Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sisca Kosasih
"Schopenhauer mengemukakan kesadaran hanya kulit permukaan dari sesuatu yang lebih dalam dan luas yakni dari kehendak yang buta, irasional, dan tidak sadar. Jacques Lacan, sang psikoanalis juga kurang lebih mendukung pernyataan tersebut. Adapun terbersit dalam pikiran penulis, hal ini identik dengan ajaran Buddha, maka penulis mencoba menganalisis film yang sarat Buddhisme, yaitu Shaolin (2011). Yang menjadi fokus perhatian penulis bukanlah simbol-simbol agama melainkan kaitan makna nasib para tokohnya, terutama tokoh antagonis yang kemudian menjadi protagonis—Hou Jie yang diperankan Andy Lau—serta tokoh yang menjadi antagonis sepanjang cerita—Cao Man, diperankan Nicholas Tse. Apa yang memungkinkan jalan kehidupan mereka berubah (ubah) adalah tepat kiranya ditelaah dengan konsep Lacan mengenai tiga fase perkembangan manusia.

Schopenhauer argued consciousness only skin surface of something deeper and broader than the will of a blind, irrational, and unconscious. Jacques Lacan, the psychoanalyst is also about supporting the statement. As occurred in the mind of the writer, it is quite synonymous with Buddhism, so the author tries to analyze the film that loaded Buddhism, Shaolin (2011). Which became the focus of attention of the author are not religious symbols but the fate of the characters meaning of terms, especially the antagonist who later became the protagonist--Hou Jie, played by Andy Lau--as well as the antagonist character throughout the story--Cao Man, starring Nicholas Tse. What allows them to change their way of life is precisely would be reviewed with Lacan's concept of the three phases of human development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Puspa Khoirunnisa
"Jurnal ini membahas cerminan dari 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita melalui kacamata feminisme radikal dengan mengamati ketujuh perempuan yang digambarkan sebagai korban kejahatan laki-laki serta keterkaitannya dengan budaya patriarki di Indonesia serta bagaimana perempuan digambarkan dalam sebuah media komunikasi massa (film). Tekanan dan kekerasan yang terjadi pada perempuan, fisik hingga emosional, berakar pada keadaan biologis yang dianggap sebagai ?objek‟ dan mengakibatkan ketidaksetaraan gender.
Kesimpulan yang didapat adalah jika perempuan mampu menjalankan hak dan kewajibannya tanpa mengikuti ?kodrat‟ dan konstruksi peran gender, perempuan mampu terhindar dari tekanan dan kekerasan seperti yang digambarkan dalam film ini.

This journal discusses the reflection of 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita the movie focusing on radical feminism point of view by observing the seven women whom illustrated as male victim of crime and its connection to patriarchy culture in Indonesia and how women is described on mass communication media (movie). The pressure and violence against women, physical through emotional, rooted out of their biological condition that considered being an ?object‟ and as a result of gender inequality.
Conclusion of this matter is that if women are able to conduct their right and responsibility without following ?nature‟ and constructed gender roles, women are able to avoid pressure and violence that‟s pictured in this movie.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Andre Managam Steven
"Jurnal ini membahas mengenai representasi imaji tubuh perempuan di dalam media massa. Saat ini, media massa telah menciptakan sebuah standar, untuk menentukan imaji atau bentuk tubuh yang ideal bagi perempuan. Hal tersebut kemudian secara terus-menerus direpresentasikan oleh mereka sehingga, terdapat kecenderungan oleh perempuan-perempuan masa kini, untuk mengikuti standar imaji tubuh, ciptaan media massa tersebut. Kecenderungan perilaku ini termasuk ke dalam modus ‘to have’ dalam To Have or To Be di mana di dalamnya ditegaskan bahwa, dengan terjadinya perilaku tersebut maka, perempuan-perempuan masa kini, telah dihantarkan untuk mengkonsumsi kehampaan dan tidak lebih dari sekedar korban media massa.

The focus of this journal is to discusses the representation of female body image in the mass media. Nowadays, mass media has created a standard to deciding the ideal female body image. Then, that standard represented by mass media continualy. Because of that, there is a willingness from females in this day, to follow the standar of mass media body image. This willingness becomes one of ‘to have’ mode in To Have or To Be. When that willingness happens, To Have or To Be explicitly said that all of that female have delivered to consume the emptiness and not more as a mass media victim.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tommy Rizky Nugroho
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai pemilihan umum presiden di Indonesia 2014 yang menghadirkan fenomena baru dalam proses demokratisasi di Indonesia. Fenomena tersebut salah satunya adalah media sosial. Hal ini terjadi karena Indonesia menjadi salah satu Negara dengan jumlah pengguna media sosial terbanyak di dunia. Opini masyarakat yang berkembang di media sosial dipengaruhi oleh terbukanya kesempatan untuk mengakses internet yang menjadikan internet (media sosial) menjadi medium menyampaikan pesan mengenai proses pesta demokrasi di Indonesia. Media sosial berubah menjadi ruang publik kontemporer yang dipenuhi oleh masyarakat yang berkespresi menyuarakan pendapat. Namun, ketika kebebasan berekspresi dalam mendukung kandidat calon presiden dan wakil presiden dipengaruhi oleh tim sukses dan partisan, maka peran kritisme di ruang publik menjadi senantiasa hilang dan fungsi ruang publik sebagai salah satu alat kontrol bagi pemerintah menjadi luntur.

