Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendriana Day
"Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi di Indonesia memberi dampak pada berbagai aspek. Salah satu dampak yaitu penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Di Indonesia propinsi yang tinggi AKI-nya yaitu di Jawa Barat, Kabupaten Purwakarta. Melihat kenyataan tersebut kelompok memutuskan untuk memilih kabupaten Purwakarta sebagai daerah intervensi dengan fokus pada Kecamatan Wanayasa, Desa Summugul. Alasan dipilihnya desa Sumurugul karena dilihat dari aspek kesehatan, pendidikan, ekonomi desa ini tidak terlalu buruk namun juga tidak terlalu baik. Kondisi psiko-sosial ibu-ibu di desa Sumurugul diduga masih membutuhkan pengetahuan dan pengalaman tambahan untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri. Untuk itu dalam program intervensi, akan diupayakan dengan memberi wawasan dan ketrampilan yang terkait dengan pemanfaatan tanaman obat. Dari semua rangkaian program kegiatan intervensi kelompok dan individual, diharapkan desa Sumurugul dapat dijadikan desa model bagi desa-desa yang lain."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan El Hafiz
"Penelitian yang bertujuan untuk melihat efektifitas program ini dilakukan dengan latar belakang tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Program kegiatan ini dilakukan dalam upaya meminimalisir penyebab tak langsung dari tingginya angka kematian ibu, yaitu rendahnya pendidikan, ekonomi lemah, dan rendahnya kesadaran akan kesehatan terutama kesehatan reproduksi. Pendekatan yang digunakan adalah mengupayakan peningkatan kapasitas kepemimpinan, formal dan informal, agar partisipasi masyarakat dalam mendukung penurunan angka kematian ibu dari sebab tak langsung dapat meningkat. Hasilnya, kegiatan ini berhasil mendorong pemimpin desa untuk membuat rencana kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan tiga aspek, yaitu: ekonomi, pendidikan, dan kesehatan, berbasis potensi lokal.

Purpose of this study is to see effectiveness of the program, which done with the background of the high of maternal mortality rate in Indonesia. The program want to reduce indirect causes of maternal mortality rate, they are: low education, low economical income, and low awareness of health, especially health of reproduction. The approach on this study 1vas to increase leadership capacity, formal and non-formal, so that citizen can participate to support reducing indirect causes of maternal mortality rate. The result, this program was able to push village leader to make an action plan to increase the three aspects, they are economic, education, and health, based on local potentiality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Astarina Astarto
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara locus of control dengan ketidakpuasan akan bentuk tubuh pada remaja wanita. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 146 remaja yang berasal dari 2 kelompok, yaitu kelompok remaja pertengahan (14-18 tahun) dan kelompok remaja akhir (19-22 tahun). Penelitian ini menggunakan Body-Shape Questionnaire (BSQ-34) untuk mengukur tingkat ketidakpuasan akan bentuk tubuh, dan Rotter?s Locus of Control Scale untuk mengukur jenis locus of control seseorang. Data diolah menggunakan metode correlation dan independent t-test.
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa ada hubungan signifikan yang positif antara kedua variabel tersebut. Sebagai tambahan, hasil dari penelitian juga mengungkapkan bahwa remaja dengan locus of control eksternal tingkat ketidakpuasan akan bentuk tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan kelompok locus of control internal. Selain itu, dalam penelitian ini dibuktikan bahwa umur juga memiliki hubungan dengan locus of control seseorang.

The aim of this study is to observe the relationship between locus of control and body dissatisfaction in adolescence women. There were 146 women which divided into 2 different groups, middle adolescence (14-18 years old) and late adolescence (19-22 years old). This study used the Body-Shape Questionnaire (BSQ-34) to measure the level of body dissatisfaction, and the Rotter?s Locus of Control Scale to measure the type of locus of control. The data was analysed by using correlation and independent t-test.
This study shows that there is a positive significant relationship between locus of control and body dissatisfaction. In addition, this study also revealed that the level of body dissatisfaction is higher for adolescence with external locus of control than those who have internal locus of control. Moreover, this study has proven that age also has a relationship with a person's locus of control."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Mustikarini
"Penelitian ini meneliti tentang motivasi ex-user untuk tetap bersih dari narkoba. Jumlah subyek pada penelitian ini adalah empat orang. Kriteria subyek adalah seorang ex-user yang sudah menjalani minimal 5 tahun bersih total dari narkoba, hal ini berdasarkan metode tehnik purposive sampling yang digunakan penelitian ini. Tehnik pengambilan data dilakukan dengan interview dan digali lebih dalam dengan probing. Tinjauan pustaka yang dilakukan penelitian ini mencakup teori-teori dan penelitian-penelitian tentang persepsi, motivasi dan goal setting. Hasil dari penelitian ini adalah, pengenalan masalah yang dihadapi pada periode masih tergantung pada narkoba waktu dulu dapat merubah persepsi subyek tentang narkoba dan persepsi diri. Kondisi tersebut meningkatkan motivasi mereka untuk menjaga diri tetap clean dari narkoba. Perubahan persepsi yang terjadi pada ex-user dapat membantu mereka untuk menetapkan dan memantapkan tujuan yang mereka ingin capai, hal ini memotivasi diri mereka untuk tetap bersih total dari narkoba.

