Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 9 Document(s) match with the query
cover
Sarah Pamela
"Servicescape merupakan penampilan dari lingkungan fisik jasa yang dapat memberikan kesan kepada pelanggan. Kesan yang ditimbulkan oleh servicescape dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap jasa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menjelaskan pengaruh servicescape terhadap kepuasan pelanggan pada Pavilion Beauty Salon. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanantif. Penelitian dilakukan dengan metode survei, dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden, dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh servicescape terhadap kepuasan pelanggan.

Servicescape is the appearance service physical environment that can give impression to customer. The impression of servicescape can affect the customer rsquo s perception of the service. This study was conducted to explain the influence of servicescape on customer satisfaction at Pavilion Beauty Salon. This study used quantitative research approach with explanative type of research. This study was conducted with survey method, collected 100 surveys with non probability sampling technique. The result shows that servicescape has effect on customer satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endi Rekarti
"Meningkatnya persaingan bisnis dewasa ini membawa konsekuensi terhadap upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasarannya. Kualitas jasa yang tadinya dikembangkan untuk menciptakan kepuasan konsumen temyata sudah tidak cukup lagi untuk mendorong kemajuan pemasaran produk atau jasa. Kualitas produk atau jasa yang baik belum tentu dapat memberikan jaminan bertahannya konsumen pada produk perusahaan. Loyalitas ini merupakan salah satu hasil pemasaran yang diharapkan bagi setiap perusahaan. Mencari pelangan baru pada saat pesaingan merupakan sesuatu yang sulit sehingga pelanggan yang sudah ada perlu dipertahankan. Pemasaran relasional merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh para pemasar untuk menciptakan loyalitas tersebut, terutama bagi usaha pemasaran jasa. Pemasaran relasional berorientasi pada bagaimana menciptakan hubungan pemasar dengan pelanggannya dalam jangka waktu yang lebih panjang. Tentunya hal ini tergantung pada kualitas relasional yang tercipta di antara mereka, serta kualitas jasa yang ditawarkan. Kedua hal tersebut diharapkan dapat mempertahankan pelanggan untuk jangka waktu yang lebih lama melalui tingkat loyalitas yang tercipta dalam diri pelanggan. Atas dasar itulah, maka penelitian ini ditujukan untuk mempelajari bagaimana kaitan antara kualitas relasional, kualitas jasa, dengan loyalitas pelanggan jasa. Jasa yang diipilih untuk diteliti adalah jasa salon, dengan alasan jenis jasa ini rnemiliki kontak yang tinggi antara pelanggan dan pemberi jasa. Penelitian ini dilakukan dengan memilih populasi sampel mahasiswa Universitas Mercu Buana yang menjadi pelanggan salon. Sampel diambil sebanyak 200 responden dengan kuota yang seimbang antara mahasiwa pria dan wanita, mahasiswa bekerja dan yang tidak bekerja. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling atau tepatnya convinience sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor, analisis varians, analisis korelasi, dan regresi ganda. Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari kualitas relasional dan kualitas jasa terhadap loyalitas pelanggan salon. Selain itu penelitian ini juga menemukan terdapat perbedaan kualitas relaional antara pelanggan pria dan wanita.

