Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arsalnati Indraprasta
"Perkembangan media baru (New Media) dalam konteks internet memungkinkan kita untuk membuat identitas lain dalam dunia maya, yakni identitas online. Selain itu, individu juga dapat secara bebas mengeksplorasi serta mengekspresikan diri dalam bentuk anonim di dunia maya. Sehingga hal tersebut memungkinkan mereka untuk menemukan orang-orang yang memiliki ketertarikan atau masalah yang sama dengan mereka. Online support group merupakan suatu bentuk komunitas dunia maya yang dibentuk untuk kebutuhan tertentu, terutama orang-orang yang mengalami hal-hal yang biasanya membuat dirinya terstigmatisasi (penderita depresi, penyakit mental, HIV/AIDS, LGBT, dll). Dalam studi terdahulu, tercatat keberhasilan online support group terhadap anggotanya seperti pada kelompok/komunitas self-injurer, penderita diabetes, kesehatan mental, juga online support group untuk lansia. Penelitian ini berusaha melihat efektivitas penggunaan fitur anonim terhadap keberlangsungan online support group. Penggunaan anonimitas di dalam Komunitas Ibunda memiliki dampak yang cenderung positif bagi user-nya. Sebab dengan adanya fitur anonim, user jadi lebih bebas untuk berekspresi sehingga memudahkan fasilitator dan user-user lain untuk memberikan dukungan dan pemecahan masalah yang individu tersebut butuhkan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi.
The development of new media in the context of the internet allows us to create other identities in cyberspace, namely online identity. In addition, individuals can freely explore and express themselves in an anonymous form in cyberspace. So that it allows them to find people who have the same interests or problems with them. Online support groups are a form of cyberspace community that is formed for certain needs, especially people who experience things that usually make themselves stigmatized (a sufferer of depression, mental illness, HIV/AIDS, LGBT, etc.). In previous studies, it was noted the success of online support groups for its members as on self-help groups injurer, diabetics, mental health, as well as online support group for the elderly. This study seeks to see the effect of using anonymous features on the sustainability of online support groups. The use of anonymity in the community has a positive impact on the user. Because with the existence of anonymous features, users become more free to express, making it easier for facilitators and other users to provide support and problem solving that these individuals needThe research method used is qualitative with in-depth interview and observation data collection techniques."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq Yogaprasetyo
"Penelitian ini membahas mengenai dinamika dramaturgi dalam penggunaan media sosial Path pada mahasiswa Universitas Indonesia. Media sosial merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-sehari pada masa ini. Salah satu perkembangan media sosial adalah munculnya media sosial Path. Saat ini, Path merupakan media sosial yang populer dan digunakan oleh berbagai kalangan, terutama kaum muda atau mahasiswa. Telah terjadi perubahan interaksi pada masyarakat di era media sosial. Perubahan interaksi langsung menjadi interaksi virtual yang dilakukan melalui media sosial turut menjadikan perubahan proses dramaturgi di era media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam informan, observasi di dunia nyata, observasi di media sosial Path, dan survei ringkas. Berdasarkan hasil survei, mahasiswa Universitas Indonesia secara umum merupakan tipe pengguna media sosial Path ?Socializers?. Penelitian ini juga menemukan bahwa terjadi proses dramatugi yaitu berubahnya batasan antara front stage dan backstage, yang secara spesifik disebut sebagai the forefront of the backstage, melalui interaksi virtual di media sosial Path.

This research discusses the dynamics of dramaturgy in the usage of Path, a platform of social media, among students of Universitas Indonesia. Social media is a product of the technological advancement that nowadays cannot be separated from everyday life. The emergence of Path marks a phase of evolution of social media. Now, Path is one of the more popular social media, and it reaches all kinds of social groups, especially to those who are in young age or are in college. There has been a change in interaction among people in this era of social medias. The change from direct interactions through social media has also brought a change in the process of dramaturgy. This research used qualitative methods with in-depth interviews; observations on real world and virtual world of social media Path; and quick survey. According to the survey, the students of Universitas Indonesia in general are ?Socializers? type of Path user. This research also found that there is a process of dramaturgy, that is a shift of borders between the front stage and the backstage, specifically called as the forefront of the backstage, following the virtual interaction on Path."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rissa Desyriadi
"Keberhasilan usaha biasanya dapat dilihat dari inovasi, kerja keras, komitmen pelayanan dan kualitas. Selain itu sistem manajemen seperti keuangan, image perusahaan yang juga dapat mempengaruhi keberhasilan usaha. Argument dalam artikel ini faktor keberhasilan bukan saja dilihat secara ekonomi dan manajemerial, tapi juga melalui unsur budaya. Yang dimaksud unsur budaya dalam penelitian ini adalah adanya bentuk perlindungan dalam mempertahankan etnisitas dengan cara melakukan strategi social closure berbasis etnisitas. Argumen ini berbeda dengan studi sebelumnya yang belum menyebutkan keberhasilan usaha disebabkan adanya social closure pada tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses social closure berbasis etnisitas pada tempat kerja dan bagaimana keterkaitan social closure berbasis etnisitas dengan keberhasilan usaha tahu di wilayah Utan Kayu dengan menggunakan metode kualitatif.
