Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Essays on pluralism in Indonesia from Islamic viewpoints; volume commemorating 65th birthday of Dawam Rahardjo, an Indonesian Muslim intellectual"
Jakarta: Pramadina, 2007
297.5 DEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, H. Hans
"ABSTRAK
Artikel 'Toleransi Pascakonflik Antaragama di Tobelo' ini akan mengukur tingkat toleransi beragama di Kabupaten Tobelo untuk melihat kondisi terkini terkait tingkat toleransi beragama di Tobelo. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk survei terhadap siswa sekolah menengah atas di Kabupaten Tobelo. Pendapat siswa Tobelo dapat menjadi alat ukur untuk melihat tingkat toleransi beragama di Tobelo. Temuan penelitian ini adalah: tingkat toleransi antaragama di Tobelo tinggi, namun berdasarkan data survei integrasi antar-kelompok masyarakat yang pernah terlibat konflik itu masih harus ditingkatkan untuk menumbuhkan rasa saling percaya antar-kelompok masyarakat yang berbeda agama. Karena itu saran penelitian ini adalah pemerintah daerah sepatutnya terus menumbuhkan jiwa dan semangat toleransi di antara pemeluk agama dengan misalnya, membangun komunitas-komunitas beragam agama, khususnya dalam lingkup pendidikan."
Jakarta: Reformed Center for Religion and Society (RCRS), Pusat Pengkajian Reformed bagi Agama dan Masyarakat, 2018
200 SODE 5:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ballast, David Kent
New York: McGraw-Hill, 1994
R 690 BAL h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wattimena, Reza Alexander Antonuis, 1983-
"ABSTRAK
Nationalism provides foundation for the love of one's nation. This feeling is based on the shared history and mutual purpose for the future, which stand on solidarity and feeling of unity in a certain group. However, nationalism can often be used as justification for national fanaticism that sacrifice the interests of other groups or other nations. A new interpretation of nationalism in the cosmopolitan era is needed, where interdependence between nations and groups become a concrete and factual reality, and at the same time, the consciousness that human as an integral part of universal order is increasing. This article is an effort to place nationalism in the cosmopolitan framework, which puts highest importance on struggle to create tolerance, solidarity and social equality."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 41 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Enideg Nigussie, Ethiopia
"This book presents design techniques, analysis and implementation of high performance and power efficient, variation tolerant on-chip interconnects. Given the design paradigm shift to multi-core, interconnect-centric designs and the increase in sources of variability and their impact in sub-100nm technologies, this book will be an invaluable reference for anyone concerned with the design of next gThis book presents design techniques, analysis and implementation of high performance and power efficient, variation tolerant on-chip interconnects. Given the design paradigm shift to multi-core, interconnect-centric designs and the increase in sources of variability and their impact in sub-100nm technologies, this book will be an invaluable reference for anyone concerned with the design of next generation, high-performance electronics systems."
New York: [, Springer Science+Business Media], 2012
e20418862
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Eriko Aoki
"Based on data from fieldwork in Flores, this article suggests an indigenous form of tolerance and suppleness as the model for a new form of multiculturalism in Indonesia. Many studies of nationalism have criticized the perspective that developing nation-states need 'strong nationalism. However, if we step out of this hegemonic preoccupation, we come to realize that the relevant question is not how Indonesia can keep its unity but on what conditions Indonesia can function well as a politico-economic system, keeping diverse areas incorporated in the post-modern and global contexts at present and in the future. In Flores, people have been traversing real and imagined borders since the time of the Austronesian migration and the age of Southeast Asian maritime commerce. Even after independence, Flores has had direct transnational linkage through the Catholic network and recently quite a few Catholic priests and candidates from Flores have been sent abroad. Due to the development of global capitalism, many people from mountainous areas in central Flores also go to Malaysia as low-paid labourers, and they accommodate well to the new situations. As illegal labourers, Florenese people develop social ties with the people whom they meet overseas. Even when they are arrested and forced to come home from Malaysia, they are never stigmatized in their home village. I would like to name tentatively this principle of social adaptability and political flexibility, which also orders life in Florenese villages, 'Austronesian cosmopolitanism'. I further suggest that this Austronesian principle of political flexibility could prove a useful model for the Indonesian nation-state as it struggles to adopt a new political model that prevents the escalation of retaliatory violence and allows the country to continue as a politico-economic unit"