The increasing of business competition today having a consequence toward the effort of the business managements in developing their marketing strategic. The services quality that had been developed to create a customer satisfaction in the last time, it seems was not enough to push an improvement in goods or services marketing nowadays. It can not be assured that the good quality of goods or services should be able to guarantee the loyalty of customers to the product. This loyalty was one of the marketing results hoped by each company. Looking for new customers in this tight competition are something difficult, therefore the loyal customers must be maintained and retained. The Relationship Marketing was an alternative to the marketers for creating the customers loyalty especially in services marketing. The Relationship Marketing was oriented to the how to create a relationship between the marketers and their customers in the longer period. Of course, it depends on the quality of relationship created among them, and also the services quality delivered. Both of them (ie. relationship quality and services quality) is hoped to retain the customers for longer time through the loyalty level created in the mind of customers. Using the above argument, this research was intended to study the relationship among relational quality, service quality, and loyalty of service customers. The selected product (service) was a service salon. The reason was that service having a relatively high contact between the customers and servicers. As a sample, the research used the students of Mercu Buana University that have been a salon customer. The quantity of sample was 200 students with a balancing amount between male students and females students, worked students and non-worked students. Sampling technique was non probability sampling, ie. convinience sampling. The data was analyzed by using descriptive analysis, factor analysis, variance analysis, correlation analysis, and multiple regression analysis. The results of this research was that there was a significant effect of relational quality and service quality to salon customers loyalty. Also, the research found that there was a relational quality difference. between the male customers and female customers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Cahyani Gandesrukma
"Penata rambut adalah sekelompok pekerja yang kemampuan kerja dan kondisi kesehatannya dapat dipengaruhi oleh aktivitas pekerjaan tertentu. Para penata rambut yang bekerja di salon berisiko mengalami Work Related Musculoskeletal Disorder (WMSDs) dan kurangnya kebugaran fisik akibat pekerjaan di salon. Tercatat terdapat beberapa masalah yang dialami oleh penata rambut salon yang ada, hal ini salah satunya dikarenakan postur kerja nya yang canggung. Beberapa ketidaknyamanan tubuh yang dirasakan adalah pada lengan, bahu, dan pergelangan tangan. Ketidaknyamanan yang diidentifikasi ini terjadi khususnya pada proses pengeringan rambut, dimana terdapat postur canggung, repetisi yang tinggi dan durasi yang cukup lama bagi seorang penata rambut mengerjakan proses blow dry. Diidentifikasi ketidaknyamanan dengan Nordic Body Map dan proses kritis yang dilakukan dengan menggunakan Hairdresser Questionnaire. Proses tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan metode RULA dan REBA untuk menilai keamanan postur penata rambut terhadap risiko cerdera. Diperlukan adanya suatu intervensi ergonomis dalam memperbaiki permasalahan ini. Dalam penelitian ini, rekomendasi yang diberikan adalah dengan merancang Hair Dryer Holder bagi penata rambut yang melakukan blow dry. Perancangan produk ini dilakukan dengan kerangka kerja Nigel Cross. Dalam tahapan perancangan produk ini, software Jack digunakan sebagai evaluasi postur sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan melakukan Digital Human Modeling. Pada penelitian ini, rekomendasi yang diberikan kepada penata rambut dapat menurunkan nilai RULA sehingga mengindikasikan nilai yang aman, dan dapat menyesuaikan operasi Blow Dry yang dilakukan penata rambut di salon.

