Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arinta Dwi Komala
"Stroke iskemik merupakan obstruksi yang terjadi di pembuluh darah menuju otak akibat adanya sumbatan thrombus ataupun emboli. Pasien dengan Stroke iskemik mengalami penurunan sistem neurologi, salah satu tanda gejalanya adalah terganggunya kemampuan kognitif. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis penerapan intervensi reminiscence therapy pada pasien stroke iskemik dengan gangguan kognitif. Metode yang diberikan adalah memberikan tiga sesi terapi reminiscence dengan tema yang dapat menstimulasi memori pasien. Waktu pemberian 15-60 menit sesuai dengan ambang focus pasien dalam terapi.  Hasil yang di dapatkan adalah terdapat perbaikan prognosis kognitif pada pasien ditunjukkan oleh peningkatan nilai MoCA dari 15 menjadi 23 setelah intervensi.  Efektifitas yang ditunjukkan reminiscence therapy ini dapat dijadikan sumber informasi dalam penerapan evidence based care pada praktik mandiri perawat dalam mengatasi masalah gangguan kognitif pada pasien stroke iskemik.

Ischemic stroke is an obstruction of blood vessel to the brain due to blockage of thrombus or embolism. Patient with ischemic stroke experience neurological deficit, one of major symptoms is cognitive impairment. The purpose of this paper is to analyze application of reminiscence therapy in ischemic stroke patient with cognitive impairment. The study case method is provide three session of therapy with a theme that can stimulate pastient memory. The administration time 15 – 60 minute according to patient focus. The result shows there is an improvement in the cognitive prognosis in patients as indicated by increasing MoCA score from 15 to 23 after intervenstion. The effectiveness shown by reminiscence therapy can be used as evidence based nursing care in patients ischemic stroke with cognitive impairment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Natallina
"Saat ini kanker kolorektal menjadi lebih umum terjadi pada orang usia muda (yang didefinisikan sebagai diagnosis pada pasien berusia kurang dari 50 tahun). Beberapa faktor telah diyakini menjadi pemicu terjadinya kanker kolorektal pada usia tua namun faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian kanker kolorektal pada usia dini atau usia muda (Young-Onset) masih terus menjadi perdebatan dan masih terus dilakukan penelitian oleh beberapa ahli. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan kejadian Kanker Kolorektal pada usia muda (Young-Onset). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional retrospektif dan strategi yang digunakan adalah metode survey yang melibatkan 144 responden. Analisis data menggunakan Mann Whitney, Chi Square, Fisher dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara jenis kelamin (p=0,001) dan pekerjaan (p=0,017) dengan kejadian kanker kolorektal usia muda, dimana pekerjaan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian kanker kolorektal usia muda (95%CI:0,039;0,796). Namun tidak terdapat hubungan antara penghasilan (p=0,181), jam tidur malam (p=0,978), penyakit penyerta medis (p=0,320), daging olahan (p=0,539), Indeks Massa Tubuh (IMT) (p=0,521), merokok (p=0,696), alkohol (p=0,275), sedentary behavior (p=1,000), gorengan (p=0,220), makanan siap saji (p=0,124), dan riwayat kanker dalam keluarga (p=0,140) dengan kejadian kanker kolorektal usia muda. Diharapkan perawat dapat melakukan tindakan promotif dan preventif untuk mencegah peningkatan kejadian kanker kolorektal pada usia muda berdasarkan faktor yang paling dominan berhubungan yaitu pekerjaan, yaitu dengan memberikan edukasi pencegahan dini melalui pemeriksaan darah tinja maupun kolonoskopi pada masyarakat yang aktif bekerja karena kemungkinan skrining tersebut diabaikan akibat kesibukan di tempat kerja.

