Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakhrul Aufa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari quantitative easing terhadap pasar keuangan Indonesia khususnya volatilitas dari yield surat berharga pemerintah. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa kebijakan quantitative easing di Amerika Serikat terbukti berpengaruh terhadap volatilitas surat utang negara Indonesia. Berdasarkan hasil estimasi GARCH 1 1 ditemukan bahwa sebelum quantitative easing variabel yang mempengaruhi volatilitas SUN Indonesia justru adalah pasar saham Amerika Serikat yang dicerminkan oleh variabel Return S P 500 dan volatility index VIX Index namun setelah dilakukannya QE oleh The Fed variabel yang signifikan berpengaruh adalah variabel US Treasury 2 tahun US Treasury 10 tahun dan spread yield US treasury 2 tahun dan 10 tahun. Selain itu juga ditemukan bahwa volatilitas yield SUN Indonesia mengalami penurunan paska dilakukannya QE oleh The Fed. Penurunan tersebut merupakan dampak positif dari dilakukannya QE sebab dengan penurunan tersebut Pemerintah Indonesia dapat menerbitkan surat utang dengan biaya yang lebih murah. ...... This research is attempted to find the impact of the quantitative easing to the Indonesian financial market especially the volatility of the Indonesian Government Securities yield. Based on the research, quantitative easing policy in the United States proved to affect the volatility of yield of Indonesia Government Bond. Based on GARCH (1,1) model it is found that before quantitative easing was done by the Fed variables that affect the volatility SUN Indonesia came from the US stock market that was reflected by the S&P 500 return and the volatility index (VIX Index), but after doing QE by the Fed, the variables that significantly influence is 2-years US Treasury, and the 10-years US Treasury, and spreads between 2 years and 10 years US Treasury. Moreover, it is also found that the volatility of Indonesian government securities yield has decreased after doing QE by the Fed. The decline is a positive impact of the QE, because with the decline Indonesian government may issue debt securities with a cheaper cost.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusumo Adi Wibowo
Abstrak :
Karya ilmiah ini mempunyai tujuan untuk menilai pengaruh kepemilikan asing dan peranan market size dan trading volume terhadap volatilitas yield. Penelitian dilakukan dengan data bulanan Surat Utang Negara seri Fixed Rate dan Obligasi Ritel Indonesia mulai 2009:1- 2014:12 dan dianalisis dengan regresi panel data menggunakan SUR dan metode Fixed Effect GLS. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel kepemilikan asing meningkatkan volatilitas yield. Peneliti juga menganalisis dampak aktivitas trading sebagai proxy likuiditas ketika berinteraksi kepemilikan asing. Sejalan dengan search based theory yang menyatakan bahwa semakin meningkatnya instrumen likuiditas dapat memperlemah volatilitas, di dalam riset ini ditemukan bahwa dampak positif volatilitas yang ditimbulkan oleh adanya kepemilikan asing akan lebih rendah pada SUN dengan market size dan trading volume yang lebih tinggi. ......This paper aims to evaluate impact of foreign ownership and role of market size and trading volume on yield volatility. This research is conducted using monthly data of Fixed Rate Government Bonds and Retail Government Bonds from 2009 1 to 2014 12 and analyzed with SUR model and Fixed Effect GLS estimator. The estimations show that the model generates significant and positive coefficient of foreign ownership variable hence it lowers the yield volatility. I also analyze the impact of trading activities as proxies for liquidity when interacting with foreign ownership. The search based theory reveals that increasing market liquidity instruments reduces volatility. In line with the theory the positive impact of foreign ownership on the yield volatility will be lower for higher government bond's market size and trading volume.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Fikri
Abstrak :
Skripsi ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat imbal hasil surat utang negara pemerintah republik Indonesia dalam valuta asing. Hal ini didasari karena yield surat utang negara atau obligasi pemerintah memberikan gambaran dengan baik atas tinggi rendahnya risiko gagal bayar pihak penerbit utang, dalam hal ini pemerintah, untuk melakukan pembayaran bunga serta pokok utang pada waktu yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan sampel data obligasi pemerintah Indonesia seri INDO?15 dengan periode April 2005 sampai dengan September 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel PDB, rasio utang luar negeri terhadap PDB, tingkat inflasi, cadangan devisa, volatilitas indeks S&P 500, 30-Days Fed Fund Futures, dan volatilitas 30- Days Fed Fund Futures terhadap besarnya yield obligasi pemerintah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cadangan devisa dalam bentuk rasio cadangan devisa terhadap PDB memberikan pengaruh dan