The success of a business is commonly can be seen from innovation, commitment of service, and quality. Other than that, management system such as accounting and company image can also affect the success of a business. The argument in this article is that factors of success are not exclusively determined by economic and managerial circumstances, but also determined by cultural aspects. Cultural aspects in this research refers to a form of protection of ethnicity by an ethnicity-based social closure strategy. This argument differs from previous studies that did not establish success of business as a result of social closure in the workplace. This study aims to uncover the process of ethnicity-based social closure in the workplace and how it's related to the success of tofu factory in Utan Kayu, by using qualitative methods."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Imam
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai pengaruh status sosial ekonomi terhadap pola gaya hidup traveling mahasiswa reguler FISIP UI. Pada studi-studi sebelumnya memperlihatkan bahwa pola gaya hidup tertentu dimasyarakat secara tidak langsung menggambarkan kelas sosial tertentu. Dalam hal ini, tiap-tiap kelas sosial memiliki gaya hidup yang berbeda satu sama lain. Perbedaan gaya hidup tersebut disebabkan karena perbedaan pendapatan yang dimiliki oleh tiap kelas sosial. Terdapat dua kelemahan dari pandangan tersebut yaitu 1 kelas sosial yang berbeda dapat memiliki gaya hidup yang sama dan 2 perbedaan gaya hidup tersebut tidak selalu disebabkan oleh perbedaan pendapatan yang dimiliki oleh tiap kelas sosial. Penulis berargumen bahwa gaya hidup traveling tidak hanya dimiliki oleh kelas menengah-atas tetapi juga oleh kelas menengah-bawah. Meskipun dalam melakukan traveling membutuhkan biaya yang tidak sedikit, menabung dapat menjadi sebuah solusi bagi masyarakat kelas menengah-bawah. Studi ini melihat pada kasus mahasiswa di FISIP UI, dimana selain melakukan kegiatan perkuliahan, traveling menjadi suatu gaya hidup yang masih dilakukan oleh sebagian mahasiswa reguler FISIP UI. Penulis ingin mengetahui, apakah gaya hidup traveling mahasiswa FISIP UI tersebut hanya menggambarkan kelas menengah-atas. Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan April sampai akhir Mei 2017. Dalam hal ini, penulis akan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penarikan sampel, simple random sampling untuk mengetahui hal tersebut.

ABSTRACT
This article discusses the influence of socio economic status on lifestyle patterns of traveling on FISIP UI regular students. Previous studies have shown that certain lifestyle patterns in the community indirectly describe a particular social class. In this case, each social class has a different lifestyle. The difference in lifestyle is due to the difference in income that each social class has. There are two disadvantages to this view 1 different social classes can have the same lifestyle and 2 the lifestyle differences are not always due to the different incomes that each social class has. The author argues that the lifestyle of traveling is not only owned by the upper middle classes but also by the middle lower classes. Although traveling does require a lot of money, saving can be a solution for middle lower class society. This study looks at the case of students at FISIP UI, where in addition to lecturing activities, traveling becomes a lifestyle that is still done by some regular students FISIP UI. The author wants to know, whether the lifestyle of traveling students FISIP UI is only describes the upper middle class. This research was conducted in early April until the end of May 2017. In this case, the writer will use quantitative approach with sampling technique, simple random sampling to know it."
Lengkap +
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sukmawati
"Realitas kehidupan masyarakat adalah realitas plural, berubah dan dinamis. Dinamika dapat didorong oleh pluralitas budaya, etnis, agama, ideologi, sosial politik, dan kepentingan ekonomi, dalam masyarakat majemuk ini, konflik sering terjadi. Oleh karena itu, diperlukan Relasi sosial yang baik antara etnis Tionghoa minoritas dengan Pribumi mayoritas. Etnis Tionghoa di Kota Tangerang sudah tinggal sejak abad ke 17, Etnis tionghoa di Kota Tangerang dikenal sebagai sebutan Cina Benteng.
