on adult attachment styles among young adults in dating relationships. Level of adult attachment was measured by using Experiences in Close Relationships Scale-Short Form Inventory (Wei et. al., 2007) and romantic relationship quality was measured by using Partner Behaviours as Social Context and Self Behaviours as Social Context (Ducat, 2009). Number of subjects in this research was 205 respondents with 86 males and 119 females. Respondents are young adults aged 20-40 years old and in an dating relationship. The result of this study showed that there was no differences in romantic relationship quality compared to secure attachment style (p = .730), preoccupied attachment style(p = .892), fearful attachment style (p = .260), and dismissing attachment style (p = .627). This result shows that romantic relationship quality isn’t determined by adult attachment styles. The additional anaylisis shows that romantic relationship quality has a negative significant correlation with secure attachment style (r = -.382, p < 0.01), but has no correlation with preoccupied, fearful, and dismissing attachment style.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariza Latifa Chusna
Abstrak :
Penelitian ini melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan komitmen emerging adult dalam hubungan berpacaran. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterlibatan ayah dan komitmen emerging adult yang berpacaran. Sampel penelitian ini melibatkan 254 emerging adult yang berusia 18-25 tahun, sedang menjalin hubungan berpacaran, dan memiliki figur ayah. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan menggunakan Father Involvement Scale FIS dan Nurturant Fathering Scale NFS oleh Finley dan Schwartz 2004. Pengukuran komitmen dilakukan dengan menggunakan Commitment Inventory CI oleh Arriaga dan Agnew 2001 yang diadaptasi oleh Wardani 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner luring dan daring kepada sampel penelitian berdasarkan ketersediaan mereka untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil analisis menggunakan teknik korelasi Pearson menunjukkan bahwa keterlibatan ayah memiliki hubungan positif yang signifikan dengan komitmen emerging adult yang sedang berpacaran r= 0.13, p ...... This study examined the correlation between father involvement and emerging adults rsquo commitment in dating relationship. The suggested hypothesis is that there is a significant positive relationship between father involvement and commitment among dating emerging adults. The research sample involved 254 emerging adults aged between 18 25, who is in a dating relationship at the moment and have a father figure. Father involvement is measured with Father Involvement Scale FIS and Nurturant Fathering Scale by Finley and Schwartz 2004. Commitment is measured with Commitment Inventory CI by Arriaga and Agnew 2001 and adapted by Wardani 2015. The data is collected using online and offline questionnaires distributed to the research sample based on their availability to participate in this research. The Pearson correlation analysis shows a significant positive relationship between father involvement and commitment among dating emerging adult r 0.13, p
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Farahmia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan intimasi pada emerging adult yang sedang menjalani hubungan romantis. Sejumlah 441 emerging adult yang sedang terlibat dalam hubungan romantis seperti berpacaran menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif non-eksperimental dengan desain korelasional. Keterlibatan ayah diukur menggunakan Reported Father Involvement Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain perilaku dan Nurturant Fathering Scale untuk mengukur keterlibatan ayah domain afektif Finley dan Schwartz. 2004. Sementara itu, intimasi diukur mengggunakan Miller Social Intimacy Scale MSIS yang dikembangkan oleh Miller dan Lefcourt 1982. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara keterlibatan ayah, baik pada domain perilaku r=0,35, n=441, p>.01, two-tail maupun afektif r=0,13,n=441, p>.01, two-tail, dengan intimasi pada emerging adult yang menjalani hubungan romantis. ...... The aim of this study is to examine the relationship between father involvement and intimacy among emerging adult involves in romantic relationship. Total of 441 emerging adults involve in romantic relationship such as dating relationship became participant in this study. This study is a quantitative non experimental research with corellational design. Reported Father Involvement Scale used to measure behavioral domain of father involvement and Nurturant Fathering Scale used to measure affective domain of father involvement Finley dan Schwartz. 2004 . Meanwhile, Miller Social Intimacy Scale MSIS developed by Miller and Lefcourt 1982 used to measure intimacy. Result showed that there is no significant relationship between father involvement, both in behavioral domain r 0,35, n 441, p .01, two tail and affective domain r 0,13,n 441, p .01, two tail, with intimacy among emerging adult involves in romantic relationship.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Linda Dinartika