Hairdressers are a group of workers whose work abilities and health conditions can be affected by certain work activities. Hairdressers who work in salons are at risk of experiencing Work Related Musculoskeletal Disorders (WMSDs) and impaired physical fitness due to work in salons. It was noted that there were several problems experienced by existing salon hairdressers, this was due to their awkward working posture. Some of the body discomfort that is felt is in the arms, shoulders, and wrists. This identified discomfort occurs especially in the hair drying process, where there are posture doubts, high repetitions and a long enough duration for a hairdresser to do the blow drying process. Identification of discomfort with the Nordic Body Map and critical processes carried out with the addition of a Hairdresser Questionnaire. The process was then analyzed using the RULA and REBA methods to assess the safety of the hairdresser's posture against the risk of injury. Ergonomic intervention is needed to fix this problem. In this study, the recommendation given is to design a Hair Dryer Holder for hairdressers who do blow drying. The design of this product is done with the Nigel Cross framework. In the design stage of this product, Jack's software is used as a posture evaluation before and after the intervention by doing Digital Human Modeling. In this study, the recommendations given to hairdressers show a safe value and can adjust the Blow Dry operation performed by hairdressers in salons."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Radtu Shania
"Profil Perusahaan Lassy Beauty adalah salah satu brand jasa kecantikan di Jakarta yang didirikan sejak 2018. Lassy Beauty berada dalam klasifikasi salon dengan layanan lengkap. Brand ini menawarkan sekitar 78 jenis jasa, yang terdiri dari perawatan rambut, kulit kepala, bulu mata, wajah, badan, kuku, dan penghilang bulu. Penggunaan jasa tersebut dapat dilakukan konsumen dengan cara mendatangi langsung lokasi studio atau dengan melakukan layanan panggilan ke rumah. Bentuk pemasaran yang dilakukan oleh Lassy Beauty sampai saat ini adalah pengelolaan media sosial, pemasangan Instagram Ads, dan penggunaan promosi diskon. Analisis Situasi Hasil analisis internal menunjukkan bahwa Lassy Beauty menawarkan jasa kecantikan yang sangat lengkap dan memberikan opsi untuk konsumen dalam menggunakan jasanya, namun Lassy Beauty belum mengomunikasikan keunikan tersebut secara maksimal pada kanal komunikasinya. Sedangkan, dari analisis eksternal, Lassy Beauty sebagai salah satu brand jasa kecantikan memiliki peluang yang tinggi pada pasar perempuan Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena perempuan Indonesia telah memiliki kebiasaan menggunakan jasa kecantikan sejak remaja. Namun, Lassy Beauty dihadapkan dengan sebuah tantangan terkait kekhawatiran penggunaan jasa kecantikan akibat keadaan pandemi COVID-19. Rumusan Masalah Lassy Beauty memiliki permasalahan utama terkait komunikasi pemasaran dalam bentuk rendahnya brand awareness oleh khalayak sasaran. Khalayak sasaran juga belum mengetahui diferensiasi Lassy Beauty dari brand lainnya pada kategori jasa sejenis. Tujuan 1. Meningkatkan kesadaran khalayak sasaran mengenai keberadaan Lassy Beauty; 2. Menciptakan positioning untuk Lassy Beauty pada benak khalayak sasaran dengan cara mengomunikasikan diferensiasi Lassy Beauty dari kompetitor. Khalayak Sasaran 1. Demografis: perempuan berusia 18 sampai 25 tahun, mahasiswa dan pegawai, dan tergolong dalam SEC Middle-Upper. 2. Geografis: berdomisili di Jadetabek, khususnya Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan. 3. Psikografis: peduli dengan penampilan fisik, senang bersosialisasi, beauty-enthusiast, dan experience-seeker. 4. Perilaku: menggunakan jasa kecantikan sebagai rutinitas dalam merawat diri maupun sebagai hiburan, menggunakan media online dan media sosial secara aktif, dan melakukan variety-seeking. Program Program kampanye ‘Cherish Beauty Without Worries’ telah disusun berdasarkan model perilaku konsumsi AISAS untuk menjawab masalah yang dimiliki Lassy Beauty terkait brand awareness. Program kampanye ini memiliki beberapa kegiatan, yaitu: pemasangan iklan pada media sosial, pengadaan kerja sama dengan KOL, pengoptimalan media sosial dengan tiga konten utama (konten “Beauty Anywhere, Anytime!”, “Beauty of Any Kind!”, dan hygiene), peluncuran website, pemanfaatan WhatsApp Business, dan pengadaan giveaway untuk mendorong produksi ulasan. Pesan Kunci “Lassy Beauty menyediakan pengalaman tanpa rasa khawatir dimanapun dan kapapun dalam menjaga dan menghargai kecantikan luar dan dalam dirimu.” Jadwal Januari – Juni 2022. Anggaran Rp23.539.371 untuk enam bulan. Evaluasi Input: memastikan setiap kegiatan terlaksana sesuai dengan perencanaan; Output: memantau dan memastikan secara rutin setiap pelaksanaan kegiatan; Outcome: memeriksa dan mengevaluasi hasil dan dampak dari setiap pelaksanaan kegiatan.