Dari hasil analisis relasi sosial yang terjadi antara etnis tionghoa dengan pribumi di Kota Tangerang dapat berjalan dengan baik karena terjadi proses akulturasi antara dua kelompok etnis Tionghoa dan lokal yang berlangsung melalui relasi sosial yang panjang. Dalam konteks ini, etnis tionghoa mengadopsi nilai-nilai lokal akulturasi. Proses akulturasi merupakan salah satu cara penyesuaian diri untuk dapat diterima dan membangun relasi sosial yang baik antar etnis.
Relasi sosial yang terbentuk antara kelompok Cina benteng dan pribumi memiliki beberapa hal yang membentuknya, seperti ruang, agen, dan intensitas yang terjadi pada setiap kegiatan yang mereka lakukan. Dengan adanya ketiga hal ini maka keberlanjutan akan relasi sosial ini terus terjaga dan berlangsung berulang-ulang.Studi ini menggunakan metode wawancara mendalam, dan dikakukan di Kota Tangerang, Banten.

The reality of community life is plural reality, changing and dynamic. Dynamics can be driven by cultural plurality, ethnicity, religion, ideology, socio political, and economic interests, in this plural society, conflicts are common. Therefore, a good social relation is needed between ethnic Chinese minority and Native majority. The ethnic Chinese in Tangerang City have been living since the 17th century, ethnic Chinese in Tangerang City is known as Cina Benteng.
From the result of analysis of social relation that happened between ethnic Chinese with indigenous in Tangerang City can run well because there is an acculturation process between two ethnic groups Chinese and local that take place through long social relations. In this context ethnic Chinese adopt local values acculturation. The process of acculturation is one way of adjusting to acceptable and establishing good social relations among ethnic groups.
The social relationships formed between cina benteng and indigenous have some of the things that shape them, such as space, agents, and the intensity that occurs in every activity they do. With these three things, the continuity of social relationships is maintained and repeated. This study uses indepth interviews, and is tackled in Tangerang City, Banten.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Ermaliza
"ABSTRAK
Fenomena awal abad ke-21 yang dapat dirasakan adalah transformasi masyarakat menjadi masyarakat digital. Teknologi digital memiliki peran penting pada masyarakat dalam membentuk maupun membentuk ulang kehidupan sosial. Salah satunya dapat dilihat pada peran yang dilakukan sosial media, khususnya instagram. Instagram mampu mengkonstruksi atau merekonstruksi gaya hidup masyarakat, khususnya kaum muda yang menjadi mayoritas pengguna instagram. Gaya hidup masyarakat digital bukan hanya konsumtif melainkan juga produktif, atau yang lebih dikenal prosumtif. Cerminan gaya hidup prosumtif dapat dilihat melalui gaya hidup kaum muda mengenai kecantikan. Artikel ini berargumen bahwa berlangsung melalui bekerjanya pekerja immaterial yang dijalankan oleh para pengguna instagram, di mana proses tersebut adalah bagian dari konstruksi kapitalisme dan kepentingan ekonomi global. Keberlangsungan gaya hidup prosumtif pada masyarkat digital sangat kompleks karena mendoronguntuk melakukan tindakan konsumsi pada tataran offline tetapi juga membuka ruang resisten kepada kekuatan kapitalis. Dalam membuktikan argument tersebut, artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawancara 9 informan dan melakukan survey terhadap 100 responden sebagai data pendukung.

ABSTRACT
The emergence phenomenon in the earlier 21st century is the transformation of society which turns into digital society. Digital technology has an important role in shaping or reshaping social life. This phenomenon could be seen on social media rsquo s role in society, especially instagram. Instagram could construct or reconstruct society rsquo s lifestyle, especially young people who became the major user of instagram. Digital society rsquo s lifestyle is not only consumptive but also productive, or which known as prosumtive. Thus prosumtive lifestyle could be seen through young people lifestyle about beauty. This article argues that prosumtive lifestyle about beauty works through immaterial labor, which is part of the construction process of capitalism and global economy. Prosumptive lifestyle is complex for digital society, because it increases consumption behavior in offline level but also let consumer do resistances. To prove this argument, this article use qualitative approach by interview 9 informants and survey for 100 respondents as a data support."
