Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azizi Algi
Abstrak :
ABSTRAK
Instagram adalah platform media sosial yang dapat membagikan foto dan video berdurasi pendek dari kegiatan sehari hari para penggunanya. Dengan terus bertambahnya pengguna, menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan untuk berjualan secara daring. Dan pada pelaksanaannya interaksi tidak dilakukan secara langsung, maka diperlukan informasi mengenai penjual dan produk yang dijual untuk membentuk kepercayaan calon pembeli. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali faktor pembentuk kepercayaan konsumen pada penelitian yang sebelumnya yaitu keramahan, integritas, kompetensi, kecenderungan untuk percaya, KOL (Key Opinion Leader) Endorsement, dan komentar konsumen. Model diuji secara empiris dengan 92 pengguna instagram yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian eksperimen ini. Keramahan dan Integritas dinilai memiliki pengaruh terhadap kepercayaan konsumen, khususnya KOL Endorsement memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan kepercayaan konsumen. Selanjutnya kepercayaan konsumen dan komentar konsumen memiliki pengaruh yang besar terhadap keinginan untuk membeli. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu melengkapi penelitian sebelumnya mengenai literature kepercayaan dan menawarkan panduan praktis untuk pemilik toko daring instagram.
ABSTRACT
Instagram is a social media platform that can share photos and short duration videos from the day-to-day activities of its users. As the user continues to grow, it becomes an opportunity that can be used to sell online. And in the implementation of interaction is not done directly, it is necessary information about sellers and products sold to form trust of prospective buyers. This study aims to re-examine the factors of consumer trust in previous studies of benevolance, integrity, competence, propensity to believe, KOL (Key Opinion Leader) Endorsement, and consumer comments. The model was tested empirically with 92 instagram users who have been willing to be respondents in this experimental study. Benevolance and Integrity are judged to have an influence on consumer trust, especially KOL Endorsement has a huge influence in consumer trust. Furthermore, consumer trust and consumer comments have a great influence on the intention to buy. The results of this study are expected to complement previous research on the literature of trust and offer practical guidance for online store owners instagram.
2018
T50085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Deasy Ariyani
Abstrak :
Per Maret 2013, Indonesia menduduki peringkat kedua negara pengguna Facebook terbanyak di Asia. Di balik euforia penggunaan Facebook di Indonesia, terungkap fenomena bahwa sejumlah remaja perempuan hilang setelah berkenalan dengan seseorang di Facebook. Penelitian ini membahas proses pertemanan remaja perempuan di Facebook dengan orang yang kemudian diketahui sebagai pelaku tindak kejahatan terhadap dirinya.

Dengan berdasar pada Teori Tahap Perkembangan Hubungan dari Knapp & Vangelisti dan menggunakan rancangan penelitian kualitatif, penelitian ini menggambarkan tahap-tahap hubungan antarpribadi yang dijalin oleh korban bersama pelaku kejahatan yang dikenalnya melalui Facebook. Dari empat kasus yang diteliti, hubungan korban dan pelaku secara umum menyerupai pola gerakan non-linier, berkembang dari Inisiasi, Mencoba-coba, Intensifikasi, kemudian melompati tahap-tahap Penggabungan, Pengikatan, Pembedaan, Pembatasan, dan Stagnasi, langsung menuju tahap-tahap Penghindaran dan Penghentian.


As of March 2013, Indonesia ranked second of the most Facebook users in Asia. Behind the euphoria of Facebook in Indonesia, a phenomenon was revealed that a number of girls missing after initiating friendships on Facebook. This study discusses the process of adolescent female friendship on Facebook with people who later became known as the perpetrators of the crime upon them.

Using Knapp & Vangelisti?s Stages of Development and Deterioration and with qualitative research design, this study describes the stages of interpersonal relationships built by the victim and the-latter-known offender of crime through their acquaintainceship in Facebook. From four cases studied, victims? and offenders? relationships resemble the patterns of a non-linear motion. The stages are Initiating, Experimenting, Intensifying, skips the stages of Integrating, Bonding, Differentiating, Circumscribing, and Stagnation, straight to Avoiding and Terminating stages.

Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subroto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membandingkan penilaian pembaca terhadap kredibilitas berita yang sama yang diakses dari surat kabar, website, dan apps. Penelitian dilakukan dengan metode eksperiman terhadap 37 partisipan eksperimen. Adapun dimensi yang diukur adalah completenss, relevance, well written, accuracy, imparsiality, trusworthiness, dan actuality. Penelitian ini menggunakan disain Randomized One-Way Anova. Berdasarkan hasil uji Fhitung > Ftabel (3,505 > 3,28) dan Sig (0,041) < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan penilaian pembaca terhadap Kredibilitas Berita dari Surat Kabar, Website dan Apps. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kendati beritanya sama namun penilaian pembaca yang mengakses berita dari jenis media berbeda adalah berbeda. Hasil penelitian menunjukkan surat kabar menempati penilaian tertinggi oleh pembaca terkait kredibilitas berita, diikuti oleh website, dan apps. Surat kabar menempati penilaian tertinggi untuk dimensi well writen, objectivity, trustworthiness, dan accuracy Pembaca website memberikan nilai tertinggi untuk dimensi relevance Sedangkan pembaca apps memberikan penilaian tertinggi untuk dimensi completenss, actuality dan imparsiality
ABSTRACT
The study evaluated readers' assessment on credibility of news on certain topics accessed from newspaper, website, and app. The study was conducted by taking experiment to 37 participants. The experiment measured a number of dimensions namely completeness, relevance, well written, accuracy, impartiality, trusworthiness, and actuality. This study used randomized design One-Way ANOVA. Based on the test results F count> F table (3.505> 3.28) and Sig (0.041) <0.05 then Ho was rejected, then it argued that readers had different perspectives when they valued the credibility of news articles on Newspaper, Website and App. The study then concluded that readers found different qualities on the way each media presenting its news. Newspaper had the highest rating for credibility while websites and apps were on the second and the third. The newspaper also had the highest rating in terms of well writen aspect, objectivity, trustworthiness, and accuracy. Readers who accessed news from website valued the media by its relevance, while readers thought app offered highest level on completeness, actuality, and impartiality
2016
T45945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramandha Suci Marchita
Abstrak :
Pemaknaan gaya hidup sehat dalam web series #SORETheSeries di YouTube oleh anggota Komunitas Diabetes Muda berdasarkan proses encoding dan decoding pesan tidak tercipta dengan sendirinya melainkan terdapat peran agen sosialisasi dalam menanamkan nilai gaya hidup sehat pada informan sehingga membantu membentuk pemaknaan. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dan paradigm konstruktivis ini bertujuan untuk memberikan penjabaran bagaimana pemaknaan gaya hidup sehat dalam web series #SORETheSeries oleh anggota Komunitas Diabetes Muda yang telah mengalami banyak pengalaman terkait kesehatan dan gaya hidup. Hasil penelitian menemukan bahwa pemaknaan gaya hidup sehat oleh anggota Komunitas Diabetes Muda terbagi menjadi dua posisi yaitu negosiasi; posisi menerima sebagian informasi dan tidak menerima sebagian lainnya, serta posisi oposisi: posisi yang menolak pandangan dan memiliki penilaian sendiri, berdasarkan hasil encoding/decoding dari pesan gaya hidup sehat di web series #SORETheSeries dengan adanya peran agen sosialisasi keluarga, peer group dan komunitas, sekolah, media massa, serta profesional yang membantu mensosialisasikan nilai-nilai gaya hidup sehat sepanjang hidup mereka.
