Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rima Nadya Widyanti
Abstrak :
Skizofrenia merupakan salah satu kelainan jiwa berat yang juga dialami sebagian penduduk kota besar termasuk Jakarta. Hal ini bisa menimbulkan berbagai macam masalah bagi anggota keluarga pasien, terutama orang yang merawatnya atau caregiver. Permasalahan yang dialami caregiver ketika merawat anggota keluarga dengan skizofrenia dapat memengaruhi tingkat kebahagiaan yang mereka rasakan. Seligman (2005) menyatakan kebahagiaan terbagi ke tiga masa, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Adanya karakteristik positif yang dimiliki caregiver serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam perannya sebagai caregiver juga turut memengaruhi tingkat kebahagiaan yang dirasakan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kebahagiaan dan karakteristik positif pada wanita dewasa madya yang menjadi caregiver informal skizofrenia. Peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu metode wawancara dan observasi untuk menganalisis hasil. Penelitian ini dilakukan terhadap empat wanita berumur 40-65 tahun yang menjadi caregiver informal penderita skizofrenia. Berdasarkan penelitian, wanita dewasa madya yang menjadi caregiver informal skizofrenia memiliki tingkat kebahagiaan yang berbeda-beda. Tingkat kebahagiaan yang dirasakan bergantung pada emosi positif yang mereka rasakan pada masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kebahagiaan caregiver skizofrenia juga bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan ketergantungan care-receiver. Selain itu, karakteristik positif yang menonjol membuat para subjek bisa bertahan menghadapi berbagai macam tanggung jawab dan peran baik sebagai caregiver maupun peran lain.
Schizophrenia is one of the severe mental illnesses which a lot of citizen in big city suffered from it including Jakarta. Schizophrenia can cause a lot of problems for the family`s patient especially the patient`s caregiver. These problems can affect the caregiver`s happiness. Seligman (2005) state that happiness is consists of positive emotions that individual feels in her past, present, and future. Positive characteristics which caregiver possessed and applied in her daily life especially in her role as a caregiver also affects her happiness. This research was conducted to see the dynamics of happiness and positive characteristic of middle age woman who become an informal caregiver for people with schizophrenia. The researcher used qualitative method which consists of interview and observation method. The subjects of this research are four women aged 40-65 years old who is an informal caregiver for people with schizophrenia. The result showed that these caregivers are different in their happiness. Their happiness depends on positive emotions that they feel in their past and present and toward their future. Their happiness also depends on the patient`s severity and dependability. Then, positive characteristic which they possessed and applied make them survive when dealing with their responsibilities as well as their role as caregiver or other role.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
155.2 RIM g
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Sun Putri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menggali hubungan antara cinta, yang terdiri dari komponen intimacy, passion, dan commitment, dengan orientasi masa depan pada hubungan romantis (FTORR), yang terdiri dari pencarian hubungan permanen dan fokus masa depan. Partisipan dalam penelitian ini adalah dewasa muda (N=120) yang sedang berpacaran diberikan skala triangular cinta (Sternberg, 1987) dan skala FTORR (Öner, 2000b). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cinta dengan orientasi masa depan pada hubungan romantis. Hal ini berarti bahwa individu dengan kadar cinta yang tinggi cenderung mencari hubungan yang relatif permanen. Sebagai hasil tambahan dari penelitian, lama berpacaran juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan orientasi masa depan. Implikasi hasil penelitian adalah dewasa muda dapat mengembangkan setiap komponen cinta sehingga dapat mengarah pada pembentukkan hubungan jangka panjang yang lebih baik. ......The aim of this study is to examine the correlation between love, consist of intimacy, passion, and commitment, and future time orientation of romantic relationship (FTORR), consist of permanent relationship seeking and future relationship. The partisipant of this study are young adults (N=120) who are in romantic relationship were given The Sternberg Love Scale (1987) and FTORR Scale (Öner, 2000b). Results indicated a significant correlation between love scale with its component and FTORR scale. It means individuals who have higher love scores tend to seek more permanent relationship. In addition to the results, duration of the relationship has a significant correlation with FTORR. In order to have better long-term relationship, individuals should do effort to enrich their component of love.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Nanetya Belissa