Abstrak :
Membentuk dan membina hubungan romantis adalah tugas perkembangan dewasa muda. Salah satu faktor pendorongnya adalah relationship contingency of self-worth (RCSW). Berdasarkan studi Sanchez dan Kwang (2007), RCSW dapat mengakibatkan body shame. Oleh karenanya, penting ditemukan suatu aspek diri yang dapat mengurangi dampak buruk dari RCSW yakni self-efficacy dalam hubungan romantis (SEHR). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi prediksi RCSW dan SEHR terhadap body shame, serta mengidentifikasi ada atau tidaknya peran SEHR sebagai moderator dari RCSW dengan body shame. Pengukuran self-report dilakukan pada 186 orang berusia 21-40 tahun di Jabodetabek. Dengan menggunakan teknik statistik regresi didapati bahwa RCSW dapat memprediksi body shame secara positif dan SEHR mampu memprediksi body shame secara negatif. Namun, tidak ada peran moderasi dari SEHR pada hubungan RCSW dengan body shame. ...... Developing and maintaining a romantic relationship is a young adulthood’s development task. Relationship contingency of self-worth has known as one of its factor. Grounded on Sanchez and Kwang’s (2007) study, RCSW could cause body shame. Hence, it was important to find a self-aspect which could lessen RCSW’s negative impact, that was self-efficacy in romantic relationship (SERR). This study examined to identify RSCW and SERR predictions toward body shame, also identified SERR’s presence as the moderator of RCSW and body shame. A self-report measurement was done to 186 individuals aged 21-40 years old in Jabodetabek. By using regression techniques, it was found that RCSW could predict body shame positively and SERR could predict body shame negatively. Yet there was no moderation effect of SERR on RCSW and body shame relationship.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Arnindita
Abstrak :
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan penjelasan mengenai hubungan antara relationship contingency dan self-efficacy dalam hubungan romantis dalam memprediksi desakan menikah pada dewasa muda yang belum menikah, khususnya di wilayah Jabodetabek. Relationship contingency diukur dengan menggunakan Relationship Contingency Scale yang dikembangkan oleh Sanchez, Good, Kwang, dan Saltzman (2008), self-efficacy dalam hubungan romantis diukur dengan menggunakan Self-Efficacy in Romantic Relationship yang dikonstruksikan oleh Riggio, Weiser, Valenzuela, Lui, Montes, dan Heuer (2011), serta desakan menikah diukur dengan menggunakan Skala Desakan Menikah yang dikembangkan oleh tim peneliti (2014).

Partisipan penelitian yang berjumlah 186 orang yang memiliki karakteristik sebagai orang-orang yang sedang berada dalam tahap perkembangan psikososial dewasa muda, berstatus sebagai mahasiswa atau sudah bekerja, dan baik mereka yang belum atau sudah memiliki pasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relationship contingency dapat memprediksi desakan menikah pada dewasa muda, namun prediksi tidak dapat dilihat melalui self-efficacy dalam hubungan romantis, maupun interaksi antara kedua variabel tersebut.


ABSTRACT

This research is conducted to get explanation about the relationship between relationship contingency and self-efficacy in romantic relationship in predicting mate urgency towards unmarried young adults, particularly in Greater Jakarta area. Relationship contingency is measured using Relationship Contingency Scale which was developed by Sanchez, Good, Kwang, and Saltzman (2008), self-efficacy in romantic relationship is measured using Self-Efficacy in Romantic Relationship which was constructed by Riggio, Weiser, Valenzuela, Lui, Montes, and Heuer (2011), while mate urgency is measured with Mate Urgency Scale which was developed by research team (2014).

Total participant in this research is 186 people who have characteristics as those who are in the stage of young adult in psychosocial development stage, having status as a college student or a worker already, and either already involved in romantic relationship or not. The result of this research indicates that the relationship contingency can predict mate urgency towards young adults, however the prediction cannot be seen either through self-efficacy in romantic relationship nor the interaction between both variables.