Lengkap +
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Utaminingsih
"ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang identitas diri yang berusaha dibentuk dan ditampilkan melalui unggahan foto perjalanan wisata terlebih lagi setelah media sosial berkembang pesat di Indonesia. Artikel ini ditulis berdasarkan penelitian sebelumnya yang membahas tentang unggahan foto di media sosial. Penelitian sebelumnya membahas bagaimana makna dari foto yang diunggah baik untuk merepresentasikan diri dan juga konstruksi identitas didalam media sosial. Penelitian sebelumnya tidak menggunakan foto sebagai intrumen utama namun masih didukung hal-hal lainnya seperti unggahan status di media sosial. Oleh karena itu didalam artikel ini akan berfokus pada foto sebagai instrumen penting untuk membangaun identitas diri didalam masyarakat digital. Penulis berargumen unggahan foto berwisata memiliki makna tersendiri bagi masyarakat digital untuk itu adanya identitas yang dibangun dari unggahan foto di media sosial berkaitan dengan adanya identitas yang ingin ditunjukkan seseorang didalam media sosial. Artikel ini akan membahas mengenai makna foto perjalanan yang diunggah ke media sosial Instagram. Artikel ini menggunakan metode kualitatif, data dikumpulkan dengan wawancara mendalam pada individu dengan rentang usia 19-34 tahun yang melakukan perjalanan wisata dalam satu tahun terakhir dan mengunggah hasil foto kedalam media sosial khususnya Instagram.

ABSTRACT
This article discusses the self identity trying to be formed and displayed through uploaded photos of travel tours even more so after the rapidly growing social media in Indonesia. This article is written based on previous research that discusses photo uploads on social media. Previous research discussed how the meaning of the uploaded images both to represent themselves as well as the construction of identity in social media. Previous research did not use photos as the main instrument but still supported other things like status uploads on social media. Therefore in this article will focus on the image as an important instrument to build identity within the digital community. The authors argue that travel photo uploads have their own meaning for the digital community for that identity built from photo uploads in social media related to the identity that someone wants to show in social media. This article will discuss the meaning of travel photos uploaded to Instagram as social media. This article uses qualitative methods, data collected by in-depth interviews on individuals with age range 19-34 years who traveled in the last year and uploaded photos into social media, especially Instagram. "
Lengkap +
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rekha Dwi Rismah Handayani
"ABSTRAK
Artikel jurnal ini mengkaji partisipasi masyarakat dalam transformasi kampung wisata kota. Hal tersebut didasari pada fenomena kampung wisata kreatif berbentuk kampung warna yang sedang berkembang di Indonesia sebagai representasi dari partisipasi masyarakat. Berdasarkan studi sebelumnya, partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota khusunya sektor pariwisata dapat berjalan dengan aktif ataupun sebaliknya. Faktor yang dapat mendorong partisipasi masyarakat diantaranya faktor ekonomi, dan adanya sense of community. Di sisi lain, pasifnya partisipasi masyarakat disebabkan oleh faktor kesempatan yang diberikan oleh pemerintah. Hasil-hasil studi tersebut masih terdapat kekurangan karena belum melihat peran agen dalam mendorong partisipasi masyarakat, serta peran seni sebagai bentuk ekspresi diri yang menimbulkan kesenangan dan rasa bangga dapat mendorong partisipasi masyarakat agar lebih aktif dalam program pengembangan pariwisata. Tulisan ini akan membahas tentang Kampung Bekelir Kota Tangerang. Tulisan ini memiliki argumentasi yakni faktor kesempatan, sense of community dan faktor ekonomi tidak cukup mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata pada konteks masyarakat perkotaan, tetapi terdapat peran agen serta seni yang dapat mendorong partisipasi masyarakat sehingga menjadi lebih aktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk menggambarkan proses bagaimana agen serta seni berperan dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan khususnya sektor pariwisata.

ABSTRACT
This journal article examines the participation of the community in the transformation of the city 39;s tourism village. It is based on the phenomenon of creative tourism village in the form of a growing color village in Indonesia as a representation of community participation. Based on previous studies, community participation in urban development especially the tourism sector can run actively or vice versa. Factors that can encourage community participation include economic factors, and the sense of community. On the other hand, the passive participation of the community is due to the opportunity factor given by the government. The results of those studies are still lacking because they have not seen the role of agents in encouraging community participation, as well as art instruments as a form of self-expression that gives pleasure and pride to encourage active public participation in tourism development programs.This paper will discuss about Kampung Bekelir Kota Tangerang. This article has an argument that the factors of opportunity, sense of community and economic factors are not enough to encourage public participation in tourism development in the context of urban society, but there is an agent and art role that can encourage the participation of the community to become more active. This study uses a qualitative approach with case study methods to illustrate the process of how agents and art play a role in encouraging public participation in development, especially the tourism sector."
