Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryaning Wijoyo
"Hubungan seksual pranikah bagi umumnya masyarakat Indonesia masih dianggap sebagai sebuah hubungan yang melanggar nilai dan norma yang berkaitan dengan budaya timur dan agama. Hubungan seks pranikah merupakan hubungan yang terlarang dan tidak seharusnya dilakukan. Bila pelaku hubungan seksual pranikah ini sampai diketahui oleh masyarakat, maka hukuman berat akan dikenakan padanya, balk hukuman pidana kurungan maupun sanksi sosial dalam kehidupan sehariharinya. Selain itu, konsekuensi yang lain adalah kemungkinan terkenanya penyakit menular seksual atau bahkan yang lebih parah lagi adalak HIV dan AIDS. Namun hal ini tidak membuat perilaku seksual pranikah menjadi tidak ada atau paling tidak berkurang. Saat ini, perilaku seksual pranikah justru marak dan semakin terbuka dan masalah ini banyak terjadi di kalangan generasi muda kita. Untuk mengkaji fenomena ini, maka diperlukan pemahaman dari sudut pandang pelaku hubungan seksual pranikah itu sendiri. Mengapa mereka melakukan hal itu? Konsep sexual scrip/ digunakan untuk usaha menjelaskan fenomena seks pranikah tersebut, di mana ada kaftan antara nilai dan norma yang umum berlaku dalam masyarakat dan keputusan-keputusan yang dibuat individu dalam konteks hubungan seksual pranikah. Nilai dan norma yang umum berlaku ini justru dianggap bertentangan dengan nilai dan norma dari individu yang melakukan hubungan tersebut. Pada akhirnya is memakai nilai dan norma pribadinya sebagai acuan dalam perilakunya, juga dalam relasinya dengan pasangan dan dalam menghadapi masyarakat sekitarnya. Hasil dari penelitian ini ternyata mengungkapkan bahwa masalah seksual pranikah merupakan masalah yang kompleks. Ia tidak hanya menyangkut berbahaya atau tidaknya hubungan itu, tapi lebih pada arti seks itu sendiri bagi pelaku dan masyarakatnya. Gambaran ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai hubungan seksual pranikah yang sesungguhnya terutama di kalangan mahasiswa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Gita Barokah
"Rendahnya angka partisipasi laki-laki Indonesia pada kontrasepsi vasektomi disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah pandangan bahwa vasektomi menghilangkan maskulinitas laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna maskulinitas oleh akseptor vasektomi di perkotaan. Premis penelitian ini adalah para akseptor vasektomi sudah tidak lagi mempertimbangkan maskulinitasnya ketika ingin melakukan vasektomi karena mereka sudah hidup di wilayah perkotaan yang heterogeny dan toleran. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam kepada ketiga akseptor vasektomi yang tinggal di tiga kota: Depok, Bogor, dan Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiganya tidak mempertimbangkan nilai maskulinitas dan ketiganya tidak menyetujui gagasan maskulintias yang selama ini hadir di dalam masyarakat. Demikian disebabkan bukan karena mereka tinggal di wilayaha perkotaan, melainkan faktor pendidikan yang mereka tempuh. Masyarakat kota pada nyatanya masih memegang nilai-nilai maskulinitas tersebut. Pada penelitian ini juga ditemukan interseksi antara maskulinitas, patriarki, dan kekukasaan

The low participation rate of Indonesian men in vasectomy contraception is the result of a complex interplay of factors. One of these is the perception that vasectomy is a form of emasculation. This study aims to elucidate the concept of masculinity as perceived by vasectomy acceptors in urban areas. The underlying assumption of this research is that vasectomy acceptors No. longer consider their masculinity when seeking a vasectomy because they reside in a heterogeneous and tolerant urban environment. This research was conducted through in-depth interviews with three vasectomy acceptors who live in three cities: Depok, Bogor, and Surabaya. The results of this study demonstrate that all three individuals do not consider the value of masculinity and all three do not agree with the prevailing societal definition of masculinity. This is not a consequence of their urban residence, but rather a reflection of their educational backgrounds. In fact, urban society continues to uphold these traditional notions of masculinity. The study also identified intersections between masculinity, patriarchy and power."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramitha Ayu Risky
"Peningkatan angka bullying dikalangan remaja seakan menjadi fenomena yang tiada hentinya. Peningkatan bullying ini juga diiringi dengan laporan kasus yang dimuat pada media masa yang menunjukan banyaknya remaja laki-laki yang menjadi korban bullying. Peningkatan kasus bullying pada remaja laki-laki tidak terlepas dari pemahaman maskulinitas yang beredar dalam lingkungan pertemanan remaja laki-laki. Sering kali maskulinitas remaja dikaitkan dengan kekuatan yang menyebabkan kekerasan dianggap satu hal yang wajar dalam pertemanan remaja laki-laki, hal yang kemudian dianggap sebagai bentuk toxic masculinity dikalangan remaja laki-laki. Munculnya toxic masculinity berdampak pada kurangnya remaja laki-laki yang melaporkan tindak kekerasan yang mereka alami karena dianggap sebagai bentuk kelemahan. Hal inilah yang kemudian membuat para remaja laki-laki harus dapat melindungi diri mereka sendiri dari tindak intimidasi yang mereka terima. Salah satu cara mereka untuk melindungi diri adalah melakukan perlawanan dengan menggunakan bullying. Bullying sebagai bentuk olok-olokan yang menggangu dianggap hal yang cukup aman dalam melakukan perlawanan. Penelitian ini dengan menggabungkan teknik observasi dan wawancara mencoba melihat bagaimana para remaja menggunakan bullying sebagai perlawanan dalam menghadapi intimidasi yang mereka terima.