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Raphaela Nidya Bestari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan manajemen privasi pada fenomena pengunggahan konten terkait hubungan romantis di situs media sosial Instagram. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif – metode fenomenologi, penelitian ini berupaya untuk menjabarkan dinamika antara privasi dan pengungkapan diri dari 5 informan perempuan dalam kategori usia emerging adults melalui wawancara mendalam. Hasilnya, penelitian ini menemukan bahwa individu pengunggah konten terkait hubungan romantis di media sosial menegosiasi batasan lewat kriteria-kriteria keputusan dan penyaringan audiens untuk mencapai keseimbangan antara keterbukaan dan privasi. ......This research aims to describe the practice of self-disclosure among emerging adults regarding their romantic relationships on Instagram. This qualitative research is using phenomenology as the approach, research tries to explore the dynamic between privacy and self-disclosure among 5 female participants, all of whom are a part of the emerging adults category using in-depth interview methods. The results show that individuals negotiate the privacy boundaries within social media by layering their audience and decision criterion to set what privacy rules to use
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Damayanti
Abstrak :
Perilaku kekerasan dalam pacaran merupakan salah satu bentuk perilaku agresivitas yang sering dimunculkan oleh para remaja saat sedang mengalami konflik dengan pasangan sebagai bentuk penyelesaian masalah mereka. Namun, perilaku tersebut dapat dicegah dengan cara adanya peran dari keterlibatan orangtua seperti keterlibatan ayah. Studi korelasi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan perilaku kekerasan dalam pacaran pada remaja madya. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan dengan menggunakan alat ukur Father Involvement Scale dan pengukuran perilaku kekerasan dalam pacaran dilakukan dengan menggunakan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scale. Partisipan penelitian berjumlah 354 orang remaja berusia 14 ndash; 18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara keterlibatan ayah pada domain perilaku dan perilaku kekerasan dalam pacaran pada remaja madya r = -0.095.
Dating violence is a form of aggressive behavior that are often showed by adolescences while experiencing conflict with their partner as a form of problem solving. However, such behavior can be prevented by parent involvement role, such as father involvement. This correlation study was conducted to find out the relationship of father involvement and dating violence in middle adolescence. Father involvement was measured using Father Involvement Scale and Dating violence behavior was measured using The Revised Conflict Tactics Scale. The participants of this study consisted of 354 adolescences aged 14 ndash 18 years old. The result showed that there is significant negative relationship between father involvement in behavioral domain and dating violence behavior in mid adolescence r 0.095.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Classica Puspha Permata
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara self-efficacy in romantic relationship dan kepuasan pernikahan pada pernikahan jarak jauh. Penelitian kuantitatif ini dilakukan pada 336 partisipan menggunakan alat ukur SERR untuk mengukur self-efficacy in romantic relationship dan ENRICH Marital Satisfaction Scale EMS untuk mengukur kepuasan pernikahan. Hasil penelitian adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-efficacy in romantic relationship dan kepuasan pernikahan pada pernikahan jarak jauh r = 0,636, N = 336, p < 0,01, 2-tailed. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi bagi individu yang menjalani pernikahan jarak jauh. ......The aim of this research is to examine the relationship of self efficacy in romantic relationship and marriage satisfaction in long distance marriage. This quantitative research was conducted on 336 participants using SERR to measure self efficacy in romantic relationship and ENRICH Marital Satisfaction Scale EMS to measure marriage satisfaction. The result indicated that self efficacy in romantic relationship were positively significant related to marriage satisfaction in long distance marriage r 0,636, N 336, p 0,01, 2 tailed. The result of his research could contribute as information for people who are undergoing a long distance marriage.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Nadya Maharani Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Emerging adults dihadapkan pada tugas perkembangan untuk melakukan eksplorasi dalam hal cinta sehingga menjalin hubungan berpacaran menjadi hal yang penting. Salah satu faktor yang mempengaruhi hubungan berpacaran yang dijalani adalah kelekatan antara orangtua-anak pada awal kehidupan seseorang. Cara seseorang untuk memulai hubungan yang dekat dengan pasangannya dan pandangan mereka terhadap cinta merupakan refleksi dari hubungan dengan orangtua saat kecil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan hubungan berpacaran antara emerging adults yang memiliki tipe adult attachment yang berbeda. Variabel adult attachment diukur menggunakan The Experiences in Close Relationship - Revised (ECR-R) dan variabel kepuasan hubungan berpacaran diukur menggunakan Couple Satisfaction Index - 16 (CSI-16). Terdapat 315 partisipan dalam penelitan ini dengan kriteria; berusia 18-25 tahun, sedang menjalin hubungan berpacaran minimal 6 bulan dan pada usia 0-5 tahun partisipan tinggal dan diasuh oleh orangtua kandung atau pengasuh utama lainnya. Analisis one-way ANOVAmenunjukan bahwa hipotesis pertama diterima yaitu tipe secure attachment memiliki skor kepuasan hubungan berpacaran yang lebih tinggi (M = 67,65, SD = 7,583) dan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan tipe preoccupied (M = 63,30, SD = 8,103), dismissing (M = 56,54, SD = 6,854) dan fearful attachment (M = 54,83, SD = 8,889). Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi orangtua atau calon orangtua untuk memahami kualitas hubungan dengan anak mereka sejak kecil akan memiliki dampak positif dan negatif terhadap hubungan berpacaran yang anak jalani di masa dewasanya kelak.