Abstrak :
Tidak dapat dipungkiri bahwa bencana alam dan gangguan sumber daya alam sangat mempengaruhi kecenderungan perilaku prososial manusia. Dimensi ini termasuk termasuk perilaku empatik dan agreeableness terhadap orang lain. Empati dan agreeablenes ditunjukkan menjadi salah satu ciri nyata masyarakat dalam berkontribusi membantu masyarakat yang terkena dampak bencana alam. Dalam penelitian ini peneliti ingin menyelidiki empati dan agreeableness serta hubungannya dengan membantu korban bencana alam. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sifat kepribadian manusia dan mengukur perilaku prosocial yang mendorong individu untuk membantu orang yang terlibat bencana alam. Hasil dari investigasi ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung membantu orang yang terkena bencana alam karena mereka empati dan rasa agreeableness yang tinggi. Hal ini mengimplikasikan bahwa empati dan rasa agreeableness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku masyarakat dalam membantu saat adanya bencana alam. ......It is undeniable that natural disasters and disruption of natural resources greatly influence the tendencies of human pro-social behaviour,. This includes empathetic behaviour, and agreeableness toward others. Empathy and sense of agreeableness is shown to be one of the evident trait of people in contributing to helping people who impacted by natural disaster. In this study researcherwanted to investigate empathy and agreeableness and their relationship with helping victims of natural disasters. This research was conducted by distributing questionnaires. This research aims to investigate prosocial traits in humans and measure which pro social traits are the strongest and encourage individuals to help people involved in natural disasters. The results of this investigation indicate that people tend to help people affected by natural disasters because they have trait that has strong association with empathy and a sense of agreeableness. This implies that empathy and a sense of agreeableness have a significant influence on people's behaviour, in helping natural disasters.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naolani Riona Faradilla
Abstrak :
Perilaku prososial adalah tindakan sukarela yang bertujuan untuk membantu dan menguntungkan individu lain, termasuk dalam perilaku membantu saat bencana alam. Salah satu faktor yang mendasari seseorang untuk berperilaku prososial adalah kepribadian. Berdasarkan golongan teori Big Five Personality Trait, beberapa golongan telah diidentifikasi memiliki hubungan dalam memberikan bantuan terkait dengan kecenderungan seseorang dalam berperilaku prososial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mendasari keputusan individual dalam perilaku prososial saat bencana alam terkait dengan faktor psikologis terfokus kepada tipe kepribadian agreeableness dan neuroticism. Dengan menggunakan metode penelitian korelasional, survey online diberikan kepada pengguna di sosial media (N = 327). Hasil menunjukan bahwa tipe kepribadian agreeableness memiliki korelasi positif dengan perilaku prososial dalam memberikan bantuan secara sukarela, sementara faktor neuroticism tidak terkait dengan keputusan individual dalam berperilaku prososial. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukan kecenderungan seseorang dalam berperilaku prososial, melihat faktor kepribadian yang mempengaruhi intensi dan keterlibatan seseorang dalam melakukan perilaku menolong saat bencana alam. ......Prosocial behaviour characterised as the actions that benefit others, and personality is one of the factors that contribute to the likelihood of engaging in such behaviours including helping during natural disaster. Among the Big Five personality traits, certain traits have been found to have a relationship with prosocial and helping behaviours. This study analyses the underlying factors of helping decision and prosocial behaviour during natural disaster correlating to psychological factors more specifically on personality traits of agreeableness and neuroticism. Using correlational design, the relationship of agreeableness and neuroticism traits with prosocial behaviour is explored by conducting an online survey to the community (N = 327) shared through social media. Overall, these findings suggest that agreeableness and neuroticism correlate to the helping and intentions of prosocial behaviour. The results indicated that agreeableness has a positive correlation with prosocial behaviour while neuroticism was unrelated to individual decision of natural disaster helping behaviour.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qorina Islamia