The increased cases of bullying in adolescent seems to be an endless phenomenon. This increased cases of bullying is also accompanied by reports published in the media who many of adolescent male victims of bullying. The increased cases of bullying in adolescent male are inseparable of comprehension of outstanding information about masculinity among their friendship environment. Many times, adolescent masculinities is associated with the strength and hardness that to be considered as a common thing between adolescent friendship, then considered by masculinity among adolescent male. Toxic masculinity also has an impact to decrease of reporting or complaint from adolescent male related to their experiences of violence because its look like a weakness. This is a consideration for teenage boys that they must protect themselves from the acts of bullying from they experience. That another options to protect themselves from bullying is to fighting back with bullying as well. Bullying as a form of disturbing ridicule is considered quite safe in resistance. By the study, with a combination observation and interview techniques, tries to see how the adolescent male used a bullying as a resistance for the bullying they experience"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Krisna Alka
"Organisasi MAARIF Institute dan Ahmad Syafii Maarif tak bisa dipisahkan. Satu-menyatu dan sokong menyokong dalam budaya organisasinya. Sosoknya sebagai figur sentral dalam organisasi memiliki pengaruh penting, di dalam maupun di luar organisasi. Gagasan dan pemikirannya tentang keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan menjadi bumi gerakan visi dan misi lembaga ini. Penerusan nilai-nilai utama yang digagas oleh Ahmad Syafii Maarif menjadi fondasi dalam budaya gerakan MAARIF Institute. Dalam tesis ini, saya mengemukakan perjalanan organisasi MAARIF Institute sebagai upaya memberikan pemahaman tentang transformasi budaya organisasi yang berjalin berkelindan dengan figur penting dibalik organisasi ini, saat masih hidup dan setelah wafat. Sehingga penelitian ini memaparkan dinamika budaya organisasi yang ada dalam tutur pengalaman pribadi dan refleksi diri sesuai dengan kaidah-kaidah etnografi.

The MAARIF Institute and Ahmad Syafii Maarif could not be separated. They are bound together and support each other in their organizational culture. His figure as the key figure in the organisation had an essential presence, both inside and outside the organization. His ideas and thoughts on Islam, Indonesia, and humanity have fuelled the organization's vision and mission. The transmission of the core values initiated by Ahmad Syafii Maarif became the foundation of MAARIF Institute's movement culture. In this thesis, I present the organizational journey of MAARIF Institute in an effort to provide an understanding of the transformation of organizational culture intertwined with the key figure behind the organization, both during his lifetime and after his passing. Thus, this research explores the dynamics ofthe existing organizational culture in terms of personal experience and self-reflection in accordance with the rules of ethnography."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliyya Larissa
"Penelitian ini membahas bagaimana seseorang dapat melakukan peralihan identitas seksual didalam kehidupanya dengan penelitian tersebut kita dapat mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan hal tersebut.  Metode yang digunakan dalam penelitian bersifat kualitatif dengan cara pengamatan calon informan yang akan diwawancarai secara mendalam apakah bersedia atau tidak untuk diwawancarai. Berdasarkan hasil temuan-temuan yang saya peroleh dari penelitian ini seseorang melakukan peralihan identitas seksual diakibatkan oleh beberapa faktor seperti keluarga, pertemanan dan ekonomi. Faktor keluarga biasanya dijadikan sebagai faktor utama dalam mempengaruhi identitas diri seseorang, namun nyatanya pertemanan juga sangat mempengaruhi terlebih saat seseorang menginjak masa puber, lalu keadaan lainnya karena pengaruh dari ekonomi. Ekonomi seseorang tidak selalu pada kondisi yang stabil sehingga ketiga faktor tersebut menjadi peralihan identitas seseorang. Dalam penelitian ini saya ingin menunjukan bahwa pengalaman seksual seseorang juga menjadi salah satu kunci dari perubahan identitas seksual.