The reception position of healthy lifestyle in #SORETheSeries on YouTube by the member of Diabetes Muda Community based on encoding and decoding process supported by the explanation of the role of the socialization agents who socialize the aspects of healthy lifestyle to informant that lead to reception position. This qualitative study with constructivism paradigm aims to provide an overview of how the reception of healthy lifestyle on web series by Diabetes Muda Community members whom have a lot of experiences about health and lifestyle. This study found that the reception of healthy lifestyle by the informant separated into two positions: negotiated position; a mixture of adaptive and oppositional element, and oppositional position; decode the message in contrary way, based on the result of encoding/decoding of healthy lifestyle messages on #SORETheSeries with the help of socialization agents which are family, peer group and community, school, media, and professional who teach them about healthy lifestyle along their life.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar
Abstrak :
Kelahiran Forum Lingkar Pena (FLP) yang fenomenal menarik untuk diteliti dalam pandangan kajian kritis industri budaya. Organisasi penulis ini lahir dalam rangka ideologis untuk memberikan pencerahan terhadap masyarakat Indonesia, namun dalam perkembangannya FLP mengalami benturan kekalahan ketika berhadapan dengan industri fiksi Indonesia. Beberapa hal yang lebih tragis adalah ketika FLP merasa sudah memberikan yang terbaik dalam rangka mencerahkan pembaca Indonesia, namun sebenarnya hal itu hanyalah kesadaran semu belaka. Kesadaran yang terbentuk di dalam FLP bahwa mereka sudah berhasil melakukan perlawanan terhadap tema fiksi Indonesia, perlawanan terhadap pola distribusi karya dan perlawanan terhadap ekslusifitas karya fiksi sebenarnya hanyalah bentuk lain dari dominasi industri dimana mereka telah melakukan komodifikasi, standarisasi dan massifikasi terhadap FLP. Untuk itu sangat pantas bila penelitian ini mengungkap bagaimana kesadaran semu yang terbentuk di FLP dan menunjukkan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah dominasi industri terhadap FLP. Hal-hal tersebut tentunya sangat relevan dengan pendekatan teori kritis Mazhab Frankfurt terutama merujuk pada pemikiran Theodore W Adorno yang menyatakan bahwa telah terjadi komodifikasi, standarisasi, dan massifikasi terhadap produk budaya demi memenuhi kebutuhan pasar. Hal itu membuat para penulis tidak lagi independen dalam menyampaikan ideide mereka untuk melakukan pencerahan di tengah-tengah masyarakat. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis dengan tipe penelitian kualitatif. Untuk mengumpulkan data di lapangan digunakan tiga teknik yaitu pertama interview mendalam dengan pendiri FLP, anggota FLP dan pengamat fiksi atau industri fiksi Indonesia. Kedua observasi terhadap kegiatan FLP dan ketiga analisis pustaka berupa buku dan dokumen resmi FLP. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa industri fiksi yang dilakoni FLP telah berubah orientasi dari ideologi menuju industri. Namun hal itu dipandang oleh FLP sebagai sebuah kemenangan mereka dalam perlawanan terhadap industri seperti perlawanan tema fiksi, perlawanan pola distribusi dan perlawanan terhadap ekslusifitas karya fiksi. Namun sebenarnya yang terjadi adalah FLP telah dikomodifikasi, distandarisasi dan dimassifikasi untuk kepentingan industri. Hal tersebut adalah bentuk dominasi industri terhadap penulis.
Pen Circle Forum (Forum Lingkar Pena-FLP) is a phenomenal, interesting to study in view of the critical study of cultural industries. FLP was born to give enlightenment to the people of Indonesian, but in its development FLP lost when dealing with fiction Indonesia industry. Some things are more tragic is when the FLP was already providing the best in order to enlighten the reader Indonesia, but in fact it is superficial consciousness. Consciousness formed in the FLP that they've managed to take the fight to the theme of fiction Indonesia, resistance to the distribution pattern of resistance to the exclusion of works and works of fiction is really just another form of domination in which they have committed industrial commodification, standardization and massification to the FLP. For it is very decent when the study reveals how false consciousness is formed in the FLP