Abstrak :
Di ranah psikologi sosial, salah satu konsep yang telah banyak diteliti oleh ahli-ahli di bidang ini adalah tingkah laku prososial. Ada beberapa faktor yang dari lama telah dipelajari untuk memahami lebih lanjut tentang apa yang mempengaruhi adanya tingkah laku prososial, baik apa yang mempengaruhi timbulnya tingkah laku prososial ataupun faktor yang tidak menimbulkan tingkah laku prososial tersebut. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara empati dan conscientiousness dengan tingkah laku prososial saat ada bencana alam. Di penelitian ini, sampel dicari melalui survei daring, kemudian hasil analisis data menunjukkan bahwa empati dan conscientiousness menunjukkan efek positif dan signifikan terhadap salah satu tingkah laku prososial, yaitu memberikan bantuan dalam keadaan bencana alam. Semakin tinggi tingkat empati dan conscientiousness seseorang maka semakin memungkinan pula seseorang itu menjukkan tingkah laku membantu ketika bencana alam terjadi. Hasil penelitian ini juga mendukung lebih lanjut penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa empati dan conscientiousness dapat memprediksi kemungkinan tingkah laku prososial. ...... In social psychology, prosocial behaviour is one of the concepts that is highly researched by those working in the field. Over the years, there have been several factors studied to understand further on what affect prosocial behaviour in whether the behaviour arises, or they do not. Therefore, focus of this study is to find if there is a correlation between empathy and conscientiousness with helping behaviour during natural disaster occurrence respectively. The sample is obtained through online survey and the results supports how empathy and conscientiousness positively affect a specific form of prosocial behaviour, natural disaster helping and that indeed both have significant effect on helping behaviour during natural disaster. The more empathy and conscientiousness a person possess, then the more likely they will give help when natural disaster occurs. These findings further support previous research that found empathy and conscientiousness have a role on increasing prosocial behaviour.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Yuri Yamada
Abstrak :
Meskipun Facebook telah menjadi salah satu social networking sites (SNSs) yang paling populer dan bermanfaat di Internet, penggunaannya telah dikaitkan dengan kesejahteraan psikologis. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara penggunaan Facebook dan kecemasan sosial, depresi, dan social belonging. 852 orang (545 perempuan, 289 laki-laki, 18 tidak mengidentifkasikan jenis kelamin; Mage = 28.94, SD = 13.98) direkrut secara acak melalui survei online. Penggunaan Facebook, kecemasan sosial, depresi, dan social belonging diukur dengan menggunakan item yang dipilih dari berbagai kuesioner. Analisis korelasi Pearson mengungkapkan korelasi negatif yang signifikan antara penggunaan Facebook dan kecemasan sosial (r = -.07, p = .033) serta depresi (r = -.11, p = .001) sementara korelasi positif yang signifikan ditemukan antara penggunaan Facebook dan social belonging (r = .13, p < .001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Facebook yang lebih besar dikaitkan dengan tingkat kecemasan dan depresi sosial yang lebih rendah serta social belonging yang lebih tinggi, menunjukkan bahwa platform ini dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis. ......Although Facebook has become one of the most popular and beneficial social networking sites (SNS) on the Internet, its prevalent use has been linked to problems associated with one’s psychological well-being. As such, the aim of this research was to examine the individual relationships between Facebook use and social anxiety, depression, and social belonging. A community sample of 852 people (545 female, 289 male, 15 