Profil Perusahaan
Company Profile Lassy Beauty is a beauty service brand from South Jakarta that was founded in 2018. Lassy Beauty is classified as a full-service salon. This brand has around 78 kinds of services, from hair, scalp, eyelash, face, body, nail, to hair removal treatments. Consumers can use these services by going directly to the studio location or by ordering home service. The channels of marketing used by Lassy Beauty are social media, Instagram Ads, and discount promotions. Situation Analysis The result of the internal analysis shows that Lassy Beauty offers a variety of beauty services and provides location options for consumers, but Lassy Beauty has not communicated this uniqueness optimally on its communication channel. Meanwhile, from external analysis, Lassy Beauty as a beauty service brand has a high opportunity in the Indonesian women's market. It is because Indonesian women have had the habit of using beauty services since a young age. However, Lassy Beauty faced a challenge related to concerns about using beauty services due to the COVID-19 pandemic. Problem Statement Lassy Beauty has a problem related to marketing communication in the form of low brand awareness by the target audience. The target audience also does not know the uniqueness of Lassy Beauty compared to brands with similar services. Goals 1. Increasing awareness from the target audience regarding the existence of Lassy Beauty; 2. Creating a positioning for Lassy Beauty in the target audience's mind by communicating Lassy Beauty's differentiation from competitors. Target Audience 1. Demographic: women aged 18 to 25 years old, students and employees, and belonging to the SEC Middle-Upper. 2. Geographic: domiciled in Greater Jakarta, particularly South Jakarta and South Tangerang. 3. Psychographic: cares about physical appearance, likes to socialize, beauty-enthusiast, and experience-seeker. 4. Behavior: using beauty services as a self-care routine and as an entertainment, using online media and social media actively, and do variety-seeking. Program The 'Cherish Beauty Without Worries' campaign program has been developed based on the AISAS consumption behavior model to answer Lassy Beauty's problem related to brand awareness. This campaign program has several activities, i.e.: advertising on social media, establishing cooperation with KOL, optimizing social media with three main contents (“Beauty Anywhere, Anytime!”, “Beauty of Any Kind!”, and hygiene content), website launch, use of WhatsApp Business, and perform giveaway activity to encourage review production. Key Message “Lassy Beauty provides a worry-free experience anywhere and anytime to cherish your inner and outer beauty.” Schedule January – June 2022. Budget Rp23.539.371 for six months. Evaluation Input: ensure that every activity is executed according to the plan; Output: monitor and ensure routinely every activity implementation; Outcome: examine and evaluate the results and impacts of each activity implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Arma Wardani Eka Rosa Mystica
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived value terhadap kepuasan yang ada pada industri salon anak dengan kasus Kiddycuts. Penelitian ini menggunakan 60 responden pengguna jasa Kiddycuts dalam kurun waktu 1 tahun terakhir sebagai sampel. Data diperoleh melalui metode survey dengan kuisioner. Analisis data dilakukan melalui dari uji pendahuluan penelitian yang mencakup uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah variabel penelitian dinyatakan sudah lolos uji, dilakukan analisis menggunakan metode PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived value memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan.

ABSTRACT
The aim of this research is to analyze and test the effect of perceived value on satisfaction. This research was tested on kids haircare salon business case and Kiddycuts was selected for the research. The research itself involved 60 respondents which has got service by Kiddycuts during last 1 year as sample with primary data obtained by survey. Data analysis procedure was done by preliminary studies involving validity and reliability test. After research instrument passed the reliability and validity test, structural analysis was done by PLS Method. The result of this research showed that perceived value has positive effect on satisfaction.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Yanuar Rahmat Syah
"Penelitian ini meneliti peranan nilai relasional sebagai variable mediasi antara kualitas relasional sebagai antecedent dan perilaku loyalitas sebagai konsekuensi. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat rnemberikan solusi terhadap gap rheory dalam perspektif pemasaran relasional, dimana sebagian ilmuan berpendapat bahwa kualitas relasional memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku Ioyalitas, sedangkan ilmuan lainnya berpendapat bahwa nilai relasional adalah pemicu dari perilaku loyalitas.