and the show is actually happening is that the industry dominance of the FLP. Those things are very relevant to the Frankfurt School of critical theory approach, especially referring to Theodore W. Adorno thought that states that have taken place commodification, standardization and massification of cultural products to meet market needs. It made the authors are no longer independent in presenting their ideas for enlightenment in the midst of society. Paradigm used in this study are critical to the type of paradigm of qualitative research. To collect data in the field used three techniques: first in-depth interview with the founder of FLP, FLP members and observers of Indonesia fiction or fiction industry. The second observation of the activities of FLP, and third analysis of literature in the form of books and official documents FLP. The findings in the field shows that the industry acted fiction that FLP has changed the orientation of ideology into the industry. But it was viewed by the FLP as a victory in the fight against industrial fiction themes such as resistance, resistance patterns and the distribution of resistance to the exclusion of fiction. But actually what happens is commodification, standardization and massification by industry. It is a form of industrial domination of the author.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29577
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Rosihan
Abstrak :
ABSTRAK
Stereotip seringkali menjadi pemicu ketegangan antaretnis, khususnya di masyarakat yang majemuk seperti Bangsa Indonesia, karena masih banyak orang menilai stereotip hanya dipandang sebagai suatu yang langsung jadi (instant). Salah satu tempat yang mempunyai tingkat interaksi yang tinggi dan terjadinya pertukaran budaya yang berbeda diantara individu adalah sekolah. Oleh karenanya, menarik untuk melihat bagaimana proses pembentukan stereotip yang ada pada Etnis Komering sebagai etnis pribumi atas Etnis Jawa sebagai etnis pendatang, khususnya di SMA N 1 Martapura, Sumatera Selatan. Penelitian dalam Tesis ini bertujuan untuk membahas dan mendeskripsikan mengenai proses pembentukan stereotip Etnis Komering (Etnis Pribumi) atas Etnis Jawa (Etnis Pendatang). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Kategorisasi Diri (Self-Categorization Theory) berserta konsep stereotip, identitas, dan budaya. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model studi kasus (case study) sebagai strategy of inquiry, serta dengan menekankan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data penelitian. Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa pada siswa-siswi Etnis Komering di SMA N 1 Martapura terjadi proses pembentukan stereotip Etnis Jawa. Secara khusus, proses pembentukan stereotip Etnis Jawa dalam diri Etnis Komering mempertimbangkan tiga tema besar yaitu Interaksi, Perbedaan, dan Kepribadian, sedangkan informasi yang bersifat ekternal dianggap kurang mendukung dalam pembentukan stereotip Etnis Jawa.
Abstract
Stereotypes are often the trigger inter-ethnic tensions, especially between native and migrant ethnic groups in a pluralistic society such as the Indonesian nation, because many people considered stereotype is only viewed as instantly. One of the places that have a high level of interaction and exchange of different cultures among individuals is a school. Therefore, interesting to see how the formation of ethnic stereotypes that exist in Komering as the native ethnic about Javanese as migrant ethnic, particularly in SMA Negeri 1 Martapura, South Sumatra. Research in this thesis aims to discuss and describe the process of Komering Ethnic stereotype formation on Javanese. Theory used in this study was Self- Categorization Theory along with the concept of stereotypes, identity, and culture. The method in this study used a qualitative approach with a case study model as a strategy of inquiry, and by emphasizing in-depth interviews as a research data collection technique. In general, this study shows that a forming process of Javanese stereotypes among Komering students in SMA Negeri 1 Martapura occurred. In particular, the formation of Javanese stereotypes on Komering students considers three major themes, interaction, distinction, and personality, while the external information that is considered to be less supportive in the establishment of Javanese stereotypes.