non-binary, 3 other-identifying; Mage = 28.94, SD = 13.98) were randomly recruited through an online survey. Facebook use, social anxiety, depression, and social belonging were measured using selected items from various questionnaires. Pearson’s correlation analysis revealed significant negative correlations between Facebook use and social anxiety (r = -.07, p = .033) as well as depression (r = -.11, p = .001) while a significant positive correlation was found for social belonging (r = .13, p < .001). These findings demonstrated that greater Facebook use was associated with lower levels of social anxiety and depression as well as a higher sense of social belonging, suggesting that this platform may be utilised as a medium to improve one’s psychological wellbeing.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Clara Gratia
Abstrak :
Sebagai Jaringan Sosial Online (OSN) yang paling populer (Kreutz, 2009), Facebook memungkinkan penyelidikan proses sosial yang sebelumnya sulit untuk dianalisa (seperti pertemanan). Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki korelasi antara extroversion, depresi, dan kepercayaan diri pada penggunaan Facebook. Studi ini merupakan bagian dari survei yang lebih luas untuk mata kuliah psikologi S1 tahun kedua, Psikologi Sosial dan Organisasi. Survei disebarkan selama seminggu melalui media sosial, email, dan pesan personal. 852 partisipan, diambil dari sampel komunitas, direkrut melalui penyebaran survei online (Mage = 28,94, SD = 13,98). Sampel terdiri dari 545 perempuan, 289 laki-laki, 15 nonbiner, dan 3 other-identifying. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif antara extroversion dan kepercayaan diri terhadap penggunaan Facebook, dan korelasi negatif yang signifikan antara depresi terhadap penggunaan Facebook. Maka, tingkat extroversion dan kepercayaan diri yang lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan penggunaan Facebook. Sementara itu, tingkat depresi yang lebih tinggi berhubungan dengan pengurangan penggunaan Facebook ......As the most popular Online Social Network (OSN) (Kreutz, 2009), Facebook allows the examination of social processes that were previously hard to analyze (such as making friends). This study aims to examine the correlation between extraversion, depression, and self-esteem on Facebook use. It is part of a wider survey for a second-year undergraduate psychology course, Social and Organizational Psychology. The survey was distributed for a week through social media, email, and personal messages. 852 participants, drawn from community samples, were recruited through an online survey dissemination (Mage = 28.94, SD = 13.98). The sample consists of 545 female, 289 male, 15 non-binary, and 3 other-identifying. The results indicate a positive correlation between extraversion and self-esteem on Facebook use, and a significant negative correlation between depression on Facebook use. Thus, higher levels of extraversion and self-esteem are linked with greater Facebook use. Meanwhile, higher levels of depression are linked with reduced Facebook use.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Yasmin
Abstrak :
Terlepas dari keuntungan yang menjanjikan terkait dengan penggunaan situs jejaring sosial (SNS), banyak kekhawatiran telah dikaitkan dengan intensitas penggunaan SNS yang tinggi, termasuk intensitas penggunaan Facebook. Untuk menguji hubungan antara intensitas penggunaan Facebook dan kesehatan mental penggunanya (yaitu: tingkat kecemasan, depresi, dan self-esteem), kami menyebarkan kuesioner online ke 852 sampel komunitas (Musia = 28,89, SD = 13,98). Studi kami menemukan bahwa penggunaan Facebook (M = 3,39, SD = 1,62) dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih baik secara keseluruhan, khususnya dengan kecemasan yang lebih rendah (r = -.07, p = .041), depresi yang lebih rendah (r = -.11, p = .001), dan tingkat self-esteem yang lebih tinggi (r = .14, p < .001). Studi ini memberikan perspektif baru dalam area penelitian ini, sehingga penggunaan Facebook dengan intensitas yang rendah hingga sedang dapat meningkatkan kesehatan mental penggunanya. .....Despite the promising advantages linked with the use of social networking sites (SNS), numerous concerns have been associated with high intensity of SNS use, including Facebook use intensity. To examine the relationship between Facebook use intensity and its users’ mental health (i.e., anxiety, depression, and self-esteem levels), we disseminated an online questionnaire to 852 community samples (Mage = 28.89, SD = 13.98). Our study found that Facebook use (M = 3.39, SD = 1.62) was associated with an overall better mental health, such that it was associated with lower anxiety (r = -.07, p = .041), lower depression (r = -.11, p = .001), and higher self-esteem levels (r = .14, p < .001). This study provides a novel perspective within this research area, such that low to moderate use of Facebook could enhance the mental health of its users.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abillya Sakura Adzani
