Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia. Namun permasalahan dalam aspek lingkungan, sosial dan ekonomi muncul karena sebagian makanan akan terbuang sia-sia, bahkan sampah makanan ini dihasilkan pada setiap tahapan dalam rantai pasok makanan. Masalah ini perlu menjadi perhatian baik pemerintah sebagai regulator maupun pelaku usaha sebagai operator dan masyarakat sebagai konsumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, proporsi sampah makanan paling banyak dihasilkan pada tahap konsumsi. Tahapan konsumsi dibagi menjadi dua pelaku yaitu food service dan rumah tangga. Makalah ini berfokus untuk membahas timbulan sampah makanan pada sektor layanan makanan di DKI Jakarta dengan menggunakan system dynamics. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan strategi pengurangan timbulan sampah makanan di sektor layanan makanan. Timbulan sampah makanan yang dihasilkan dari tiga sumber: pemasok makanan, layanan makanan, dan food bank. Donasi bahan makanan, kampanye kesadaran sampah, dan pemberian potongan harga untuk makanan yang tidak habis terjual menjadi strategi untuk mengurangi jumlah timbulan sampah. ......The need for food continues to increase along with the increase in world population. However, problems in environmental, social and economic aspects arise because some of the food will end up being wasted, in fact, this food waste is produced at every stage in the food supply chain. This problem needs to be of concern to both the government as a regulator and business actors as operators and the public as consumers. Based on research conducted by the Ministry of National Development Planning, the proportion of food waste is mostly generated at the consumption stage. The consumption stage is divided by two actors, food service and households. This paper focuses on discussing the generation of food waste in food services in Jakarta using a causal loop analysis. This study aims to propose a strategy for reducing food waste in the food service sector. Food waste is generated from three sources: food suppliers, food services, and food banks. Food donations, waste awareness campaigns, and giving discounts for food that doesn't sell out are strategies to reduce the amount of waste generated.
Globalisasi di era yang semakin maju tanpa adanya pembatasan pergerakan telah mendorong pergerakan barang. Perkembangan pergerakan barang mendorong pertumbuhan permintaan akan kegiatan jasa logistik. Di antara lapangan usaha yang berkembang di Indonesia, industri jasa logistik memiliki peluang pertumbuhan yang paling tinggi diantara lapangan usaha lainnya. Pada saat yang sama, perkembangan proses bisnis berpotensi berada dalam ketidakpastian dan meningkatkan risiko gangguan. Oleh karena itu, perusahaan industri jasa logistik memerlukan strategi rantai pasok yang tangguh untuk membantu perusahaan bertahan dari segala kemungkinan risiko yang dapat merugikan perusahaan. Studi ini bertujuan untuk mengembangkan struktur strategi supply chain resilience yang relevan untuk industri jasa logistik di Indonesia. Data diambil dari tinjauan pustaka untuk mendapatkan daftar pendek awal dari strategi ketahanan rantai pasok yang ada. Kemudian strategi dinilai dan divalidasi oleh enam pakar logistik dari industri, asosiasi industri, dan akademisi. Selanjutnya, skor dianalisis menggunakan indeks validitas isi-item (I-CVI) dan statistik kappa (K) yang dimodifikasi. Dan bantuan dari metode Interpretive Structural Modelling (ISM) dana analisis MICMAC untuk menyusun strategi dalam bentuk struktural hierarki. Penelitian ini menghasilkan 16 strategi dari 3 dimensi, dan struktur strategi yang dapat digunakan oleh industri jasa logistik untuk mencapai sistem ketahanan rantai pasoknya. ......Globalization in an increasingly advanced era without any restrictions on movement has encouraged the movement of goods. The development of the movement of goods encourages growth in demand for logistics services activities. Among the growing business fields in Indonesia, the logistics services industry has the highest growth opportunity among other business fields. At the same time, developments in business processes have the potential to be in a state of uncertainty and increase the risk of disruption. Hence, logistics service industry companies need a resilient supply chain strategy to help companies survive all possible risks that can harm the company. This study aims to develop a relevant supply chain resilience strategy for the logistics services industry in Indonesia. The data is taken from the literature review to obtain an initial shortlist of existing supply chain resilience strategies. Then strategies were assessed and validated by six logistic experts from industry, industry associations, and academic. Next, the scores were analyzed using the item-content validity index (I-CVI) and the modified kappa (K) statistic. And an approach of Interpretive Structural Modelling (ISM) method and MICMAC analysis to develop strategies in a hierarchical structural form. This research resulted in 16 strategies from 3 dimensions, and the strategic structure that can be used by the logistics services industry to achieve its supply chain resilience system.