2012
T31402
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Widiningtyas
Abstrak :
Televisi telah menjadi pusat interaksi keluarga sehari-hari. Sementara itu munculnya televisi swasta di Indonesia mendorong maraknya tayangan sinetron di layar televisi. Mayoritas pemirsa Indonesia adalah keluarga. Karena itu para pembuat program juga banyak menampilkan Jatar kehidupan keluarga dalam sinetron agar pemirsa dapat mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan tokoh-tokoh yang ada dalam sinetron tersebut. Namun yang diangkat sebagai tema cerita seringkali menampilkan ketimpangan relasi dalam keluarga. Di lain pihak, dalam masyarakat Indonesia konsep keluarga itu sendiri ternyata juga banyak mempengaruhi sektor publik seperti sekolah, tempat kerja bahkan negara. Konsep keluarga dan kekeluargaan yang dimiliki bangsa Indonesia secara tidak langsung ikut membentuk budaya politik Orde Baru yang tidak demokratis serta. penuh kolusi, korupsi dan nepotisme. Dominannya figur orangtua, terutama ayah merupakan faktor yang mempengaruhi pemaknaan relasi antaranggota dalam keluarga Indonesia, dan akhirnya pada relasi antarelemen dalam sektor publik seperti Sekolah, tempat kerja maupun negara. Dominasi ayah atau suami rnerupakan penjelmaan ideologi patriarki dalam keluarga. Kalangan feminis liberal berpandangan bahwa patriarki muncul karena adanya perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Sementara itu kaum feminis· Marxis melihat patriarki dilahirkan oleh masyar:akat yang kapitalistik. Kaum feminis radikal lebih melihat patriarki muncul akibat penguasaan kaum laki-laki terhadap seksuali s dan kemampuan reproduksi perempuan. Sedangkan kaum feminis sosialis berpandangan batiwa patriarki muncul dari sebuah proses historis dalam masyarakat Menurut mereka, patriarki dan kapitalisme merupakan dua fenomena sosial yang berbeda dan jika keduanya berkembang akan menindas perempuan lebih buruk lagi. Kembali lagi pada wajah keluarga yang ditampilkan di layar televisi. Pada saat TVRI masih menjadi satu-satunya televisi yang bersiaran di Indonesia, keluarga ditampilkan sesuai dengan ideologi penguasa. Keluarga yang ditampilkan di layar TVRI diposisikan sebagai keluarga 'ideal' Indonesia yang selalu menjunjung nilai stabilitas dan harmoni, di bawah kepemimpinan ayah sebagai tokoh bijaksana dan 'tahu-segala'. Wajah keluarga yang ditampilkan di layar televisi berubah saat televisi swasta diperbolehkan bersiaran di Indonesia. Kepentingan ekonomi dan perhitungan bisnis mempengaruhi pengelola televisi swasta dalam menentukan program-programnya. Karena tema perselingkuhan dan kekerasan dalam keluarga ternyata mendapat tempat di hati pemirsa - dibuktikan dengan angka rating - maka tayangan-tayangan dengan tema tersebutlah yang dipertahankan. Selain dipengaruhi oleh rutinitas dan organisasi media, teks media yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh faktor individu, ideologi yang dimilliki masyarakat serta institusi lainnya seperti negara. Penelitian ini mengambil tiga episode serial drama Keluarga Cemara sebagai kasus yang akan dianalisis. Metode analisis pad a tingkat analisis teks menggunakan semiotika. T eknik ini dipilih penulis karena dapat melihat tanda-tanda simbolis di luar bahasa tertulis, dalam hal ini citra visual yang menjadi karakteristik program televisi. Tanda-tanda simbolis tersebut dapat menunjukkan relasi antaranggota keluarga yang digambar1
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenugobal Manggala Nayahi
Abstrak :
Perempuan kerap mengalami opresi dari berbagai pihak, dan suara perempuan terbungkam karena minimnya akses kepada proses produksi di industri media. Karenanya, perempuan membutuhkan ruang komunikasi agar suaranya tidak terus-menerus dibungkam oleh habitus patriarkis. Penelitian ini mengkaji bagaimana proses yang dialami perempuan anggota kolektif alternatif sampai akhirnya mereka berupaya melakukan feminine writing, dengan Kolektif Betina sebagai studi kasus. Pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktivisme dipilih sebagai desain penelitian. Dengan melakukan wawancara mendalam bersama 7 informan, mengumpukan dokumen pendukung, dan melakukan observasi sosial, penelitian ini menemukan bahwa Kolektif Betina merupakan sebuah bentuk sisterhood sekaligus fase dimana perempuan di dalamnya belajar melakukan rekonstruksi pengetahuan tentang solidaritas perempuan. Anggota Kolektif Betina telah melalui tiga tahap; kapitulasi, revitalisasi, dan radikalisasi, sebelum akhirnya memutuskan untuk menciptakan ruang melalui praktik bermedia untuk melakukan feminine writing. Tambahan temuan menarik dalam penelitian adalah mengenai pengaruh skena punk terhadap feminine writing anggota Kolektif Betina.