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri salon, karena karakteristik industri salon dapat mewakili karakteristik industri jasa yang lainnya. Dan sebagian besar rcsponden yang digunakan adalah mahasiswi di lingkungan Universitas Indonesia. Metode yang dipakai dalam pengolahan data adalah menggunakan Structural Equation Modeling (SEIVI), dengan perangkat lunak LISREL 8.72.
Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa kualitas relasional tidak rnemiliki pengaruh langsung terhadap perilaku loyalitas. Akan tetapi kualitas relasional menggcrakkan Ioyalitas melalui variable mediasi nilai relasional. Hal ini menandakan bahwa nilai relasional memiliki peranan penting sebagai variable mediasi antara kualitas relasional dan perilaku loyalitas. Temuan ini sekaligus merupakan solusi dari gap theory yang ada dalam ranah pemasaran relasional.

This research tries to investigate the role of relationship value as mediating variable between relationship quality as the antecedent and loyalty behavior as the consequence. Result of the research is predicted to give a solution for the gap theory which exist in relationshhn marketing perspective, which is some of the scientist argue that relationship quality has direct impact on loyalty behavior, otherwise argue that the driver of loyalty behavior is relationship value.
The object of this study is beauty salon industry, because its characteristic able to represent the entire service industry. The student of the University of Indonesia was used as the majority respondent. Method which applies for data analyzing purpose is Structural Equation Modelittg (SEM) ana' employs LISREL 8. 72 as a software tool.
Result of this study show that relationship quality has no direct impact on loyalty behavior. But, relationship quality drives loyalty behavior through the mediating role of relationship value. These results give a perspective that relationship: value has the significant role as mediating variable between relationship quality and loyalty behavion Finding of this research also give a solution of gap theory which exist in relationship marketing area.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T17779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fadila Muhammad
"Pengembangan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral pertama dan terbesar di Indonesia diproyeksikan akan menjadi episentrum baru dari
pergerakan masyarakat di kawasan Jabodetabek. Seiring berkembangnya kawasan Manggarai, kebutuhan masyarakatnya akan turut berkembang
termasuk kebutuhan tersier untuk hobi dan hiburan. Peningkatan minat ini mendorong industri kecantikan untuk terus berinovasi untuk menghadirkan
produk dan pelayanan yang baru. Maka dari itu didirikan Beauty Store & Salon untuk menyalurkan hobi dan kreativitas masyarakat sekitar serta
pengunjung daerah Manggarai.

The development of Manggarai Station to become the first and largest central station in Indonesia is projected to become the new epicenter of
community movement in the Jabodetabek area. As the Manggarai area develops, the needs of its people will also develop, including tertiary
needs for hobbies and entertainment. This increase in interest encourages the beauty industry to continue to innovate to present new products
and services. Therefore, the Beauty Store & Salon was established to channel the hobbies and creativity of the local community and visitors to
the Manggarai area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Sylfara Ramadhani Hardi
"Salon kecantikan dengan perawatan tradisional fasilitas kesehatan umum yang menyediakan kebutuhan penunjang kecantikan fisik khususnya para wanita dengan metode dan ramuan yang diwariskan secara turun-temurun. Dengan variasi ruang dan aktivitas yang ditawarkan, ketika berada di dalamnya orang-orang cenderung menghabiskan waktu yang tidak sebentar (>30 menit) sehingga beragam isu terkait kenyamanan termal bermunculan yang membuat rasa puas individu terhadap kondisi dimana ia berada pada temperatur tertentu menjadi penting untuk diketahui. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kenyamanan termal dalam ruang salon kecantikan dengan perawatan tradisional. Penulisan ini menganalisis Martha Tilaar Salon & Day Spa Wahid Hasyim sebagai objek studi kasus dengan dua metode yaitu kuantitatif berdasarkan model PMV-PPD yang dikeluarkan oleh ASHRAE dan metode kualitatif dengan kuesioner POE. Hasil studi kasus menunjukkan ketidaknyamanan pada salah satu ruang salon dengan model PMV-PPD namun menghasilkan sensasi yang nyaman pada semua ruangan berdasarkan kuesioner POE. Hal ini menunjukkan adanya ketidakcocokan model PMV-PPD sehingga memerlukan metode lain seperti POE untuk melengkapinya.