arah yang signifikan terhadap besarnya yield obligasi pemerintah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam merumuskan rekomendasi yang tepat agar besarnya yield obligasi pemerintah berada pada kisaran yang relatif wajar serta menjadi landasan bagi pemerintah dalam rangka menentukan waktu yang tepat untuk menerbitkan obligasinya. ......This thesis examines influences of factors that affecting Indonesian government bond yield in foreign currency. This is based on the government bond yield reflects the level of default risk on the debt issuer, in this case is the Indonesian government, to make payments of interest and principal amount at the predetermined time. This study uses sample data from Indonesian government bonds series INDO?15 period April 2005 to September 2012. This study aims to determine the influence of Gross Domestic Product (GDP), the ratio of foreign debt to GDP, inflation rate, foreign reserves, volatility of S&P 500 indexes, 30- Days Fed Fund Futures, and volatility of 30-Days Fed Funds Futures toward the proxy of government bond yield. Results of this research shows that foreign reserves in the ratio of foreign reserve to GDP provides the ability to significantly influence and correlate with the amount of government bond yield. Results of this research are expected to be a consideration in formulating proper government recommendations, so that the government bond yields are relatively at a reasonable price range and being the basis for the government in order to determine the appropriate time to issue bonds.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Ervina
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini mempelajari natur dari pengaruh surprise berita makroekonomi domestik dan global terhadap imbal hasil dan volatilitas imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) Indonesia dengan menggunakan harga transaksi harian SUN di pasar perdagangan sekunder. Penelitian dilakukan pada semua seri SUN benchmark pada periode 2010-2014. Saya menemukan bahwa baik berita makroekonomi domestik maupun global mempengaruhi imbal hasil dan volatilitas imbal hasil SUN secara signifikan di pasar perdagangan sekunder dengan cara dan periode waktu yang berbeda. Selain itu ditemukan bahwa persistensi pengaruh pada volatilitas imbal hasil tidak berlarut-larut dan lebih cepat dibandingkan negara berkembang lain.
ABSTRACT
This research studies the nature about influence of domestic and global macroeconomic news surprise on returns and returns volatility of Surat Utang Negara (SUN) Indonesia using daily price of secondary market of SUN. This research use all series of SUN benchmark for the period of 2010-2014. I find that both domestic and global macroeconomic news surprises have significant influence on returns and returns volatility of SUN Indonesia with different manner and time period. I also find that the impact to the persistence of the returns volatility is not widen and is short compared to other emerging countries, This research studies the nature about influence of domestic and global macroeconomic news surprise on returns and returns volatility of Surat Utang Negara (SUN) Indonesia using daily price of secondary market of SUN. This research use all series of SUN benchmark for the period of 2010-2014. I find that both domestic and global macroeconomic news surprises have significant influence on returns and returns volatility of SUN Indonesia with different manner and time period. I also find that the impact to the persistence of the returns volatility is not widen and is short compared to other emerging countries]
2015
T42748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audri Muhammad Fajar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume transaksi SUN di pasar sekunder. Hasil penelitian membuktikan bahwa on-the-run-status benchmark status dan nominal oustanding SUN berkorelasi positif terhadap volume transaksi SUN di pasar sekunder, sementara tenor dan usia seasonedness / age memiliki korelasi negatif terhadap volume transaksi SUN di pasar sekunder.Penelitian juga menemukan bahwa SUN benchmark memiliki volume transaksi 1.72 kali lebih tinggi dibandingkan dengan volume obligasi non-benchmark, koefisien tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Obligasi Pemerintah Jerman dan Perancis yang masing-masing memiliki koefisien sebesar 0.69 dan 0.59 Ejsing dan Sihvonen, 2009 . Tingginya koefisien tersebut terindikasi disebabkan oleh 2 hal: 1 Pemerintah Indonesia hanya menetapkan 1 set seri SUN Benchmark dalam satu tahun, berbeda halnya dengan obligasi pemerintah Perancis / Jerman yang dapat mengganti set obligasi benchmark beberapa kali dalam satu tahun sehingga mengurangi konsentrasi penerbitan pada satu obligasi, dan 2 Dampak dari kebijakan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134 / PMK.08 / 2013 mengenai dealer utama, dimana dealer utama diwajibkan untuk melaksanakan perdagangan jual atau beli SUN paling kurang 2,00 dua perseratus dari total volume perdagangan transaksi SUN.