Currently, colorectal cancer is becoming more common in young people (defined as a diagnosis in patients aged less than 50 years). Several factors are believed to trigger the occurrence of colorectal cancer in old age, but what factors are associated with the incidence of colorectal cancer at an early or young age (Young-Onset) is still being debated and research is still being carried out by several experts. This study aims to analyze factors associated with an increase in the incidence of Colorectal Cancer at a young age (Young-Onset). This research is a quantitative study with a retrospective cross-sectional design and the strategy used is a survey method involving 144 respondents. Data analysis used Mann Whitney, Chi Square, Fisher and logistics regression. The results of the study showed that there was a relationship between gender (p=0.001) and occupation (p=0.017) with the incidence of colorectal cancer at a young age, where occupation was the most dominant factor associated with the incidence of colorectal cancer at a young age (95% CI: 0.039; 0.796) . However, there was no relationship between income (p=0.181), hours of sleep at night (p=0.978), medical comorbidities (p=0.320), processed meat (p=0.539), Body Mass Index (BMI) (p=0.521), smoking (p=0.696), alcohol (p=0.275), sedentary behavior (p=1.000), fried foods (p=0.220), fast food (p=0.124), and family history of cancer (p=0.140) with the incidence young colorectal cancer. It is hoped that nurses can take promotive and preventive actions to prevent an increase in the incidence of colorectal cancer at a young age based on the most dominant factor related to work, namely by providing early prevention education through fecal blood tests or colonoscopies in people who are actively working because the possibility of screening is neglected due to busy schedules. at workplace."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah
"Kepatuhan terapi ARV adalah hal terpenting bagi penderita HIV agar keberhasilan manajemen terapi dapat tercapai, dimana dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya sosiodemografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan), tingkat pengetahuan HIV, dan pengetahuan ARV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan terapi ARV pada penderita HIV/AIDS. Menggunakan cross sectional, analisa data menggunakan uji chi-square, pada 90 responden penderita HIV yang mengkonsumsi ARV di Kota Depok.
Hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan terapi ARV diantaranya Usia (p: 0,000 , α: 0,05), Tingkat pendidikan (p: 0,000 , α: 0,05), Pengetahuan HIV (p: 0,000 , α: 0,05), dan Pengetahuan ARV (p: 0,006 , α: 0,05). Sementara jenis kelamin (p: 0,729 , α: 0,05),dan Pekerjaan (p: 0,119 , α: 0,05) tidak berhubungan.

The adherence towards ARV therapy plays the most important role for HIV infected patients in order to achieve successful management of therapy, which various factors are presumed to affect such as sociodemographic factors (age, sex, education, and occupation), knowledge HIV and ARV. This research is conducted to find out the factors, which are affecting the obedience of the HIV infected people toward ARV therapy. The criss sectional design is used in the research, to analyze data , the author uses chi-square consecutive sampling and total samples from 90 correspondents, HIV infected patients who are currently consuming ARV in Depok.
The result of the research condusted in this thesis shows factors associated with adherence toward ARV therapy among age (p: 0,000 , α: 0,05), education (p: 0,000 , α: 0,05), knowledge HIV (p: 0,000 , α: 0,05), and knowledge ARV (p: 0,006 , α: 0,05). While sex (p: 0,729 , α: 0,05), and occupation (p: 0,119 , α: 0,05) are not associated.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Istiyani
"Gagal jantung merupakan suatu kondisi fisiologis ketika jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Faktor resiko terjadinya gagal jantung antara lain adalah gaya hidup tidak sehat yang banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan. Manifestasi klinis gagal jantung salah satunya adalah sesak napas dan kelelahan ketika beraktivitas.
Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis implementasi latihan aktivitas bertahap pada pasien dengan gagal jantung untuk mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas. Implementasi ini dilakukan pada Tn. AW 62 th yang dirawat selama tujuh hari di ruang rawat lantai 6 selatan RSUP Fatmawati.
Evaluasi tindakan keperawatan latihan aktivitas bertahap menunjukkan bahwa level toleransi pasien meningkat setiap harinya dan keluhan sesak nafas dan kelelahan selama beraktivitas berkurang.

