Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Renata Anna Maria PS.
Abstrak :
This writing, as a final assignment will discuss about the emp1oyec’s performance of Autocustom XYZ Ltd. The company had a unique characteristic of employee. Their working principle is like an artist, as described in the job description; they cannot be too restricted, but they are also need to be well managed. The oompany’s characteristic is also not well structured, because they still do not have any clear prospective which can create a standard for the employees. This may leads to conflicts and work goals loss target. One ofthe efforts to overcome this situation is to train the employee in building an effective team. Team building training is expectably can lead to emp1oyee’s awareness about the impoitance of an effective teamwork. The awareness mentioned is to build eohesiveness, which is one of many criteria of an effective team. Thus, a specialized team building training is formed using Appreciative Inquiry (Al) approaching. This training covers cognitive, affective, and psychomotor area including the 4D model from AI (discovery, dreams, design, and destiny) as a step to build a positive attitude so it may leads to the emp1oyee’s awareness about the effective teamwork and can create optimum efforts. An advantage for Autocustom XYZ Ltd. 'fiom this writing is well expected, and for other fellow student who in practice, willing to create a team building using appreciative inquiry approaching.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34109
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Barker, James R.
London: Sage, 1999
658.4 BAR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Hidayati
Abstrak :
Keterlekatan dengan pekerjaan merupakan salah satu kriteria karyawan yang dibutuhkan oleh organisasi. Salah satu faktor yang diduga berperan penting dalam meningkatkan keterlekatan dengan pekerjaan adalah kohesivitas tim. Penelitian menggunakan alat ukur UWES-9 (Schaufeli, Salanova, & Bakker, 2006) untuk mengukur keterlekatan dengan pekerjaan dan TC (Carles & Paola, 2000) untuk mengukur kohesivitas tim. Dalam penelitian ini, dilakukan dua studi pada PT X. Studi 1 bertujuan untuk mengetahui hubungan kohesivitas tim dengan keterlekatan dengan pekerjaan. Dari 72 responden yang mengikuti penelitian pada studi 1, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kohesivitas tim dan kelekatan dengan pekerjaan (r = 0.38, p < 0.05). Selanjutnya, hasil studi 1 menjadi dasar penelitian bagi studi 2 yang hendak meningkatkan kohesivitas tim pada karyawan PT X melalui pemberian intervensi membangun tim. Dari 6 responden yang mengikuti penelitian pada studi 2, diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan wawasan yang signifikan terkait dengan kohesivitas tim sebelum dan setelah dilakukan intervensi (z = -2.23, p < 0.05). Namun demikian, perubahan perilaku peserta sehingga menjadi lebih kohesif ternyata tidak secara signifikan terjadi (z = -1.05, p > 0.05). Penelitian berikutnya diharapkan dapat menyempurnakan program intervensi yang diusulkan agar hasil studi dapat tepat mencapai sasaran.
Work engagement is one of the characteristic of employees needed by the organization. One of considering factor to increase work engagement is team cohesiveness. We used a UWES-9 (Schaufeli, Salanova, & Bakker, 2006) to measure work engagement and TC (Carles & Paola, 2000) to measure team cohesiveness. To find out their relationship, we conducted two studies at PT X. Study 1 examine the relationship between team cohesiveness and work engagement. There are 72 participants took part in study 1. The results is there is significantly related between team cohesiveness and work engagement (r = 0.38, p <0.05). Furthermore, the results of Study 1 are the basis for Study 2. We provide team building intervention to increase team cohesiveness. There are 6 participants who took part in study 2. The results is significantly related to increase the knowledges of team cohesiveness before and after the intervention (z = -2.23, p < 0.05) but the changes of behavior of team cohesiveness is not (z = -1.05, p > 0.05). The future study are regarded to improve the intervention program to reach out the expected results.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evie Supriyatni
Abstrak :