This research examined factors affecting transaction volume of Indonesian Government Bonds SUN . This paper demonstrated that transaction volume of particular SUN series at the secondary market has positive correlation with on the run status benchmark status and outstanding, while in the other hand, transaction volume has negative correlation with Age and Tenor of SUN.In particular, this research discovered that benchmark status has a significant impact to transaction volume, which in SUN, benchmark status increased transaction volume by 1.72 times higher than the non benchmark SUN. This coefficient is greatly higher than German France Government Bonds with only 0.69 and 0.59 Ejsing dan Sihvonen, 2009 . The possible causes of such difference are 1 Indonesian Government only issue 1 set of benchmark bonds series year, while German France Government Bonds might change the set of benchmark bonds series more than 1 times a year. 2 Particular implication of regulation implemented by Indonesian Government PMK no.134 PMK.08 2013 which oblige primary dealers to trade benchmark series SUN with a minimum transaction volume of 2 from the total SUN benchmark series transaction volume in the secondary market.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T48286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmanul Yusuf Mugiharto
Abstrak :
Dalam mendukung perekonomian di negara berkembang, khususnya di 5 negara ASEAN, Obligasi Pemerintah merupakan salah satu instrumen pembiayaan utama untuk pembangunan. Obligasi Pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) terbagi menjadi 2 jenis yaitu bersifar konvensional disebut Surat Utang Negara (SUN) dan bersifat syariah disebut Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk). Peran investor dalam penerbitan SBN berpengaruh terhadap perkembangan dan pendalaman pasar keuangan yang ditentukan berdasarkan besaran yield SBN baik SUN maupun Sukuk. Besaran yield SBN mempengaruhi pola perilaku investor baik secara rasional maupun irasional dalam memutuskan berinvestasi dihubungkan dengan kondisi pasar SBN di negara lain. Pola perilaku investor yang irasional disebut herd investor. Dalam penelitian ini ingin mengetahui dan menganalisa pola perilaku herd investor di pasar SBN pada 5 negara ASEAN yang dihubungkan dengan kondisi SBN di Emerging Market Asia dan US Treasury dikaitkan krisis ekonomi, ratings, serta adanya penghargaan maupun kritikan. Pendeteksian pola perilaku herd investor menggunakan metode Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD) diterapkan pertama kali oleh Chang, Cheng, Khorana (2000). Sebagian besar penelitian sebelumnya menganalisa herd investor di pasar saham, sementara tidak banyak penelitian di pasar obligasi. Salah satu penelitian di pasar obligasi, dilakukan oleh Galariotis, et al (2015) di pasar obligasi Uni Eropa dengan data cleanprice 10Year Government Bonds Benchmark dengan menghubungkan krisis ekonomi serta makroekonomi informasi. Penelitian ini menggunakan data harian yield 10Year SUN periode Januari 2007 - Oktober 2020 dan data harian yield 10Year Sukuk periode Januari 2013 - Oktober 2020. Dengan metode CSAD, ingin mengetahui keterkaitan antara pengembalian yield SUN dan yield Sukuk dengan yield Emerging Market Asia dan US Treasury dikaitkan krisis ekonomi, ratings SBN, adanya penghargaan dan kritikan terhadap perilaku herd investor. Selain itu, ingin mengetahui hubungan antara SUN dan Sukuk di pasar SBN serta peran Pemerintah Indonesia dalam menghadapi perilaku herd investor. Hasil penelitian menyebutkan bahwa yield Emerging Market Asia kondisi normal dan yield squared Emerging Market Asia dikaitkan krisis ekonomi serta yield squared 10Year US Treasury dikaitkan dengan ratings SUN menunjukan hubungan negatif dan signifikan mempengaruhi pengembalian yield SUN, maka hal ini mengidentifikasikan terjadinya pola perilaku herd investor. Sedangkan, pada yield Sukuk terjadi herd investor hanya pada saat yield Emerging Market Asia kondisi normal. Adanya faktor kepemimpinan yang ditunjukan melalui variabel penghargaan dan kritikan baik pada SUN maupun Sukuk tidak terjadi herd investor. Hubungan antara SUN dan Sukuk menunjukan bahwa termasuk komplementer (melengkapi) dan bukan sebagai substitusi (pengganti) di pasar SBN. Selain itu, Peran Pemerintah dalam menyikapi perilaku herd investor dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT menentukan strategi strength-opportunities (SO) sebagai strategi yang paling tepat dalam kebijakan penerbitan SBN. ......In supporting economies in developing countries, especially in 5 ASEAN countries, Government Securities are one of the main financing instruments for development. Government Securities (SBN) are divided into 2 types, namely conventional ones called Government Bonds (SUN) and Islamic bonds called Government Sharia Securities (SBSN/Sukuk). The role of investors in the issuance of SBN has an effect on the development and deepening of the financial market which is determined based on the amount of yield on both SUN and Sukuk. The amount of yield SBN affects the behaviour patterns of investors both rationally and irrationally in deciding to invest in relation to SBN market conditions in other countries. Irrational patterns of investor behaviour are called herd investors. This