The aim of the study was to investigate ex-users? motivation due to keep their self clean from drugs relapses. Ex-users? perception and goal setting had been tested regarding their motivation in facing drugs? addiction and craving after their processed 5 years life clean without drugs. The study categorized as qualitative study, used purposive sampling method and interview collected data. They were 4 participants in the study. Perception, motivation and goal setting research had been reviewed from previous study. The study found that perceptions change toward drugs influence and enhance participants? goal setting. These were increase participants? motivation. These were also increase participants? health care behavior in maintaining self motivation and goal setting to keep them self clean forever from drugs."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S2428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nurhayati
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari apakah ada pengaruh dari gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, dengan gaya kepemimpinan structure dan gaya kepemimpinan consideration sebagai fokusnya. 120 responden dari beberapa perusahaan yang memiliki latar belakang berbeda berpartisipasi dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan adapatasi dari Leadership Behavior Descriptive Questionnaire XII (LBDQ XII) untuk mengukur gaya kepemimpinan dan terjemahan dari Job Satisfaction Survey untuk mengukur kepuasan kerja. Data diolah dengan menggunakan multiple regression dan independent t-test.
Hasil analisa mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Lebih lanjut lagi, baik gaya kepemimpinan consideration maupun gaya kepemimpinan structure sama-sama memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Namun gaya kepemimpinan consideration memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan gaya kepemimpinan structure terhadap kepuasan kerja.
Sebagai tambahan, hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa kelompok yang memiliki atasan dengan gaya kepemimpinan high structure-high consideration memiliki kepuasan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang memiliki atasan dengan gaya kepemimpinan lainnya (high structure-low consideration, low structure-high consideration, low structure-low consideration). Untuk penelitian yang akan datang, peneliti menganjurkan agar menggunakan seluruh item dari LBDQ XII dan mencari karakteristik responden yang lebih spesifik.

The aim of this study is to find whether there is an effect of leadership style on job satisfaction or not, with structure leadership style and consideration leadership style as the focus. Those leadership styles were originally based on the result from Ohio Studies of Leadership. There were 120 respondents who came from some companies which had different background that participated in this study.
This study used the adaptation of Leadership Behaviour Descriptive Questionnaire XII (LBDQ XII) to measure leadership style and the translation of Job Satisfaction Survey to measure job satisfaction. The data was analysed by using multiple regression and independent t-test.
The results revealed that leadership styles have effect on job satisfaction. Moreover, both consideration leadership style and structure leadership style have effect on job satisfaction. However, consideration leadership style has a bigger effect compared to structure leadership style on job satisfaction.
In addition, the result also revealed that group who has a leader with high structure-high consideration leadership style have a higher job satisfaction compared to group that has a leader with other leadership styles (high structurelow consideration, low structure-high consideration, low structure-low consideration). For future research, the researcher suggested to use all item from LBDQ XII instead of only using two dimensions and to find more responden with specific characteristics."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Amaliah
"Skripsi ini bertujuan untuk meneliti peranan komponen sikap, norma subyektif dan perceived behavioral control (PBC) dalam memprediksi intensi mahasiswa bersepeda di dalam kampus. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori planned behavior (TPB).
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain ex post facto field study. Sampel penelitian adalah 134 mahasiswa Universitas Indonesia dari 10 fakultas yang diambil melalui metode quota sampling. Partisipan diminta untuk mengisi kuesioner yang mengukur komponen TPB, yaitu sikap, norma subyektif, PBC, dan intensi.
Hasil analisis korelasi berganda menunjukkan bahwa: (a) intensi diprediksi oleh sikap, norma subyektif dan PBC.;(b) Hanya sikap yang berperan signifikan menjelaskan intensi, sementara norma subyektif dan PBC tidak. Implikasi dari penemuan ini terkait isu teoritis dan praktis, dan implikasi untuk desain intervensi didiskusikan kemudian.