Tugas Akhir ini membahas rencana intervensi untuk mengatasi masalah kesenjangan kompetensi karyawan PT XYZ dengan pendekatan team learning approach (pembelajaran tim). Penelitian dilakukan terhadap 30 karyawan Unit A. Hasil penelitian menunjukkan sumber masalah adalah belum memadainya public reflection dan shared meaning dalam roda pembelajaran tim. Pada public reflection, tim melakukan refleksi secara bersama mengenai pengalaman tim pada masa lalu serta melakukan introspeksi terhadap pengalaman tim tersebut. Pada shared meaning, tim menciptakan gagasan dan kemungkinan untuk bertindak serta membangun dasar yang sama agar tim dapat mencapai pemahaman bersama. Alternatif intervensi yang direkomendasikan adalah menciptakan pemimpin tim yang efektif dengan mengadakan pelatihan kepemimpinan kepada para supervisor menggunakan Lewin's Change Model. ......This study ojers an intervention plan to overcome employee conmetency gap of PT XYZ through team learning approach Conducted for 30 employees of Unit A, result of study is showing that root of cause was due to inadequacy of public rejlection and shared meaning in team learning wheel. In public reflection team is conducting reflection and review about team experience in the past. In shared meaning team is creating ideas and act possibilities, together with builthng agreed foundation to achieve understanding. Recommended alternative interventions is to create epeetive team leader by providing leadershhn training to supervisors using Lewin's Change Model.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34198
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maginn, Michael
New York: McGraw-Hill, 2003
658.402 2 MAG m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brill, Naomi Isgrig
New York: J.B. Lippincott , 1976
361 BRI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
McMahon, Rosemary
Geneva: World Health Organization, 1992
362.110 68 MCM b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Maksum
Abstrak :
ABSTRAK
Bila kita menyimak perjalanan prestasi olahraga Indonesia di tingkat regional maupun internasional, olahraga beregu kurang memiliki catatan yang menggembirakan dibandingkan dengan olahraga perorangan. Pertanyaan yang muncul adalah: apakah kita tidak mempunyai potensi di cabang olahraga beregu? Apakah pembinaan cabang olahraga beregu yang selama ini berjalan kurang efisien dan efektif? Apakah karena memang kita tidak mampu membentuk dan mengembangkan cabang olahraga beregu yang baik sehingga menjadi sebuah tim yang solid dan andal untuk berprestasi? Tujuan penelitian ini adalah ingin mengembangkan program intervensi psikologis yang terwujud dalam bentuk pelatihan yang efektif untuk meningkatkan kohesivitas tim pada cabang olahraga beregu.

Penelitian ini didesain menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pengembangan program yang bertujuan untuk menyusun dan mengembangkan paket program pelatihan kohesivitas. Langkah ini dilakukan mengingat belum adanya paket pelatihan kohesivitas tim, terutama di Indonesia, yang secara khusus dikembangkan untuk tim olahraga. Dad studi literatur yang dilakukan ditemukan materi pelatihan yang terdiri dari: (1) kerjasama tim, (2) identitas dan kebanggaan tim, (3) hubungan interpersonal, (4) kepercayaan, (5) tujuan dan norms kelompok, (6) fungsi dan peran pemain dalam tim, dan (7) pengelolaan konflik. Ketujuh materi tersebut kemudian dikembangkan dalam bentuk paket/kurikulum pelatihan kohesivitas yang akan diterapkan pada penelitian tahap kedua selama dua bulan. Tahap ini bertujuan untuk melihat efektivitas program pelatihan yang telah dikembangkan kepada khalayak sasaran. Implementasi program dilakukan dengan pendekatan eksperimen. Sebagai kelompok eksperimen adalah SSB (Sekolah Sepak Bola) Indonesia Raya dan sebagai kelompok kontrolnya adalah SSB Putera Gelora Surabaya. Kedua SSB ini kondisinya relatif sama, baik dari karakteristik siswa maupun pelatihnya.

Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen GEQ (Group Environment Questionnaire) yang dikembangkan berdasarkan teori kohesivitas dari Carron (1982). Ujicoba instrumen yang bertujuan menguji validitas dan reliabilitasnya dilakukan terhadap 84 atlet cabang olahraga beregu. Uji validitas yang dilakukan dengan cara mengorelasikan skor setiap butir pernyataan dengan skor total (item-total correlations) menghasilkan
koefisien korelasi antara .41 sampai dengan .72, sementara uji reliabilitas yang dilakukan dengan metode Alpha Cronbach didapatkan koefisien antara .70 sampai dengan .82.