ABSTRACT
This journal discusses about the presidential elections in Indonesia in 2014 that presents a new phenomenon in the process of democratization in Indonesia. This phenomenon is one of the social media. This happens because Indonesia has become one of the countries with the highest number of social media users in the world. Growing public opinion on social media influenced by the opening of opportunities to access the Internet that makes the internet (social media) into the medium to convey the message of the democratic party in Indonesia. Social media turns into a contemporary public space filled by people who expression their voice opinions. However, when freedom of expression in support of candidates for president and vice president are influenced by a successful team and partisan, the role of criticism in the public sphere becomes ever lost and public space functions as a control tool for the government becomes faded."
[, ], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Togi Prakoso
"ABSTRAK
Program televisi yang saat ini populer di masyarakat diantaranya adalah program pencarian bakat, yang
umumnya adalah pencarian bakat seni. Program-program tersebut seringkali memiliki rating yang sangat tinggi
dan juga mempengaruhi perilaku khalayak penikmat dan penonton televisi. Jurnal ini kemudian akan membahas
mengenai program-program pencarian bakat tersebut dan hubungannya dengan kepuasan yang dicapai para
pesertanya. Seringkali kepuasan yang diusahakan dan dicapai oleh para pesertanya bersifat semu. Hal tersebut
juga terjadi pada para penonton program tersebut. Mereka kemudian memiliki pandangan mainstream mengenai
aliran seni tertentu yang dianggap populer dan bisa menguntungkan secara ekonomis.Teori dan konsep yang
digunakan diantaranya adalah jouissance, komodifikasi, dan mainstreaming. Jurnal ini diharapkan dapat
memperkaya wawasan dan mampu membuka kesadaran pembaca mengenai program pencarian bakat di televisi.
Program-program tersebut cukuplah dijadikan sebagai ajang hiburan dan tanpa mempengaruhi esensi seni itu
sendiri sebagai sarana ekspresi diri dan bukan merupakan sebuah komoditas. Dengan begitu maka masyarakat
akan lebih dapat mengapresiasi berbagai jenis seni dan menghargai proses penciptaan karya seni tanpa
jouissance.

ABSTRACT
Popular television program nowadays are talent search programs. Those programs are sometimes the highest
rated program among others in the television station. This journal will examines about the programs and the
connection with the satisfactory achieved by the contestant. Mostly, the satisfaction achieved are pseudo and
apparent. This is also reflected in the audience of the program. They then have the mainstream view of the
particular art form that is considered popular and can be advantageous economically. Theories and concepts
used include jouissance, commodification, and mainstreaming. This journal is expected to enrich the knowledge
and being able to open the reader's awareness of the talent search program on television. Such programs serve
as entertainment only and without affecting the essence of art itself as a means of self-expression and not a
commodity. By doing so, the community will be able to appreciate different kinds of art and appreciate the
process of creating a work of art without jouissance."
[, ], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Presdya Nandi Ws
"ABSTRAK
Dunia penyiaran di Indonesia beragam bentuknya, dan salah satunya adalah Sinema Elektronik
(Sinetron). Jurnal ini membahas bagaimana sebuah teori ekonomi politik berupa bentuk
komodifikasi yang diperkenalkan oleh Vincent Mosco berpengaruh terhadap nilai-nilai agama
yang terkandung di dalam sebuah sinetron yang mengangkat tema religi. Sinetron religi di
Indonesia mempunyai pengaruh besar dalam industri penyiaran maupun dalam budaya
masyarakat. Bentuk komodifikasi dalam jurnal ini berupa perubahan isi cerita, dan
komersialisasi pemain sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah yang tujuannya tidak lain untuk
mengejar target rating acara.

ABSTRACT
There are many forms of broadcast media in Indonesia, one of which is Soap Opera. This Journal
discusses a Commodification based on an Economic-political theory introduce by Vincent
Mosco which has influenced several religious values embedded in soap operas which
implements a religious theme. Religious soap operas in Indonesia has created a big impact
towards the industry of broadcast and towards society’s culture. Forms of Commodification in
this journal consist of plot inconsistency, and commercialization of actors from the soap opera
Emak Ijah Pengen ke Mekah who’s goal is non-other than to reach the show’s targeted rating."
[, ], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Danu Winata
"Klasifikasi genre musik memiliki peran yang penting di masyarakat. Musik populer diasumsikan sebagai bentuk yang berbeda dari musik serius atau musik seni, hingga pada akhirnya memonopoli perhalian diskusi filosofis mengenai musik, Dalam studi ini kami membandingkan dikotomi populer yang digagas oleh Adorno mengenai perbedaan antara musik populer dan musik serius yang sering diketahui dan dipahami secara superfisial oleh pendengar dan kritikus musik. Kami menilai dari segi aspek pralctis dan filosofis dari musik melayu otentik dan musik melayu modern - dalam studi ini diwakilkan oleh ST 12 - yang berkembang di' Indonesia berdasarkan gagasan Adorno dalam teori estetika. Hasilnya menunjukan meskipun memiliki perbedaan secara konseptual, elemen musik tradisional tetap melekat pada musik populer secara sengaja atau pun tidak sengaja sekalipun esensi musik otentik telah ditiadakan karena permintaan pasar. Selain itu, berdasarkan definisi Adorno mengenai musik populer, keberadaannya akan tetap ada terus bertahan.