This thesis is aimed to examine role of attitude, subjective norm, and perceived behavioral control (PBC) to predict students cycling intention in campus route. Theory of Planned Behavior (TPB) is used to analyze this problem.
This research is excluded on quantitative research, which use ex post facto field study as the design research. The study sample was composed of 134 college students of University of Indonesia, come from ten faculty, which is taken through quota sampling methods. They were administered a questionnaire designed to measure the components of the TPB, consist of attitude, subjective norm, perceived behavioral control (PBC) and intention.
Multiple regression analyses demonstrated that: (a) Behavioral intention was significantly predictable from attitudes, subjective norm and PBC; (b) Only attitude have a fairly accurate explanation of intention to cycling in campus route, neither have subjective norm and PBC. The implications of this finding in relation to theoretical and practical issues, also implication for designing interventions were discussed later."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
152.4 AMA p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Pratiwi Dharkanti
"Studi ini bertujuan untuk meneliti tentang tingkat agresi sosial dengan meninjau hubungan antara persepsi terhadap agresi sosial dengan kualitas pertemanan, jenis kelamin, dan usia. Agresi sosial merupakan bentuk kekerasan non fisik yang bertujuan untuk merusak hubungan pertemanan, self-esteem, dan status sosial seseorang. Agresi sosial terdiri dari agresi sosial verbal dan non verbal. Contoh agresi sosial verbal adalah penyebaran rumor, pengucilan, dan manipulasi hubungan pertemanan. Sementara, agresi sosial non verbal meliputi ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang negatif.
Pengumpulan data dalam studi ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner agresi sosial dan kuesioner kualitas pertemanan. Terdapat 120 partisipan yang terdiri dari 60 laki-laki dan 60 perempuan dalam studi ini. Usia partisipan berkisar antara 11 sampai dengan 20 tahun. Studi ini dilakukan di beberapa lembaga pendidikan golongan ekonomi menengah ke atas di Bogor dan di Jakarta.
Hasil dari studi ini menunjukkan adanya korelasi signifikan antara tingkat agresi sosial dengan dimensi-dimensi kualitas pertemanan yakni keintiman, reliabilitas aliansi, kesetaraan, eksklusivitas, dan konflik. Independent sample t-test sementara itu menunjukkan bahwa tingkat agresi sosial lebih tinggi pada remaja laki-laki dibandingkan dengan remaja perempuan. One way ANOVA menggambarkan bahwa tingkat agresi sosial lebih tinggi pada remaja awal dibandingkan dengan tingkat agresi sosial pada remaja madya ataupun remaja akhir.

The purpose of this study is to examine the rate of social aggression based on friendship quality, gender, and age. Social aggression is defined as a non-physical form of aggression directed toward damaging another's friendship, self-esteem, and social status. Social aggression divided into verbal and non verbal social aggression. Spreading rumors, social exclusion, and friendship manipulation are included as verbal social aggression. Negative facial expression and body language, on the other hand, are classified as non verbal form of social aggression.
This study used social aggression and friendship quality questionnaires to gather the data. There were 120 participants, consisted of 60 boys and 60 girls, involved in this study. The age of the participants ranged from 11 to 20 years old. The study was held in several upper middle class education institutions in Bogor and in Jakarta.
The results showed that there are significant correlations between the rate of social aggression and dimensions of friendship quality which are intimate exchange, reliable alliance, balance of power, exclusivity, and conflict. Meanwhile, independent sample t-test showed that rate of social aggression was higher for boys than for girls. Furthermore, one way ANOVA revealed that the highest rate of social aggression was found in early teenager group as compared to the social aggression rate of middle or late teenager group."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Glinka S.
"Pada masa kini, banyak jumlah murid internasional yang beipergian ke luar negri dan mengalami proses akulturasi. Pada saat prosesnya, terjadi perubahan-perubahan perilaku serta kebudayaan yang terjadi pada individu tersebut. Individu masing-masing dapat beradaptasi dengan budaya baru dengan memiliki strategi akulturasi tertentu. Identitas budaya yang kuat dan positive serta tingkat percaya diri dan sen.se of mastery yang tinggi dapat meningkatkan penguasaan stragei yang positive dan integrasi. Penelitian ini mencoba melihat dampak adaptasi psikologis pada strategi-strategi akulturasi pada mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang pernah atau sedang belajar di Australia. Fenomena akulturasi khususnya dikaitkan dengan budaya, prosess akulturasi serta dewasa muda. Alat ukur meliputi Sitinn-LewAsicm Self-Iclentity Scale, Berry 's Acciilluration Strategies Scale, Rosenberg Self-esteem Scale dan Pearlin c£ Schoolcr 's Sense of Mastery Scale. Data karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin serta berapa lama mereka tinggal juga diolah. Responden terdiri dari 131 mahasiswa-mahasiswi Indonesia. Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa adaptaasi psikologis tidak ada dampak yang signifikan terhadap strategi akulturasi berciri Inlegration, Marginaliiation dan Separation. Akan tetapi, identitas budaya lah yang menjadi prediktor yang kuat pada strategi Assimihition.