Pengolahan data dilakukan dengan teknik uji statistik Analisis Kovarian Multivariat (MANCOVA) dengan data prauji sebagai kovariat. Untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif terhadap penelitian yang dilakukan, juga dilakukan wawancara kepada peserta pelatihan dan pengamatan selama proses pelatihan berlangsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dimensi "ketertarikan sosial", peserta dari tim yang mengikuti program pelatihan kohesivitas memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta dari tim yang tidak mengikuti program pelatihan dengan nilai F = 26,577 pada p < .01. Pada dimensi "ketertarikan tugas" peserta dari tim yang mengikuti program pelatihan kohesivitas tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dibandingkan dengan peserta dari tim yang tidak mengikuti program pelatihan dengan nilai F = 1,734 pada p .196 atau lebih besar dari .05. Pada dimensi "keterpaduan sosial" peserta dari tim yang mengikuti program pelatihan kohesivitas memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta dari tim yang tidak mengikuti program pelatihan dengan nilai F = 18,255 pada p < .01. Pada dimensi "keterpaduan tugas" peserta dari tim yang mengikuti program pelatihan kohesivitas memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta dari tim yang tidak mengikuti program pelatihan dengan nilai F = 4,325 pada p < .05.

Sementara itu, hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa pada semua dimensi GEQ terdapat perbedaan antar kelompok yang sangat bermakna dengan uji F (Wilks' Lambda) = 14,644 pada p < .01. Artinya, secara keseluruhan peserta dari tim yang mengikuti program pelatihan, kohesivitas tinmya lebih baik dibandingkan dengan peserta tim yang tidak mengikuti program pelatihan.

Dengan memperhatikan hasil penelitian tersebut, maka cukup beralasan jika pada cabang olahraga beregu, khususnya sepakbola, diberikan intervensi psikologis yang terwujud dalam bentuk pelatihan kohesivitas sebagai sarana meningkatkan tampilan (performance) tim. Pelatihan dilakukan dalam bentuk paket tersendiri maupun terpadu (integrated) dalam serangkaian program pelatihan yang telah tersusun. Secara khusus pelatihan diarahkan pada bagaimana pentingaya melakukan kerjasama dalam tim, perlunya pemahaman setiap pemain terhadap tugas dan fungsinya dalam tim, adanya komunikasi, sikap saling percaya di antara anggota tim, bangga terhadap tim, dan mengembangkan hubungan interpersonal di antara anggota tim.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ertrina Wulaningtyas
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu intervensi yang bertujuan mengatasi permasalahan mengenai Team Innovation yang kurang berjalan dengan baik pada PT UT dalam menjalankan program continuous improvement sebagai bagian dari usaha pencapaian visi PT UT menjadi perusahaan berbasis solusi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner yang terisi oleh 72 karyawan pada level kepala departemen cabang dan jobsite. Kuesioner dikembangkan berdasarkan alat ukur Team Innovation (Jackson, 1995), Multifactor Leadership Questionnaire (Avolio & Bass, 2004), dan Team Climate (Anderson & West, 1998). Kuesioner telah melalui modifikasi oleh peneliti yang kemudian diuji coba dan dianalisis itemnya hingga didapat bahwa keseluruhan itemnya valid. Dari hasil penelitian didapat bahwa Transformational Leadership memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap Team Innovation dibandingkan Team Climate dengan nilai Beta dan Sig sebesar 0,673 dan 0,000 untuk variabel Transformational Leadership serta 0,207 dan 0.067 untuk variabel Team Climate. Melalui peninjauan lebih dalam, diketahui bahwa dimensi dari variabel Transformational Leadership yang paling rendah adalah Inspirational motivation dan Intellectual Stimulation. Hasil tersebut menunjukkan bahwa karyawan PT UT khususnya cabang dan jobsite belum merasa pimpinannya dapat membangkitkan motivasi mereka untuk bekerja lebih baik, belum menemukan tantangan dalam pekerjaan mereka sehari-hari untuk mencapai target bersama, serta kurangnya bimbingan dari pimpinan dalam hal stimulasi pola pikir kreatif dalam menyelesaikan masalah. Untuk itu, dirancang program intervensi untuk meningkatkan kemampuan pimpinan cabang dan jobsite untuk membangkitkan motivasi bawahan serta memberikan arahan dalam proses