2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Philipus Tule
"Indonesia yang berideologi Pancasila, dikenal sebagai suatu bangsa yang toleran meski memiliki aneka sukubangsa, budaya dan agama. Akhir-akhir ini, isu dan realitas konflik antaragama dan antarsukubangsa semakin merebak. Simbol-simbol keagamaan acapkali dimanipulasi oleh kelompok-kelompok tertentu. Manipulasi semacam itu yang melahirkan konflik-konflik agama turut menantang khasanah budaya Indonesia yang toleran, yang telah sekian lama diakui dan dijunjung tinggi. Semangat toleransi itu di antaranya dibangun diatas landasan ideologi nasional Pancasila dan khasanah budaya lokal seperti pela gandong dari Ambon atau budaya rumah adat dari Flores. Dalam artikel ini penulis berargumentasi bahwa manipulasi simbol-simbol agama tidak akan pernah dapat menyelesaikan konflik-konflik agama dan sukubangsa yang terjadi, baik di Ambon maupun tempat-tempat lain diIndonesia. Bertolak dari teori bandul toleransi antaragama (pendulum swing theory of religious tolerance), penulis berargumentasi bahwa pendekatan budaya sebagaimana dikaji dalam studi kasus tentang 'budaya rumah adat Keo' dari Flores Tengah dan peristiwa Kupang (1998) dapat menjadi acuan untuk belajar dari pengalaman. Lebih lanjut, otonomi agama,baik di tingkat institusi maupun personal, merupakan suatu kondisi mutlak untuk mempertahankan Indonesia sebagai suatu negara kesatuan. Agama tanpa otonomi, dan bahkan yang secara sengaja dipolitisasi oleh sejumlah elite politik dan kelompok-kelompok fanatik, akan secara mudah menyulut terjadinya konflik-konflik agama. Pemerintah Indonesia, pemimpin-pemimpin agama dan para penganut aneka agama seyogianya menyatakan rasa 'sesal dan tobat', bila mereka ingin membuka jalan ke arah rekonsiliai dan melanjutkan kehidupan yang harmonis sebagai suatu negara kesatuan."
2000
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Safitri
"ABSTRAK
Salinitas merupakan masalah yang sangat serius dalam budi daya padi. Salinitas secara drastic menurunkan pertumbuhan dan hasil gabah, terutama pada fase bibit, terutama pada fase bibit. Beberapa genotipe padi telah dihasilkan, namun toleransinya terhadap salinitas belum pernah diuji. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi toleransi genotipe-genotipe ppadi terhadap salinitas pada fase bibit. Percobaan dilaksanakan di Rumah Kaca Cimanggu Bogoor pada bulan april hingga Mei 2013. Materi yang digunakan adalah 13 genotipe padi pada dua varietas pembanding yaitu pokkali ( toleran salinitas) dan IR29 (peka salinitas) yang diuji pada fase bibit. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan dan dua factor. Factor pertama adalah kadar NaCI (0 dan 120 mM) dan factor kedua adalah 13 genotipe padi. Benih padi ditanam dalam media hara ( hidroponik) yang ditambah NaCI dengan kadar yang berbeda. Tingkat pertumbuhan dan kerusakan tanaman akibat salinitas dicatat secara berkala. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar salinitas 120 mM NaCI menyebabkan penurunan pertumbuhan bibit semua genotype padi, namun genotype yang toleran mampu bertahan selama 14 hari atau hingga varietas pembanidng yang sensitive mati. Berdasarkan gelaja kerusakan yan tampak pada daun, lima genotype yaitu Dendang, Inpara 5, Inpara 29, IT77674-3B-8-2-2-14-4-AJY2, dan IR81493-BBB-6-B-2-1-2 toleran terhadap salinitas 120mM. sementara Inpara 4 sangat peka salinitas seperti halnya IR29. Oleh karena itu, Inpara 4 dapat digunakan sebagai varietas peka salinitas pada penelitian selanjutnya tentang pengujian toleransi varietas. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui toleransinya terhadap salinitas pada kondisi lapangan."
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Muammar Rianputra
"Religiusitas dan toleransi sering menjadi bahasan yang memiliki keterkaitan. Di sisi lain, bahasan agama dan keagamaan sering dihindari karena ada kecenderungan untuk menerima nilai agama dengan apa adanya. Pada dasarnya, penelitian ini ingin melihat bagaimana religiusitas mempengaruhi toleransi mahasiswa di empat fakultas, dengan menggunakan pendekatan sequential explanatory mix methodology dengan mendahulukan penelitian kuantitatif, disusul dengan penelitian kualitatif. Penelitian ini mendapati bahwa tedapat hubungan negatif antara religiusitas toleransi. Salah satu hal yang mempengaruhi hubungan negatif tersebut adalah adanya peran-peran dari organisasi keagamaan yang memiliki nilai-nilai yang cenderung bertentangan dengan sikap toleransi.

Religiosity and tolerance are two topics that often seen as interrelated. But on the other hand, the topics of religion and/or religiosity are often avoided due to the tendency to take religious values for granted. This research mainly aims to see on how religiosity affects university student?s tolerance using sequential explanatory mix methodology approach with quantitative approach prioritized, followed by a qualitative approach. This research mainly finds that religiosity do negatively affects student?s tolerance. This research also finds that religious organization plays a role on having and shaping students with values which are opposites with the values of tolerance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friedmann, Yohanan
New York: Cambridge University Press, 2003
297.569 9 FRI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>