Abstrak :
Dengan perkembangan dan peningkatan pengunaan sosial media, terdapat keuntungan dan kerugian yang dialami pengunanya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan lebih mendetail tentang bagaimana pengunaan sosial media TikTok memiliki korelasi dengan kondisi mental seseorang dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi rasa takut ketinggalan (FOMO) dan kepuasan hidup mereka, baik secara positif maupun negatif. Penelitian ini mengunakan sample data dari 381 peserta (M= 29.0, SD = 14.0) yang berpartisipasi dalam survey kita, mengecualikan murid PSYC2040 Universitas Queensland. Hasil penelitian ini menemukan adanya korelasi positif pemakaian TikTok dalam perasaan FOMO. Penelitian ini juga menemukan korelasi negatif dalam pemakaian TikTok dalam kepuasan hidup pengunanya. ...... With the development and increase in social media consumption, it would also come with its benefits and negative impacts on the users, this research aims to explain further how TikTok consumption has a correlation towards a person’s emotional state and how it would affect their fear of Missing Out (FOMO). Their Life Satisfaction both positively and negatively This research will be using data from 381 participants (M= 29.0, SD = 14.0) who participated in the survey, This research will exclude the PSYC2040 students from the University of Queensland. This research showed a positive correlation of TikTok Consumption with FOMO. This research also found a negative correlation between TikTok consumption with the user's Life Satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irfandi Aprianto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang gambaran adversity quotient dan Spiritualitas Islam terhadap aktivis lingkungan hidup Muslim. Aktivis lingkungan hidup menjadi salah satu profesi yang paling banyak mendapatkan kesulitan dalam menjalani perannya. Peneliti ingin memahami lebih jauh peran Adversity quotient (AQ) sebagai kekuatan untuk mampu bertahan menghadapi kesulitan dan bagaimana hubungannya dengan nilai spiritualitas para aktivis. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode mixed-method. Alat ukur kuantitatif menggunakan Adversity quotient Response Profile dari Paul G Stolz, sementara Spiritualitas Islam diadaptasi dari The Muslim ReligiosityPersonality Inventory (MRPI). Untuk kualitatif menggunakan wawancara mendalam semi-struktur. Hasilnya terdapat hubungan positif antara Adversity quotient dengan Spiritualitas Islam. Sementara hasil kualitatif mampu mengungkapkan alasan untuk menjelaskan hasil hubungan positif tersebut.  ......This study discusses to explain the results of the results of the difficulties and the spirituality of Islam towards Muslim environmental activists. Researchers see the role in the environment as needed. However, it is not easy to be an environmental activist. Various kinds of obstacles they face. Starting economic losses, legal threats, to loss of safety. In order for environmental activists to survive and be able to face their difficulties, readiness is needed to overcome, overcome, overcome the difficulties or problems they face. This is where the role of Adversity quotient (AQ) is needed to support the environment, such as the need to be able to overcome difficulties. Not only that, it turned into an activist. The environment also influenced activist spirituality. They are able to find the meaning behind their activities to become a supporter of the Environment. The method used in this study is a mixed-method method. Quantitative measuring instruments use the Adversity quotient. Profile of Responses from Paul G Stolz, while Islamic Spirituality was adapted from the Inventory of Muslim-Personality Religiosity (MRPI). For qualitative use semi-structured in-depth interviews. The result is a positive relationship between Adversity quotient and Islamic Spirituality. While qualitative results can be revealed the reasons for explaining the results of these positive relationships. 
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>