ABSTRACT
Emerging adults is faced with the developmental task to explore anything related to love which makes having a romantic relationship an important topic. One of the influential factors of a romantic relationship is the closeness in a persons relationship with their parents in their early life stage. A persons way to start a romantic relationship with their partner and their perspective of love are the reflection of their relationship with their parents when they were children. Therefore, this research aims to discover romantic relationship satisfaction differences between emerging adults with different adult attachment styles. The adult attachment variable is measured. The Experiences in Close Relationship-Revised (ECR-R), and the romantic relationship satisfaction variable is measured using Couple Satisfaction Index-16 (CSI-16). There are 315 participants in this research with these criteria; the participants are in the age of 18 to 25 years old and currently in an at least six month romantic relationship; they also have to had lived with and been taken care by their biological parents or other main caregivers in the age of 0 to 5. The one-way ANOVA analysis result showed that hyphothesis was accepted in which secure attachment had a higher mean romantic relationship satisfactions (M = 67,65, SD = 7,583) and significantly different with the preoccupied (M = 63,30, SD = 8,103), dismissing (M = 56,54, SD = 6,854), and fearful attachment.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella Stefania Yunitasari
Abstrak :
Mendominasi pengguna aktif media sosial di dunia, dewasa muda memanfaatkan Instagram guna memenuhi kebutuhan untuk melakukan pengungkapan diri mengenai aspek kehidupan romantis dalam lingkup komunikasi masspersonal. Memiliki kontrol mutlak atas kehadiran digitalnya, dewasa muda dapat menyampaikan aspek kehidupan romantisnya melalui cara yang sesuai dengan kebutuhannya untuk membangun citra diri, salah satunya melalui konten Public Display of Affection (PDA) di Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman dewasa muda dalam memanfaatkan Instagram untuk mengunggah konten PDA serta makna dari pengalaman pengungkapan hubungan romantis dewasa muda melalui konten PDA di Instagram. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mewawancarai empat perempuan usia dewasa muda yang sedang menjalani hubungan romantis dan kerap mengunggah konten PDA di Instagram. Penelitian ini menemukan bahwa dewasa muda memilih Instagram sebagai media untuk mengunggah konten PDA karena: (1) memenuhi kebutuhan untuk memperoleh eksistensi diri; (2) menawarkan cara berkomunikasi yang lebih mudah dan jelas; dan (3) menawarkan berbagai fitur penyuntingan. Adapun dewasa muda melakukan pengungkapan diri di Instagram mengenai hubungan pacarannya melalui konten PDA untuk: (1) menciptakan citra diri yang positif; (2) memperoleh validasi sosial; dan (3) menunjukkan status kepemilikan atas pacar di hadapan publik. ......Dominating the world's active social media users, young adults utilize Instagram to fulfill the need to self-disclose aspects of their romantic life within the scope of masspersonal communication. Having absolute control over their digital presence, young adults can convey aspects of their romantic life in a way that suits their needs to build their self-image. Currently, they tend to announce it through Public Display of Affection (PDA) content on Instagram. This study aims to find out the experiences of young adults in utilizing Instagram to upload PDA content and the meaning of young adult’s experience of revealing romantic relationships through PDA content on Instagram. Using qualitative approach, the researcher interviewed four young adult women who are in a romantic relationship and often upload PDA content on Instagram. This study found that young adults choose Instagram as a medium to upload PDA content because: (1) it fulfills the need to gain self-existence; (2) it offers an easier and clearer way of communicating; and (3) it offers various editing features. The reasons why young adults self-disclose on Instagram about their dating relationships through PDA content are to: (1) create a positive self-image; (2) obtain social validation; and (3) to show possession over their romantic partner in public.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>