Heart failure is a physiological condition when the heart can not pump enough blood to meet the metabolic needs of the body. Risk factors of heart failure include unhealthy lifestyles which is found in many urban communities. One clinical manifestations of heart failure is shortness of breath and fatigue when doing activities.
The final scientific work of this paper aims to analyze the implementation of gradual activity exercises in patients with heart failure to address the problem of nursing activity intolerance. This intervention was implemented in 7 days on the 6th floor room of RSUP Fatmawati.
Evaluation of nursing practice activity step by step shows that patient 39 s tolerance level increases every day and complaints of shortness of breath and fatigue during activity decreases.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Oksyrana
"Stroke adalah gangguan neurologis yang merupakan penyebab utama kecacatan dan penyebab kematian ke dua di dunia. Sebanyak 87 kasus stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik. Salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh stroke adalah hemiparesis. Hemiparesis yang tidak tertangani dapat menurunkan kualitas hidup klien pasca perawatan stroke. Intervensi keperawatan terhadap klien stroke iskemik dengan hemiparesis dilakukan dengan memberikan latihan ROM Range of Motion aktif dan pasif yang bertujuan untuk meningkatkan rentang pergerakan sendi, meningkatkan fungsi dan kekuatan otot, dan mencegah kontraktur.
Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran implementasi asuhan keperawatan melalui pendekatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada klien stroke iskemik dengan hemiparesis. Intervensi ROM dilakukan selama 5 hari, setiap hari dilakukan selama 15 menit sebanyak 2 kali. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan rentang pergerakan sendi, peningkatan kekuatan otot, peningkatan keseimbangan tubuh, dan kemampuan melakukan ADL Activity Daily Living . Oleh karena itu, intervensi ROM sangat penting dan direkomendasikan untuk diterapkan oleh perawat kepada klien stroke dengan hemiparesis.

Stroke is a neurological disorder that is the leading cause of disability and the second leading cause of death in the world. As many as 87 of cases are ischemic stroke. One of the complications caused by stroke is hemiparesis. Untreated hemiparesis can reduce the quality of life of clients after stroke treatment. Nursing orders for ischemic stroke clients with hemiparesis are performed by providing active and passive ROM Range of Motion exercise aimed to increase the range of joint movement, improve muscle function and strength, and prevent contractures.
This paper aimed to provide an overview of the implementation of nursing care through the Urban Health Nursing approach on ischemic stroke clients with hemiparesis. ROM intervention was done for 5 days, twice a day, as much as 15 minutes. Evaluation results show an increased range of joint movement, increased muscle strength, increased body balance, and ability to perform ADL Activity Daily Living. Therefore, ROM intervention is very important and recommended to be applied by nurses to stroke clients with hemiparesis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian Ade Chandra
"Gagal Jantung Kongestif GJK merupakan salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh perilaku masyarakat yang beresiko tinggi bagi kesehatan seperti merokok, konsumsi alkohol, dan pola hidup sedentari. Dyspnea merupakan gejala khas yang ditemukan pada klien dengan CHF. Dyspnea menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Dyspnea dapat muncul saat aktivitas atau pun saat istirahat. Intervensi positioning dan breathing exercise dapat dilakukan untuk mengatasi dyspnea dengan tujuan untuk mengurangi dyspnea dan agar kebutuhan oksigen terpenuhi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan melalui pendekatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan KKMP pada klien CHF dengan gejala dyspnea. Intervensi ini diterapkan pada klien selama 6 hari, klien diberikan edukasi untuk melakukannya tiga kali dalam satu hari dan pada saat dyspnea memberat. Tindakan breathing exercise dilakukan selama 5 menit dengan posisi semi fowler. Hasil evaluasi didapatkan adanya penurunan skor Modified Borg Scale dari 7 menjadi 2 pada akhir intervensi. Intervensi positioning dan breathing exercise sangat direkomendasikan untuk diterapkan di pelayanan keperawatan khususnya di ruang rawat inap sebagai tindakan mandiri yang dapat perawat lakukan.