Music geflre classification has a great important role in soeiety. Popular music is widely assumed to be dffirent in kind from serious music or art music, until very recently monopolized attention in philosophical discussion af music. In this study we eompare a popular dichotomy addressed by Adorno about tlze dffirence between "popular" and "serious" music which is often superficially aeknowledge by music listeners and critics alike. Ll/'e evaluate practical and philosophical aspects af authentic of malay music and modern malay music * represented by ST 12* that growing in Indonesia based on Adorno's notions on aesthetics theory. Resuhs show that in spite of being conceptually dffirent, traditional musie elements embedded in popular music are in some sense being transmitted intentionally or unintentionally although some authentic essence has not been kept, because of market demand. Besides, it is pretty clear that by Adorno definition of popular, very view modern genres are immune.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Fadhlurrahman
"Maraknya komunitas televisi swasta membawa banyak dampak dalam kehidupan masyarakat, baik positif atau negatif. Kehadiran mereka pun sering menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Pada satu sisi masyarakat dipuaskan oleh kehadiran mereka yang menayangkan hiburan dan memberikan informasi, namun di sisi lain mereka pun tidak jarang menuai kecaman dari masyarakat karena tayangan-tayangan mereka yang kurang bisa diterima oleh masyarakat ataupun individu-individu tertentu. Selain itu, dunia televisi (TV) sekarang ini berkembang menjadi industri budaya, alhasil televisi harus menghadapi pangsa pasar yang tercipta.
Dalam era kapitalis, pasar menuntut adanya komoditi yang bisa dipertukarkan, alias diperjualbelikan. Menjamurnya program favorit pemirsa, yaitu infotainment, menjadi suatu hegemoni di pertelevisian Indonesia. Stasiun TV mengikuti selera pasar agar mampu meraup keuntungan yang berlipat, sehingga terkadang media TV tidak memikirkan apakah adanya manfaat dari konten program yang ditayangkan. Entertainment adalah kata dasar dari infotainment, namun apakah berita sensasi seperti misalnya kawin cerai seorang artis, perselingkuhan, dll, merupakan suatu hiburan bagi masyarakat? Informasi atau gosip dikemas sedemikian rupa untuk meningkatkan atau mempertahankan peringkat rating.

The number of community private television carry much impact on people lives either positive or negative. Their presence is often give rise to the pros and cons in the community .On one side of the community slaked by the presence of those who showed entertainment and give information , but in the other hand they are not uncommon reaped criticism from the community because of their program that is less acceptable by the community or particular individuals. The televisi (TV) industry right now it develops into cultural industries, as a result of market share have to face television created.
In the era of capitalist, market demand a commodity that can be exchanged. Wide spread of viewers favorite program, namely infotainment, eventually become a television hegemony in indonesia. Following a tv station market in order to gain the advantage that strong, and sometimes it does not consider the tv the benefit of the program aired. Entertainment is the word the basis of infotainment, but whether the news the sensation of an artist such as divorce, affair, is an entertainment for the community? Information or gossip packed in such a way to improve or maintain the ratings rank.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Eka Sulistya
"Jurnal ini membahas mengenai bagaimana penonton menilai karakter dalam suatu film yang belakangan ini sangat populer sebagai media hiburan. Kepopuleran film menjadi suatu keuntungan bagi masyarakat modern sebagai media yang efektif untuk memberikan pesan kepada publik. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui film membuat adaptasi publik terhadap suatu pendekatan menjadi lebih mudah. Media ini kemudian digunakan sebagai alat untuk menanamkan kesadaran bagi publik yang berguna mensosialisasikan nilai-nilai baru yang berguna bagi masyarakat. Masyarakat dinilai dapat memahami suatu nilai lebih baik apabila nilai tersebut diciptakan dalam suatu bentuk cerita yang lebih menarik sehingga tidak menimbulkan pergesekan sosial.

This journal describe how audience evaluate a character in movie which lately has been very popular as entertainment media. The popularity of movie become an advantage for modern society as an effective media to deliver the message to the public. The values which instilled through the movie will make public adaptation to an approach become easier. This media later used as a tool to bring awareness for public which been useful to socializing new values for the society. Society is considered to understand better if the value applied in interesting form of story so it does not cause social friction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library