This study discusses how a person can make a transition of sexual identity in his life with this research we can find out what factors are causing it. The method used in this study is qualitative by observing prospective informants who will be interviewed in depth whether they are willing or not to be interviewed. Based on the findings that I have obtained from this study, a person transitions sexual identity caused by several factors such as family, friendship and economy. Family factors are usually used as a major factor in influencing one's self-identity, but in fact friendship is also very influential especially when someone steps into puberty, then other conditions due to the influence of the economy. A person's economy is not always in a stable condition so these three factors become a transition of one's identity. In this research I want to show that a person's sexual experience is also one of the keys to changing sexual identity.

 

Keywords: gay, bisexual, sexual experience, transitions sexual identity."

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Janna Aliftanindya Sartyawan
"Pandemi Covid-19 mengakibatkan dampak yang cukup meluas ke berbagai sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor pendidikan. Sektor pendidikan terpaksa mengubah mekanisme kegiatan belajar mengajar yang semula dipusatkan di sekolah berkenaan dengan penerapan kebijakan PSBB dan PPKM yang diberlakukan oleh pemerintah. Perubahan mekanisme belajar ini tidak hanya terjadi sekali saja, tetapi dua kali, yakni pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka terbatas. Hal ini membuat siswa sebagai aktor utama di dalam pendidikan itu sendiri mau tidak mau menyesuaikan diri terhadap dinamika perubahan yang terjadi, walaupun pada akhirnya menimbulkan kondisi-kondisi yang membuat mereka rentan, seperti tingginya tingkat stres, minimnya interaksi dengan dunia luar, hingga kurang maksimalnya materi pembelajaran yang ditangkap. Penelitian ini mencoba untuk melihat dan memahami perubahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran dan resiliensi siswa kelas 12 SMA dalam mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Penelitian in menggunakan metode kualitatif yang mencakup wawancara mendalam secara daring dan luring, serta kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setidaknya resiliensi yang diterapkan siswa kelas 12 SMA tidak terlepas dari coping mechanism, keluarga sebagai supporting system, dan interaksi dengan teman.

The Covid-19 pandemic has a fairly widespread impact on various sectors of life, one of which is the education sector. The education sector was forced to change the mechanism for teaching and learning activities which were originally centered in schools regarding the implementation of the PSBB and PPKM policies imposed by the government. This change in learning mechanism did not only happen once, but twice, which is online learning and limited face-to-face learning. This makes students as the main actors in education itself inevitably adapt to the dynamics of change that occur, although in the end it creates conditions that make them vulnerable, such as high levels of stress, minimal interaction with the outside world, to less-than-optimal material. captured learning. This study tries to see and understand the changes that occur in the learning process and resilience practices of 12th grade high school students in overcoming the problems they face. This research uses a qualitative method which includes in-depth interviews online and offline, as well as a literature review. The results of the study show that at least the resilience practices applied by 12th grade high school students are inseparable from coping mechanisms, the family as a supporting system, and interactions with friends."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karunia Haganta
"Penelitian ini berusaha melihat generasi muda dalam praktiknya. Praktik yang saya pilih adalah praktik kepengurusan Rohkris di SMAN 1 Depok. Praktik ini menjadi penting untuk diamati karena merupakan organisasi kerohanian di tengah sistem pendidikan sekular, serta statusnya yang ekstrakurikuler tetapi diwajibkan bagi siswa Kristen Protestan. Saya berfokus pada kepengurusan Rohkris serta melihatnya sebagai kerja. Dalam proses kerjanya, pengurus Rohkris merefleksikan posisi mereka di tengah relasi antar siswa, dengan sekolah, guru, alumni, maupun masa depan mereka. Refleksi ini berlanjut pada proses terbentuknya nilai kerja mereka yang, dengan pendefinisian kerja dan nilai kerja dari Graeber dan feminis Marxis yang tidak terbatas pada produktivitas. Proses pembentukan nilai kerja ini berkait erat dengan sistem pendidikan neoliberal yang juga dilihat sebagai proses, yang melahirkan proses pembentukan nilai kerja sebagai suatu respons lokal pengurus Rohkris.