Congestive Heart Failure CHF is one of diseases that can be caused by some risk factor such as smoking, alcohol abuse, and sedentary life style. Dyspnea in client with CHF which can diminish the ability of client in performing daily activities. Intervention of positioning and breathing exercise can be carried out to relieve dyspnea in order to meet oxygen needs. This paper aimed to describe nursing care through urban health nursing clinical practice approach on client CHF with symptoms of dyspnea. This intervention was applied on client for 6 days, client was informed well to do it three times a day and when dyspnea burden. Client undertake the breathing exercise for 5 minutes in semi fowler rsquo;s position. The evaluation results showed the decreased score of modified borg scale from 7 to 2 in the end of intervention. This intervention is highly recommended to be applied in nursing care, especially inpatient ward as an independent intervention. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Khairani
"Xerostomia merupakan masalah yang sering terjadi pada penderita penyakit ginjal terminal PGT di perkotaan dan menimbulkan dampak terhadap kualitas hidup klien. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada penderita PGT dengan xerostomia menggunakan oral hygiene dengan kassa basah dingin. Hasil intervensi menunjukkan penurunan Visual Analog Scale VAS Xerostomia setelah intervensi oral hygiene dari 59 menjadi 16. Gejala yang menurun secara signifikan adalah sensasi kurangnya saliva, sensasi bibir kering, sensasi mulut kering, dan derajat haus. Intervensi ini juga memberikan kepercayaan diri pada klien untuk mengurangi asupan cairannya. Oral hygiene direkomendasikan bagi penderita PGT yang mengalami xerostomia dan dapat mendukung intervensi restriksi cairan dengan mengurangi haus.

Xerostomia is a common problem found in ESRD clients in urban area that affect the quality of life. This case study aimed to analyze nursing care in ESRD with xerostomia by performing oral hygiene with cold and wet gauze. The result shows oral hygiene decreased Visual Analog Scale Xerostomia from 59 to 16. This intervention significantly decreased lack of saliva sensation, dry lips sensation, dry mouth sensation, and degree of thirst. Also, it encouraged client to reduce fluid intake. Thus, oral hygiene is recommended for ESRD with xerostomia which in turn will support fluid restriction through reducing thirst.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Jenis pneumonia virus baru ditemukan pada 31 Desember 2019 yang berasal dari Wuhan, Cina yang diberi nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 terutama menyerang sistem pernapasan yang dapat  menyebabkan gangguan pemenuhan oksigen ditandai dengan sesak napas dan penurunan saturasi oksigen. Masalah keperawatan utama yang ditemukan yaitu besihan jalan napas tidak efektif. Karya ilmiah akhir ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan menggunakan penerapan teknik pursed lips breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen pada klien COVID-19 di ruang High Care Unit RS Universitas Indonesia. Pengukuran evaluasi dilakukan dengan menggunakan Pulse oximetry yang menunjukkan rata-rata peningkatan saturasi oksigen dari 94.75%  menjadi 96.75% selama lima hari perawatan. Sebagai  kesimpulan, pursed lips breathing diberikan untuk membantu mengatasi ketidakefektifan bersihan jalan napas dengan cara meningkatkan pengembangan alveolus pada setiap lobus paru sehingga tekanan alveolus meningkat, membantu mendorong secret pada jalan  napas saat ekspirasi dan dapat menginduksi pola napas menjadi normal. Oleh karena itu, hasil praktik ini dapat dijadikan acuan praktik keperawatan pada pasien COVID-19 dengan gangguan pemenuhan oksigenasi.

 


A new type of viral pneumonia was discovered on December 31, 2019 from Wuhan, China, which was named as Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). COVID-19 primarily attacks the respiratory system that can disruption fulfillment of oxygen characterized by shortness of breath and decreased oxygen saturation. The main nursing problem found is that the airway is not effective. The purpose of this scientific work to describe the results of nursing analysis by using application of pursed lips breathing to increase oxygen saturation in COVID-19 client in High Care Unit Universitas Indonesia Hospital. Measurement evaluation was conducted using Pulse oximetry which showed an average increase in oxygen saturation from 94.75% to 96.75% over five days of treatment. In conclusion, pursed lips breathing is given to help overcome the ineffectiveness clearance the airway by increasing the development of alveoli on each lung lobe so that the pressure of alveoli increases, helping to push the secret on the airway during an expiratory and can induce a pattern of breath into normal. Therefore, the results of this practice can be used as a reference for nursing practice in COVID-19 patients with disruption fulfillment of oxygen."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Julia
"Pada 31 Desember 2019, ditemukan jenis pneumonia virus baru yang berasal dari Wuhan, Cina, yang diberi nama Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Klien dengan Covid-19 mengalami kecemasan, stigma sosial yang buruk, diskriminasi, berada dalam karantina dan kebosanan, kesepian juga kemarahan. Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini bertujuan untuk menjabarkan hasil analisis asuhan keperawatan pada klien Covid-19 dengan kecemasan menggunakan penerapan teknik relaksasi napas dalam, teknik distraksi, dan spiritual di Rumah Sakit Universitas Indonesia Ruang Rawat Inap Covid Lt.14. Asuhan keperawatan dimulai pengkajian, penetapan masalah dan diagnosis keperawatan, membuat rencana keperawatan, dan memberikan asuhan dan evaluasi keperawatan. Pengukuran evaluasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Masalah fisik dan psikososial klien saling mempengaruhi, sehingga diperlukan rancangan tindakan keperawatan yang terintegrasi, yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual untuk mengatasi ansietas klien.