A beauty salon with traditional treatments is a public health facility that provides supporting needs for physical beauty, especially for women, with methods and ingredients, passed down from generation to generation. With the variety of spaces and activities offered, when people are in, they tend to spend a lot of time (> 30 minutes). So that various issues related to thermal comfort arise and make an individual's satisfaction with the conditions in which he is at a certain temperature important to know. This thesis aims to determine the condition of thermal comfort in a beauty salon room with traditional treatments. This writing analyzes Martha Tilaar Salon & Day Spa Wahid Hasyim as a case study object with two methods: a quantitative based on the PMV-PPD model issued by ASHRAE and qualitative methods using the POE questionnaire. The results of the case study showed discomfort in one of the salon rooms with the PMV-PPD model but produced a comfortable sensation in all rooms based on the POE questionnaire. These shows  an incompatibility of the PMV-PPD model so it requires another method like POE to complete it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susy Ekandari
"Dalam mengembangkan teori pemasaran jasa, penting sekali dalam memahami apa yang menyebabkan pelanggan tersebut puas dan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Ganesh et al. (2000) telah melakukan penelitian mengenai customer base dari penyedia pelayanan dalam menguji perbedaan pelanggan yang berpindah dan tetap dengan penyedia pelayanan yang ada. Hal ini menarik bagi penulis untuk meneliti topik perbedaan persepsi kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pelayanan salon rambut di Jakarta.
Penelitian ini mengacu pada model penelitian Zeitharnl dan Bitner (2004, dimana diteliti mengenai falktor-faktor kualitas pelayanan yang memberikan kepuasan dan ketidakpuasan bagi pelanggannya.
Untuk menguji kerangka konseptual, regresi logistik dimana variabel indikator diolah dengan menggunakan SPSS 11, 5. Peneliti kemudian menganalisis variabel apa yang dapat membedakan kelompok pelanggan yang puas dan pelanggan yang tidak puas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruk "mutu interaksi" antara karyawan dan pelanggan telah memberikan kinerja yang baik; sehingga tercipta kepuasan bagi pelanggan. Sedangkan pada konstruk "mutu fisik", "mutu hasil", "mutu produk" dan "harga" yang menunjukkan terdapat perbedaan persepsi pelanggan yaitu puas dan tidak puas. Maka dengan perbedaan persepsi terhadap kinerja yang dirasakan oleh pelanggan, peneliti merumuskan beberapa upaya yang dapat ditempuh oleh pihak pengelola dan pemilik salon rambut di Jakarta, Selain itu, penulis juga mengajukan beberapa saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

To develop a theory of service marketing, it is imperative to understand what is the cause that a customer is satisfied or dissatisfied with the service that is given. Ganesh et al. (2000) has done a research about customer base from the service provider by testing the difference between the customer who switches and stays with the service provider. These topics are interesting enough for the researcher to study the differences between the perception of satisfied and dissatisfied customer of a hairdresser in Jakarta.
This research is based on the model by Zeithami and Bitner (2004), in which they are researching about factors of service quality that create satisfied and dissatisfied customers.
To test the conceptual framework a regression logistic model is utilized in which the indicator variables are processes by using SPSS 1I.5. The research analyzes which variables that distinguishes between the group of satisfied and dissatisfied customers.
The results of the research demonstrate that the construct of interaction quality between employees and customers has contributed a good performance that creates customer satisfaction. While, the construct of physical quality, result quality, product quality and price demonstrate the differences of customer's perception which is satisfied or dissatisfied. Thus, by these differences perception of the performance from the customer, the research has formulated a few actions the can be done by the owners and management of the hairdresser in Jakarta. Besides that, the research has also made a few suggestions for the future researches.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library