study wanted to find out and analyzed the patterns of herd investor behaviour in the SBN market in 5 ASEAN countries which were related to the condition of SBN in the Asian Emerging Market and US Treasury in relation to the economic crisis, ratings, as well as the existence of awards and criticism. Detection of herd investor behaviour patterns using the Cross-Sectional Absolute Deviation (CSAD) method which was first applied by Chang, Cheng, Khorana (2000). Most of the previous studies analyzed herd investors in the stock market, while there was not much research on the bond market. One of the studies on the bond market, conducted by Galariotis, et al (2015) on the EU bond market, uses the 10Year Government Bonds Benchmark clean price data by linking the economic crisis and macroeconomic information. This research uses daily data on yield of 10Year SUN for the period January 2007 - October 2020 and daily data on yield of 10Year Sukuk for the period January 2013 - October 2020. Using the CSAD method, we want to know the relationship between the yield on SUN and yield Sukuk with the yield on Emerging Market Asia and US Treasury. related to the economic crisis, SBN ratings, appreciation and criticism of herd investors behaviour. Apart from that, he wanted to know the relationship between SUN and Sukuk on the SBN market and the role of the Indonesian Government in dealing with herd investor behaviour. The result states that yield in Emerging Market in Asia is normal and yield squared in Emerging Market in Asia is associated with the economic crisis and yield squared of 10Year US Treasury associated with SUN ratings shows a negative and significant relationship affecting the return on yield SUN, so this identifies a pattern of herd investor behaviour. Meanwhile, the yield of Sukuk occurred only when the yield on Emerging Market Asia was normal. There is a leadership factor that is shown through the variable appreciation and criticism for both SUN and Sukuk, there is no herd investors. The relationship between SUN and Sukuk shows that it is complementary (complementary) and not a substitute (substitute) in the SBN market. In addition, the Government role in responding to herd investor behaviour by using the SWOT analysis approach determines the strength-opportunities (SO) strategy as the most appropriate strategy in the SBN issuance policy.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulyanto
Abstrak :
Keputusan Pemerintahan untuk menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) pada pertengahan tahun 2006 lalu merupakan salah satu kebijakan moneter yang dikeluarkan dalam rangka menutupi "Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)" yang tidak lain merupakan bentuk lain dari Surat Utang Negara (SUN) yang dijual secara Ritel kepada Publik. Hubungan hukum yang terjadi antara pihak-pihak terkait dalam transaksi Obligasi Negara Retail (ORI), bisa dilihat berdasarkan hak dan kewajiban yang dimiliki oleh lembaga-lembaga atau organ-organ yang terlibat pada saat terjadinya transaksi ORI. Organ-organ yang terlibat dalam transaksi di pasar perdana meliputi Pemerintah, Bank Indonesia (central registry), Agen Penjual dan Investor. Sedangkan di pasar sekunder, selain organ-organ yang terlibat di pasar perdana ada juga organ-organ lainnya, yang meliputi Bursa Efek Surabaya (BES), Perusahaan Efek, serta Bank Lembaga Kustodian yang merupakan subregistry dari Bank Indonesia. Sedangkan dukungan hukum bisnis terkait dengan kebijakan penerbitan Obligasi Negara Ritel (ORI) oleh pemerintah, meliputi berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait langsung dengan kebijakan tersebut, diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia (Revisi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Revisi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992) serta Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Dukungan hukum bisnis yang cukup baik terhadap penerbitan Obligasi Negara Ritel (ORI) merupakan salah satu faktor pendukung kesuksesan penjualan ORI baik itu di pasar perdana maupun di pasar sekunder Oleh karena itu, Pemerintah selaku regulator hendaknya terus memperbaiki dan menambah regulasi-regulasi yang terkait dengan keberhasilan ORI sebagai benchmark investasi masyarakat individual pada umumnya.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apul Sanjaya
Abstrak :
ABSTRAK
Perkembangan pasar obligasi di Indonesia sekarang ini cukup pesat, dibuktikan dengan pertumbuhan jumlah penerbitan obligasi di Indonesia tiap tahunnya. Obligasi Pemerintah Republik Indonesia memiliki pertumbuhan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi korporasi di Indonesia. Dengan besarnya jumlah penerbitan Surat Utang Negara diharapkan investor asing semakin untuk berinvestasi di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, likuiditas atas surat utang negara Indonesia harus diperhatikan. Dengan semakin banyaknya pihak asing yang tertarik membeli SUN diharapkan cenderung dapat meningkatkan likuiditas dari SUN. Dalam penelitian ini diteliti pengaruh antara arus transaksi yang dilakukan oleh pihak asing terhadap likuiditas SUN Fixed Rate SUN FR dan didapatkan hasil bahwa semakin besarnya transaksi beli yang dilakukan oleh asing akan semakin meningkatkan likuiditas SUN FR.