a new type of pneumonia virus was discovered originating from Wuhan, China, which was named Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Clients with Covid-19 experience anxiety, poor social stigma, discrimination, are in quarantine and boredom, loneliness is also anger. This Final Scientific Nurse (KIAN) work aims to describe the results of the analysis of nursing care for Covid-19 clients with anxiety using the application of deep breathing, distraction, and spiritual relaxation techniques at the University of Indonesia Hospital 14th flor Covid Room. Nursing care starts assessment, determining the problem and diagnosis of nursing, making nursing plans, and providing nursing care and evaluation. Evaluation measurements performed are using the Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). The clients physical and psychosocial problems influence each other, so an integrated nursing action plan is needed, which includes bio-psycho-social-spiritual to overcome client anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Indah Sejati
"Pendahuluan: Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS Cov-2. Covid-19 menyebabkan pandemic yang sudah berlangsung sejak tahun 2020. Sejak pandemic banyak orang yang pernah terkonfirmasi dan ada banyak juga yang sudah sembuh yang dikatakan sebagai penyintas covid-19. Penyintas covid-19 masih dapat merasakan gejala seperti brain fog (kabut otak). Pada mahasiswa sebagai penyintas Covid-19 yang melakukan pembelajaran dapat merasakan stress, stress yang di dapat ini disebut stress akademik. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mencari suatu hubungan antara stress akademik dengan brain fog pada mahasiswa penyintas Covid-19. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan melibatkan 125 mahasiswa penyintas Covid-19. Hasil: Analisa data menunjukan sebanyak 49 mahasiswa (39.2%) tidak mengalami Brain Fog, sedangkan 76 mahasiswa (60.8%) diduga mengalami Brain fog. Uji korelasi Rank Spearman juga menunjukan adanya korelasi antara tingkat stres akademik dengan Brain Fog (p value= 0.000) pada mahasiswa penyintas Covid-19 dengan nilai r sebesar 0.409. Kesimpulan: Kejadian Brain Fog pada penyintas Covid-19 diduga dipengaruhi adanya stres akademik. Perlu adanya manajamen stres yang baik pada mahasiswa penyintas Covid-19 untuk menjaga kemampuan berpikir.

Introduction: Covid-19 is an infectious disease caused by the SARS Cov-2 virus. Covid-19 caused a pandemic that has been going on since 2020. Since the pandemic many people have been confirmed and many have recovered who are said to be survivors of covid-19. Covid-19 survivors can still experience symptoms such as brain fog. Students as survivors of Covid-19 who do learning can feel stress, the stress they get is called academic stress. Purpose: This research was conducted to find a relationship between academic stress and brain fog in students who survived Covid-19. Methodology: This study used a cross-sectional design involving 125 student survivors of Covid-19. Results: Data analysis showed that 49 students (39.2%) did not experience Brain Fog, while 76 students (60.8%) were suspected of experiencing Brain Fog. Spearman's Rank correlation test also showed a correlation between academic stress levels and Brain Fog (p value = 0.000) in students who survived Covid-19 with an r value of 0.409. Conclusion: The incidence of Brain Fog in Covid-19 survivors is deemed to be influenced by academic stress. There needs to be good stress management for students who are survivors of Covid-19 to maintain their thinking skills"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>