This research seeks to see the younger generation in practice. The practice I chose is the practice of Rohkris management at SMAN 1 Depok. This practice is important to observe because it is a spiritual organization in the middle of a secular education system, and its status is extracurricular but required for Protestant Christian students. I focus on the management of Rohkris and see it as work. In the process of work, Rohkris administrators reflect on their position in the relationship between students, the school, teachers, alumni, and their future. This reflection continues the process of forming their work values, with Graeber and Marxist feminist definitions of work and work values that are not limited to productivity. This process of work value formation is closely related to the neoliberal education system which is also seen as a process, which gave birth to the process of work value formation as a local response of the Rohkris board."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Oktaviana Rahma
"Penelitian ini berfokus pada pola asuh pemberian makan terhadap anak dan kebiasaan makan anak balita bergizi buruk di Kecamatan Kasemen. Pola asuh pemberian makan ini terkait erat dengan pemberian ASI Eksklusif, penyiapan dan penyimpanan makanan, praktik kesehatan dasar, pola pencarian layanan kesehatan, praktik higienitas dan sanitasi lingkungan, serta perawatan ibu ketika hamil yang berperan dalam membentuk status gizi anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografis yang berupaya untuk mendapatkan gambaran mengenai pola asuh pemberian makan yang membentuk kebiasaan makan anak balita berstatus gizi buruk di Kasemen. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi dalam terbentuknya pola asuh pemberian makan terhadap anak. Sumber daya yang dimiliki, kesukaan maupun ketidaksukaan terhadap makanan tertentu, perasaan kasihan pengasuh terhadap anak, atau bahkan kondisi lingkungan tempat tinggal pun menjadi faktor lain yang berperan dalam penentuan terwujudnya pola asuh pemberian makan yang sesuai bagi balita.

This study focuses on the parenting pattern of child feeding and food habits of malnourished children under five in Kasemen District. This feeding pattern is closely related to exclusive breastfeeding, food preparation and storage, basic health practices, health care seeking patterns, environmental hygiene and sanitation practices, and maternal care during pregnancy which plays a role in forming the nutritional status of children. This study uses a qualitative method with an ethnographic approach that seeks to obtain an overview of the feeding patterns that form the food habits of malnourished children under five in Kasemen. The results of the study reveal that knowledge is not the only factor that contributes to the formation of parenting pattern of child feeding. Resources owned, likes or dislikes certain foods, feelings of compassion from caregiver for children, or even the environmental conditions in which they live are other factors that play a role in determining the realization of appropriate parenting pattern of feeding for toddlers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Dwisatrio
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S8240
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilyas Samando
"Penelitian ini membahas strategi adaptasi para pendatang yang tinggal di lingkungan baru dengan menegosiasikan identitasnya dengan penduduk asli. Para pendatang berusaha untuk diterima oleh penduduk asli agar dapat hidup dengan aman dan nyaman di daerah barunya. Untuk diterima menjadi bagian dari masyarakat Pulau Enggano, para pendatang diharuskan untuk masuk ke dalam Suku Kaamay. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode etnografi serta dalam pengumpulan data melakukan observasi partisipatif, wawancara dan studi literatur. Informan dalam penelitian ini ialah beberapa warga Pulau Enggano yang telah menetap disana serta tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini ialah para pendatang yang menetap di Pulau Enggano mampu untuk beradaptasi dan membuat dirinya diterima oleh penduduk asli dengan cara masuk ke dalam Suku Kaamay. Suku Kaamay menjadi kendaraan pendatang agar mereka dapat bertahan hidup dan menegosiasikan identitas mereka agar menjadi bagian dari budaya masyarakat Pulau Enggano. Identitas ini membuat para pendatang secara langsung menjadi bagian dari masyarakat Enggano dengan hak dan kewajibannya dalam aturan adat. Sehingga dalam penelitian ini terlihat bahwa Suku Kaamay mempunyai peranan penting dalam proses negosiasi identitas antara pendatang dengan penduduk asli untuk menjaga hubungan agar dapat terjalin dengan baik.

The study discusses the adaptation strategies of immigrants living in new neighborhoods by negotiating their identities with natives. The migrants strive to be accepted by the natives in order to live safely and comfortably in their new area. To be accepted into the community of Enggano Island, migrants are required to enter the Kaamay Tribe. This research was conducted using ethnographic methods as well as in data collection conducting participatory observations, interviews and literature studies. Informants in this study are some residents of Enggano Island who have settled there as well as community leaders. The result of this study is that the migrants who settled on Enggano Island were able to adapt and make themselves accepted by the indigenous people by entering the Kaamay Tribe.The Kaamay tribe becomes a vehicle for migrants so that they can survive and negotiate their identity in order to become part of the culture of the Enggano Island community. This identity makes the migrants directly part of the Enggano community with their rights and obligations in customary rules. So in this study it is seen that the Kaamay tribe has an important role in the process of negotiating identity between immigrants and indigenous people to maintain relationships in order to be established properly.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>