Lengkap +
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Noviah Tri W
"Artikel ini membahas mengenai nilai hedonis sebagai nilai yang menciptakan imajinasi serta pengalaman baru bagi pengunjung restoran sebagai faktor pendorong konsumsi makanan di restoran Korea. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa nilai kebermanfaatan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan dan kunjungan kembali pelanggan ke restoran Korea dibandingkan nilai hedonis restoran. Namun, hal tersebut bukan berarti nilai hedonis bukan faktor yang penting dan tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan dan kunjungan kembali pelanggan. Hal ini dikarenakan telah terjadi pergeseran alasan seseorang mengkonsumsi makanan di restoran dari nilai kebutuhan menjadi kesenangan atau hedonis. Peneliti berargumen bahwa kebiasaan makan generasi millenial pada masyarakat kapitalis lebih ditentukan oleh nilai hedonis bukan nilai kebermanfaatan. Hal tersebut dikarenakan nilai hedonis mampu menciptakan pengalaman makan baru dan imajinasi bagi konsumennya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

This article discusses about hedonist value as a value that creates imagination and experiences for restaurant visitor as a driving factor of food consumption in Korean restaurant. Previous study said that the value of utility is the most influential factors on statisfication and the return of visitor to Korean restaurant compared to hedonist value of restaurant. However, this does not mean that hedonist value is not an important factor and has no effect on customer statisfication and the return of visit. It's because there has been a shift behind the reason of someone going to restaurant. It's shifting from value of need to pleasure or hedonist. Researcher argue that millenial generation lsquo;s habit on capitalist society are more determined by hedonist value not usability value. This is because the hedonist value able to create experience and imagination for consumers. This article uses qualitative method.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Rizkita
"ABSTRAK
Fenomena Mukbang, siaran makan, merupakan salah satu gejala dari bertukarnya praktik budaya pada masyarakat digital. Pertukaran praktik budaya membuat perubahan bagi gaya hidup, salah satunya yaitu gaya hidup prosumsi produksi dan konsumsi dalam kebiasaan makan sebagian Youtuber Indonesia. Berdasarkan studi sebelumnya, YouTube disebut sebagai sarana pertukaran praktik budaya dan konten yang disiarkan dapat memengaruhi gaya hidup penggunanya. Selain itu, studi sebelumnya mengatakan siaran makan berdampak pada konsumsi makanan yang tidak dibutuhkan. Namun, studi tersebut hanya berfokus pada dampak terhadap konsumsi saja. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji fenomena tersebut melalui perspektif sosiologi budaya dengan menggunakan konsep komodifikasi budaya dalam fenomena Mukbang di Indonesia. Penulis beragumen, pada fenomena Mukbang di Indonesia, Youtuber sebagai prosumer melakukan komodifikasi pada video yang memperlihatkan aktivitas makannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga bentuk komodifikasi yang terjadi yaitu pada cara makan, jenis makanan, dan kualitas video. Di sisi lain, dengan memerhatikan tren dan selera penonton, terdapat dampak positif maupun dampak negatif yang diterima oleh Youtuber maupun penonton. Artikel ini menggunakan metode kualitatif, dengan mengumpulkan data dari hasil wawancara mendalam, observasi, serta studi literatur. Informan dalam artikel ini merupakan pengguna YouTube di Indonesia yaitu Youtuber konten Mukbang dan penontonnya, berusia 18 ndash; 29 tahun.

ABSTRACT
Mukbang phenomenon, eating broadcast, is one of the symptoms of medical treatment for the digital community. The exchange of sports with various lifestyles, one of which used the prosumption lifestyle production and consumption in the eating habits of most of Youtuber Indonesia. Based on previous studies, YouTube is referred to as a means of exchanging cultural practices and content that can enable the lifestyle of its users. In addition, a previous study said eating broadcasts had an impact on unnecessary food consumption. However, this study deals only with consumption. Therefore, the writer wanted to study the phenomenon through cultural sociology by using the concept of commodity in Mukbang phenomenon in Indonesia. The author argues, in the phenomenon Mukbang in Indonesia, Youtuber as a prosumer commodify the video that gave rise to eating activities. The results showed that there are three forms that occurred on how to eat, type of food, and video quality. On the other hand, by noticing the trends and touch of the audience, there are positive and negative ones achieved by Youtuber and the audience. This article uses qualitative methods, by collecting data from in-depth interviews, and literature studies. The informant in this article is a YouTube user in Indonesia that is Youtuber content Mukbang and its viewers, aged 18 - 29 years."
Lengkap +
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>