Women often experience oppressions from various different parties, and their voices are muted because of the limited access to production stage within the media industries. Therefore, women need communication spaces so their voices would not be perpetually silenced by the patriarchal habitus. This research observes how women who are affiliated with alternative collective seek to perform feminine writing, with Kolektif Betina as its case study. Qualitative approach and constructivism paradigm are used in this research. By conducting in depth interview, collecting supporting data, and doing media observations, this research finds that Kolektif Betina is a form of sisterhood, in which the members learn to reconstruct their knowledge about women rsquo s solidarity. These women had underwent three stages capitulation, revitalization, and radicalization, before finally decided to occupy spaces through media practices to perform feminine writing. An interesting addition to the findings is about the influence of punk scene in these women rsquo s feminine writing.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Alya Ramadhani
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini membahas bagaimana penulis perempuan merepresentasikan kecantikannya dalam salah satu bentuk media baru bernama Madgalene. Melalui medium menulis, penelitian ini ingin melihat bagaimana kecantikan yang penulis perempuan representasikan untuk melawan nilai-nilai patriarki. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma kritis. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penulis perempuan merepresentasikan kecantikan dan tubuhnya dalam situs Magdalene guna menolak representasi kecantikan dan tubuh perempuan dalam diskursus arus utama. Kemudian, muncul identitas negosiasi sebagai bentuk tegangan antara tekanan yang datang pada perempuan dan sebagai bentuk kekuasaan perempuan akan tubuhnya. Selain itu, melalui proses menulis, penulis perempuan memperlihatkan positive body image sebagai bentuk apresiasi dan kecintaan terhadap tubuh perempuan. Penulis perempuan juga memperlihatkan kekuatan atas tubuhnya melalui redefinisi praktek-praktek kecantikan dan diri. Selain itu, penulis perempuan senantiasa menolak dikotomi tubuh perempuan dengan menganalisa ulang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
ABSTRACT
This research will discuss about how women writers represent their beauty in one of new media called Magdalene. Through writing, this research wants to look further how women represents their beauty to subvert patriarchal values. This research is qualitative research with critical paradigm. The result explained that women writers represents their beauty in Magdalene to subvert beauty and body representation in mainstream discourse. After that, appeared identity negotiation as tension from oppresion and at the same time power toward and from womens body. Besides that, through writing process, women writers showed positive body image as self love and apreciation to their body. Women Writers also showed power of their body through redefinition of beauty practices and self. Also, they subverts body dichotomy to reanalyze values in society.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berliyantin Puspaningrum
Abstrak :
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi bentuk modifikasi komodifikasi seksualitas yang terjadi di media sosial Twitter melalui praktik sexting oleh smut role player. Dalam konteks ini, penelitian memosisikan internet sebagai sebuah ruang yang gagal menjadi sarana resistensi bagi khususnya bagi perempuan untuk melawan ideologi media arus utama yang mengobjektivikasi dan mengukuhkan gagasan perempuan sebagai objek seks yang subordinat. Dengan menggunakan kerangka komodifikasi, penelitian ini berusaha melihat bahwa praktik pertukaran pesan seksual yang dilakukan oleh smut role player berakar pada relasi kuasa yang menyembunyikan gagasan bahwa laki-laki merupakan pihak yang memiliki kuasa sementara perempuan merupakan pihak submisif. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis untuk mengeksplorasi bahwa representasi seksual yang dibangun oleh perempuan melalui pembangunan identitas palsu bukan merupakan sebuah pemberdayaan melainkan sebuah bentuk pemenuhan ekspetasi dari sistem patriarki yang sudah lama berkembang. Dalam memeroleh data, penelitian ini kemudian menggunakan metode observasi partisipatoris, wawancara mendalam, dan analisis teks menggunakan netlytic.org.
ABSTRACT
This research attempts to explore another modification on sexuality commodification through Twitter by the practice of sexting done by smut role players. In this context, this research argues that the internet has failed its function as a space of resistance especially for women in challenging the mainstream media ideology which objectify and preserve the notion of women as subordinated sex objects. Through the framework of commodification, this research to examine that the practice of exchanging sexual messages by smut role players roots on the power relations which mystifies the idea that men are the ones in charge of power while women submit themselves. This research uses critical paradigm to explore further that the sexual representation of women through the construction of pseudonym identity is not empowering, but rather as an act of fulfilling the patriarchal expectation which has long been established. In attempt to collect the data, this research uses participatory observation method, in depth interview, and text analysis using netlytic.org.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>