ABSTRACT
The development of the bond market in Indonesia is now quite rapid, evidenced by the growth of number of bonds issuance in Indonesia each year. Government Bonds Republic of Indonesia growth higher than corporate bonds in Indonesia. With the large number of issuance of Government Securities, expected foreign investors increase to invest in Indonesia. In relation thereto, liquidity of Indonesian Government Bonds must be considered. With the increasing number of foreign investors to buying the Indonesian Government Bonds is expected to tend to increase the liquidity of government securities. In this research examined the effect between the flow of transactions conducted by foreign parties to the liquidity of SUN Fixed Rate SUN FR and obtained the result that the greater transactions conducted by foreign investors will further increase the liquidity of SUN FR.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Khairul Amri
Abstrak :
Penelitian ini membahas dampak kebijakan Quantitative Easing QE AS terhadap dinamika perubahan harga Surat Utang Negara SUN di Indonesia periode 2003-2013. Peneliti menggunakan teknik autokorelasi perubahan harga SUN dalam periode sebelum, selama, dan antar tahap QE untuk melihat dampaknya terhadap pergerakan harga SUN. Hasil penelitian membuktikan bahwa kebijakan QE berdampak terhadap dinamika perubahan harga SUN. Dampak tersebut terjadi pada periode sebelum dan selama QE,sedangkan pada periode antar fase QE, harga SUN cenderung mendekati efisien. ...... The research provides the impact of USA Quantitative Easing QE on the price changes of Indonesia government bond SUN in 2003 2013. This study examine the autocorrelation of SUN rsquo s price changes before, during, and between the phases of USA QE to identify its impact. The research finds the evidence that USA QE have an impact to the SUN rsquo s price changes. This impact appears before and during USA QE, while between its phases, the SUN rsquo s price changes tend to be efficient.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S66136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sita Sari
Abstrak :
Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga. Transaksi lindung nilai adalah transaksi yang dilakukan oleh Pemerintah dengan counterparty , dalam rangka mengendalikan risiko fluktuasi beban pembayaran bunga dan kewajiban pokok utang dan/atau melindungi posisi nilai utang, dari risiko yang timbul maupun yang diperkirakan akan timbul sebagai akibat volatilitas faktor-faktor pasar keuangan. Transaksi lindung nilai dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/PMK.08/2013 Tentang Transaksi Lindung Nilai (Hedging) Dalam Pengelolaan Utang Pemerintah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif. Hasil penelitian menyarankan agar pengelolaan lindung nilai utang harus dapat memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap valuta asing ke depannya. Pengaturan risiko keuangan negara seharusnya diatur secara terperinci, jelas dan pasti, sehingga memungkinkan pengelolaan utang pemerintah dilakukan secara transparan, akuntabel dan memiliki kepastian hukum.
Hedging is a strategy created to reduce enpredictable business risks. Hedging transaction is a transaction conducted by government with it counterpart in order to manage risks due to fluctuation in interest rate and principal amount and/or to protect the debt from predictable risks due to market volatility. Hedging transaction is conducted under Minister of Finance Regulation Number 12/PMK.08/2013 regarding Hedging Transaction in Government Debt Management. Research approached used in preparing this thesis was juridical-normative literature-based study. Result of the research suggests that hedging management shall be able to predict future Rupiah exchange rate to other currencies. Financial risk management shall be regulated in detail, elaborative, and certain, in order to enable government debt management to be transparent, accountable, and providing legal certainty.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>