berpikir kreatif untuk penyelesaian masalah. Desain intervensi yang direkomendasikan adalah berupa pemberian tugas fasilitasi kelompok QCC untuk membuat sebuah improvement project di level cabang maupun jobsite yang sebelumnya diberikan pelatihan sebagai pembekalan untuk proses fasilitasi selama enam bulan ini. ...... This study aims to develop an intervention to overcome the problems of the poorly executed Team Innovation In PT UT, as part of a continuous improvement efforts in achieving the company's vision-to be a 'solution driven company'. This study was conducted with a quantitative approach with data collection techniques using questionnaires filled by 72 employees at the level of department heads of UT branches& jobsites. The questionnaire was developed based on Team Innovation (Jackson, 1995), Multifactor Leadership Questionnaire (Avolio & Bass, 2004), and Team Climate (Anderson & West, 1998). The questionnaire has been through a modification process then tested and analyzed to the result that the items are entirely valid. As shown from the results that transformational leadership had greater influence on Team Innovation than Team Climate with the value of Sig and Beta of 0.673 & 0.000 for the Transformational Leadership and 0.207 & 0.067 for Team Climate. Through a deeper review, it was known that from the dimensions of Transformational Leadership, Intellectual Stimulation and Inspirational Motivation had the least score. These results indicate that most of employees of PT UT located in branches and jobsites were not well motivated by their leaders as well as having a lack of guidance in terms of stimulating the creative mindset in solving problems. Therefore, intervention programs were designed and recommended to improve the ability of the Branch and Jobsites Managers to rise the motivation of their subordinates and to provide guidance in the process of creative thinking for problem solving. The intervention that was recommended to PT UT was an act of facilitating QCC teams in making an improvement project at branch and jobsite level, by previously giving a series of training to Branch & Jobsite Managers as a debriefing training for facilitation process.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihatul Jannah
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas program team building untuk meningkatkan kerja tim. Mengetahui hambatan atau masalah yang terjadi di organisasi ini dan apa intervensi yang dapat dilakukan maka melalui survey organization blockage kepada 60 karyawan dilanjutkan dengan wawancara kepada CEO, HR manager, kepala unit dan staf maka ditemukan bahwa core problem di PT XX ini adalah lemahnya kerja tim. Intervensi yang dilakukan di organisasi ini adalah program team building diakomodir dari Noe, Hollenback, Gerhart, dan Wright 2009, p307 dengan metode Adventure Learning, Team Training, dan Action Training Noe, 2005 . Untuk mengetahui efek dari program team building ini dilakukan evaluasi kembali kepada karyawan yang hasilnya adalah bahwa program team building ini apabila diadakan secara rutin setahun dua kali akan membawa membawa efek yang positif lebih positif kepada setiap indvidu, yang kemudian menjadi efekyang positif pada kerja tim, sehingga dapat meningkatkan kerja tim di PT XX. Kata kunci: Kerja tim, intervensi, team building.
This study was conducted to determine the effectiveness of team building programs to improve teamwork. Knowing the obstacles or problems that occur in PT XX through the survey organization to 60 employees blockage followed by an interview to the CEO, HR manager, head of the unit and the staff it was found that the core problem in PT XX this is the weakness of teamwork. Interventions in this organization is a team building program accommodated from Noe, Hollenbeck, Gerhart and Wright 2009, P307 method Adventure Learning, Team Training, and Action Training Noe, 2005 . To determine the effect of team building programs have re evaluated to employees that the result is that the team building programs have if held on a regular basis twice a year will bring bring a positive effect to the individual, who later became a positive effect on teamwork, so as to improve teamwork at PT XX.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T47366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>