Nowadays, tliere are numerous amounts of intemational students who experience acculturation when going abroad. During this process, cultural and behavioural cbanges occur within the individual. In order for an individual to adapt to the nevv culture, they need to adopt a certain acculturation strategy. A strong and positive sense of cultural identity, high levels of self-esteem and sense of mastery increases the chance of a positive and imegrated strategy. This current research explored the cffect of psychological adaptation on acculturation strategies among Indonesian sojoumers who have studied or were currently studying in Australia. The phenomenon of acculturation was considered with special reference of culture, acculturation and early adulthood. Measures include Suinn-Lew Asian Self-ldentity Scale, Berry's Acculturation Strategies Scale, Rosenberg Self-esteem Scale and Pearlin & Schooler's Sense of Mastery Scale. Demographic variables such as age, gender and length of stay were included. The sample consisted of 131 Indonesian University Students. Results of the research revealed there was no significant influence of psychological adaptation on Integration, Marginalization and Separation strategy. However, cultural identity alone was found to be a significant predictor for Assimilation Strategy."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S3602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viviana Amerit
"Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh tingkat stigma consciousness dan sumber kritik terhadap respon penerimaan kritik (intergroup sensitivity effect). Stigma consciousness (SC) adalah gambaran seberapa jauh seseorang (perempuan) yakin bahwa status stereotip yang ada pada kelompoknya dapat mempengaruhi interaksinya dengan anggota outgroup (laki-laki). Sementara intergroup sensitivity effect (ISE) merupakan fenomena yang menggambarkan bahwa seseorang lebih menganggap positif kritik yang disampaikan oleh anggota ingroup, daripada anggota outgroup. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 104 orang mahasiswi dengan rata-rata usia 20 tahun. Partisipan dikategorisasikan berdasarkan tingkat SC tinggi atau rendah. Kemudian, dikelompokkan apakah mendapatkan kritik seksis dari anggota ingroup atau outgroup. Setelah terbagi menjadi empat kelompok, dilihat perbedaan mean pada masing-masing dimensi ISE (likeability, sensitivity, constructiveness, agreeableness, dan willingness to change). Tingkat SC diukur dengan menggunakan alat ukur SCQ (Stigma Consciousness Questionnaire) dan repon penerimaan kritik diukur dengan skala ISE. Berdasarkan perhitungan two-way analysis of variance, dibuktikan bahwa perbedaan tingkat SC tidak mempengaruhi ISE. Tetapi perbedaan sumber kritik terbukti mempengaruhi respon penerimaan kritik seperti likeability, sensitivity, constructiveness, dan willingness to change, tetapi tidak pada agreeableness. Selain itu, tidak terdapat interaksi antara perbedaan tingkat SC (tinggi atau rendah) dan sumber kritik (outgroup atau ingroup) terhadap respon penerimaan kritik (likeability, sensitivity, constructiveness, agreeableness, dan willingness to change).

This study aimed to examine the effect of stigma consciousness and source of critic on intergroup sensitivity effect. Stigma consciousness (SC) is the extent to which they (women) believe that the stereotype status about their gender group could affect their interaction with outgroup member (men). bitergroup sensitivity effect is a phenomena in which someone have more positive response about the critique that stem from ingroup than when the same critique are made by outgroup. In the current study, 104 college students participate with an average age of 20 years. They are categorized based on level of SC (high or low) and from whom they get the critique (ingroup or outgroup). The researcher look for mean differences between ISE in likeability, sensitivity, constructiveness, agreeableness, and willingness to change, based on four level of SC and source of critics. The level of SC is measured by SCQ (Stigma Consciousness Questionnaire) and the response to criticism is measured by ISE scale. Based on two-way analysis of variance, it is proved that SC level have no effect on ISE. Meanwhile, the source of critic do affect response to criticism in its likeability, sensitivity, constructiveness, and willingness to change, but not in agreeableness. Furthermore, there is no interaction between the difference of SC level and source of critic on ISE, whether its likeability, sensitivity, constructiveness, agreeableness, or willingness to change."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S3571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatullah Cahyatama
1999
S2628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>